Anda di halaman 1dari 22

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

(ELASTISITAS, BIAYA MARGINAL, PENERIMAAN MARGINAL, UTILITAS


MARGINAL, PRODUK MARGINAL, DAN ANALISIS KEUNTUNGAN MAKSIMUM)

Dosen Pengampu : Drs. Slamet Abadi, M.Si.


Mata Kuliah : Matematika

Disusun Oleh :
Kelompok 6 – 2C Agribisnis
Nuraena 2210631200018
Suci Novianti 2210631200029
Belinda Putri Santosa 2210631200079

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


FAKULTAS PERTANIAN
AGRIBISNIS
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas matematika yang berjudul “Diferensial
Fungsi Sederhana Dalam Penerapan Ekonomi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Matematika dan bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai perhitungan dan penerapan turunan dalam permasalahn ekonomi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Slamet Abadi, M.Si., selaku Dosen
Matematika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membagikan pengetahuannya, sehingga tugas ini dapat
terselesaikan. Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan dari
makalah ini.

Karawang,18 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1. Latarbelakang ....................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
1.3. Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
2.1. Pengertian Diferensial .......................................................................................................... 5
2.2. Pengertian Diferensial Fungsi Sederhana ............................................................................ 5
2.3. Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana............................................................................. 6
2.3.1. Elastisitas.......................................................................................................................... 6
2.3.2. Biaya Marginal ................................................................................................................ 12
2.3.3. Penerimaan Marginal ...................................................................................................... 13
2.3.4. Utilitas Marginal ............................................................................................................. 15
2.3.5. Produk Marginal .............................................................................................................. 16
2.3.6. Analisis Keuntungan Maksimum .................................................................................... 17
BAB III ......................................................................................................................................... 21
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................ 21
3.2. Saran .................................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latarbelakang
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep
yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi kedalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Ilmu Matematika banyak diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari karena dapat menentukan keputusan dari suatu masalah yang terjadi. Matematika
adalah ilmu yang mendampingi berbagai cabang ilmu lainnya sehingga matematika ini perlu di
pelajari terutama untuk yang memperdalam ilmu ekonomi, akuntansi dan lainnya
Diferensial adalah turunan dari sebuah fungsi dengan cara mengukur perubahan nilai fungsi
terhadap perubahan nilai variabelnya. Diferensail terbagi menjadi dua diantaranya diferensial
fungsi sederhana dan diferensial fungsi majemuk. Diferensial fungsi sederhana ini diterapkan
dalam bidang ekonomi dan bisnis karena bisa menurunkan keseimbangan harga penawaran dan
permintaan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas terdapat masalah yang ada,yakni :
1. Bagaimana rumus diferensial fungsi sederhana dalam penerapan ekonomi?
