Anda di halaman 1dari 43

KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN

‘‘PENGARUH ANGKA PENGANGGURAN PADA MASA KINI’’


Nama Anggota Kelompok 5 :
1. X-4 (5) Amirah Azzaria
2. X-4 (12) Dzakwan Nur Aqli
3. X-4 (11) Dyah Ayu Ambar N.
4. X-4 (3) Alfin Ramadhan
5. X-4 (36) Yogi Maulana

Pembimhing: Wiryanti Eko Mekarsari, M.Si

SMA NEGERI 6 JAKARTA


Jl. Mahakam I Blok C No.2 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penelitian kami mengenai "Pengaruh angka
pengangguran pada masa kini".

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam melakukan penelitian ini.

Kami tahu penelitian kami masih jauh dari kata sempurna, dari penyusunan materi
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
dengan rendah hati kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.

Kami harap hasil proposal penelitian ini dapat berguna dan memberikan pengetahuan
kepada pembaca terkait "Pengaruh angka pengangguran pada masa kini" dan juga dapat
memberikan manfaat lainnya untuk pembaca.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang canggih ini, sudah banyak sekali lapangan pekerjaan yang
dikerjakan oleh robot atau atau elektronik, oleh karena itu kita menjadi jarang
memikirkan lapangan kerja bagi manusia tetapi lebih memikirkan lapangan kerja tersebut
dibantu oleh robot, yang pastinya pekerjaan akan lebih cepat terselesaikan dan lebih
sedikit dalam melakukan kesalahan. Zaman sekarang banyak sekali pemuda pemudi
indonesia yang pengangguran dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan. Keterbatasan
lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia sangat cukup tinggi dari tahun ke tahun,
sementara lapangan pekerjaan menjadi indikator penting tingkat kesejahteraan
masyarakat dan sekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan "pendidikan"
dalam mengurangi angka kemiskinan yang ada.

Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997


membuatkondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan
ekonomiIndonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah
pengangguran eratkaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi
ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu
persen, tenaga kerjayang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan
ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga
kerja, sementara pencari kerjamencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun
pasti ada sisa pencari kerja yangtidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah
pengangguran.di.Indonesia.bertambah

Bayangkan, pada 1997, jumlah penganggur terbuka mencapai 4,18 juta.


Selanjutnya, pada 1999 (6,03 juta), 2000 (5,81 juta), 2001 (8,005 juta), 2002 (9,13 juta)
dan 2003 (11,35 juta). Sementara itu, data pekerja dan pengangguran menunjukkan, pada
2001: usia kerja(144,033 juta), angkatan kerja (98,812 juta), penduduk yang kerja
(90,807 juta), penganggur terbuka (8,005 juta), setengah penganggur terpaksa (6,010
juta), setengah penganggur sukarela (24,422 juta); pada 2002: usia kerja (148,730 juta),
angkatan kerja (100,779 juta), penduduk yang kerja (91,647 juta), penganggur terbuka
(9,132 juta), setengah penganggur terpaksa (28,869 juta), setengah penganggur sukarela
tidak diketahui jumlah pastinya. Hinggatahun 2002 saja telah banyak pengangguran,
apalagi di tahun 2003 hingga 2009 pasti jumlah penggangguran semakin bertambah dan
mengakibatkan kacaunya stabilitas perkembanganekonomi Indonesia

Selain dari kurangnya lapangan pekerjaan, pengangguran juga bisa dipengaruhi


oleh lingkungan keluarga, kurangnya informasi dan lain sebagainya. Oleh karena itu
kami memilih topik ini karena semakin meningkatnya kecanggihan teknologi semakin
berkurangnya juga lapangan pekerjaan bagi para pengangguran, Jadi sebaiknya para
pengusaha lebih mempertimbangkan lagi terhadap perekrutan pekerja manusia
dikarenakan para pengangguran tersebut juga butuh kehidupan, makanan, pakaian, yang

3
pastinya hal tersebut membutuhkan uang. Dan jika pengangguran tersebut dibiarkan
dapat membuat Pendapatan nasional menurun, Produktivitas tenaga kerja dan upah
rendah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu mari mengurangi angka pengangguran
dengan

1. Mengadakan bimbingan dan penyuluhan keterampilan kerja.


2. Pengembangan produktivitas tenaga kerja.
3. Memperluas dan membuka lapangan kerja, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari proposal ini adalah:

1. Apa pengertian dari pengangguran dan mengapa seseorang melakukan pengangguran ? 

2. Faktor apa yang mememengaruhi pengangguran ?

3. Apa penyebab dari angka pengangguran yang meningkat ? 

4. Apa dampak dari meningkatnya angka pengangguran ?

5. Bagaimana cara mengatasi pengangguran ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah kami ingin:

1. Tujuan dari penelitian ini adalah kami ingin mencari tau lebih dalam mengenai
Pengaruh angka pengangguran pada masa kini "Pengaruh angka pengangguran pada masa
kini"

2. Kami ingin memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai penelitian kami yaitu
"Pengaruh angka pengangguran pada masa kini" dan juga dapat memberikan manfaat
lainnya untuk pembaca.

3. Kami juga ingin memberi tahu dampak dan pengaruh angka pengangguran terhadap
masa kini .

4. Mengajak untuk ikut serta dalam mengurangi angka pengangguran

4
1.4 Manfaat

Berikut adalah manfaat dari proyek yang kami buat:

1. Memberikan ilmu dan pengetahuan kepada para pembaca mengenai penelitian yang kami
lakukan.
2. Memberi tau para membaca mengenai bahaya pengangguran di masa kini.
3. Meningkatkan semangat dalam bekerja untuk tidak ingin menjadi pengangguran.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
II. I Kajian Teori dan Penelitian relevan
Secara umum ekonomi ini memiliki pengertian sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia. Segala bentuk usaha dan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidup tersebut dalam rangka untuk mendapatkan kesejahteraan hidup. Hubungan Pengangguran
sering menjadi masalah ekonomi dan pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang
penting di Indonesia, karena bisa mengurangi produktivitas dan pendapatan masyarakat serta
dapat menyebabkan kemiskinan dan masalah sosial. Di Indonesia angka penggangguran makin
meningkat. Pengangguran merupakan salah satu penyakit ekonomi yang sangat berpengaruh
terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi.

Pengangguran menyebabkan ketiadaan pendapatan yang menyebabkan penganggur harus


mengurangi pengeluaran konsumsinya dan menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi yang dicapai belum mampu menciptakan lapangan kerja
yang luas sehingga belum berdampak pada penurunan jumlah pengangguran yang signifikan.
Pengangguran yang berkepanjangan dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Pengangguran yang tinggi juga akan menyebabkan pendapatan
turun dan tingkat kemiskinan tinggi akibatnya permintaan terhadap barang/jasa akan rendah yang
pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Berikut merupakan beberapa pendapat tentang pengangguran oleh para ahli :

1. Menurut Yanuar (2009) pengangguran adalah keadaan di mana angkatan kerja


yang ingin memperoleh pekerjaan tapi belum mendapatkannya.

2. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), (2017) pengangguran dapat dikelompokkan


atas empat yaitu:
 Pengangguran penuh / terbuka
Orang yang termasuk angkatan kerja tapi tidak bekerja dan tidak mencari kerja.
 Setengah menganggur terpaksa
Orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu karena sesuatu sebab di luar
kemauannya karena tidak / belum berhasil memperoleh pekerjaan meskipun mereka
mencari dan bersedia menerima pekerjaan dengan upah lebih rendah dari yang
diharapkan.
 Setengah menganggur sukarela
Orang yang memilih lebih baik menganggur daripada menerima pekerjaan yang
dirasa tidak sesuai dengan pendidikannya atau upah yang lebih rendah dari yang
diharapkan.

 Orang yang bekerja kurang dari yang sebenarnya


(seharusnya) dapat dikerjakan dengan pendidikan/ keterampilan yang dimilikinya.

6
3. Menurut Rosa, dkk (2019) pengangguran dapat disebabkan oleh banyak hal.
Penyebab - penyebab tersebut dibagi menjadi empat kategori yaitu:
 Pengangguran friksional
Pengangguran yang muncul karena adanya waktu yang diperlukan untuk
menyesuaikan kualifikasi pekerja dengan pekerjaan yang tersedia.

 Pengangguran structural
Pengangguran yang muncul karena keterampilan yang diminta oleh pemberi kerja
tidak sesuai dengan keterampilan pencari kerja atau tidak adanya kesesuaian
lokasi antara pekerjaan dan pencari kerja. Hal ini terjadi karena perubahan selera,
teknologi, pajak atau kompetisi yang mengurangi permintaan keterampilan
tertentu dan menaikkan permintaan keterampilan lain.

