Anda di halaman 1dari 69

KONSEP PERAWATAN PALIATIF

DAN MENJELANG AJAL

dr. Riswahyuni Widhawati, M.Si


OUTLINE
1.Konsep penyakit kronik,

2.Konsep perawatan paliatif,

3.Konsep kematian,

4.Konsep perawatan menjelang ajal,

5.Dasar hukum pelayanan paliatif di Indonesia


Penyakit Kronis 

Keganasan (kanker),

Demensia,

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).


Penyakit Kronis
Penyakit kronis (AIDS)

Kelainan syaraf (Stroke, hydrocephalus)

Keracunan obat, makanan dan zat kimia

Kecelakaan,trauma (kapitis), trauma organ vital (paru-paru


atau jantung), ginjal
KONSEP PENYAKIT KRONIS
Definisi Penyakit kronis
• Penyakit kronis adalah penyebab dari
kesakitan dan kematian yang membutuhkan
jangka waktu lama dan respon yang
kompleks, jarang sembuh total, serta
berkoordinasi dengan berbagai disiplin ilmu
kesehatan untuk keperluan pengobatan dan
peralatan (Busse, Blumel, Krensen &
Zentner, 2010).
• Berdasarkan hasil temuan Riskesdas pada
tahun 2013, penyakit kronis merupakan
sepuluh penyebab utama kematian di
Indonesia (Kementrian Kesehatan RI,
2013).
Diabetes melitus
• Diabetes melitus merupakan salah satu kelompok
penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia
karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya.
• Keadaan hiperglikemia kronis dari diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
gangguan fungsi dan kegagalan berbagai organ,
terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh
darah (American Disease Ascotiation, 2012).
Insufisiensi fungsi insulin dapat
disebabkan oleh
Gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel-sel
beta Langerhans kelenjar
pankreas, disebabkan oleh
kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin.
Kriteria Skrining dan
Diagnosis Pradiabetes dan Diabetes

Pre Diabetes Diabetes


5.7–6.4% (39–47 ≥6.5% (48
A1C 
mmol/mol)*  mmol/mol)† 
Glukosa plasma 100–125 mg/dL (5.6– ≥126 mg/dL (7.0
puasa  6.9 mmol/L)*  mmol/L)† 
Glukosa plasma 2-jam 140–199 mg/dL (7.8– ≥200 mg/dL (11.1
selama 75-g OGTT  11.0 mmol/L)*  mmol/L)† 
Glukosa plasma acak ≥200 mg/dL (11.1
— 
  mmol/L)‡ 

https://diabetesjournals.org/clinical/article/40/1/10/139035/
Standards-of-Medical-Care-in-Diabetes-2022
Kriteria Skrining untuk Diabetes atau
Pradiabetes pada Orang Dewasa Tanpa Gejala
1. Pengujian harus dipertimbangkan pada orang dewasa dengan kelebihan berat badan atau obesitas (BMI
25 kg/m2 atau 23 kg/m2 pada orang Amerika atau keturunan Asia yang memiliki satu atau lebih faktor
risiko berikut:
• Riwayat keluarga diabetes
• Ras/etnis berisiko tinggi (mis., Afrika Amerika, Latin, Amerika Asli, Asia Amerika, Kepulauan Pasifik)
• Riwayat CVD
• Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang menjalani terapi untuk hipertensi)
• Kadar kolesterol HDL <35 mg/dL (0,90 mmol/L) dan/atau kadar trigliserida >250 mg/dL (2,82 mmol/L)
• Wanita dengan sindrom ovarium polikistik
• Tidak banyak aktivitas secara fisik
• Kondisi klinis lain yang berhubungan dengan resistensi insulin (misalnya, obesitas berat, akantosis
nigrikans)
Kriteria Skrining untuk Diabetes atau Pradiabetes
pada Orang Dewasa Tanpa Gejala (2)
2. Pasien dengan pradiabetes (A1C 5.7% [39 mmol/mol], gangguan toleransi
glukosa, atau gangguan glukosa puasa]) harus dicek setiap tahun.
3. Wanita yang didiagnosis GDM harus menjalani tes seumur hidup setidaknya
setiap 3 tahun.
4. Untuk semua pasien lain, pengujian harus dimulai pada usia 35 tahun.
5. Jika hasilnya normal, pengujian harus diulang dengan interval minimal 3 tahun,
dengan pertimbangan harus lebih sering dilakukan pengecekan.

