NPM : 2010101088
Tema yangdipilih : Pengangguran
Introduction (Pendahuluan)
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor produksi sangat penting
peranannya, berbeda dengan kedudukannya dari faktor-faktor produksi lain, sebab
sumber daya manusia ini memiliki peranan sebagai subjek dan objek dari sebuah
pembangunan. Salah satu tujuan dari pembangunan ialah mengurangi pengangguran,
dimana secara tidak langsung dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan
bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Permasalahan ini menerpa
masyarakat hingga pemerintah yang tak kunjung usai. Permasalahan ini tergolong
masalah sosial ekonomi, angka pengangguran di Indonesia terbilang cukup tinggi yang
menjadikannya seperti bom waktu apabila tak segera diselesaikan. Rendahnya
produktivitas tenaga kerja di Indonesia berdampak terhadap kinerja dan kepercayaan
para pemberi modal untuk menggunakan jasa tenaga kerja di negara ini
Pelaku usaha juga enggan menerima murid SMK sebagai pekerja magang karena
menganggap murid SMK merepotkan. Upaya yang dimaksud di antaranya pembuatan
peta jalan pengembangan SMK, pengembangan dan penyelarasan kurikulum. Selain itu,
inovasi pemenuhan dan peningkatan profesioalitas guru dan tenaga pendidik, kerja sama
sekolah dengan dunia usaha dan industri maupun perguruan tinggi, peningkatan akses
sertifikasi lulusan dan akreditasi SMK, serta pembentukan kelompok kerja
pengembangan SMK. Lulusan diperlukan tenaga kerja yang tidak hanya mempunyai
kemampuan bekerja dalam bidangnya (hard skills) namun juga sangat penting untuk
menguasai kemampuan menghadapi perubahan serta memanfaatkan perubahan itu
sendiri (soft skills). Oleh karena itu menjadi tantangan pendidikan untuk
mengintegrasikan kedua macam komponen kompetensi tersebut secara terpadu dan
tidak berat sebelah agar mampu menyiapkan SDM utuh yang memiliki kemampuan
bekerja dan berkembang di masa depan. Kompetensi utama yang diharapkan industri
meliputi urutan: Jujur, Disiplin, Komunikasi, Kerjasama, dan Penguasaan Bidang Studi
(Suwarno, 2021).
Oversupply
Dibalik kurangnya kualitas ketika sudah lulus sekolah, terlalu banyak penawaran
tenaga kerja juga membawa masalah baru. Setiap tahun lulusan SMK cenderung
meningkat, sementara lapangan pekerjaan cenderung tidak mengelami peningkatan, dan
pemerintah belum mampu menyediakan lapangan pekerjaan. Jumlah SMK di Indonesia
sebanyak 14.498 sekolah, dengan jumlah sekolah negeri adalah 3.696 sekolah, dan
sebanyak 10.802 sekolah swasta. Berdasarkan (Katadata, 2021) Lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia tercatat sekitar 1,63 juta orang pada tahun
ajaran 2020/2021. Rinciannya, sebanyak 702.517 orang dari sekolah negeri dan 929.755
oranag dari sekolah swasta. Jumlah itu pun melanjutkan peningkatan sejak dua tahun
ajaran sebelumnya. Pada 2018/2019, lulusan SMK mencapai 1,47 juta orang, terdiri dari
629.873 orang asal negeri dan 842.130 orang asal swasta. Kemudian, naik menjadi 1,58
juta orang pada 2019/2020, terdiri dari 717.286 orang asal negeri dan 867.572 orang
asal swasta. Hanya 60 - 65 persen lulusan SMK yang terserap ke dunia kerja. Tingkat
angkatan kerja baru yang tak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan membuat
para lulusan baru ini tak banyak terserap menjadikan banyaknya pengangguran.
Penyebab lainnya karena usia lulusan siswa-siswi SMK rata-rata masih berumur
17 tahun. Padahal menurut Organisasi Buruh Intersional (ILO 138) usia minimum
untuk diperbolehkan masuk kerja setiap jenis pekerjaan atau kerja, yang karena sifatnya
atau karena keadaan lingkungan dimana pekerjaan itu harus dilakukan mungkin
membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral orang muda, tidak boleh kurang dari
18 tahun. Sebetulnya pemerintah sudah membuat kebijakan tentang revitalisasi SMK
yang tertuang melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016, Presiden
menegaskan perlunya revitalisasi SMK untuk meningkatkan kualitas SDM. Inpres
tersebut menugaskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat peta
jalan pengembangan SMK, menyempurnakan, dan menyelaraskan kurikulum SMK
dengan kompetensi, serta meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK.
Conclusion (Simpulan)
References (Referensi)
Bahasoan, B. Z. (2019). Analisis Pengaruh IPM, Upah Minimum, Inflasi Dan PDRB
Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kota Surakarta Tahun 2002-2017. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 5–24.
Fahri, Jalil, A., & Kasnelly, S. (2020). Meningkatnya Angka Pengangguran Di Tengah
Pandemi (Covid-19). 2(pengangguran akibat covid 19), 45–60.
Franita, R. (2016). Analisa Pengangguran Di Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan
Sosial, 1(12), 88–93.
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/viewFile/97/97
Indayani, S., & Hartono, B. (2020). Analisis Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi
sebagai Akibat Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi & Manajemen Universitas
Bina Sarana Infoematika, 18(2), 201–208.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/perspektif/article/view/8581
Katadata. (2021a). BPS: Sarjana yang Menganggur Hampir 1 Juta Orang pada
Februari 2021. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/05/31/bps-sarjana-
yang-menganggur-hampir-1-juta-orang-pada-februari-2021
Katadata. (2021c). Jumlah Pengangguran Capai 8,75 Juta Orang per Februari 2021.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/05/05/jumlah-pengangguran-
capai-875-juta-orang-per-februari-2021
Pusparisa, Y. (2021). BPS: Sarjana yang Menganggur Hampir 1 Juta Orang pada
Februari 2021. Katadata.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/05/31/bps-sarjana-yang-
menganggur-hampir-1-juta-orang-pada-februari-2021
Suwarno, D. (2021, July 20). Mutu Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Era Global.
Radar Semarang Digital. https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-
guruku/2021/07/20/mutu-lulusan-sekolah-menengah-kejuruan-di-era-global/