 Pengangguran musiman
Pengangguran karena adanya perubahan permintaan dan penawaran tenaga kerja.

 Pengangguran saham yang pergerakan harganya dipengaruhi kebijakan dan


situasi. ilmu ekonomi berskala besar.
Fluktuasi pengangguran karena siklus bisnis.Berbagai penyebab diatas
menunjukkan pengangguran ini dapat terjadi karena tidak bertemunya pasar kerja
yang bertemu dengan angkatan kerja, sehingga terjadilah pengangguran. Salah
satu cara untuk mengatasi pengangguran tersebut adalah dengan membuat
angkatan kerja bertemu dengan pasar kerja.

4. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi pengangguran (Movanita,


2018) antara lain:
 Mendorong investasi dan ekspor untuk menciptakan lapangan kerja.
 mempercepat peningkatan keahlian tenaga kerja
 terciptanya hubungan industrial yang harmonis antara pemberi kerja dan pekerja
itu sendiri.
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

5. Payman J. Simanjuntak 
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja
sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan
berusaha memperoleh pekerjaan.

6. Menakertrans
Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan,
mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
 

7
7. Sadono Sukirno
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

8. Menakertrans
Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan,
mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.

II. II Kerangka Berpikir

Meningkatnya Angka
Pengangguran

Penyebab Jenis - Jenis Faktor - Faktor Dampak

1. Pengangguran Musiman 1. Bagi mayarakat


2. Pengangguran Friksional Internal Eksternal
(Peralihan) 2. Bagi
3. Pengangguran karena Upah Perekonomian
Terlalu Tinggi negara
4. Pengangguran Struktural
5. Pengangguran Voluntary
6. Pengangguran Teknologi
7. Pengangguran Potensial
(Potential Underemployment)
8. Pengangguran
Konjungtur/Siklis (Cyclical
Unemployment)

8
II. I. I Hipotesis
Seiring berjalannya waktu pemerintah sudah memperbolehkan bekerja di luar rumah, membuat
keadaan kembali menjadi normal seperti dahulu lagi, yaitu dengan gambaran sedikitnya angka
pengangguran di Indonesia. Meurut penulis, angka pengangguran akan menurun dibanding bulan
– bulan di tahun lalu. Dikarenakan sudah terealisasikan new normal dan berjalannya aktivitas
seperti dulu lagi. Jikalau dibandingkan dengan bulan – blan tahun lalu, pastinya angka
persentasenya menjadi lebih sedikit. Dikarenakan pada bulan- bulan tahun lalu, masih terjadi
awal adaptasi terhadap wabah COVID-19. Jadi hipotesis dari kami meujukan kepada
menurunnya angka pengangguran untuk tahun ini.

9
BAB III
METODE PENELITIAN
III. I Latar Penelitian
Dalam penlisan proposal penelitian kasus ekonomi kami yang berjudul ‘‘Pengaruh Angka
Pengangguran Pada Masa Kini’’ ini kami sangat berusaha untuk mengerjakannya bersama –
sama, jadi kami saling membantu dalam mengerjakan proposal penelitian ini di kelas kami yaitu
kelas X – 4 di SMAN 6 Jakarta yaitu di  Jl. Mahakam I Blok C No. 2, Kramat Pela, Kec.
Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan Prov. D.K.I. Jakarta. Selain di kelas, kami juga
mengerjakan dirumah masing – masing dengan cara ada satu anggota yang membuat materi dan
memasukan materi dalam proposal dan anggota lainnya membuat materi lainnya dan
menngirimkan materi tersebut ke anggota pertama tersebut. Dengan pengerjaan proposal
penelitian Bersama - sama menurut kami akan membuat pekerjaan lebih cepat terselesaikan.

III. II Teknik Penelitian


Metode penelitian yang kami gunakan adalah dengan melihat dari survey – survey yang
berada di situs web / research wawancara dan jurnal – jurnal penelitian.

III. III Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitan ini merupakan kegiatan yang cukup terencana, karena pada saat kami mendapatkan
temanya oleh pembimbing kami, yaitu ekonomi, kami langsung memikirkan dengan teliti apa
yang sedang menjadi masalah ekonomi di Indonesia akhir- akhir ini. Lalu kami memikirkan
untuk memilih masalaah angka pengangguran di Indonesia, karena seiring meningkatnya
kecanggihan teknologi, lapangan pekerjaanpun semakin berkurang. Oleh karena itu, kami telah
memikirkan materinya dengan matang. Maka jenis proposal penelitian yang kami pilih adalah
penelitian kuantitatif. Menurut Suharsimi Arikunto, penelitian kuantitatif adalah
suatu pendekatan yang banyak di tuntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

III. IV Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2019:126) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti yang
memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu

10
yang akan diteliti. Populasi yang kami gunakan pada penelitian ini adalah seluruh
masyarakat Indonesia
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2019:127) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan sampel menurut Notoatmodjo (2010) sampel
adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dari kedua pngertian
tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa sampel merupakan orang yang akan diteliti
pada proposal penelitian ini. Sampel yang kami gunakan pada penelitian ini adalah
seluruh masyarakat Indonesia
III. V Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang kami gunakan adalah dengan melihat dari survey – survey yang
berada di situs web / research wawancara dan jurnal – jurnal penelitian.
III. VI Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan pada proposal penelitian ini yaitu :
1. Data kualitatif
Pengertian data kualitatif menurut Sugiyono (2015) adalah data yang berbentuk kata,
skema, dan gambar. Data kualitatif penelitian ini berupa nama dan alamat obyek
penelitian. Pengertian data kuantitatif menurut Sugiyono (2015) adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Data kualitatif adalah data hasil wawancara, catatan riset, data observasi yang dibedakan
berdasarkan kategori, data komentar customer terhadap suatu produk, dan data lainnya
yang tersajikan dalam tulisan. Data ini berbentuk non numerik atau sulit untuk diubah ke
dalam bentuk numerik. Biasanya data ini akan banyak digunakan untuk mengangkat
fenomena sosial. 
Sedangkan sumber data yang kami gunakan adalah :
1. Data Primer
Data primer bersifat utama, sehingga keberadaannya wajib untuk membantu
memecahkan rumusan masalah. Data primer adalah data yang bisa Anda dapatkan
dengan beberapa cara misalnya kuesioner, wawancara langsung, atau survei.

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan
sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan data
penelitian. Biasanya data-data ini berupa diagram, grafik, atau tabel sebuah informasi
penting

11
III. VII Analisa Data
Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan menurut Moleong (2017:280-281)
analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Ketepatan dan keakuratan data yang terkumpul sangat diperlukan, namun tidak
dapat pula dipungkiri bahwa sumber informasi yang berbeda akan memberikan informasi
yang berbeda pula. Seperti penelitian yang kami usaha dapatkan hanya ada data angka
pengangguran hingga tahun 2022 saja dan kita tidak tahu apa yang terjadi pada angka
pengangguran pada tahun 2023 ini. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha
pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran sendiri yaitu salah satu
contohnya dengan memikirkan perkiraannya sendiri.

Pengumpulan
Display Data
Data

Kesimpulan /
Reduksi Data Verifikasi data

12
1. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2018:247-249) Reduksi data adalah merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan
topik penelitian, mencari tema dan polanya, pada akhirnya memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya. Dalam mereduksi data akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai
dan telah ditentukan sebelumnya. Reduksi data juga merupakan suatu proses
berfikir kritis yang memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.

2. Penyajian Data (Data Display).


Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table,
grafik, flowchart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,
maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
mudah dipahami. Selain itu dalam penelitian Pengumpulan Data Display Data
Reduksi Data Kesimpulan / Verifikasi Sumber : (Sugiyono 2018) kualitatif
penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart, dan sejenisnya namun yang sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, dan tersusun
sehingga akan semakin mudah dipahami (Sugiyono, 2018:249).

3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018:252-253) kesimpulan dalam penelitian
kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan
perumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada dilapangan. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum
jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas

13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
IV. I Waktu dan Tempat Kegiatan

Wawancara ini dilaksanakan pada:

Hari / Tanggal : Selasa, 28 Maret 2023

Pukul : 07.30 WIB

Tempat : SMA Negeri 6 Jakarta yang berlokasi di Jalan Mahakam I No.2 Blok. C,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

IV. II Pewawancara dan Narasumber

Narasumber : Achmad Jaohari Al-muti

Pewawancara : Amirah Azzaria

Juru Tulis Wawancara : Amirah Azzaria, Dyah Ayu Ambar N.

Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang

14
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks.
Kami memilih topik “ Pembaharuan Pembelajaran Guru yang Berkompeten ”, yang
dimana memberikan suatu motivasi bagi pembaca, baik pelajar maupun pendidik dalam
lembaga pendidikan untuk menemukan suatu pembaharuan cara belajar siswa, yang
meningkatkan perilaku belajar yang baik bagi potensi siswa sendiri, dan bagi pendidik
dengan cara mendidik siswa dengan menjaga kualitas pendidikan yang berkompeten
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks.
Kami memilih topik “ Pembaharuan Pembelajaran Guru yang Berkompeten ”, yang
dimana memberikan suatu motivasi bagi pembaca, baik pelajar maupun pendidik dalam
lembaga pendidikan untuk menemukan suatu pembaharuan cara belajar siswa, yang
meningkatkan perilaku belajar yang baik bagi potensi siswa sendiri, dan bagi pendidik
dengan cara mendidik siswa dengan menjaga kualitas pendidikan yang berkompeten
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang berkompeten sebagai guru
didik di suatu lembaga pendidikan bertaraf Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Latar belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya
penunjang pendidikan Indonesia yang pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan bagi masa
depan negara. Dalam melaksanakan tujuan ini, di butuh dengan adanya komponen penting
yang menjadi suatu dasar pendidikan itu berjalan, yaitu dengan adanya guru yang mempunyai
beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan taraf dan kualitas pendidikan yang

15
belum sepenuhnya di kembangkan dalam cara yang kompleks.
Kami memilih topik “ Pembaharuan Pembelajaran Guru yang Berkompeten ”, yang
dimana memberikan suatu motivasi bagi pembaca, baik pelajar maupun pendidik dalam
lembaga pendidikan untuk menemukan suatu pembaharuan cara belajar siswa, yang
meningkatkan perilaku belajar yang baik bagi potensi siswa sendiri, dan bagi pendidik
dengan cara mendidik siswa dengan menjaga kualitas pendidikan yang berkompeten
IV. III Latar Belakang Penelitian

Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata pelajaran sosiologi yang bertujuan untuk
memperoleh informasi dari narasumber memiliki pengalaman dalam kehidapan pekerja. Latar
belakang yang kami temukan dalam lingkungan pendidikan adalah upaya mengurangi angka
pengangguran yang saat ini ada di indonesia. Dalam melaksanakan tujuan ini, dia butuh dengan
adanya komponen penting yang menjadi suatu dasar pemikiran itu berjalan, yaitu dengan adanya
guru yang dimilikinya beragam pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan keinginan
masyarakat untuk bekerja dan tidak menganggur.

Kami memilih topik “Pengaruh Angka Pengangguran Pada Masa Kini”, yang dimana
memberikan suatu motivasi bagi pembaca untuk meningkatkan semangat bekerja masyarakat dan
tenaga kerja manusia dalam menghindari pengangguran. Dalam bekerja juga harus memikirkan
hal lain, seperti seberapa jauh lokasinya dari rumah, apa pekerjaannya sesuai dengan karir yang
diinginkan, bagaimana budaya perusahaannya, apakah gaji yang ditawarkan sesuai kebutuhan
atau tidak, dan lain-lain. Tentunya hal tersebut harus difikirkan agar kegiatan dalam bekerja lebih
efektif dan produktif. Oleh karena itu kami memilih salah satu pelajar SMAN 6 Jakarta di kelas
X-4 yang memiliki pengalaman dalam bekerja.

IV. IV Tujuan wawancara mengenai masalah pengangguran

 Menanyakan opini masyarakat tentang angka pengangguran di Indonesia


 Mengetahui seberapa banyak masyarakat mengetahui tentang masalah pengangguran
 Wawancara ini dilakukan dikarenakan akhir – akhir ini telah terjadi pandemi COVID-19
yang pada saat itu telah menyebabkan peningkatan angka pengangguran yang disebabkan
oleh berhentinya berjalannya pusat perbelanjaan, pertokoan, dan lain – lain.
 Dikarenakan angka pengangguran yang meningkat sangat berpengaruh kepada
perekonomian negara
 Meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap meningkatya angka pengangguran

IV. V Metode dan Teknik Penulisan

Metode dan teknik penulisan dalam penyusunan laporan ini adalah dengan cara wawancara
secara langsung di lapangan.

IV. VI Data Temuan Penelitian

16
A. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana pendapat anda tentang orang yang menganggur

2. Kira kira mengapa mereka melakukan hal tersebut

3. Apakah mendapatkan pekerjaan di masa kini termasuk sulit

4. Bagaimana cara anda mendapatkan pekerjaan

5. Apa yang terjadi jika pengangguran dibiarkan tanpa solusi

6. Menurutmu apakah pelaksanaan PSBB di indonesia berpengaruh pada menurunnya angka


pengangguran?

B. Jawaban Narasumber

1. Pendapat saya tentang orang yang menganggur atau tidak punya perkejaan karena banyak
yang phk oleh pihak kantor dan tidak banyaknya ketersediaan lapangan pekerjaan, dan juga
banyak nya pengurangan pekerjaan pada kantor yang terkenal dampak covid-19.

2. Karena ketidakseimbangan lapangan kerja yang tersedia dengan laju pertumbuhan


penduduk. Artinya jumlah tenaga kerja lebih banyak dibandingkan jumlah lapangan kerja,
sehingga menyebabkan beberapa orang tidak mendapatkan pekerjaan.

3. Ya, karena di masa pandemi ini kebanyakan kantor memPHK pekerjanya karena
ketidakstabilan dalam ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan juga banyaknya
pengurangan pekerja.

4. Menemukan sebuah perkejaan yang sesuai dengan kualifikasi dan juga pekerjaan yang
nyaman bagi pekerja, dan menemukan sebuah perusahaan yang tidak banyak memiliki
pekerjaan dan juga membuka lowongan pekerjaan.

5. Maka adanya pengangguran tingkat produktivitas serta pendapatan masyarakat berkurang.


Sehingga terjadilah kemiskinan serta masalah-masalah sosial. Masalah sosial seperti
memicunya kriminalitas ataupun kejahatan dan juga munculnya ketidaksetaraan politik sosial.

17
6. Ya, semenjak di beraturannya PSBB membuat seorang pekerja harus bekerja di rumah dan
juga banyak pengurangan pekerja dalam sebuah perusahaan. Selain itu membuat ekonomi
menurun sehingga membuat ketidaksediaan lapangan pekerjaan yang semakin menurun.

IV. VII Hasil Analisa Data

18
Gambar IV. I

Mewawancarai salah satu pelajar di kelas X-4 yang sudah memiliki pengalaman dalam bekerja
dalam perusahaan ojek online.

Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah yang diberikan kepada orang yang tidak
bekerja sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Pengangguran juga dapat
diartikan sebagai sebuah situasi ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran
merupakan golongan dari angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan yang dapat
menghasilkan uang. Pengangguran ini tidak terbatas pada orang yang belum bekerja, tetapi dapat
termasuk pula pada orang-orang yang sedang mencari pekerjaan serta orang yang memiliki
pekerjaan namun tidak produktif, sehingga dapat dikategorikan sebagai pengangguran

Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran.
Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang
mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang
yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8).

Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian
yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International 
Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran
yaitu:

 Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja
yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta
sedang mencari pekerjaan.

 Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan
dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa
bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih
bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).

Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa:

19
 Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan
lain.
 Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain
(BPS, 2000: 14).

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari keria, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya  disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan baik itu
masyarakat maupun pemerintah atau negara akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah sosial, dan masalah ekonomi lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran


dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Di Negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah pengangguran yang semakin


meningkat dalam pembangunan ekonomi merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius
daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk
yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa tahun ini
menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak dapat mengadakan
kesempatan kerja yang lebih banyak dan cepat daripada pertambahan penduduk. Oleh karenanya
it masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin
bertambah banyak.

Untuk mengetahui tingkat pengangguran yang wujud pada suatu waktu tertentu perlulah
terlebih dahulu diketahui jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja yang ada dalam perekonomian.
Jumlah tenaga kerja tidak boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Sebagian daripada
penduduk tidak dapat digolongkan sebagai tenaga kerja, karena mereka masih terlalu muda atau
sudah terlalu tua untuk dapat bekerja dengan efektif. Golongan penduduk ini tidak termasuk
dalam angkatan kerja. Di banyak negara penduduk yang digolongkan sebagai angkatan kerja
adalah penduduk yang berumur 15-59 tahun dan di beberapa negara ia meliputi penduduk yang

20
berumur di antara 15-64 tahun. Tetapi tidak semua penduduk yang berada dalam lingkungan
umur diatas dapat dipandang sebagai tenaga kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak
mecoba untuk mencari pekerjaan maka, walaupun umur mereka adalah dalam lingkungan umur
di atas, mereka tidak termasuk dalam golongan angkatan kerja.