•https://diabetesjournals.org/clinical/article/
40/1/10/139035/Standards-of-Medical-Care-in-
Diabetes-2022
KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS 
• Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM) Diabetes
MelitusTipe I
• Non Isulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM)
Diabetes MelitusTipe II
TIPE DIABETES
MELITUS
Diabetes tipe 1

Diabetes tipe ini biasanya
Kondisi ketika kadar gula atau dideteksi pada anak-anak dan
glukosa dalam darah naik remaja.
melebihi batas normal akibat Kadar glukosa dalam darah
tubuh tidak menghasilkan dikontrol oleh hormon insulin
cukup insulin. yang dihasilkan oleh
pankreas.
DIABETES TIPE
2
• Suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan
multietiologi yang ditandai
dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid
dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin.
TIPE DIABETES YANG
LAIN
• DM Tipe ke 4: Diabetes
Gestasional pada ibu hamil. Pada usia
DM Tipe ke 3 : kehamilan 24 sampai dengan 28 minggu.
Ditandai dengan gula darah yang tinggi pada
• Kurangnya suplai insulin ke otak. saat selesai makan. Risiko mempengaruhi
menyebabkan penurunan kinerja proses persalinan. Bayi dapat lahir dengan
regenerasi sel otak sehingga terjadinya prematur atau bisa jadi ukuran bayi menjadi
penyakit alzheimer. Penyakit Alzheimer terlalu besar. Bahkan kadar gula darah yang
pada penderita diabetes disebabkan oleh rendah pada saat bayi lahir. 
resistensi hormon insulin dan tingginya • Wanita hamil di usia 30 tahun serta memiliki
kadar gula dalam tubuh. Kedua hal berat badan yang berlebih itu lebih rentan
tersebut menyebabkan kerusakan organ mengalami diabetes gestasional. jarang
tubuh, termasuk kerusakan sel-sel otak. menimbulkan gejala dan tanda yang spesifik.
Kerusakan sel-sel otak disebabkan karena Anjuran menjaga pola makan sehat serta nutrisi
tidak memperoleh glukosa yang cukup seimbang.
Keluhan klasik : poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya

Keluhan :
Keluhan lain : lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulvae pada wanita
KOMPLIKASI
1. Mikrovaskular (pembuluh darah kecil)

• Retinopati diabetic (kerusakan pada pembuluh darah mata rapuh dan mudah mengalami
perdarahan). Perdarahan yang timbul di pembuluh darah mata akan mengganggu fungsi retina,
sehingga penglihatan mengalami masalah. Pada kasus yang parah, hal tersebut dapat berujung
pada kebutaan.
• Nefropati diabetic (Kerusakan pada pembuluh darah ginjal), ditandai dengan keluarnya protein
bersamaan dengan urine, yang terdeteksi lewat pemeriksaan laboratorium. Selanjutnya terdapat
peningkatan ureum dan kreatinin darah yang semakin tinggi. Dan dapat menyebabkan cuci darah.
• Neuropati diabetic (kesemutan atau perasaan seperti baal pada bagian tubuh tertentu, terutama di
ujung-ujung tungkai kaki dan tangan). Rasa baal pada kaki dan tangan dapat menyebabkan pasien
rentan mengalami luka akibat kurangnya sensasi terhadap sesuatu paparan dari luar.
2. Makrovaskular
(terjadi pada pembuluh darah besar)
• Penyakit jantung coroner (paling sering timbul) memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk mengalami serangan jantung di kemudian hari.
• Stroke, pembuluh darah otak tersumbat atau pecah. Pasien stroke ringan berisiko
tinggi untuk mengalami kelumpuhan. Sedangkan pada kasus berat, hilangnya
kesadaran atau kematian kerap tak bisa dihindari.
• Penyakit pembuluh darah perifer. aliran darah pada bagian tubuh tidak optimal.
Akibat keadaan ini, luka yang dialami pasien diabetes mellitus akan sulit sembuh,
sehingga kerap terjadi kasus jaringan tubuh membusuk (ganggren). Bila
mengalami hal ini, pasien harus mendapatkan tindakan amputasi.
HIPERTENSI
Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya, hal ini terjadi pada 90% atau sebagian besar kasus
hipertensi. 
Penyebab