2. Bagaimana cara penerapan perhitungan diferensial fungsi sederhana pada penerapan
ekonomi?
1.3.Tujuan
Adapun tujuannya sebagai berikut :
1. Memahami rumus diferensial fungsi sederhana dalam penerapan ekonomi.
2. Mengetahui dan mempelajari cara penerapan perhitungan diferensial fungsi sederhana pada
penerapan ekonomi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Diferensial
Diferensial adalah tingkat perubahan suatu fungsi yang berhubungan dengan perubahan
kecil dalam variabel bebas fungsi yang berkelanjutan. Diferensial adalah turunan fungsi lain dari
suatu fungsi sebelumnya, misalnya fungsi f menjadi f’ yang memiliki nilai tak beraturan. Sehingga
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat variabel bebas, variabel tak bebas
dan derivatif-derivatif (turunan) dari variabel tak bebas terhadap variabel bebas atau dapat
dikatakan bahwa diferensial adalah tingkat perubahan suatu fungsi atas adanya perubahan variabel
bebas dari fungsi tersebut. Menurut banyaknya variabel bebas persamaan diferensial dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1) Persamaan diferensial biasa (jika terdapat 1 variabel bebas)
2) Persamaan diferensial parsial (jika terdapat lebih dari 1 variabel bebas).
Dengan diferensial dapat menyelidiki kedudukan-kedudukan khusus dari fungsi, misalnya
titik maksimum, titik belok dan titik minumummnya (jika ada). Suatu fungsi dapat dikatakan
𝑓 (𝑥)−𝑓 (𝑎)
memiliki suatu turunan/diferensial apabila nilai limit lim ada, dengan ini konsep dari
𝑥 →𝑎 𝑥−𝑎
𝑑𝑦 Δ𝑦 Δ𝑦
derivatif dinyatakan dengan 𝑑𝑥 = lim dengan Δ𝑥 (biasanya untuk fungsi kontinu). Pernyataan
∆𝑥 →0 Δ𝑥
gabungan yang dibaca ”derivatif y berkaitan x” Yang dimaksud dengan turunan y terhadap x
d𝑦 Δ𝑦
dinotasikan dengan .derivatif ini sama dengan rasio (biasanya untuk deskrit) saat Δx
d𝑥 Δ𝑥
mendekati nol sehingga dari hal ini dapat mengukur kemiringan kurva linear.
2.2.Pengertian Diferensial Fungsi Sederhana
Secara umum diferensial membahas tentang pengaruh perubahan suatu variabel terhadap
variabel lainnya dalam suatu persamaan matematika. Diferensial fungsi sederhana adalah tingkat
perubahan fungsi karena yang berhubungan dengan perubahan sederhana pada variabelnya.
Diferensial sering dikaitkan dengan konsep elastisitas,marginal dan optimasi sehingga dapat
mengetahui posisi dari fungsi yang sedang dipelajari seperti titik maksimum, titik belok ataupun
titik minimum. Konsep diferensial menjadi salah satu alat analisis yang penting dalam ekonomi.
Berdasarkan kaidah deferensi, diketahui bahwa turunan dari suatu fungsi berderajat "n" adalah
sebuah fungsi berderajat "n-1". Dengan kata lain, turunan dari fungsi berderajat 3 adalah sebuah
fungsi berderajat 2, turunan dari fungsi berderajat 2 adalah sebuah fungsi berderajat 1, turunan dari
fungsi berderajat 1 adalah sebuah fungsi berderajat 0 atau konstanta, dan akhirnya turunan dari
sebuah konstanta adalah 0.
Turunan suatu fungsi f adalah fungsi lain f'. Jika (𝑥) = 𝑥³ + 7𝑥 adalah rumus untuk f, maka
𝑓′(𝑥) = 3𝑥² + 7 adalah rumus untuk f'. Ketika menurunkan f, artinya mendiferensiasikan f. Turunan
mengoperasikan f untuk menghasilkan f'. Biasanya menggunakan simbol D untuk menandakan
operasi diferensial. Simbol D menyatakan turunan (terhadap peubah x). Maka menuliskan D f(x)
= f'(x) atau 𝐷 (𝑥³ + 7𝑥) = 3𝑥² + 7. Jika diketahui suatu fungsi y = f(x) kemudian ada tambahan

5
variabel bebas dengan x sebesar nilai ∆x (baca: "delta x"), sehingga bentuk umum persamaannya
dapat dituliskan menjadi :

Penjelasannya adalah jika ∆x adalah tambahan pada x, dan jika ∆y merupakan tambahan
pada y maka berkenaan tersebut berarti adanya tambahan pada variabel x Apabila ∆y timbul akibat
adanya unsur ∆x, maka solusi permasalahannya adalah ruas kiri dan kanan dari persamaan terakhir
di atas keduanya dibagi dengan ∆x, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

𝚫𝒚 𝒇(𝒙 + ∆𝒙) − 𝒇(𝒙)


