1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penelitian kami mengenai "Pengaruh angka
pengangguran pada masa kini".
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam melakukan penelitian ini.
Kami tahu penelitian kami masih jauh dari kata sempurna, dari penyusunan materi
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
dengan rendah hati kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.
Kami harap hasil proposal penelitian ini dapat berguna dan memberikan pengetahuan
kepada pembaca terkait "Pengaruh angka pengangguran pada masa kini" dan juga dapat
memberikan manfaat lainnya untuk pembaca.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman yang canggih ini, sudah banyak sekali lapangan pekerjaan yang
dikerjakan oleh robot atau atau elektronik, oleh karena itu kita menjadi jarang
memikirkan lapangan kerja bagi manusia tetapi lebih memikirkan lapangan kerja tersebut
dibantu oleh robot, yang pastinya pekerjaan akan lebih cepat terselesaikan dan lebih
sedikit dalam melakukan kesalahan. Zaman sekarang banyak sekali pemuda pemudi
indonesia yang pengangguran dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan. Keterbatasan
lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia sangat cukup tinggi dari tahun ke tahun,
sementara lapangan pekerjaan menjadi indikator penting tingkat kesejahteraan
masyarakat dan sekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan "pendidikan"
dalam mengurangi angka kemiskinan yang ada.
3
pastinya hal tersebut membutuhkan uang. Dan jika pengangguran tersebut dibiarkan
dapat membuat Pendapatan nasional menurun, Produktivitas tenaga kerja dan upah
rendah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu mari mengurangi angka pengangguran
dengan
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah kami ingin:
1. Tujuan dari penelitian ini adalah kami ingin mencari tau lebih dalam mengenai
Pengaruh angka pengangguran pada masa kini "Pengaruh angka pengangguran pada masa
kini"
2. Kami ingin memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai penelitian kami yaitu
"Pengaruh angka pengangguran pada masa kini" dan juga dapat memberikan manfaat
lainnya untuk pembaca.
3. Kami juga ingin memberi tahu dampak dan pengaruh angka pengangguran terhadap
masa kini .
4
1.4 Manfaat
1. Memberikan ilmu dan pengetahuan kepada para pembaca mengenai penelitian yang kami
lakukan.
2. Memberi tau para membaca mengenai bahaya pengangguran di masa kini.
3. Meningkatkan semangat dalam bekerja untuk tidak ingin menjadi pengangguran.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
II. I Kajian Teori dan Penelitian relevan
Secara umum ekonomi ini memiliki pengertian sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia. Segala bentuk usaha dan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidup tersebut dalam rangka untuk mendapatkan kesejahteraan hidup. Hubungan Pengangguran
sering menjadi masalah ekonomi dan pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang
penting di Indonesia, karena bisa mengurangi produktivitas dan pendapatan masyarakat serta
dapat menyebabkan kemiskinan dan masalah sosial. Di Indonesia angka penggangguran makin
meningkat. Pengangguran merupakan salah satu penyakit ekonomi yang sangat berpengaruh
terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi.
6
3. Menurut Rosa, dkk (2019) pengangguran dapat disebabkan oleh banyak hal.
Penyebab - penyebab tersebut dibagi menjadi empat kategori yaitu:
Pengangguran friksional
Pengangguran yang muncul karena adanya waktu yang diperlukan untuk
menyesuaikan kualifikasi pekerja dengan pekerjaan yang tersedia.
Pengangguran structural
Pengangguran yang muncul karena keterampilan yang diminta oleh pemberi kerja
tidak sesuai dengan keterampilan pencari kerja atau tidak adanya kesesuaian
lokasi antara pekerjaan dan pencari kerja. Hal ini terjadi karena perubahan selera,
teknologi, pajak atau kompetisi yang mengurangi permintaan keterampilan
tertentu dan menaikkan permintaan keterampilan lain.
Pengangguran musiman
Pengangguran karena adanya perubahan permintaan dan penawaran tenaga kerja.
5. Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja
sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan
berusaha memperoleh pekerjaan.
6. Menakertrans
Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan,
mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
7
7. Sadono Sukirno
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
8. Menakertrans
Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan,
mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
Meningkatnya Angka
Pengangguran
8
II. I. I Hipotesis
Seiring berjalannya waktu pemerintah sudah memperbolehkan bekerja di luar rumah, membuat
keadaan kembali menjadi normal seperti dahulu lagi, yaitu dengan gambaran sedikitnya angka
pengangguran di Indonesia. Meurut penulis, angka pengangguran akan menurun dibanding bulan
– bulan di tahun lalu. Dikarenakan sudah terealisasikan new normal dan berjalannya aktivitas
seperti dulu lagi. Jikalau dibandingkan dengan bulan – blan tahun lalu, pastinya angka
persentasenya menjadi lebih sedikit. Dikarenakan pada bulan- bulan tahun lalu, masih terjadi
awal adaptasi terhadap wabah COVID-19. Jadi hipotesis dari kami meujukan kepada
menurunnya angka pengangguran untuk tahun ini.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
III. I Latar Penelitian
Dalam penlisan proposal penelitian kasus ekonomi kami yang berjudul ‘‘Pengaruh Angka
Pengangguran Pada Masa Kini’’ ini kami sangat berusaha untuk mengerjakannya bersama –
sama, jadi kami saling membantu dalam mengerjakan proposal penelitian ini di kelas kami yaitu
kelas X – 4 di SMAN 6 Jakarta yaitu di Jl. Mahakam I Blok C No. 2, Kramat Pela, Kec.
Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan Prov. D.K.I. Jakarta. Selain di kelas, kami juga
mengerjakan dirumah masing – masing dengan cara ada satu anggota yang membuat materi dan
memasukan materi dalam proposal dan anggota lainnya membuat materi lainnya dan
menngirimkan materi tersebut ke anggota pertama tersebut. Dengan pengerjaan proposal
penelitian Bersama - sama menurut kami akan membuat pekerjaan lebih cepat terselesaikan.
10
yang akan diteliti. Populasi yang kami gunakan pada penelitian ini adalah seluruh
masyarakat Indonesia
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2019:127) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan sampel menurut Notoatmodjo (2010) sampel
adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dari kedua pngertian
tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa sampel merupakan orang yang akan diteliti
pada proposal penelitian ini. Sampel yang kami gunakan pada penelitian ini adalah
seluruh masyarakat Indonesia
III. V Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang kami gunakan adalah dengan melihat dari survey – survey yang
berada di situs web / research wawancara dan jurnal – jurnal penelitian.
III. VI Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan pada proposal penelitian ini yaitu :
1. Data kualitatif
Pengertian data kualitatif menurut Sugiyono (2015) adalah data yang berbentuk kata,
skema, dan gambar. Data kualitatif penelitian ini berupa nama dan alamat obyek
penelitian. Pengertian data kuantitatif menurut Sugiyono (2015) adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Data kualitatif adalah data hasil wawancara, catatan riset, data observasi yang dibedakan
berdasarkan kategori, data komentar customer terhadap suatu produk, dan data lainnya
yang tersajikan dalam tulisan. Data ini berbentuk non numerik atau sulit untuk diubah ke
dalam bentuk numerik. Biasanya data ini akan banyak digunakan untuk mengangkat
fenomena sosial.
Sedangkan sumber data yang kami gunakan adalah :
1. Data Primer
Data primer bersifat utama, sehingga keberadaannya wajib untuk membantu
memecahkan rumusan masalah. Data primer adalah data yang bisa Anda dapatkan
dengan beberapa cara misalnya kuesioner, wawancara langsung, atau survei.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan
sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan data
penelitian. Biasanya data-data ini berupa diagram, grafik, atau tabel sebuah informasi
penting
11
III. VII Analisa Data
Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan menurut Moleong (2017:280-281)
analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Ketepatan dan keakuratan data yang terkumpul sangat diperlukan, namun tidak
dapat pula dipungkiri bahwa sumber informasi yang berbeda akan memberikan informasi
yang berbeda pula. Seperti penelitian yang kami usaha dapatkan hanya ada data angka
pengangguran hingga tahun 2022 saja dan kita tidak tahu apa yang terjadi pada angka
pengangguran pada tahun 2023 ini. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha
pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran sendiri yaitu salah satu
contohnya dengan memikirkan perkiraannya sendiri.
Pengumpulan
Display Data
Data
Kesimpulan /
Reduksi Data Verifikasi data
12
1. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2018:247-249) Reduksi data adalah merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan
topik penelitian, mencari tema dan polanya, pada akhirnya memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya. Dalam mereduksi data akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai
dan telah ditentukan sebelumnya. Reduksi data juga merupakan suatu proses
berfikir kritis yang memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018:252-253) kesimpulan dalam penelitian
kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan
perumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada dilapangan. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum
jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
IV. I Waktu dan Tempat Kegiatan
Tempat : SMA Negeri 6 Jakarta yang berlokasi di Jalan Mahakam I No.2 Blok. C,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
14
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks.
Kami memilih topik “ Pembaharuan Pembelajaran Guru yang Berkompeten ”, yang
dimana memberikan suatu motivasi bagi pembaca, baik pelajar maupun pendidik dalam
lembaga pendidikan untuk menemukan suatu pembaharuan cara belajar siswa, yang
meningkatkan perilaku belajar yang baik bagi potensi siswa sendiri, dan bagi pendidik
dengan cara mendidik siswa dengan menjaga kualitas pendidikan yang berkompeten
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks.