Hipertensi sekunder . Hipertensi sekunder ini terjadi pada 10%


kasus hipertensi)., dapat diketahui penyebabnya misalnya:

Kelainan pada Mungkin kelainan pada


kelenjar tiroid atau penggunaan KB ginjal dan kelenjar
gondok, hormon, anak ginjal
Faktor risiko hipertensi yang dapat dirubah
berupa :
1) Kebiasaan Merokok (Hal ini karena zat-zat kimia beracun dalam rokok seperti nikotin dan karbon
monoksida, dapat memacu pengeluaran hormon yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
sehingga muncul peningkatan tekanan darah).Rokok yang berbahaya adalah seluruh jenis rokok (linting,
kretek, dan tidak menutup kemungkinan rokok elektrik).

2) Kegemukan (Status gizi berlebih pada kegemukan memiliki pengaruh terhadap penumpukan lemak-lemak
di pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi). Lingkar perut optimal diharapkan <
80 cm pada wanita dan < 85 cm pada pria). Sedangkan indeks massa tubuh (IMT) didapat dengan cara
mengukur tinggi badan serta berat badan. IMT normal adalah 18.5-24.9 kg/m2

3) Stres (Respon stress dalam tubuh akan menyebabkan peningkatan detak jantung disertai dengan
penyempitan pembuluh darah. Stres yang dimaksud merupakan semua tekanan yang membuat pikiran
maupun fisik kita bekerja secara berlebih).
Faktor risiko hipertensi yang dapat
dirubah berupa :

4) Faktor Asupan Garam (Konsumsi garam berlebih akan memiliki efek


langsung terhadap peningkatan tekanan darah. Hal ini terjadi karena
garam memiliki kemampuan menahan air didalam tubuh). Dengan
adanya peningkatan cairan didalam tubuh maka tekanan dalam darah
juga akan meningkat. Konsumsi garam dianjurkan tidaklah boleh
berlebihan.
Faktor risiko hipertensi yang dapat
dirubah berupa :

5) Faktor Tingkat Konsumsi Karbohidrat dan Lemak


(Konsumsi berlebihan tidak dimbangi aktifitas fisik
maupun olah raga yang cukup,  akan menimbulkan
resiko terjadinya kerak di pembuluh darah).
Normalnya karbohidrat di dalam tubuh akan dicerna
untuk menghasilkan energi. Bila energi tidak
diperlukan maka karbohidrat disimpan menjadi
cadangan makanan berupa lemak. Lemak yang
berlebihan akan menumpuk pada dinding pembuluh
darah dan membentuk kerak sehingga membuat
sempit pembuluh darah dan terjadi peningkatan
tekanan darah.
Faktor 1. Usia (diatas 65 tahun, pembuluh darah
mengalami perubahan struktur menjadi lebih
resiko kaku sehingga cenderung menyebabkan tekanan
yang lebih tinggi pada aliran darah di pembuluh.

hipertensi
tidak dapat 2. Jenis kelamin laki-laki (Hal ini terkait oleh
pengaruh hormonal.