=
𝚫𝒙 ∆𝒙

Jika bentuk dari Δ𝑦 Δ𝑥 ini dinamakan dengan suatu hasil bagi pada perbedaan ∆x atau
koefisien diferensi (difference quotient). Hal ini berarti menggantikan tingkat perubahan rata-rata
pada variabel terikat pada y dengan variabel bebas pada x.
2.3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana
Teori diferensial ini diterapkan dalam konsep elastisitas, konsep nilai marjinal dan konsep
optimasi. Pada kaitannya dengan konsep elastisitas, pada pokok bahasan ini secara berurutan akan
dibahas penerapan diferensial dalam penghitungan elastisitas berbagai variabel ekonomi.
Sedangkan dalam kaitannya dengan konsep nilai marjinal dan konsep optimasi, akan dibahas
penerapan diferensial dalam pembentukan fungsi atau penghitungan nilai marjinal dari berbagai
variabel ekonomi, serta penentuan nilai optimum dari fungsi atau variabel yang bersangkutan.
Selanjutnya akan dibahas pula hubungan antara nilai total, nilai marjinal dan nilai rata-rata dari
fungsi biaya dan fungsi produksi.
2.3.1. Elastisitas
Elastisitas adalah pengukuran tingkat respon/kepekaan satu variabel terhadap variabel
yang lainnya. Elastisitas menunjukkan perubahan satu variabel sebagai akibat dari perubahan
variabel lainnya. Elastisitas yakni adanya besar kecilnya respon/kepekaan dilihat dari besarnya
angka koefisien elastisitas/indeks elastisitas. Elastisitas merupakan persentase perubahan y
terhadap persentase perubahan x. Elastisitas y terhadap x dari fungsi y = f(x) adalah
perbandingan antara perubahan relatif dalam variabel terikat y terhadap perubahan relatif
dalam variabel bebas x. Yang dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝑬𝒚 (𝚫𝒚/𝒚) 𝒅𝒚 𝒙
𝜼 = 𝑬𝒙 = 𝐥𝐢𝐦 = .𝒚
∆𝒙→𝟎 (𝚫𝒙/𝒙) 𝒅𝒙
6
Elastisitas dapat digunakan untuk mengukur ketanggapan permintaan atau penawaran
suatu barang terhadap perubahan harganya atau pendapatan konsumen. Selain itu terdapat tiga
jenis elastisitas yakni elastisitas permintaan, elastisitas penawaran dan elastisitas produk.
a. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (price elasticity of demand) adalah suatu koefisien yang
menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan
harga. Jadi, merupakan rasio anatara presentase perubahan jumlah barang yang diminta
terhadap presentase perubahan harga. Jika, fungsi permintaan dapat dinyatakan Qd = f (P),
maka elastisitas permintaannya :

∆𝑸
%∆𝑸𝒅 𝑬𝑸𝒅 ( 𝑸 𝒅) 𝒅𝑸𝒅 𝑷
𝜼𝒅 = = = 𝐥𝐢𝐦 𝒅
∆𝑷 = .𝑸
%∆𝑷 𝑬𝑷 ∆𝑷→𝟎 (𝑷) 𝒅𝑷 𝒅

𝒅𝑸𝒅
Dimana tak lain adalah Q’d atau f’ (P)
𝒅𝑷
Ket :
𝜂𝑑 : Efisiensi elastisitas permintaan
𝑄𝑑 : Jumlah permintaan mula-mula
𝑃 : Harga barang mula-mula
𝑄 : Jumlah permintaan mula-mula
∆𝑄 : Perubahan jumlah permintaan
∆𝑃 : Perubahan harga barang
Permintaan suatu barang dikatakan bersifat:
• Elastis → jika ηd > 0, maka harga barang tersebut berubah sebesar presentase tertentu,
maka permintaan terhadapnya akan berubah dengan persentase yang lebih besar
daripada perubahan harganya
• Inelastis → jika ηd < 0, maka harga barang tersebut berubah sebesar presentase
tertentu, maka permintaan terhadapnya akan berubah dengan persentase yang lebih
kecil daripada perubahan harganya
• Uniter → jika ηd = 0, maka harga barang tersebut berubah sebesar presentase tertentu,
maka permintaan terhadapnya akan berubah dengan persentase yang sama dengan
perubahan harganya
Contoh 1