Kami memilih topik “ Pembaharuan Pembelajaran Guru yang Berkompeten ”, yang
dimana memberikan suatu motivasi bagi pembaca, baik pelajar maupun pendidik dalam
lembaga pendidikan untuk menemukan suatu pembaharuan cara belajar siswa, yang
meningkatkan perilaku belajar yang baik bagi potensi siswa sendiri, dan bagi pendidik
dengan cara mendidik siswa dengan menjaga kualitas pendidikan yang berkompeten
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
15
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks.
Kami memilih topik “ Pembaharuan Pembelajaran Guru yang Berkompeten ”, yang
dimana memberikan suatu motivasi bagi pembaca, baik pelajar maupun pendidik dalam
lembaga pendidikan untuk menemukan suatu pembaharuan cara belajar siswa, yang
meningkatkan perilaku belajar yang baik bagi potensi siswa sendiri, dan bagi pendidik
dengan cara mendidik siswa dengan menjaga kualitas pendidikan yang berkompeten
IV. III Latar Belakang Penelitian
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran sosiologi yang bertujuan untuk
memperoleh informasi dari narasumber memiliki pengalaman dalam kehidapan pekerja. Latar
belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya mengurangi angka
pengangguran yang saat ini ada di indonesia. Dalam melaksanakan tujuan ini, dia butuh dengan
adanya komponen penting yang menjadi suatu dasar pemikiran itu berjalan, yaitu dengan adanya
guru yang dimilikinya beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan keinginan
masyarakat untuk bekerja dan tidak menganggur.
Kami memilih topik “Pengaruh Angka Pengangguran Pada Masa Kini”, yang dimana
memberikan suatu motivasi bagi pembaca untuk meningkatkan semangat bekerja masyarakat dan
tenaga kerja manusia dalam menghindari pengangguran. Dalam bekerja juga harus memikirkan
hal lain, seperti seberapa jauh lokasinya dari rumah, apa pekerjaannya sesuai dengan karir yang
diinginkan, bagaimana budaya perusahaannya, apakah gaji yang ditawarkan sesuai kebutuhan
atau tidak, dan lain-lain. Tentunya hal tersebut harus difikirkan agar kegiatan dalam bekerja lebih
efektif dan produktif. Oleh karena itu kami memilih salah satu pelajar SMAN 6 Jakarta di kelas
X-4 yang memiliki pengalaman dalam bekerja.
Metode dan teknik penulisan dalam penyusunan laporan ini adalah dengan cara wawancara
secara langsung di lapangan.
16
A. Daftar Pertanyaan
B. Jawaban Narasumber
1. Pendapat saya tentang orang yang menganggur atau tidak punya perkejaan karena banyak
yang phk oleh pihak kantor dan tidak banyaknya ketersediaan lapangan pekerjaan, dan juga
banyak nya pengurangan pekerjaan pada kantor yang terkenal dampak covid-19.
3. Ya, karena di masa pandemi ini kebanyakan kantor memPHK pekerjanya karena
ketidakstabilan dalam ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan juga banyaknya
pengurangan pekerja.
4. Menemukan sebuah perkejaan yang sesuai dengan kualifikasi dan juga pekerjaan yang
nyaman bagi pekerja, dan menemukan sebuah perusahaan yang tidak banyak memiliki
pekerjaan dan juga membuka lowongan pekerjaan.
17
6. Ya, semenjak di beraturannya PSBB membuat seorang pekerja harus bekerja di rumah dan
juga banyak pengurangan pekerja dalam sebuah perusahaan. Selain itu membuat ekonomi
menurun sehingga membuat ketidaksediaan lapangan pekerjaan yang semakin menurun.
18
Gambar IV. I
Mewawancarai salah satu pelajar di kelas X-4 yang sudah memiliki pengalaman dalam bekerja
dalam perusahaan ojek online.
Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah yang diberikan kepada orang yang tidak
bekerja sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Pengangguran juga dapat
diartikan sebagai sebuah situasi ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran
merupakan golongan dari angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan yang dapat
menghasilkan uang. Pengangguran ini tidak terbatas pada orang yang belum bekerja, tetapi dapat
termasuk pula pada orang-orang yang sedang mencari pekerjaan serta orang yang memiliki
pekerjaan namun tidak produktif, sehingga dapat dikategorikan sebagai pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran.
Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang
mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang
yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8).
Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian
yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International
Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran
yaitu:
Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja
yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta
sedang mencari pekerjaan.
Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan
dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa
bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih
bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).
19
Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan
lain.
Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain
(BPS, 2000: 14).
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari keria, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan baik itu
masyarakat maupun pemerintah atau negara akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah sosial, dan masalah ekonomi lainnya.
Untuk mengetahui tingkat pengangguran yang wujud pada suatu waktu tertentu perlulah
terlebih dahulu diketahui jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja yang ada dalam perekonomian.