dirubah
yaitu : 3. Keturunan atau genetik
Komplikasi Hipertensi (1)
1. Serangan jantung (penyumbatan pada pembuluh darah jantung yang menyebabkan
aliran darah yang mengantarkan zat-zat makanan ke otot jantung menjadi terhambat
dan jantung tidak dapat bekerja. hal ini dapat mengakibatkan kematian dari sel otot
jantung).
2. Gagal jantung disebabkan karena kondisi tekanan darah yang tinggi secara terus
menerus,  yang membuat otot jantung menjadi melar sehingga jantung membesar.
Lambat laun akan menyebabkan sesak karena ada banyak penumpukan cairan di
paru-paru akibat dari kinerja jantung yang tidak maksimal dalam memompa darah.
3. Gagal ginjal yang disebakan oleh karena tekanan darah yang tinggi yang merusak
pembuluh darah dan memperburuk kinerja ginjal
Komplikasi Hipertensi (2)
4. Serangan stroke:
a. Stroke penyumbatan dan stroke perdarahan (sering
terjadi), disebabkan karena pembuluh darah di otak
yang pecah akibat tekanan darah yang tinggi terus
menerus. Penyebab kematian.
b. Sedangkan Stroke penyumbatan terjadi akibat
endapan lemak yang lepas dari pembuluh darah dan
menyumbat pembuluh otak, gumpalan lemak ini
sendiri terbentuk dari faktor resiko konsumsi lemak
berlebihan dan hipertensi. Gejala yang terjadi mulut
mencong hingga lumpuh sebelah.
5. Kebutaan (karena kerusakan pembuluh darah mata
yang cenderung tipis dan ringkih
Mengurangi konsumsi garam ataupun makanan asin.
Garam dibatasi menjadi kurang dari 5 gram sehari yaitu
Pencegahan sekitar 1 sendok teh per harinya. Takaran tersebut tidak
serta merta jumlah garam yang ditambahkan ketika di
meja makan melainkan seluruh garam yang
mengandung di dalam makanan.

Perbanyak sayuran dan buah-buahan. Makanan sayur


dan buah-buahan seperti sayur bayam, kangkung,
terong,pare dan sebagainya diketahui memiliki banyak
serat dan kaya akan vitamin serta mineral. Hal ini baik
untuk membantu menjaga tekanan darah tetap normal

Aktif secara fisik dengan berolahraga secara rutin


minimal 30 menit sehari dalam 5 hari seminggu.
Pencegahan
• Berhenti merokok dan hindari  konsumsi alkohol.
• Batasi asupan makanan berlemak seperti santan,dan gorengan. Agar
terhindar penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Alangkah
baiknya anda menghindari makanan yang digoreng terutama makanan
siap saji, serta makanan yang berupa daging merah seperti sapi, bebek.
Sebaliknya perbanyak makanan daging putih seperti ikan, dan dada
ayam. Untuk alternatif lainnya anda dapat mengganti makanan yang
digoreng dengan yang direbus atau dipanggang.
• Hindari makanan tinggi karbohidrat yang berlebih, seperti makanan
yang mengandung banyak tepung-tepungan seperti kerupuk, mie.
Makanan yang mengandung karbohidrat berlebih dapat memicu
tingginya trigliserida dan serta penumpukan lemak.
• Hindari stress. Jika anda sulit menghindari faktor stress tersebut cobalah
untuk rehat sejenak dan relaksasikan pikiran anda.
• Definisi: penyakit yang ditandai
dengan kelainan siklus sel yang
SEL KANKER menimbulkan kemampuan sel
untuk:
Sel kanker a. Tumbuh tidak terkendali
(neoplasma b. Menyerang jaringan
biologis di sekitarnya
ganas) c. Bermigrasi ke jaringan
tubuh yang lain
Penyebab kanker
Faktor keturunan
Faktor Lingkungan
Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia
Virus
Infeksi
Faktor perilaku
Gangguan keseimbangan hormonal
Faktor kejiwaan, emosional
Karsinoma : kanker jaringan epitel