7
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Qd = –8 + 4P2.
Tentukan elastisitas permintaannya pada tingkat harga P = 2 !
Penyelesaian :
Qd = -8 + 4P2
𝑑𝑄𝑑
Q’d =
𝑑𝑃

= 8P
Jadi,persamaanya :
𝑑𝑄𝑑 𝑃
𝜂𝑑 = .
𝑑𝑃 𝑄𝑑
2
= 8P .
−8+4𝑃2
2
= 8(2) .
−8+4(2)2
2
= 16 .
8
= 4 → (Elastis)

Jadi, 𝜂𝑑 = 4 ( elastis ) artinya pada kedudukan harga P = 2, jika harga barang naik sebesar
1 %, maka permintaannya akan turun sebanyak 4 % .
Contoh 2
Permintaan suatu barang dicerminkan oleh D = 4 – P, dimana D melambangkan jumlah
barang yang diminta dan P adalah harga per-unit. Hitunglah elastisitas permintaannya pada
tingkat harga P = 3 dan tingkat permintaan D = 3.
Penyelesaian :
D =4–P
𝑑𝐷
D’ =
𝑑𝑃

D’ = -1
Maka Pada P = 3
D=4–P
D=4–3
D=1

8
Sehingga persamaanya :
𝑑𝐷 𝑃
𝜂𝑑 = .
𝑑𝑃 𝐷
3
= -1 .
1
= -3 (Elastik)
Maka Pada D = 3
D =4–P
3 =4–P
P =1
Sehingga persamaanya :
𝑑𝐷 𝑃
𝜂𝑑 = .
𝑑𝑃 𝐷
1
= -1 .
3
1
=- (Inelastik)
3
Jadi, nilai elastisitas permintaan pada harga P = 3 yakni elastisitas bersifat elastik
sedangkan pada D = 3 elastisitas permintaanya bersifat inelastik.
b. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (price elasticity of supply) adalah besarnya perubahan jumlah barang
yang ditawarkan karena adanya perubahan harga. Jadi, elastisitas permintaan merupakan rasio
antara presentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase perubahan
harga. Fungsi penawaran dinyatakan Qs= f (P), maka elastisitas penawarannya:

∆𝑸
%∆𝑸𝒔 𝑬𝑸𝒔 ( 𝑸 𝒔) 𝒅𝑸𝒔 𝑷
𝜼𝒔 = = = 𝐥𝐢𝐦 𝒔
∆𝑷 = .𝑸
%∆𝑷 𝑬𝑷 ∆𝑷→𝟎 (𝑷) 𝒅𝑷 𝒔

𝒅𝑸𝒔
Dimana tak lain adalah Q’s atau f’ (P)
𝒅𝑷

Ket :
𝜂𝑠 : Efisiensi elastisitas penawaran

9
𝑄𝑠 : Jumlah penawaran mula-mula
𝑃 : Harga barang mula-mula
𝑄 :jumlah penawaran mula -mula
∆𝑄 : Perubahan jumlah penawaran
∆𝑃 : Perubahan harga barang

Penawaran akan suatu barang dikatakan bersifat elastik apabila 𝜂𝑠 > 1, elastik-uniter jika
𝜂𝑠 =1, dan inelastik bila 𝜂𝑠 < 1. Barang yang penawarannya inelastik mengisyaratkan bahwa
jika harga barang tersebut berubah sebesar persentase tertentu, maka penawarannya berubah
(secara searah) dengan persentase yang lebih kecil daripada persentase perubahan harganya.
Contoh:
Fungsi penawaran suatu barang dicerminkan oleh Qs = –400 + 8P2. Berapa elastisitas
penawarannya pada tingkat harga P1 = 12 dan P2 = 18 ?
Penyelesaian :
Qs = – 400 + 8P2
𝑑𝑄𝑠
Q’s =
𝑑𝑃