Tingkat pengangguran dappat dihitung dengan rumus :

Tingkat Pengangguran = Jumlah Yang Menganggur


———————————— X 10
Jumlah Angkatan Kerja

Tetapi memang bear kecilnya angka pengangguran sangat tergantung dari definisi atau
pengklasifikasian pengangguran. Setidak-tidaknya ada dua dasar utama klasifikasi
pengangguran, yaitu pendekatan angkatan kerja (labour force approach) dan pendekatan
pemanfaatan tenaga kerja (labour utilization approach).

1) Pendekatan Angkatan Kerja (Labour Force Approach)


Pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja.

2) Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach).


Dalam pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok, yakni:
a) Menganggur (Unemployed), yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atau
sedang mencari pekerjaan. Kelompok in sering disebut juga pengangguran terbuka
(open unemployment)
b) Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang bekerja, tetapi belum
dimanfaatkan secara penuh. Aartinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang dari
35 jam.
c) Bekerja Penuh (Employed), yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya
mencapai 35 jam per minggu.
A. Masalah Pengangguran di Indonesia
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak


sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang shingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan car membandingkan jumlah


pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.

21
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan


politik, Keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara.Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
hanvak orang.

Masalah ketenagakeriaan di Indonesia sekarang in sudah mencapal kondisi yang


cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur
yang bear, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran
dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber
daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat
menghambat pembangunan
dalam jangka panjang.

Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber


daya manusia Indonesia yang shat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan
keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk
mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya

Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada


sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang
mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha
kecil dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.

Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan


Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung
untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.

B. Keadaan Pengangguran di Indonesia


Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai
dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para
pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan
hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi

22
bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan
yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dll.

Masalah ketenagakerjaan menjadi semakin pelik karena setiap tahun upah buruh
diwajibkan naik. Padahal penentuan upah buruh tidak dikaitkan secara langsung dengan
produktivitas tenaga kerja. Dalam batas tertentu, kata dia, hal itu akan menyebabkan
biaya produksi meningkat dan pada gilirannya akan mempengaruhi daya saing. Padahal
di berbagai negara pesaing Indonesia, seperti Vietnam, upah buruh relatif lebih rendah
dengan produktivitas tenaga kerja lebih tinggi atau sama. Menurut dia, jika persoalan ini
tidak diselesaikan, konflik antara pengusaha dan tenaga kerja akan tetap berlanjut."Dalam
jangka panjang hal ini akan merugikan," katanya, "sebab salah satu pertimbangan
hengkangnya investor ke luar negeri berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan

C. Keadaan Angkatan Kerja dan Keadaan Kesempatan Kerja


Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah satunya
dipengaruhi ole besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di Indonesia pada tahum 2002
sebesar 100,8 juta orang. Mereka ini didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24
tahun) sebanyak 20,7 juta. Pada sisi lain, 45,33 juta orang hanya berpendidikan SD
kebawah, ini berarti bahwa angkatan kerja di Indonesia kualitasnya masih rendah.

Keadaan lain yang juga mempengaruhi pengangguran dan setengah pengangguran


tersebut adalah keadaan kesempatan kerja. Pada tahun 2002, jumlah orang yang bekerja
adalah sebesar 91,6 juta orang. Sekitar 44,33 persen kesempatan kerja ini berada disektor
pertanian, yang hingga saat ini tingkat produktivitasnya mash tergolong rendah.
Selanjutnya 63,79 juta dari kesempatan kerja yang tersedia tersebut berstatus
informal.Ciri lain dari kesempatan kerja Indonesia adalah dominannya lulusan pendidikan
SLTP ke bawah Ini.

D. Pengangguran Mengakibatkan Kemiskinan 

Tanggal 17 Oktober lalu komunitas global bar saja merayakan hari anti kemiskinan se-
dunia. Akan tetapi di negeri ini, kemiskinan adalah simbol sosial yang nyaris absolut dan
tak terpecahkan. Sejak masa kolonial hingga saat ini, predikat negeri miskin seakan sulit
lepas dari bangsa yang potensi kandungan kekayaan alamnya terkenal melimpah. Cerita
pilu kemiskinan seakan kian lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan
bencana buatan: gempa bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran hutan yang
dikuti kabut asap. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian menebar bak
virus ganas, mulai dari lapis masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan, penganggur,
hingga ke kampung-kampung nelayan.

Meski pemerintahan terus berganti, kemiskinan tetap saja menjadi virus endemis yang
terus mendera rakyat. Secara empirik, data pemerintah menunjukkan, 70 persen rakyat kita
menggantungkan sumber penghidupannya dari sektor ekonomi mikro berbasis sumber
daya alam terbarukan. Di sektor pertanian, petani kita telah sejak lama mengembangkan

23
tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan peternakan. Di sektor kelautan dan
perikanan, nelayan
kita sanggup mengembangkan perikanan budi daya, perikanan tangkap, industri
bioteknologi kelautan, dan non-conventional ocean resources. Sementara di sektor
kehutanan, masyarakat kita mampu mengoptimalkan pengelolaan hutan alam, hutan
tanaman industri, dan agroforestry.

Contoh nyata melawan kemiskinan sebenarnya telah terbentang di depan mata.


Pada aras global, gerakan masyarakat sipil anti globalisasi-neoliberal (sejak Seattle,
Cancun, Hongkong, hingga Singapura) terus menyerukan "Global Call to Action Against
Poverty Mereka dengan gamblang menunjukkan berbagai metode dan aksi-aksi politik
nyata guna melawan sumber-sumber kemiskinan. Juga Ikhtiar seorang Muhammad Yunus,
pemenans nobel perdamaian 2006, yang mendesain model "Bank Grameen" (dan fungsi
intermediasi)-nya sebagai solusi efektif memerangi kemiskinan di Bangladesh, sejatinya
bisa menjadi sumber inspirasi mutakhir bai kita dalam melawan kemiskinan.

E. Realisasi Industri Untuk Menyerap Tenaga Kerja dan Mengurangi Pengangguran


Masa jaya Nusantara di bawah pemerintahan Sriwijaya dan Majapahit mencatat
perekonomian dan industri yang berpusat pada kekayaan alam, yakni pertanian dan laut.
Selepas lima abad, muncullah Republik Indonesia dengan mimpi bear membangun industri
maju, tetapi melupakan kemakmuran petani dan nelayan. Perbagai peninggalan candi
sebagai bukti kejayaan bangsa berikut reliefnya, seperti simbol Yoni-Lingga, adalah
pertanda kemajuan dan kemakmuran masyarakat yang berbasis agraria. Demikian pula
gambaran "Kapal Borobudur" yang menggambarkan keakraban masyarakat Indonesia
masa lampau dengan lautan luas.

Sesungguhnya, kembali pada jati diri lewat pengembangan industri berbasis lokal,
yaKn1 pertanian dan Kelautan, adalah jawaban mutlak untuk menyerap tenaga Kry yan
melimpah sekaligus menyelamatkan perekonomian nasional.
Kondisi riil membuktikan bahwa industri teknologi tinggi dikuasai negara maju,
sedangkan industri teknologi rendah (low technology intensity) dikuasai China, Vietnam,
dan negeri jiran lain yang baru berkembang. Praktis, menghadapi persaingan yang tidak
seimbang itu, Indonesia harus melakukan renaisans (renaissance) atau gerakan kembali ke
industri mula-mula di negeri ini, yakni sektor pertanian dan kelautan. Selanjutnya barulah
industri lainnya berkembang, tetapi terkait atau berangkat dari pengembangan kedua sektor
tersebut. Pengamat ekonomi, Faisal Basri, menegaskan, dengan mencermati sejarah masa
silam tersebut, tentu deportasi massal ratusan ribu tenaga kerja Indonesia (TI) dari
Malaysia tidak perlu terjadi. "Keberadaan TKI adalah ekes dari kegagalan kebijakan
lompatan industri. Tapa memiliki basis industri intensitas rendah yang kuat, kita langsung
memaksakan diri bermain di sektor intensitas teknologi tinggi, seperti pembuatan pesawat.
Alhasil, semuanya gagal dan telanjur menciptakan angkatan kerja yang meninggalkan
kehidupan agraria dan nelayan, tetapi tidak terserap dalam pasar kerja di perkotaan.
Mereka ini adalah korban kebijakan pembangunan yang kini dikenal sebagai TKI," Faisal
menjelaskan.