Limfoma : kanker jaringan limfe

KATEGORI Sarkoma : kanker jaringan ikat,termasuk sel-sel


KANKER yang yang ditemukan di otot dan tulang

Glioma : kanker sel-sel glia / penunjang di


susunan saraf pusat

Karsinoma in situ : sel epitel abnormal di daerah


tertentu
• Dalam kanker dikenal istilah karsinogenesis (proses
perubahan menjadi kanker), proses ini melalui 2 tahap :
• Tahap inisiasi:zat penimbul kanker mulai beraktivitas
mengubah susunan DNA fungsional.Akibat aktivitas ini
maka terjadilah yang namanya mutasi gen.Gen yang
berfungsi untuk menekan dan menahan pertumbuhan
tumor(P53) mengalami perubahan dan tidak berfungsi
Mekanisme lagi.
• Tahap promosi:terdapat 3 proses:
pertumbuhan • 1.floriferasi (fase sel mengalami pengulangan

kanker siklus sel tanpa hambatan dan secara kontinus


terus mengulang)
• 2.metastasis (merupakan indikasi bahwa host
pertahanan mekanisme pasien kanker telah gagal
untuk memblokir dan mengatasi penyebaran sel
kanker)
• 3.neoangiogenesis (pembentukan pembuluh darah
baru yang tidak dibutuhkan oleh tubuh) .Dengan
demikian sempurnalah sel kanker.
Menghindari merokok

Makan buah dan sayuran tinggi serat


serta rendah lemak
Pencegahan Menghindari penyakit menular seksual
kanker
Uji penapisan secara dini

Deteksi dini kanker yang sudah ada


Tumor adalah pembengkakan yang
disebabkan oleh adanya inflamasi atau
Perbedaan peradangan dan pertumbuhan jaringan
yang abnormal di dalam tubuh.
Tumor
Dengan
Kanker Tipe tumor berdasarkan pertumbuhannya:

• tumor ganas (malignant tumor) disebut kanker


• tumor jinak (benign tumor), menjadi ganas sangat
jarang terjadi. Intinya semua benjolan yang abnormal
adalah tumor.
KONSEP PERAWATAN PALIATIF
Definisi
• Perawatan paliatif merupakan perawatan
total yang dilakukan secara aktif terutama
pada pasien yang menderita penyakit yang
membatasi hidup, dan keluarga pasien, yang
dilakukan oleh tim secara interdisiplin,
dimana penyakit pasien tersebut sudah
tidak dapat lagi berespon terhadap
pengobatan atau pasien yang mendapatkan
intervensi untuk memperpanjang masa
hidup.(Yodang. (2018))
Falsafah perawatan paliatif
• Paliatif berasal dari bahasa latin yaitu “Palium”, yang berarti
menyelimuti atau menyingkapi dengan kain atau selimuti untuk
memberikan kehangatan atau perasaan nyaman terhadap keluhan
yang di rasakan oleh pasien sama dengan perawatan di akhir
kehidupan (end-of-life care)..
• Tujuan utama dari pelayanan perawatan paliatif adalah
memberikan perasaan nyaman pada pasien dan keluarga.
• Pelayanan perawatan paliatif mengatasi masalah:
• Fisik pasien
• Aspek psikologis,
• Sosial
• Spiritual.
Perawatan paliatif mencakup:

1. Pelayanan berfokus pada kebutuhan pasien bukan


pelayanan berfokus pada penyakit.
2. Menerima kematian namun juga tetap berupaya
untuk meningkatkan kualitas hidup.
3. Pelayanan yang membangun kerjasama antara
pasien dan petugas kesehatan serta keluarga
pasien.
4. Berfokus pada proses penyembuhan bukan pada
pengobatan.
Tujuan utama
perawatan paliatif
• Tujuan utama perawatan paliatif
adalah untuk mencapai kualitas
hidup sebaik mungkin pada pasien
dan keluarganya (World Health
Organization (WHO) 1990).
Konsep
kematian
Definisi Kematian dalam Perspektif Ilmu Kedokteran Modern

Kematian dalam ilmu kedokteran atau medis dipelajari dalam suatu disiplin
ilmu yang disebut dengan ilmu thanatologi.