= 16P
Jadi, persamaannya :
𝑑𝑄𝑠 𝑃
𝜂𝑠 = .
𝑑𝑃 𝑄𝑠
𝑃
= 16P .
−400+ 8𝑃2

Subtitusikan P1 dan P2 :
12
P1 = 16 (12) .
−400+ 8(12)2
12
= 192 .
752

= 3,1
18
P2 = 16 (18) .
−400+ 8(18)2
18
= 288 .
2192

10
= 2,4
Jadi, elastisitas penawaran pada P1 adalah 3,1 dan P2 adalah 2,4.
c. Elastisitas Produksi
Elastisitas produksi adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah
keluaran (ouput) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan (input) yang
digunakan. Jadi, elastisitas produksi merupakan rasio antara presentase perubahan jumlah
keluaran terhadap presentase perubahan jumlah masukan . Jika P melambangkan jumlah produk
yang dihasilkan sedangkan X melambangkan jumlah faktor produksi yang digunakan, dan
fungsi produksi dinyatakan dengan P = f (x), maka elastisitas produksinya :

∆𝑷
%∆𝑷 𝑬𝑷 (𝑷) 𝒅𝑷 𝑿
𝜼𝒔 = = = 𝐥𝐢𝐦 ∆𝑿 = .𝑷
%∆𝑿 𝑬𝑿 ∆𝑿→𝟎 ( ) 𝒅𝑿
𝑿

𝒅𝑷
Dimana adalah produk marjinal dari X [P’ atau f’(X)]
𝒅𝑿
Ket :
𝜂𝑝 : Efisiensi elastisitas produk

P : Jumlah produk yang dihasilkan


𝑋 : Jumlah faktor produksi yang digunakan
∆𝑋 : Perubahan jumlah produksi
∆𝑃 : Perubahan harga barang
Contoh:
Fungsi produksi suatu barang ditunjukan oleh persamaan P = 6 X2 – X3 . Hitunglah
elastisitas produksinya pada tingkat penggunaan factor produksi sebanyak 3 unit dan 7 unit.
Penyelesaian :
P = 6 X2 – X3
𝑑𝑃
P’ =
𝑑𝑋
= 12X – 3X2
Jadi, persamaan elastisitasnya :
𝑑𝑃 𝑋
𝜂𝑝 = .
𝑑𝑋 𝑃
𝑋
= 12X – 3X2 .
6𝑋 2 −𝑋 3
Maka subtitusikan pada X1 dan X2 :

11
3
X1 = 12 (3) – 3 (3)2 .
6(3)2 −(3)3
3
= ( 36 – 27) .
54−27
3
= 9.
27
=1
7
X2 = 12 (7) – 3 (7)2 .
6(7)2 −(7)3
7
= (84 – 147) .
294−343
7
= (-63).
−49
=9
Jadi, elastisitas produksi pada X1 adalah 1 dan untuk X2 adalah 9.

2.3.2. Biaya Marginal


Biaya marjinal (Marjinal Cost) adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk produksi
persatuan unit produk tambahan. Di dalam matematik Biaya Marjinal termasuk ke dalam Fungsi
Derivatif Pertama dan fungsi biaya total. Jika fungsi biaya total dituliskan dalam bentuk :

C= f (Q)

Keterangan :
C = biaya total
Q = jumlah produk.
Maka biaya marjinalnya:

𝒅𝑪
𝑴𝑪 = 𝑪′ =
𝒅𝑸
Pada umumnya fungsi biaya total yang non-linear berbentuk fungsi kubik (X³), sehingga
fungsi biaya marjinalnya berbentuk fungsi kuadrat (X²). Sehingga kurva biaya marjinal (MC)
selalu mencapai titik minimum tepat pada saat kurva biaya total (C) berada pada titik beloknya.
Jika y’’ > 0 pada y’= 0 maka titik ekstrim adalah maksimum dan y = f (x) berada pada
titik belok y’’=0
Contoh:
• Biaya total :
C= f (Q) = Q³ - 3Q² + 4Q + 4
• Biaya marjinal :