Jumlah tenaga kerja tidak boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Sebagian daripada
penduduk tidak dapat digolongkan sebagai tenaga kerja, karena mereka masih terlalu muda atau
sudah terlalu tua untuk dapat bekerja dengan efektif. Golongan penduduk ini tidak termasuk
dalam angkatan kerja. Di banyak negara penduduk yang digolongkan sebagai angkatan kerja
adalah penduduk yang berumur 15-59 tahun dan di beberapa negara ia meliputi penduduk yang
20
berumur di antara 15-64 tahun. Tetapi tidak semua penduduk yang berada dalam lingkungan
umur diatas dapat dipandang sebagai tenaga kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak
mecoba untuk mencari pekerjaan maka, walaupun umur mereka adalah dalam lingkungan umur
di atas, mereka tidak termasuk dalam golongan angkatan kerja.
Tetapi memang bear kecilnya angka pengangguran sangat tergantung dari definisi atau
pengklasifikasian pengangguran. Setidak-tidaknya ada dua dasar utama klasifikasi
pengangguran, yaitu pendekatan angkatan kerja (labour force approach) dan pendekatan
pemanfaatan tenaga kerja (labour utilization approach).
21
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya.
22
bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan
yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dll.
Masalah ketenagakerjaan menjadi semakin pelik karena setiap tahun upah buruh
diwajibkan naik. Padahal penentuan upah buruh tidak dikaitkan secara langsung dengan
produktivitas tenaga kerja. Dalam batas tertentu, kata dia, hal itu akan menyebabkan
biaya produksi meningkat dan pada gilirannya akan mempengaruhi daya saing. Padahal
di berbagai negara pesaing Indonesia, seperti Vietnam, upah buruh relatif lebih rendah
dengan produktivitas tenaga kerja lebih tinggi atau sama. Menurut dia, jika persoalan ini
tidak diselesaikan, konflik antara pengusaha dan tenaga kerja akan tetap berlanjut."Dalam
jangka panjang hal ini akan merugikan," katanya, "sebab salah satu pertimbangan
hengkangnya investor ke luar negeri berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan
Tanggal 17 Oktober lalu komunitas global bar saja merayakan hari anti kemiskinan se-
dunia. Akan tetapi di negeri ini, kemiskinan adalah simbol sosial yang nyaris absolut dan
tak terpecahkan. Sejak masa kolonial hingga saat ini, predikat negeri miskin seakan sulit
lepas dari bangsa yang potensi kandungan kekayaan alamnya terkenal melimpah. Cerita
pilu kemiskinan seakan kian lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan
bencana buatan: gempa bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran hutan yang
dikuti kabut asap. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian menebar bak
virus ganas, mulai dari lapis masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan, penganggur,
hingga ke kampung-kampung nelayan.
Meski pemerintahan terus berganti, kemiskinan tetap saja menjadi virus endemis yang
terus mendera rakyat. Secara empirik, data pemerintah menunjukkan, 70 persen rakyat kita
menggantungkan sumber penghidupannya dari sektor ekonomi mikro berbasis sumber
daya alam terbarukan. Di sektor pertanian, petani kita telah sejak lama mengembangkan
23
tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan peternakan. Di sektor kelautan dan
perikanan, nelayan
kita sanggup mengembangkan perikanan budi daya, perikanan tangkap, industri
bioteknologi kelautan, dan non-conventional ocean resources. Sementara di sektor
kehutanan, masyarakat kita mampu mengoptimalkan pengelolaan hutan alam, hutan
tanaman industri, dan agroforestry.
Sesungguhnya, kembali pada jati diri lewat pengembangan industri berbasis lokal,
yaKn1 pertanian dan Kelautan, adalah jawaban mutlak untuk menyerap tenaga Kry yan
melimpah sekaligus menyelamatkan perekonomian nasional.
Kondisi riil membuktikan bahwa industri teknologi tinggi dikuasai negara maju,
sedangkan industri teknologi rendah (low technology intensity) dikuasai China, Vietnam,
dan negeri jiran lain yang baru berkembang. Praktis, menghadapi persaingan yang tidak
seimbang itu, Indonesia harus melakukan renaisans (renaissance) atau gerakan kembali ke
industri mula-mula di negeri ini, yakni sektor pertanian dan kelautan. Selanjutnya barulah
industri lainnya berkembang, tetapi terkait atau berangkat dari pengembangan kedua sektor
tersebut. Pengamat ekonomi, Faisal Basri, menegaskan, dengan mencermati sejarah masa
silam tersebut, tentu deportasi massal ratusan ribu tenaga kerja Indonesia (TI) dari
Malaysia tidak perlu terjadi. "Keberadaan TKI adalah ekes dari kegagalan kebijakan
lompatan industri. Tapa memiliki basis industri intensitas rendah yang kuat, kita langsung
memaksakan diri bermain di sektor intensitas teknologi tinggi, seperti pembuatan pesawat.
Alhasil, semuanya gagal dan telanjur menciptakan angkatan kerja yang meninggalkan
kehidupan agraria dan nelayan, tetapi tidak terserap dalam pasar kerja di perkotaan.