24
Kebijakan industri juga terus diarahkan untuk menyerap angkatan kerja secara
maksimal. Sasaran utamanya yakni menekan penganggur hingga 5,1 persen dari total
angkatan kerja pada tahun 2009. Akan tetapi, Faisal Basri bersikap pesimistis karena
menilai pemerintah tidak serius dalam menangani industri pertanian dan kelautan, seperti
terlihat dalam Infrastructure Summit awal tahun ini. Pembahasan tentang infrastruktur
yang dilakukan ternyata tidak menyentuh langsung atau menunjang sektor pertanian dan
kelautan.Yang menjadi perhatian adalah pembangkit listrik, jalan tol, dan pelbagai proyek
mercusuar lain. Proyek yang diusulkan ternyata tidak kompatibel dengan sumber
persoalan, yakni membangun sektor pertanian dan kelautan. Usulan proyek yang ada justru
mendukung proyek dan pabrik bear tapa menyentuh jejaring infrastruktur pertanian serta
kelautan.

Hal-hal yang paling sedikit yang dapat dikembangkan untuk menciptakan lapangan
kerja bagi para penggemar sesuai pendidikannya, keterampilannya, umumya penganggur
terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru masuk ke pasar kerja, dan
sebagainya. Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi)
kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.

A. Akibat-akibat Buruk yang Ditimbulkan oleh Pengangguran


Sedapat mungkin setiap perekonomian harus berusaha untuk menghindari atau
mengurangi masalah pengangguran yang dihadapinya. Usaha seperti itu harus
dilakukan karena masalah itu menimbulan beberapa akibat buruk kepada
masyarakat.

Telah ditunjukkan bahwa apabila ada pengangguran maka tingkat pendapatan


nasional yang sebenarnya adalah lebih rendah daripada tingkat pendapatan
nasional potensial. Keadaan in berarti tingkat kemakmuran yang mungkin
dicapainya. Makin tinggi
pengangguran, makin bear perbedaan di antara tingkat pendapatan nasional
sebenarnya dengan tingkat pendapatan nasional potensial, dan dengan demikian
makin bear pula perbedaan di antara tingkat kemakmuran yang dinikmati
masyarakat dan tingkat kemakmuran yang mungkin dinikmati mereka. Akibat
buruk dari pengangguran yang baru dijelaskan ini dinamakan sebagai ongkos
ekonomi dari pengangguran. Berapapun besarnya biaya ekonomi yang terbuang
secara sia-sia sebagai akibat terjadinya pengangguran yang tinggi, jumlah ini
mencakup seluruh penderitaan batin, sosial, juga psikologis yang timbul sebagai
akibat pengangguran yang berkepanjangan. Karena pengangguran ini
menyebabkan rusaknya kesehatan fisik, mental, dan ini akan menimbulkan
kerawanan sosial yang akan dapat mengganggu proses produksi secara
keseluruhan, kalau pengangguran yang tinggi ini berkepanjangan

B. Jenis-jenis pengangguran

Dalam studi ekonomi ekonomi makro yang lebih lanjut, pembahasan


masalah pengangguran akan dilakukan lebih spesifik dan cermat. Misalnya, akan
dibahas apakah pengangguranyang terjadi merupakan pengangguran sukarela

25
(voluntary unemployment) atau pengangguran dukalara (involuntary
unemployment). Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang bersifat
sementara, karena seseorang ingin mencari pekerjaan yang lebih baik atau lebih
cocok. Pengangguran dukalara adalah pengangguran yang terpaksa diterima oleh
seseorang, walaupun sebenarnya dia masih ingin bekerja.

Keynes membagi secara jelas tentang pengangguran sukarela dan


pengangguran karena terpaksa. Sehingga tidak ada kesalahan untuk menetapkan
tingkat pengangguran. Pengangguran sukarela adalah bila orang tidak mau bekerja
(menerima pekerjaan) pada tingkat upah yang berlaku (ditawarkan). Pengangguran
terpakasa adalah suatu keadaan pada tingkat upah yang berlaku ada orang yang
bersedia melakukan pekerjaan tetapi tidak tersedia lowongan pekerjaan.

Di dalam teori, perekonomian dipandang sebagai mencapai tingkat


penggunaan tenaga penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya digunakan.
Di dalam menentukan apakah perekonomian telah mencapai tingkat penggunaan
penggunaan tenaga penuh atau belum, yang menjad1 ukuran bukanlah penggunaan
tenaga krja sebesar IUv persen, tetapi penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit
dari itu. Pengangguran yang terjadi dalam perekonomian dapat digolongkan
berdasarkan penyebab terjadinya, yaitu:

1. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)


Pengangguran in bisa dikelompokkan dalam pengangguran sukarela, karena
pengangguran ini timbul hanya karena perpindahan seseorang dari pekerjaaan
yang satu ke pekerjaan yang lainnya karena ingin mendapatkan penghasilan
yang lebih tinggi (pekerjaan yang lebh baik). Pengangguran jenis ini bersifat
sementara dan terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dengan
lowongan kerja.

2. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)


Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar.
Pengangguran ini terjadi bila terdapat ketidakseesuaian antara penawaran
tenaga kerja dengan permintaan atas pekerjaan yang tersedia. Ketidaksesuaian
ini bisa terjadi karena permintaan atas jenis tenaga kerja tertentu meningkat dan
jenis tenaga kerja lainnya menurun. Pencari kerja tidak mampu memenuhi
persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Ini juga
dapat terjadi akibat adanyaperubahan struktur perekonomian. Dengan
berkembang dan makin majunya suatu perekonomian, maka input (tenaga
kerja) yang dibutuhkan mengalami pergeseran. Karena kebutuhan tenaga kerja
akan mengalami perubahan sesua1 dengan kebutuhar pekerjaan yang tersedia
(juga mengalami perubahan). Bilamana tenaga kerja terlambat untuk mengikuti
perubahan permintaan tenaga kerja tadi, maka akan timbul pengangguran yang
disebabkan perubahan struktur perekonomian sebuah negara.

3. Pengangguran Siklis / Siklikal atau Konjungtural (Cyclical Unemployment )

26
Pengangguran Siklis / Siklikal (Cyclical Unemployment) atau penganggura
konjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan
dalam tingkat kegiatan perekonomian. Jenis pengangguran ini terjadi apabila
permintaan secara keseluruhan akan tenaga kerja sangat rendah, apabila terjadi
kemerosotan jumlah pengeluaran masyarakat untuk jenis produksi tertentu dan
akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi sehingga ini
menyebabkan pengurangan tenaga kerja dalam bidang industri tersebut.
Pengangguran tenaga kerja ini yang menyebabkan timbulnya pengangguran.

4. Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini merupakan pengangguran yang terjadi karena adanya
penggunaan alat-alat tenologi yang semakin modern. Seperti contohnya adalah
sebelum adanya alat penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai
penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggiling padi, ia menjadi
pengangguran karena tenaga nya sudah tidak dibutuhkan lagi karena sudah
digantikan oleh mesin yang kerjanya lebih cepat.

5. pengangguran Musiman
Bentuk pengangguran in merupakan pengangguran yang sering sekali wujud
dalam sektor pertanian di negara-negara berkembang. Pengangguran ini
berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek.
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada masa-masa
tertentu dalam suatu tahun. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada
masa-masa dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya.
Waktu di antara menuai dan bercocok tanam berikutnya, dan waktu sudah
menanam bibit dan masa mengutip hasilya adalah masa-masa yang kurang
sibuk dalam kegiatan pertanian. Di dalam waktu tersebut banyak di antara para
petani yang tidak melakukan pekerjaan sama sekali, berarti mereka sedang
dalam keadaan menganggur. Tetapi pengangguran itu adalah untuk sementara
saiam dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu

Jenis-jenis pengangguran yang baru dijelaskan di atas adalah pengangguran mutlak.


Yaitu penganggur-penganggur tersebut tidak melakukan sesuatu kerja untuk mencari nafkah
apapun pada waktu mereka tergolong sebagai penganggur atau dalam keadaan menganggur.
Bahwa penganggur-penganggur itu dalam keadaan menganggur dapat dengan nyata dilihat.
Pengangguran seperti itu dinamakan pengangguran terbuka.

Di dalam suatu perekonomian dapat berlaku keadaan di mana segolongan pekerja


melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk memperoleh pendapatan, tetapi pekerjaan -pekerjaan itu
(i) tidak akan menambah tingkat produksi yang akan dicapai, atau (ii) lakukan di dalam masa
yang singkat sehingga jam kerja mereka adalah jauh lebih sedikit daripada jam kerja yang
semestinya dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu.

Apabila dalam sesuatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berleb1hab sehingga
berada dalam suatu keadaan di mana walaupun sebagian tenaga kerjanya dipindahkan ke sktor

27
lain tetapi produksi dalam kegiantan itu tidak berkurang, maka dalam kegiatan itu tidak
berkurang, maka dalam kegiatan itu telah berlaku suatu penis pengangguran yang dinamakan
pengangguran tersembunyi atau pengangguran tak kentara.