12
𝑑𝐶
𝑀 = 𝐶′ = =3Q²- 6Q + 4
𝑑𝑄
(MC)’ = C’’ = 6Q – 6
6Q – 6 =0
6
Q =6
Q =1
Ingat MC akan minimum jika MC’ = 0
Pada Q = 1
MC = 3Q² - 6Q + 4
= 3 (1)² - 6(1) + 4
= 3–6+4
= 1
C = Q³ - 3Q² + 4 Q + 4
= (1)³ - 3 (1) ² + 4 (1) + 4
= 1–3+4+4
= 6
• Grafik marginalnya

Gambar Biaya Marginal


2.3.3. Penerimaan Marginal
Penerimaan marjinal (Marjinal Revenue) adalah penerimaan tambahan yang diperoleh
karena adanya satu unit keluaran yang diproduksi atau dijual. Jadi fungsi penerimaan marjinal
adalah derivatif pertama dari fungsi penerimaan total. Jika fungsi penerimaan total dinyatakan
dengan

R = f (Q)
Keterangan :
R = Penerimaan total

13
Q = Jumlah keluaran
Maka penerimaan marjinalnya :

𝒅𝑹
𝑴𝑹 = 𝑹′ =
𝒅𝑸

Karena fungsi penerimaan total itu non linear pada umumnya berbentuk fungsi kuadrat
(parabolik), fungsi penerimaan marjinalnya akan berbentuk fungsi linear. Kurva penerimaan
marjinal selalu mencapai titik 0 tepat saat kurva penerimaan total (R) berada pada posisi puncak.
Contoh:
Fungsi permintaan ditunjukkan oleh P = 900 - 1,5Q.
a. Bagaimana fungsi penerimaan totalnya?
b. Berapa besarnya penerimaan total jika terjual 200 unit barang dan hitung harga per unit?
c. Hitung juga penerimaan marjinal jika penjualan bertambah 50 unit dan tentukan tingkat
penjualan yang menghasikan penerimaan total maksimum dan berapa besarnya penerimaan
total maksimum tersebut?
Penyelesaian:
• Fungsi penerimaan: R =Q.P
R = Q (900 - 1, 5Q)
R = 900Q – 1,5 Q2
• Jika Q = 200
R = 900(200) - 1,5(200)²
= 120.000
P = 900 - 1, 5 (200)
= 600
• Jika Q = 200+50
R = 900(250) - 1, 5 (250)2
= 131,2
𝒅𝑹
• MR = 𝒅𝑸

131.250−120.000
= 250−200

= 225
14
• R = 900Q – 1,5Q2
• Rmax pada R’ =0
R’ = 900 – 3Q = 0
−𝟗𝟎𝟎
Q = −𝟑

Q = 300

Gambar Penerimaan Marginal


2.3.4. Utilitas Marginal
Utilitas marjinal (marjinal utility) adalah utilitas tambahan didapatkan konsumen karena
satu unit barang tambahan yang dikonsumsinya. Jadi fungsi utilitas marjinal merupakan derivatif
pertama dari fungsi utilitas total. Jika fungsi utilitas total dinyatakan dengan U= f (Q)
Keterangan :
U= utilktas total
Q= jumlah bafang yang dikonsumsi
Maka utilitas marjinalnya :

𝒅𝑼
𝑴𝑼 = 𝑼′ =
𝒅𝑸

Fungsi utilitas total yang non-linier berbentuk fungsi kuadrat, fungsi utilitas marjinal akan
berbentuk fungsi linear. Kurva MU selalu mencapat titik 0 tepat pada saat kura Utilitas total (U)
berapa pada posisi puncak.
Contoh:
U = f(Q) = 90Q – 5𝑄 2
MU = U’ = 90 – 10Q