Mereka ini adalah korban kebijakan pembangunan yang kini dikenal sebagai TKI," Faisal
menjelaskan.
24
Kebijakan industri juga terus diarahkan untuk menyerap angkatan kerja secara
maksimal. Sasaran utamanya yakni menekan penganggur hingga 5,1 persen dari total
angkatan kerja pada tahun 2009. Akan tetapi, Faisal Basri bersikap pesimistis karena
menilai pemerintah tidak serius dalam menangani industri pertanian dan kelautan, seperti
terlihat dalam Infrastructure Summit awal tahun ini. Pembahasan tentang infrastruktur
yang dilakukan ternyata tidak menyentuh langsung atau menunjang sektor pertanian dan
kelautan.Yang menjadi perhatian adalah pembangkit listrik, jalan tol, dan pelbagai proyek
mercusuar lain. Proyek yang diusulkan ternyata tidak kompatibel dengan sumber
persoalan, yakni membangun sektor pertanian dan kelautan. Usulan proyek yang ada justru
mendukung proyek dan pabrik bear tapa menyentuh jejaring infrastruktur pertanian serta
kelautan.
Hal-hal yang paling sedikit yang dapat dikembangkan untuk menciptakan lapangan
kerja bagi para penggemar sesuai pendidikannya, keterampilannya, umumya penganggur
terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru masuk ke pasar kerja, dan
sebagainya. Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi)
kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.
B. Jenis-jenis pengangguran
25
(voluntary unemployment) atau pengangguran dukalara (involuntary
unemployment). Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang bersifat
sementara, karena seseorang ingin mencari pekerjaan yang lebih baik atau lebih
cocok. Pengangguran dukalara adalah pengangguran yang terpaksa diterima oleh
seseorang, walaupun sebenarnya dia masih ingin bekerja.
26
Pengangguran Siklis / Siklikal (Cyclical Unemployment) atau penganggura
konjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan
dalam tingkat kegiatan perekonomian. Jenis pengangguran ini terjadi apabila
permintaan secara keseluruhan akan tenaga kerja sangat rendah, apabila terjadi
kemerosotan jumlah pengeluaran masyarakat untuk jenis produksi tertentu dan
akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi sehingga ini
menyebabkan pengurangan tenaga kerja dalam bidang industri tersebut.
Pengangguran tenaga kerja ini yang menyebabkan timbulnya pengangguran.
4. Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini merupakan pengangguran yang terjadi karena adanya
penggunaan alat-alat tenologi yang semakin modern. Seperti contohnya adalah
sebelum adanya alat penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai
penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggiling padi, ia menjadi
pengangguran karena tenaga nya sudah tidak dibutuhkan lagi karena sudah
digantikan oleh mesin yang kerjanya lebih cepat.
5. pengangguran Musiman
Bentuk pengangguran in merupakan pengangguran yang sering sekali wujud
dalam sektor pertanian di negara-negara berkembang. Pengangguran ini
berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek.
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada masa-masa
tertentu dalam suatu tahun. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada
masa-masa dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya.
Waktu di antara menuai dan bercocok tanam berikutnya, dan waktu sudah
menanam bibit dan masa mengutip hasilya adalah masa-masa yang kurang
sibuk dalam kegiatan pertanian. Di dalam waktu tersebut banyak di antara para
petani yang tidak melakukan pekerjaan sama sekali, berarti mereka sedang
dalam keadaan menganggur. Tetapi pengangguran itu adalah untuk sementara
saiam dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu
Apabila dalam sesuatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berleb1hab sehingga
berada dalam suatu keadaan di mana walaupun sebagian tenaga kerjanya dipindahkan ke sktor
27
lain tetapi produksi dalam kegiantan itu tidak berkurang, maka dalam kegiatan itu tidak
berkurang, maka dalam kegiatan itu telah berlaku suatu penis pengangguran yang dinamakan
pengangguran tersembunyi atau pengangguran tak kentara.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup
memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar,
pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah
pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yang
ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong
peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka
panjang.
Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang shat fisik dan mental serta mempunvai keterampilan dan keahlian kerja,
sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan
penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan
pendidikan anggota keluarganya.
Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu tinggi.
Jumlah yang sangat bear ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang di
sediakan oleh pemerintah maupun swasta.
28
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan etek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang
Seperti yang telah di jelaskan pada poin sebelumnya yang menjelaskan tentang penyebab
pengangguran Kin saatnya melihat bagaimana Keadaan pengangguran di Indonesia. seperti pada
kenyataannya pengangguran di Indonesia rata-rata adalah usia produktif yang notabene menjadi
penyebab kerancuan, kegelisahan dan perhatian pemerintah.
Jika melihat lebih kedalam lagi penyebab maraknya kriminal tarjadi di Indonesia
mayoritas tersanganya adalan para pemuda dan termasuk dalam golongan pengangguran.