Ilmu thanatologi merupakan cabang dari ilmu kedokteran forensik yang


mempelajari kepentingan peradilan dan penegakan hukum.

Thanatologi berasal dari dua buah kata, yaitu “thanatos” yang berarti mati dan
“logos” yang berarti ilmu. Jadi, thanatologi adalah ilmu yang mempelajari
segala macam aspek yang berkaitan dengan mati.
Kematian secara
biologis
• Secara
biologis kematian merupakan:
• berhentinya proses aktivitas
dalam tubuh biologis seorang
individu
• yang ditandai dengan
• hilangnya fungsi otak,
• berhentinya detak jantung,
• berhentinya tekanan aliran
darah
• berhentinya proses
pernafasan.
Ada berapakah jenis kematian?
• Mati Somatis (Somatich Death)
• Mati Seluler (Celluler Death)
• Mati Serebral (Cerebral Death)
• Mati Batang Otak (Brain Steam
Death)
Adalah keadaan terhentinya semua fungsi alat-
alat vital (sistem penunjang kehidupan):
Mati Somatis
• susunan saraf pusat,
(Somatich • sistem kardiovaskuler,
Death) • sistem pernapasan secara menetap.

Keadaan mati seperti ini disebut juga dengan


kematian manusia sebagai individu (somatich
death).

Mati individu dapat didefinisikan secara


sederhana sebagai berhentinya kehidupan
secara permanen (permanent cessation of life).
Terhentinya denyut jantung.

Terhentinya pergerakan pernapasan.


TANDA-TANDA
KEMATIAN YANG Kulit terlihat pucat.
SANGAT
PENTING Melemahnya otot-otot tubuh.
ADALAH:
Secara klinis tidak ditemukan refleks-refleks.

EEG mendatar.

Nadi tidak teraba dan

Suara pernapasan tidak terdengar pada auskultasi.


Seluler adalah bio berbentuk sel atau dibagi dalam sel-
sel dan bilik-bilik, jadi seluler adalah bentuk terikat
kehidupan atau organisme hidup yang berupa sel-sel
Mati Seluler yang ada dalam tubuh.

(Celluler Sel adalah bagian terkecil dari makhluk hidup yang


Death) terdiri dari nukleus dan sitoplasma yang diselubungi
oleh membran plasma.

Kematian seluler merupakan kematian akibat


berhentinya konsumsi oksigen ke seluruh jaringan
tubuh, yang mengakibatkan sel-sel yang merupakan
elemen hidup terkecil pembentuk manusia mengalami
kematian.
3 jenis penyebab kematian
1.Kematian karena proses menua secara alamiah,organ-organ tubuh
manusia akan melemah secara berangsu-angsur, sesuai dengan desain
konstruksi organ- organ tubuhnya. Misalnya, sesorang yang didesain usia
100 tahun, maka proses metabolisme di dalam sel-sel tubuhnya akan
mengacu pada spesifikasi desain tersebut, disertai dengan kerusakan organ-
organ lainnya.
2. Orang-orang yang meninggal karena penyakit parah (gagal ginjal,
kanker hati dan sebagainya).
3. Kematian akibat kecelakaan atau pembunuhan. Rusaknya organ-organ
tubuh tertentu yang kemudian berakibat pada tidak berfungsinya organ-
organ vital yang terkait. Misalnya akibat kecelakaan atau luka pembunuhan
dapat terjadi di bagian mana saja dari tubuh seseorang. Namun, pada
akhirnya kematian akan terjadi jika otak mengalami kekurangan oksigen
dan glukosa disebabkan oleh kegagalan pemompaan darah ke otak, yang
kemudian akan mengakibatkan kerusakan pada seluruh sel tubuh.
Mati serebral atau mati kortikal
yakni kondisi kerusakan berat
yang terjadi pada kedua hemisfer
otak yang ireversibel, kecuali
Mati Serebral batang otak dan serebelum (otak
(Cerebral kecil).
Death)
Sedangkan kedua sistem lainnya,
yaitu sistem pernapasan dan
kardiovaskuler masih berfungsi
dengan bantuan alat.
Mati
Batang
Otak
(Brain
Steam
Death) • Definisi mati otak yang secara umum dianut oleh banyak
ahli medis mencakup kematian pada fungsi kortikal
tinggi dan fungsi syaraf batang otak rendah “brain Stem
death”.
KONSEP
PERAWATAN
MENJELANG
AJAL
1. DENIAL
(Penolakan)
Reaksi pertama adalah syok, tidak
mempercayai kenyataan.