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup
memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar,
pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah
pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yang
ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong
peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka
panjang.

Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang shat fisik dan mental serta mempunvai keterampilan dan keahlian kerja,
sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan
penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan
pendidikan anggota keluarganya.

Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada


sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja. Pengangguran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

o Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan Kerja

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan Krja tidak


sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang dapat menampung banyaknya jumlah
angkatan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

 Pendidikan dan keterampilan yang rendah


 Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim
 Kurangnya lapangan pekerjaan

Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu tinggi.
Jumlah yang sangat bear ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang di
sediakan oleh pemerintah maupun swasta.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan car membandingkan jumlah pengangguran


dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan

28
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan etek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang

Seperti yang telah di jelaskan pada poin sebelumnya yang menjelaskan tentang penyebab
pengangguran Kin saatnya melihat bagaimana Keadaan pengangguran di Indonesia. seperti pada
kenyataannya pengangguran di Indonesia rata-rata adalah usia produktif yang notabene menjadi
penyebab kerancuan, kegelisahan dan perhatian pemerintah.

Jika melihat lebih kedalam lagi penyebab maraknya kriminal tarjadi di Indonesia
mayoritas tersanganya adalan para pemuda dan termasuk dalam golongan pengangguran.
Ternyata dampak dari pengangguran bukan hanya menyebabkan kemiskinan namun lebih parah
lagi yaitu menyebabkan orang berlaku kriminal terhadap sesamanya. 

Menurut data BPS angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebagai
Berikut:

 KEADAAN KETANAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

AGUSTUS 2013 : TINGKAT PENGAGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,25 PERSEN

29
Jumlah pengangguran pada Agustus 2013 mencapai 7,4 juta orang dengan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung meningkat, dimana TPT Agustus 2013 sebesar 6,25
persen, naik dari TPT Agustus 2012 sebesar 5,92 persen dan TPT Februari 2013 sebesar 6,14
persen.

Pada Agustus 2013, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati
posisi tertinggi yaitu sebesar 11, 19 persen, disusun oleh TPT Sekolah Menengah Atas sebesar
9,74 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke bawah, yaitu
sebesar 3,51 persen. 

Jika dibandingkan keadaan Agustus 2012, TPT pada semua tingkat pendidikan megalami
penurunan, kecuali pada tingkat pendidikan Sekoalh Menengah Atas dan Sekolah Menengah
Kejuruan. 

Tingkat Pengangguran Terbuka (PT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas


Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2012-2013
(persen)

30
 Angka Pengangguran Menurut Perkotaan atau Pedesaan
Kita semua sudah tahu bahwa sebagian besar pekerjaan tersedia lebih banyak di perkotaan di
pedesaan, sekaligus pekerjaan di perkotaan menjajikan lebih banyak pendapatan. Inilah yang
menyebabkan pencari kerja berbondong-bondong ke perkotaan yang berakibat angka
pengangguran terbuka di kota lebih bear (13.3%) dibandingkan pedesaan (8.4%).

31
Histogram 2 menunjukan analisa di atas, selain itu yang menarik lagi perempuan penganggur
usia 15 tahun lebih di pedesaan hampir sama dengan penganggur laki-laki di kota (waluapun
nilainya lebih sedikit dibanding perempuan penganggur di kota). In yang mungkin patut
dicermati oleh pemerintah yang ingin mengurangi pengangguran. Penciptaan lapangan pekerjaan
tidak hanya dilakukan di perkotaan, pedesaan-pun butuh kegiatan-kegiatan yang mendatangkan
pendapatan. Terutama lapangan pekerjaan yang bisa memperdayakan perempuan yang ingin
bekerja dan penghapusan deskriminasi gender di bidang pekerjaan.

 Peringkat Negara Berdasarkan Tingkat Pengangguran


Dari data sejumlah negara posisi Indonesia pada peringkat penganggurannya, makin
rendah tingkatnya maka semakin banyak tingkat dan angka pengangguran di negara
tersebut, dalam hal ini Indonesia menduduki posisi ke 133, kita kalah jauh dari Singapura,
Thailand, Malaysia, Brunei Darusalam bahkan Myanmar. Sungguh mengherankan negara
dengan sumber daya alam yang banyak dan dapat dikatakan kaya memiliki tingkat angka
pengangguran yang tinggi, sungguh sulit dipercaya. Dengan ini kita hanya dapat
berhapkan pemerintah dapat bertindak untuk menyelesaikan masala keterpurukan
perkembangan ekonomi di Indonesia dan tentunya dengan usaha dari diri kita masing -
masing.

 Pengangguran Mengakibatkan Kemiskinan 

Tanggal 17 Oktober lalu komunitas global bar saja merayakan hari anti kemiskinan se-
dunia. Akan tetapi di negeri ini, kemiskinan adalah simbol sosial yang nyaris absolut dan
tak terpecahkan. Sejak masa kolonial hingga saat ini, predikat negeri miskin seakan sulit
lepas dari bangsa yang potensi kandungan kekayaan alamnya terkenal melimpah. Cerita
pilu kemiskinan seakan kian lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan
bencana buatan: gempa bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran hutan yang
dikuti kabut asap. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian menebar bak
virus ganas, mulai dari lapis masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan, penganggur,
hingga ke kampung-kampung nelayan.

32
Meski pemerintahan terus berganti, kemiskinan tetap saja menjadi virus endemis yang
terus mendera rakyat. Secara empirik, data pemerintah menunjukkan, 70 persen rakyat
kita menggantungkan sumber penghidupannya dari sektor ekonomi mikro berbasis
sumber daya alam terbarukan. Di sektor pertanian, petani kita telah sejak lama
mengembangkan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan peternakan. Di sektor
kelautan dan perikanan, nelayan kita sanggup mengembangkan perikanan budi daya,
perikanan tangkap, industri bioteknologi kelautan, dan non-conventional ocean resources.
Sementara di sektor kehutanan, masyarakat kita mampu mengoptimalkan pengelolaan
hutan alam, hutan tanaman industri, dan agroforestry.

Contoh nyata melawan kemiskinan sebenarnya telah terbentang di depan mata. Pada
aras global, gerakan masyarakat sipil anti globalisasi-neoliberal (sejak Seattle, Cancun,
Hongkong, hingga Singapura) terus menyerukan "Global Call to Action Against Poverty
Mereka dengan gamblang menunjukkan berbagai metode dan aksi-aksi politik nyata guna
melawan sumber-sumber kemiskinan. Juga Ikhtiar seorang Muhammad Yunus, pemenans
nobel perdamaian 2006, yang mendesain model "Bank Grameen" (dan fungsi
intermediasi)-nya sebagai solusi efektif memerangi kemiskinan di Bangladesh, sejatinya
bisa menjadi sumber inspirasi mutakhir bai kita dalam melawan kemiskinan.

IV. VIII Faktor – Faktor


Berikut merupakan faktor – faktor terjadinya pengangguran :

1) Faktor Internal
1. Kurangnya informasi mengenai kesempatan kerja
2. Rendahnya pendidikan dan pelatihan
3. Keengganan mendaftarkan diri karena penyandang disabilitas
4. Tidak tergugah untuk melamar karena pengalaman kegagalan dalam mendapatkan
pekerjaan dan/atau citra negatif yang sudah tertanam
5. Bantuan personal atau teknis yang tidak memadai
6. Adanya sifat mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.

2) Faktor Eksternal
1. Pengurangan jumlah pegawai di perusahaan besar dan pelayanan umum
2. Semakin menurunnya kebutuhan akan pekerja yang tidak memiliki keterampilan

33
3. Kurangnya kesadaran di antara para pengusaha akan kebutuhan dan kemampuan
penyandang disabilitas
4. Ketakutan akan tingginya biaya jaminan kesejahteraan
5. Kekhawatiran akan kecelakaan dan biaya asuransi
6. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja

IV. IX Penyebab
Berikut adalah penyebab terjadinya meningkatnya angka pengangguran yaitu :

1. kurangnya pendidikan dikarenakan tidak meratanya pembangunan atau faktor lain,


2. kriminalitas yang disebabkan keadaan menganggur dan pendapatan yang kurang
dapat membuat seseorang berpikir untuk melakukan tindakan kriminal.
3. Banyaknya pengangguran akan berpengaruh terhadap produktivitas dan pendapatan
masyarakat sehingga dapat menyebabkan masalah sosial seperti kriminalitas
4. masalah keluarga,
5. kurangannya lapangan kerja,
6. kemalasan,
7. adanya kemajuan teknologi,
8. kemampuan para pencari kerja yang tidak sesuai,
9. karena dipecat ( PHK ), 
10. rumah yang jauh,
11. pasar global ( persangan, lebih memilih tenaga kerja asing dibanding tenaga kerja
asli ),
12. kesulitan mencari lowongan kerja,
13. tingginya harapan calon pekerja
14. Penduduk di suatu negara relatif banyak
15. Jumlah angkatan kerja tidak sesuai dengan persyaratan yang diminta di dunia kerja
16. Pendidikan dan ketrampilan masyarakat masih rendah
17. Teknologi semakin modern namun masyarakat belum bisa menguasai
18. Lapangan kerja dipengaruhi oleh musim dan jumlah yang diterima sedikit
19. Pengusaha mengejar keuntungan dengan berbagai cara seperti menyerap sedikit
tenaga kerja
20. Keamanan suatu negara belum stabil
21. Kondisi ekonomi dan politik negara tidak stabil

IV. X Dampak
Akibat-akibat yang Ditimbulkan oleh Pengangguran

Sedapat mungkin setiap perekonomian harus berusaha untuk menghindari atau


mengurangi masalah pengangguran yang dihadapinya. Usaha seperti itu harus dilakukan karena
masalah itu menimbulan beberapa akibat buruk kepada masyarakat.