Ternyata dampak dari pengangguran bukan hanya menyebabkan kemiskinan namun lebih parah
lagi yaitu menyebabkan orang berlaku kriminal terhadap sesamanya.
Menurut data BPS angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebagai
Berikut:
29
Jumlah pengangguran pada Agustus 2013 mencapai 7,4 juta orang dengan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung meningkat, dimana TPT Agustus 2013 sebesar 6,25
persen, naik dari TPT Agustus 2012 sebesar 5,92 persen dan TPT Februari 2013 sebesar 6,14
persen.
Pada Agustus 2013, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati
posisi tertinggi yaitu sebesar 11, 19 persen, disusun oleh TPT Sekolah Menengah Atas sebesar
9,74 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke bawah, yaitu
sebesar 3,51 persen.
Jika dibandingkan keadaan Agustus 2012, TPT pada semua tingkat pendidikan megalami
penurunan, kecuali pada tingkat pendidikan Sekoalh Menengah Atas dan Sekolah Menengah
Kejuruan.
30
Angka Pengangguran Menurut Perkotaan atau Pedesaan
Kita semua sudah tahu bahwa sebagian besar pekerjaan tersedia lebih banyak di perkotaan di
pedesaan, sekaligus pekerjaan di perkotaan menjajikan lebih banyak pendapatan. Inilah yang
menyebabkan pencari kerja berbondong-bondong ke perkotaan yang berakibat angka
pengangguran terbuka di kota lebih bear (13.3%) dibandingkan pedesaan (8.4%).
31
Histogram 2 menunjukan analisa di atas, selain itu yang menarik lagi perempuan penganggur
usia 15 tahun lebih di pedesaan hampir sama dengan penganggur laki-laki di kota (waluapun
nilainya lebih sedikit dibanding perempuan penganggur di kota). In yang mungkin patut
dicermati oleh pemerintah yang ingin mengurangi pengangguran. Penciptaan lapangan pekerjaan
tidak hanya dilakukan di perkotaan, pedesaan-pun butuh kegiatan-kegiatan yang mendatangkan
pendapatan. Terutama lapangan pekerjaan yang bisa memperdayakan perempuan yang ingin
bekerja dan penghapusan deskriminasi gender di bidang pekerjaan.
Tanggal 17 Oktober lalu komunitas global bar saja merayakan hari anti kemiskinan se-
dunia. Akan tetapi di negeri ini, kemiskinan adalah simbol sosial yang nyaris absolut dan
tak terpecahkan. Sejak masa kolonial hingga saat ini, predikat negeri miskin seakan sulit
lepas dari bangsa yang potensi kandungan kekayaan alamnya terkenal melimpah. Cerita
pilu kemiskinan seakan kian lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan
bencana buatan: gempa bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran hutan yang
dikuti kabut asap. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian menebar bak
virus ganas, mulai dari lapis masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan, penganggur,
hingga ke kampung-kampung nelayan.
32
Meski pemerintahan terus berganti, kemiskinan tetap saja menjadi virus endemis yang
terus mendera rakyat. Secara empirik, data pemerintah menunjukkan, 70 persen rakyat
kita menggantungkan sumber penghidupannya dari sektor ekonomi mikro berbasis
sumber daya alam terbarukan. Di sektor pertanian, petani kita telah sejak lama
mengembangkan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan peternakan. Di sektor
kelautan dan perikanan, nelayan kita sanggup mengembangkan perikanan budi daya,
perikanan tangkap, industri bioteknologi kelautan, dan non-conventional ocean resources.
Sementara di sektor kehutanan, masyarakat kita mampu mengoptimalkan pengelolaan
hutan alam, hutan tanaman industri, dan agroforestry.
Contoh nyata melawan kemiskinan sebenarnya telah terbentang di depan mata. Pada
aras global, gerakan masyarakat sipil anti globalisasi-neoliberal (sejak Seattle, Cancun,
Hongkong, hingga Singapura) terus menyerukan "Global Call to Action Against Poverty
Mereka dengan gamblang menunjukkan berbagai metode dan aksi-aksi politik nyata guna
melawan sumber-sumber kemiskinan. Juga Ikhtiar seorang Muhammad Yunus, pemenans
nobel perdamaian 2006, yang mendesain model "Bank Grameen" (dan fungsi
intermediasi)-nya sebagai solusi efektif memerangi kemiskinan di Bangladesh, sejatinya
bisa menjadi sumber inspirasi mutakhir bai kita dalam melawan kemiskinan.