15
U maksimum pada MU = 0
MU = 0 -> 90 – 10Q = 0
Q=9
U maksimum = 90 (9) – 5(9)
= 810 – 45
= 765

Gambar Utilitas Marginal


2.3.5. Produk Marginal
Marjinal Product (MP) adalah produk tambahan yang dihasilkan dari satu unit tambahan
faktor produksi yang digunakan. Jadi fungsi produk marjinal merupakam derivatif pertama dari
fungsi produk total. Jika fungsi produk total dinyatakan P =f (X)
Keterangan :
P = jumlah produk total
X = jumlah masukan
Maka produk marjinalnya :

𝒅𝑷
𝑴𝑷 = 𝑷′ =
𝒅𝑿

Karena fungsi produk total yang non-linear pada umumnya berbentuk fungsi kubik, fungsi
produk marjinalnya akan berbentuk fungsi kuadrat (parabolik). Kurva produk marjinal (MP) selalu
mencapai nilai ekstrimnya, dalam hal ini nilai maksimum, tepat pada saat kurva produk total (P)
berada pada posisi titik beloknya; kedudukan ini mencerminkan berlakunya hukum tambahan hasil

16
yang semakin berkurang (the law of the diminishing return). Produk total mencapai puncaknya
ketika produk marjinalnya nol. Sesudah kedudukan ini, produk total menurun bersamaan dengan
produk marjinal menjadi negatif. Area di mana produk marjinal negatif menunjukkan bahwa
penambahan penggunaan masukan yang bersangkutan justru akan mengurangi jumlah produk
total, mengisyaratkan terjadinya disefisiensi dalam kegiatan produksi. Dalam area ini, jika produk
total hendak ditingkatkan, jumlah masukan yang digunakan harus dikurangi.
Contoh:
Produk total : P = f(x) = 9𝑋 2 -𝑋 3
Produk Marjinal : MP =P’ = 18X - 3𝑋 2
P maksimum pada P’ = 0
18X - 3𝑋 2 = 0
3X (6 - X) = 0 -> X = 6
P maksimum = 9(6)2 - (6)3 = 108
P berada pada di titik belok dan MP maksimum pada P’’ =(MP’) = 0, Yakni pada X = 3

Gambar Produk Marginal


2.3.6. Analisis Keuntungan Maksimum
Tingkatan suatu produksi akan memberikan keuntungan dan kerugian dimana keuntungan
dan kerugian maksimum bisa dicari dengan pendekatan diferensial. Karena baik penerimaan total
(R) maupun biaya total (C) sama-sama merupakan fungsi dari jumlah output yang dihasilkan dari
produk yang terjual (Q). Maka dari sini dapat dibentuk suatu fungsi baru yaitu fungsi keuntungan
(л).
Fungsi Keuntungan/Laba:

𝝅 = 𝑻𝑹 − 𝑻𝑪
𝝅′ 𝒐𝒑𝒕𝒊𝒎𝒖𝒎 = 𝑴𝑹 = 𝑪

17
Jika 𝝅” < 0 maka maksimum = keuntungannya maksimum
Jika 𝝅” > 0 maka minimum = kerugian maksimum
Pada gambar dibawah terlihat ada dua keadaan di mana -0 (MR- MC), yakni pada tingkat
produksi Q1 dan Q3. Pada tingkat produksi Q1 jarak terlebar antara kurva penerimaan total (R) dan
kurva biaya total (C) mencer minkan selisih negatif terbesar. Hal ini berarti terjadi kerugian
maksimum sebagaimana tercermin oleh kurva n yang mencapai minimumnya di titik G.

Sedangkan pada tingkat produksi Q3 jarak terlebar antara kurva R dan kurva C mencerminkan
selisih positif terbesar. Hal ini berarti terjadi keuntungan maksimum, sebagaimana tercermin oleh
kurva n yang mencapai maksimumnya di titik H.
Dengan demikian syarat agar diperoleh keuntungan maksimum adalah:
𝝅′ = 0 atau MR = MC
𝝅′ ′ atau MR = MC atau (MR) <(MC)
Syarat pertama disebut syarat yang diperlukan (necessary condition) sedangkar syarat kedua
disebut syarat yang mencukupkan (sufficient condi- tion).