Telah ditunjukkan bahwa apabila ada pengangguran maka tingkat pendapatan nasional
yang sebenarnya adalah lebih rendah daripada tingkat pendapatan nasional potensial. Keadaan in
berarti tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya. Makin tinggi pengangguran, makin bear
perbedaan di antara tingkat pendapatan nasional sebenarnya dengan tingkat pendapatan nasional

34
potensial, dan dengan demikian makin bear pula perbedaan di antara tingkat kemakmuran yang
dinikmati masyarakat dan tingkat kemakmuran yang mungkin dinikmati mereka. Akibat buruk
dari pengangguran yang baru dijelaskan ini dinamakan sebagai ongkos ekonomi dari
pengangguran. Berapapun besarnya biaya ekonomi yang terbuang secara sia-sia sebagai akibat
terjadinya pengangguran yang tinggi, jumlah ini mencakup seluruh penderitaan batin, sosial, juga
psikologis yang timbul sebagai akibat pengangguran yang berkepanjangan. Karena
pengangguran ini menyebabkan rusaknya kesehatan fisik, mental, dan ini akan menimbulkan
kerawanan sosial yang akan dapat mengganggu proses produksi secara keseluruhan, kalau
pengangguran yang tinggi ini berkepanjangan

A. Biaya Sosial Dari Pengangguran

1) Terganggunya Stabilitas Perekonomian


Pengangguran struktural dan atau kronis akan mengganggu stabilitas perekonomian
dilihat dari sisi permintaan dan penawaran agregat
a) Melemahnya Permintaan Agregat
Untuk dapat bertahan hidup, manusia harus bekerja. Sebab dengan bekerja dia akan
memperoleh pengahsilan, yang digunakan untuk belanja barang dan jasa. Jika tingkat
pengangguran tinggi dan bersifat struktural, maka daya beli akan menurun. yang
pada gilirannya menimbulkan menurunnya permintaan agregat. 
b) Melemahnva Penawaran Agregat
Tingginya tingkat pengangguran akan menurunkan penawaran agregat, bila dilihat
dari penawaaran tenaga kerja sebagai faktor produksi utama. Makin sedikit tenaga
kerja yang digunakan, makin kecil penawaran agregat

Dampak pengangguran terhadap penawaran agregat makin terasa dalam


jangka panjang. Makin lama seseorang menganggur,keterampilan, produktivitas meupun etika
kerjanya akan mengalami penurunan.

Mungkin argumen di atas dapat dibantah dengan mengatakan bahwa dalam


perekonomian modern, tenaga kerja dapat digantikan dengan barang modal. Bahkan penggunaan
barang modal yang makin intensif akan meningkatkan efisiensi, diukur dari biaya produksi per
unit yang makin rendah. Dengan harga jual yang makin rendah. tentu permintaan akan
menambah

Melemahnya permintaan dan penawaran agregat jelas akan mengancam stabilitas


perekonomian. Hal in telah berkali-kali terbukti dalam sejarah peekonomian dunia. Misalnya
Depresi Bear (1929-1933), ole para ekonom disebabkan oleh melemahnya permintaan agregat.
Krisis Ekonomi Asia Timur (1988), termasuk yang dialami Indonesia, menurut Bank Dunia
(World Bank, 1999) maupun IMF (1998), dapat dijelaskan dalam konteks interaksi melemahna
permintaan dan penawaran agregat.
 
2) Terganggunya Stabilitas Sosial Politik
Saat ini pengangguran bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga masalah
sosial politik. Sebab dampak sosial dari pengangguran sudah jauh lebih bear dari masa-
masa sebelumnya. Pengangguran yang tinggi akan meningkatkan kriminalitas, baik

35
berupa kejahatan pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang maupun
kegiatan-kegiata ekonomi ilegal lainnya. Biaya ekonomi yang dikeluarkan untuk
mengatasi masalah-masalah sosial ini sangat bear dan susah diukur tingkat efisiensi dan
efektivitasnya.

Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial


masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran. Berikut beberapa
dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial
berikut ini:

 Dampak pengangguran terhadap kegiatan ekonomi masyarakat


Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat dalam
kaitannya dengan kegiatan ekonomi adalah tingkat pendapatan. Pendapatan
masyarakat atau negara akan mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dapat diwujudkan (full employment). Adanya pengangguran akan
mengurangi pendapatan masyarakat sehingga berakibat
tingkat kemakmuran Negara juga berkurang. Pengangguran juga dapat menimbulkan
berbagai masalah ekonomi dan sosial, masalah konsumsi, kesehatan, serta prospek
pembangunan di masa yang akan datang.

Adapun dampak penganggguran terhadap kegiatan ekonomi antara lain sebagai


berikut.

- Kemiskinan adalah akibat utama dari masalah pengangguran. Walau awalnya


memiliki banyak uang, orang yang menganggur dalam waktu lama tentu akan
menjadi miskin secara perlahan.
- Kegiatan produksi terhambat, karena menurunnya output yang dihasilkan dan
kualitas dari output tersebut, sehingga dapat menurunkan pendapatan nasional dan
pendapatan per kapita.
- Kegiatan distribusi kurang lancar, karena apabila output yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan kualitasnya rendah, maka barang tersebut tidak laku di pasaran, baik
pasaran dalam negeri maupun luar negeri, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi
rendah.
- Kegiatan konsumsi berkurang, karena barang yang diperlukan oleh konsumen tidak
terpenuhi oleh produsen. Apalagi bila produsen tidak mampu untuk memproduksi
suatu barang, maka akan terjadi kelaparan.

 Dari segi sosial:

36
- Akan timbul masalah lain seperti tindak kriminal yang semakin banyak,
meningkatkan jumlah pengemis tau gelandangan.
- Timbulnya perasaan kurang percaya diri 
- Secara individu, orang yang menganggur tentu akan stres dan depresi. Tak hanya
karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup, a bisa saja akan dikucilkan 
masyarakat. Sebagai contoh, seorang lelaki muda yang pengangguran membunuh
adiknya yang masih berusia 11 tahun karena diejek menganggur oleh sang adik
Itulah salah satu contoh bahaya stres seorang penganggur 

 Dari segi pembangunan ekonomi nasional


- Masyarakat tidak mampu memaksimalkan kemakmuran
- Pendapatan pejak pemerintah berkurang
- Tidak dapat menggalakan pertumbuhan ekonomi

Adapun dampak bagi masyarakat dan Perekonomian Negara Yaitu :

a. Bagi Masyarakat
Demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, setiap masyarakat tentu perlu bekerja.
Sehingga dampak pengangguran bagi masyarakat di antaranya:
 Meningkatkan kemiskinan
 Memicu tindakan kriminalitas atau kejahatan
 Munculnya ketidaksetaraan politik dan social
 Menjadi beban psikologis bagi pengangguran itu sendiri atau keluarga yang
bersangkutan
 Keterampilan menurun karena lama tidak digunakan

b. Bagi Perekonomian Negara


Sementara bagi negara, banyaknya jumlah pengangguran bisa menimbulkan dampak
negatif sebagai berikut:
 Rendahnya pendapatan rata-rata penduduk per kapita
 Biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah semakin tinggi
 Berkurangnya sektor pajak yang diterima negara sehingga pendapatan negara turun
 Hutang negara meningkat
 Daya beli menurun sehingga menyebabkan investasi dan pertumbuhan ekonomi
menurun

IV. XI Solusi

 Cara mengatasi pengangguran secara umum

 Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran
adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.

37
 Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak
sehingga dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.

 Tak hanya pemerintah, masyarakat pun diimbau untuk dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain.

 Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan, misalnya kursus


menjahit,pelatihan membuat kerajinan tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang
didirikan di banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara mengatasi pengangguran,
sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal
keterampilan yang sudah mereka miliki.

 Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga bantuan kredit atau langsung


bekerja sama dengan bank-bank tertentu untuk memberikan kredit pada masyarakat
yang kurang mampu. 

 Kredit tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk mendirikan suatu usaha,
misalnya UKM atau sejenisnya.

 Sebagai antisipasi, pelajar perl diberi pendidikan non-formal. Pendidikan non-


formal bisa berupa keteramp1lan KhusuS, kemampuan berkOmunikaS1 atau
peningkatan EQ. serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mempu
menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan sekolah
yang hanya bisa melamar pekerjaan.

 Cara mengatasi pengangguran menurut jenis-]enis pengangguran:

 Cara Mengatasi Pengangguran Struktural


Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur ekonomi, misalnya dari
agraris ke industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural bisa dilakukan cara-
cara berikut:

a. Memindahkan para pengangguran ketempat yang lebih membutuhkan.


b. Membuka pendidikan dan pelatihan bagi para pengangguran agar
dapat mengisi lowongan pekerjaan yang sedan membutuhkan.
c. Mendirikan industry dan proyek padat karya untuk menampung para
penganggur.
d. Meningkatkan mobilitas (perputaran) modal dan tenaga kerja agar
mampu menyerap para penganggur.
e. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menguasai teknologi
moderndalam rangka menyesualkan struktur perekonomian

 Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural (Siklikal)


Pengangguran konjungtural terjadi karena naik turunnya kegiatan perekonomian yang
suatu saat mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat yang di ikuti oleh turunnya

38
permintaan terhadap barang dan jasa. Untuk mengatasi pengangguran konjungtural, bisa
dilakukan caracara berikut;
a. Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka
berbagai proyek-proyek pemerintah.
b. Mengarahkan masyarakat agar menggunakan
pendapatannya untuk membeli barang dan jasa sehingga
permintaan terhadap barang dan jasa meningkat.
c. Menciptakan teknik - teknik pemasaran dan promosi yang
menarik agar masyarakat tertarik membeli barang dan jasa

 Cara Mengatasi Pengangguran Friksional


Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin pndah mencari
pekerjaan yang lebin baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk mengatasi pengangguran
ini bisa dilakukan cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat, mudah
dan murah kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan
kerja di tempat-tempat umum. 

 Cara Mengatasi Pengangguran Musiman


Pengangguran musiman terjadi karena perubahan musim atau karena perubahan
permintaan tenaga kerja secara berkala. Cara yang dilakukan untuk mengatasi
pengannguran musiman, antara lain;
a. Memberikan latihan keterampilan yang lain seperti menjahit, mengelas,
menyablon,dan membordir. Dengan demikian, mereka dapat bekerja sambil
menunggu datangnya musim tertentu.
b. Segera member informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain.

Setelah memahami penyebab dan dampaknya, beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai cara
mengatasi pengangguran adalah sebagai berikut.
 Memperbaiki mutu pendidikan dengan tujuan supaya masyarakat memiliki tingkat
pendidikan setara
 Menggiatkan penyelenggaraan job fair dan magang melalui kerjasama kampus dengan
perusahaan supaya info lowongan kerja bisa tersebar luas
 Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB
 Mengurangi urbanisasi guna mengurangi angka pengangguran di kota besar dan agar
penyebaran tenaga kerja seimbang
 Memperluas lapangan kerja dengan cara menggiatkan program padat karya, mendorong
ekspor, dan sebagainya
 Menciptakan usaha-usaha baru guna memperluas lapangan kerja
 Meningkatkan keterampilan dan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan
 Mengembangkan usaha mikro dan kecil
 Perbaikan dan penyatuan kebijakan pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan
kabupaten/ kota
 Penempatan TKI yang memiliki kompetensi dengan kualitas memadai di luar negeri

39
BAB V
PENUTUP
V. I Kesimpulan
Angka pengangguran di Indonesia yang sangat tinggi mencapai berjuta-juta merupakan
masalah yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Dampak pengangguran juga
sangat berperan bagi masyarakat dari segi ekonomi, sosial serta bidang pembangunan ekonomi.
Maka dari itulah strategi komunikasi pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan
jangka panjang yang realistis mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan maupun
dikurangi. Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran, maka
penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat in dapat dikurangi.
Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat in berakar dari kesulitan
hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan

Dari pembahasan diatas maka kami dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

40
2. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang
paling utama
3. Pengangguran di sebabkan oleh besamya angkatan kerja tidak seimbang dengan
kesempatan kerja, struktur lapangan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah dan jenis
tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, meningkatnya peranan
dan aspirasi angkatan kerja wanita salam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia,
penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
4. Variabel umur berpengaruh signifikan dengan pengangguran terdidik di Indonesia.
Semakin bertambah umur seseorang akan semakin kecil untuk mereka menganggur.
5. Variabel status perkawinan berpengaruh signifikan terhadap pengangguran terdidik di
Indonesia . Mereka yang sudah sudah menikah, memiliki keharusann mencari kerja,
karena telah memiliki tanggungan terhadap keluarganya. Namun pada mereka yang
belum menikah tidak mempunyai tanggung jawab keluarganya.
6. Adanya pengurangan pekerja dari perusahaan yang tidak bisa mencukupi ekonomi
pekerja nya atau menggaji pekerja sehingga membuat seseorang menjadi menganggur
dan tidak mempunyai pekerjaan lagi.
7. Kasus pengangguran terbanyak di Indonesia ya itu daerah jawa barat yang memiliki
peringkat pertama dalam sebuah permasalahan ekonomi.
8. tingkat pengangguran terbesar adalah anak muda, mereka adalah usia produktif namun
tidak siap untuk terjun ke dunia kerja,

V. II Saran
Berdasarkan hasil studi ini,adapun beberapa saran yang mungkin bisa bermanfaat, antara lain:
1. Pada pemerintah diharapkan untuk lebih banyak membuka lowongan kerja agar penduduk
yang belum berpengalaman dapat tertutupi kekurangannya dan dapat mengurangi angka
pengangguran.

2. Diharapkan pemerataan pada bidang pembangunan diwilayah perdesaan maupun perkotaan


lebih di perhatikan oleh pemerintah, sehingga dapat mengurangi pengangguran terdidik setiap
tahun.

41
DAFTAR ISI
Egsaugm . 2019 . ‘‘Apa itu Pengangguran ?’’https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/09/29/apa-itu-
pengangguran/
2019 2018 ‘‘BAB III METODE PENELITIAN’’ http://repository.stei.ac.id/1667/4/BAB
%20III.pdf
SITE INDONESIA . 2018 ‘‘BAB III METODE PENELITIAN’’
http://repository.stei.ac.id/2117/3/BAB%203.pdf
Ahmad. 2021 ‘‘Pengertian Pengangguran: Penyebab, Dampak dan
Jenis’’https://www.gramedia.com/literasi/pengangguran/
K Ishak · 2018 ‘‘faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran’’
https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id

42
S Susiana . dan W Wardah . 2019 ‘‘PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS
DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DI BUMN,’’https://ejournal.undip.ac.id
M Mulyadi · 2017 ‘‘peran pemerintah dalam mengatasi pengangguran’ ’https://jurnal.dpr.go.id
MF Aulia · 2017 ‘‘determinan pengangguran terdidik di jawa timur jurnal ilmiah’’
https://jimfeb.ub.ac.id
2021 “Pengertian Data Primer & Perbedaannya dengan Data Sekunder
https://info.populix.co/articles/data-primer-adalah/#:~:text=Data%20primer%20bersifat
%20utama%2C%20sehingga,%2C%20wawancara%20langsung%2C%20atau%20survei
2022 “ 4 Cobtoh Teknik Analisis Data Kualitatif yang Akurat https://dqlab.id/4-contoh-teknik-
analisis-data-kualitatif-yang-akurat#:~:text=Contoh%20data%20kualitatif%20adalah
%20data,metode%20khusus%20agar%20dapat%20dianalisa.
http://repository.unika.ac.id/14719/4/12.60.0192 Fransisca Anita Carolina BAB III.pdf
Ayat Cahyadi. 2021 “Covid – 19 Penyebab Tingginya Angka Pengangguran
https://www.pekanbaru.go.id/p/news/covid-19-penyebab-tingginya-angka-pengangguran
https://www.scribd.com/doc/57812722/Makalah-Masalah-Pengangguran-Indonesiahttps://
www.academia.edu/11391933/MAKALAH_MASALAH_PENGANGGURAN_

43

Anda mungkin juga menyukai