1) Faktor Internal
1. Kurangnya informasi mengenai kesempatan kerja
2. Rendahnya pendidikan dan pelatihan
3. Keengganan mendaftarkan diri karena penyandang disabilitas
4. Tidak tergugah untuk melamar karena pengalaman kegagalan dalam mendapatkan
pekerjaan dan/atau citra negatif yang sudah tertanam
5. Bantuan personal atau teknis yang tidak memadai
6. Adanya sifat mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.
2) Faktor Eksternal
1. Pengurangan jumlah pegawai di perusahaan besar dan pelayanan umum
2. Semakin menurunnya kebutuhan akan pekerja yang tidak memiliki keterampilan
33
3. Kurangnya kesadaran di antara para pengusaha akan kebutuhan dan kemampuan
penyandang disabilitas
4. Ketakutan akan tingginya biaya jaminan kesejahteraan
5. Kekhawatiran akan kecelakaan dan biaya asuransi
6. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja
IV. IX Penyebab
Berikut adalah penyebab terjadinya meningkatnya angka pengangguran yaitu :
IV. X Dampak
Akibat-akibat yang Ditimbulkan oleh Pengangguran
Telah ditunjukkan bahwa apabila ada pengangguran maka tingkat pendapatan nasional
yang sebenarnya adalah lebih rendah daripada tingkat pendapatan nasional potensial. Keadaan in
berarti tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya. Makin tinggi pengangguran, makin bear
perbedaan di antara tingkat pendapatan nasional sebenarnya dengan tingkat pendapatan nasional
34
potensial, dan dengan demikian makin bear pula perbedaan di antara tingkat kemakmuran yang
dinikmati masyarakat dan tingkat kemakmuran yang mungkin dinikmati mereka. Akibat buruk
dari pengangguran yang baru dijelaskan ini dinamakan sebagai ongkos ekonomi dari
pengangguran. Berapapun besarnya biaya ekonomi yang terbuang secara sia-sia sebagai akibat
terjadinya pengangguran yang tinggi, jumlah ini mencakup seluruh penderitaan batin, sosial, juga
psikologis yang timbul sebagai akibat pengangguran yang berkepanjangan. Karena
pengangguran ini menyebabkan rusaknya kesehatan fisik, mental, dan ini akan menimbulkan
kerawanan sosial yang akan dapat mengganggu proses produksi secara keseluruhan, kalau
pengangguran yang tinggi ini berkepanjangan
35
berupa kejahatan pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang maupun
kegiatan-kegiata ekonomi ilegal lainnya. Biaya ekonomi yang dikeluarkan untuk
mengatasi masalah-masalah sosial ini sangat bear dan susah diukur tingkat efisiensi dan
efektivitasnya.
36
- Akan timbul masalah lain seperti tindak kriminal yang semakin banyak,
meningkatkan jumlah pengemis tau gelandangan.
- Timbulnya perasaan kurang percaya diri
- Secara individu, orang yang menganggur tentu akan stres dan depresi. Tak hanya
karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup, a bisa saja akan dikucilkan
masyarakat. Sebagai contoh, seorang lelaki muda yang pengangguran membunuh
adiknya yang masih berusia 11 tahun karena diejek menganggur oleh sang adik
Itulah salah satu contoh bahaya stres seorang penganggur
a. Bagi Masyarakat
Demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, setiap masyarakat tentu perlu bekerja.
Sehingga dampak pengangguran bagi masyarakat di antaranya:
Meningkatkan kemiskinan
Memicu tindakan kriminalitas atau kejahatan
Munculnya ketidaksetaraan politik dan social
Menjadi beban psikologis bagi pengangguran itu sendiri atau keluarga yang
bersangkutan
Keterampilan menurun karena lama tidak digunakan
IV. XI Solusi
Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran
adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.
37
Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak
sehingga dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.
Tak hanya pemerintah, masyarakat pun diimbau untuk dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain.
Kredit tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk mendirikan suatu usaha,
misalnya UKM atau sejenisnya.
38
permintaan terhadap barang dan jasa. Untuk mengatasi pengangguran konjungtural, bisa
dilakukan caracara berikut;
a. Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka
berbagai proyek-proyek pemerintah.
b. Mengarahkan masyarakat agar menggunakan
pendapatannya untuk membeli barang dan jasa sehingga
permintaan terhadap barang dan jasa meningkat.
c. Menciptakan teknik - teknik pemasaran dan promosi yang
menarik agar masyarakat tertarik membeli barang dan jasa
Setelah memahami penyebab dan dampaknya, beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai cara
mengatasi pengangguran adalah sebagai berikut.