18
Contoh 1
Diketahui P = 1000 - 2Q dan C = Q3 - 59Q2 + 1315Q +2000, maka tentukan :
a. Berapakah produk yang harus di produksi dan di jual sehingga dapat diperoleh laba yang
maksimum ?
b. Berapakah laba maksimum tersebut?
Jawab:
Fungsi pendapatan:
R = P.Q
R = (1000-2Q). Q
R’ = 1000Q - 2Q 2
Fungsi biaya:
C = Q3 - 59Q2 + 1315Q + 2000
Fungsi laba:
𝜋 =R-C
= (1000Q - 2Q2) - (Q3- 59Q2 + 1315Q + 2000)
= - Q3 + 57Q2 – 315Q – 2000
Laba Maksimum:
𝜋′ = - 3Q2 + 114Q - 315 = 0 :-3
Q – 38Q + 105 =0
(Q – 3) (Q – 35) =0
maka diperoleh Q1 = 3 dan Q2 = 35
𝜋” = -6Q + 114
Untuk Q1 = 3 maka 𝜋” = -6 (3) + 114 = 96 > 0 (laba minimum)
Untuk Q2 = 35 maka 𝜋” = -6 (35) + 114 = -96 < 0 ( laba maksimum)
𝜋𝑚𝑎𝑘𝑠 = -Q3 + 57Q2 – 315Q – 2000
= - (35)3 + 57 (35)2 - 2000
= 13.925
Jadi dengan memproduksi dan menjual output sebanyak 35 maka akan diperoleh laba
maximum sebanyak 13.925

19
Contoh 2
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = -150q + 10.000 dengan biaya
variabel yang berupa persamaan VC = 20 - 3.000 Q + 1000. Biaya tetap yang dikeluarkan
perusahaan sebesar Rp. 25.000, serta besarnya penerimaan marginal dicerminkan oleh persamaan
MR = -5.000 Q + 15.000. Tentukanlah tingkat penjualan berapa laba perusahaan maksimal dan
berapa besarnya laba tersebut!

20
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Diferensial fungsi sederhana adalah tingkat perubahan fungsi karena perubahan kecil pada
variabelnya. Konsep Diferensial fungsi sederhana diterapkan pada bidang bisnis dan ekonomi
untuk menentukan turunan dari suatu produksi permintaan atau penawaran.
Diferensial sering dikaitkan dengan konsep elastisitas,marginal dan optimasi. Elastisitas dari
suatu fungsi y = f (x) yang terdiri dari elastisitas permintaan, elastisitas penawaran dan elasitisitas
produksi. Marjinal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk produksi persatuan unit produk
tambahan terdiri dari penerimaan marjinal, utilitas marjinal dan produk marjinal. Analisi
maksimum adalah perhitungan suatu produksi mencapai titik maksimum atau minimum.
3.2.Saran
Berdasarkan penulisan paper ini diharapkan dapat menjadi sebuah referensi dan
pembelajaran tentang penerapan diferensial fungsi sederhana dalam matematika bagi pembaca.
Serta penerapan diferensial ini dapat mudah dipahami dan dipelajari dan melatih kemampuan
berhitung dalam program studi yang ditekuni.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dumary (2007) Matematika Terapan untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Indah. S., Wahyudin., dkk (2017). Diferensial Fungsi Sederhana " Konsep
Marjinal".Tulungangung: Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
Nugroho D. Aplikasi Diferensial dalam Ekonomi (Elastisitas). STIE Muhammadiyah Jakarta
Rianto Nur.A (2013). Matematika Terapan Untuk Ekonomi, Bandung: CV Pustaka Setia
Sari Bida. (2014). Matematika Ekonomi Dan Bisnis, Jakarta: Universitas Persada Indonesia
Wirawan. N. (2007). Matematika Ekonomi Dan Bisnis Edisi Keenam. Denpasar: Keraras Emas

22

Anda mungkin juga menyukai