Verbalisasi, “itu tidak mungkin:,


saya tidak percaya itu terjadi”

Perubahan fisik : letih, lemah,


pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan, detak jantung cepat,
menangis, gelisah.
2. Marah/anger

Mulai sadar akan kenyataan

Marah diproyeksikan pada orang lain

Reaksi fisik: muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan
mengepal

Perilaku agresif
3. Tawar menawar
• Individu berupaya membuat
perjanjian dengan cara yang halus
atau jelas untuk mencegah
kehilangan. Pada tahap ini, klien
sering mencari pendapat orang
lain.
4.
Depresi/mu
rung
5. Penerimaan
• Reaksi fisiologi menurun dan
interaksi sosial berlanjut.
• Sikap penerimaan ada bila seseorang
mampu menghadapi kenyataan
daripada hanya menyerah pada
pengunduran diri atau berputus asa.
Metode “PERSON” perawatan menjelang
ajal(1)
 P: Personal Strength (kekuatan seseorang ditunjukkan melalui gaya hidup, kegiatannya
atau pekerjaan).
• Contoh yang positif: Bekerja ditempat yang menyenangkan bertanggung jawab penuh dan
nyaman, Bekerja dengan siapa saja dalam kegiatan sehari-hari.
• Contoh yang negatif: Kecewa dalam pengalaman hidup.
 E: Emotional Reaction (reaksi emosional yang ditunjukkan dengan klien).
• Contoh yang positif: bingung tetapi mampu memfokuskan keadaan.
• Contoh yang negatif: Tidak berespon (menarik diri)
 R: Respon to Stres (respon klien terhadap situasi saat ini
atau dimasa lalu).
• Contoh yang positif: Memahami masalah secara langsung
dan mencari informasi. Dan menggunakan perasaannya
dengan sehat misalnya: latihan dan olah raga.
• Contoh yang negatif: Menyangkal masalah. pemakaian

PERSON
alkohol.
 S: Support System ( keluarga atau orang lain yang berarti.

(2)
• Contoh yang positif: Keluarga, Lembaga di masyarakat
• Contoh yang negatif: Tidak mempunyai keluarga
 O: Optimum Health Goal (alasan untuk menjadi lebih baik
(motivasi))
• Contoh yang positif: Menjadi orang tua, melihat hidup
sebagai pengalaman positif
• Contoh yang negatif: Pandangan hidup sebagai masalah
yang terkuat, tidak mungkin mendapatkan yang terbaik
PERSON (3)
N: Nexsus (bagian dari bahasa tubuh mengontrol seseorang
mempunyai penyakit atau mempunyai gejala yang serius).

Contoh yang positif: Melibatkan diri dalam perawatan dan


pengobatan.

Contoh yang negatif: Tidak berusaha melibatkan diri dalam


perawatan, menunda keputusan.
DASAR
HUKUM
PELAYANAN
PALIATIF DI
INDONESIA
Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO)

• Pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar :


a. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian
sebagai proses yang normal.
b. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
c. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812/
Menkes/. 2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif

• Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di


Indonesia masih belum merata sedangkan pasien
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang
bermutu, komprehensif dan holistik, maka diperlukan
kebijakan perawatan paliatif di Indonesia yang
memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatan
untuk menyelenggarakan pelayanan perawatan paliatif.
• Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat
jalan, dan kunjungan /rawat rumah.
Terima
kasih
Sehat, sukses dan
berlimpah berkah bahagia

Anda mungkin juga menyukai