Memperbaiki mutu pendidikan dengan tujuan supaya masyarakat memiliki tingkat
pendidikan setara
Menggiatkan penyelenggaraan job fair dan magang melalui kerjasama kampus dengan
perusahaan supaya info lowongan kerja bisa tersebar luas
Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB
Mengurangi urbanisasi guna mengurangi angka pengangguran di kota besar dan agar
penyebaran tenaga kerja seimbang
Memperluas lapangan kerja dengan cara menggiatkan program padat karya, mendorong
ekspor, dan sebagainya
Menciptakan usaha-usaha baru guna memperluas lapangan kerja
Meningkatkan keterampilan dan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan
Mengembangkan usaha mikro dan kecil
Perbaikan dan penyatuan kebijakan pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan
kabupaten/ kota
Penempatan TKI yang memiliki kompetensi dengan kualitas memadai di luar negeri
39
BAB V
PENUTUP
V. I Kesimpulan
Angka pengangguran di Indonesia yang sangat tinggi mencapai berjuta-juta merupakan
masalah yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Dampak pengangguran juga
sangat berperan bagi masyarakat dari segi ekonomi, sosial serta bidang pembangunan ekonomi.
Maka dari itulah strategi komunikasi pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan
jangka panjang yang realistis mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan maupun
dikurangi. Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran, maka
penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat in dapat dikurangi.
Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat in berakar dari kesulitan
hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan
Dari pembahasan diatas maka kami dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
40
2. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang
paling utama
3. Pengangguran di sebabkan oleh besamya angkatan kerja tidak seimbang dengan
kesempatan kerja, struktur lapangan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah dan jenis
tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, meningkatnya peranan
dan aspirasi angkatan kerja wanita salam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia,
penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
4. Variabel umur berpengaruh signifikan dengan pengangguran terdidik di Indonesia.
Semakin bertambah umur seseorang akan semakin kecil untuk mereka menganggur.
5. Variabel status perkawinan berpengaruh signifikan terhadap pengangguran terdidik di
Indonesia . Mereka yang sudah sudah menikah, memiliki keharusann mencari kerja,
karena telah memiliki tanggungan terhadap keluarganya. Namun pada mereka yang
belum menikah tidak mempunyai tanggung jawab keluarganya.
6. Adanya pengurangan pekerja dari perusahaan yang tidak bisa mencukupi ekonomi
pekerja nya atau menggaji pekerja sehingga membuat seseorang menjadi menganggur
dan tidak mempunyai pekerjaan lagi.
7. Kasus pengangguran terbanyak di Indonesia ya itu daerah jawa barat yang memiliki
peringkat pertama dalam sebuah permasalahan ekonomi.
8. tingkat pengangguran terbesar adalah anak muda, mereka adalah usia produktif namun
tidak siap untuk terjun ke dunia kerja,
V. II Saran
Berdasarkan hasil studi ini,adapun beberapa saran yang mungkin bisa bermanfaat, antara lain:
1. Pada pemerintah diharapkan untuk lebih banyak membuka lowongan kerja agar penduduk
yang belum berpengalaman dapat tertutupi kekurangannya dan dapat mengurangi angka
pengangguran.
41
DAFTAR ISI
Egsaugm . 2019 . ‘‘Apa itu Pengangguran ?’’https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/09/29/apa-itu-
pengangguran/
2019 2018 ‘‘BAB III METODE PENELITIAN’’ http://repository.stei.ac.id/1667/4/BAB
%20III.pdf
SITE INDONESIA . 2018 ‘‘BAB III METODE PENELITIAN’’
http://repository.stei.ac.id/2117/3/BAB%203.pdf
Ahmad. 2021 ‘‘Pengertian Pengangguran: Penyebab, Dampak dan
Jenis’’https://www.gramedia.com/literasi/pengangguran/
K Ishak · 2018 ‘‘faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran’’
https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id
42
S Susiana . dan W Wardah . 2019 ‘‘PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS
DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DI BUMN,’’https://ejournal.undip.ac.id
M Mulyadi · 2017 ‘‘peran pemerintah dalam mengatasi pengangguran’ ’https://jurnal.dpr.go.id
MF Aulia · 2017 ‘‘determinan pengangguran terdidik di jawa timur jurnal ilmiah’’
https://jimfeb.ub.ac.id
2021 “Pengertian Data Primer & Perbedaannya dengan Data Sekunder
https://info.populix.co/articles/data-primer-adalah/#:~:text=Data%20primer%20bersifat
%20utama%2C%20sehingga,%2C%20wawancara%20langsung%2C%20atau%20survei
2022 “ 4 Cobtoh Teknik Analisis Data Kualitatif yang Akurat https://dqlab.id/4-contoh-teknik-
analisis-data-kualitatif-yang-akurat#:~:text=Contoh%20data%20kualitatif%20adalah
%20data,metode%20khusus%20agar%20dapat%20dianalisa.
http://repository.unika.ac.id/14719/4/12.60.0192 Fransisca Anita Carolina BAB III.pdf
Ayat Cahyadi. 2021 “Covid – 19 Penyebab Tingginya Angka Pengangguran
https://www.pekanbaru.go.id/p/news/covid-19-penyebab-tingginya-angka-pengangguran
https://www.scribd.com/doc/57812722/Makalah-Masalah-Pengangguran-Indonesiahttps://
www.academia.edu/11391933/MAKALAH_MASALAH_PENGANGGURAN_
43