Anda di halaman 1dari 25

DEMENSIA

ERNAWILIS
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memahami Konsep gangguan kognitif yang sering terjadi pada


lansia: Demensia
2. Mendeskripsikan prinsip komunikasi pada lansia dengan
demensia
3. Mendiskripsikan tatalaksana lansia dengan demensia
DEFENISI DEMENSIA :

Sindrom penurunan kognitif dan fungsional, biasanya terjadi


dikemudian hari sebagai akibat neurodegeneratif dan proses
serebrovaskuler (Killin, 2016)
Demensia merupakan peny degeneratif yg sering menyerang pada
orang yg berusia diatas 60 th. Demensia terjd akibat kerusakan sel-
sel otak dimana sistem saraf tdk bisa lagi membawa informasi ke
dalam otak, sehingga membuat kemunduran pd daya ingat,
keterampilan secara progresif, gangguan emosi, dan perubahan
perilaku, penderita demensia sering menunjukan gangguan perilaku
harian (Pieter and Janiwarti, 2011)
PENYEBAB DEMENSIA :

1. Penyakit Alzheimer → 50 – 55 %
2. Serangan Stroke → 25 – 35%
3. Serangan lain (cardiac arest, peny
parkinson, AIDS dan hidrocepalus) → 10 –
15%
GEJALA-GEJALA DEMENSIA :

1. Kehilangan Memori → tanda awal. Spt lupa ttg informasi yang


baru didapat atau dipelajari, lupa dg petunjuk yang diberikan,
nama maupun nomor telepon dan penderita akan sering lupa
dengan benda dan tidak mengingatnya
2. Kesulitan dalam melakukan rutinitas pekerjaan → sering
kesulitan untuk menyelesaikan rutinitas pekerjaan sehari-
hari. Spt menyiapkan makanan, menggunakan peralatan
rumah tangga dan melakukan hobi
3. Masalah dengan Bahasa → kesulitan dalam
mengolah kata yg tepat, mengeluarkan kata-kata yg
tidak biasa dan sering kali membuat kalimat yg sulit
utk dimengerti orang lain
4. Disorientasi Waktu & Tempat → lupa dengan jalan,
lupa dimana mereka berada dan bagaimana mereka
bisa sampai di tempat itu, serta tidak mengetahui
bagaimana kembali ke rumah
Next.. 5. Tidak Dapat Mengambil Keputusan → tidak dapat
mengambil keputusan yg sempurna dalam setiap
waktu spt memakai pakaian tanpa melihat cuaca
atau salah memakai pakaian, tidak dapat megolah
keuangan
6. Perubahan Suasana Hati dan Kepribadian →
perubahan perasaan dg sangat cepat, menangis atau
marah tanpa alasan yg jelas. Ketakutan, curiga yg
berlebihan, menjd sangat bingung
1. Demensia Tipe
JENIS-JENIS Alzheimer
DEMENSIA : 2. Demensia
Vaskuler
1. DEMENSIA ALZHEIMER

 Akibat degerasi otak yg sering ditemukan dan paling ditakuti.


Merupakan penyakit yg tidak hanya menggorogoti daya pikir dan
kemampuan aktivitas penderita, namun juga menimbulkan beban
bagi keluarga yang merawatnya.
 Keadaan klinis seseorang yg mengalami kemunduran fungsi
intelektual dan emosional secara progresif sehingga mengganggu
kegiatan sosial sehari-hari
 Gejalanya dimulai dengan gangguan memori yg mempengaruhi
keterampilan pekerjaan, sulit berfikir abstrak, salah meletakkan
barang, perubahan inisiatif, tingkah laku dan kepribadian
1. DEMENSIA VASKULER

 Jenis demensia kedua terbanyak setelah


demensia alzheimer
 Kejadian vaskuler pada populasi usia
<65 tahun 1,2-4,2%, pada kelompok usia
>65 tahun 0,7% dan 8,1% pada
kelompok usia diatas 90 tahun
STADIUM DEMENSIA :

1. Stadium I (Stadium Amnestik) → berlangsung selama 2-4 tahun


dengan gejala yg timbul antara lain : gangguan pada memori,
berhitung dan aktivitas spontan menurun. Kondisi ini tdk
mengganggu aktivitas rutin dalam keluarga
2. Stadium II (Stadium Demensia) → berlangsung selama 2-10
tahun dg gejala spt: disorientasi, gangguan bahasa, mudah
bingung dan penurunan fungsi memori lebih berat, sehingga
penderita pada stadium ini tidak dapat melakukan kegiatan
sampai selesai, mengalami gangguan visuospasial, tdk mengenali
anggota keluarganya, mengalami depresi berat sekitar 15-20%
3. Stadium III → stadium ini
berlangsung sekitar 6-12 tahun
dengan gejala yang ditimbulkan
penderita menjadi vegetatif, kegiatan
sehari-hari membutuhkan bantuan
orang lain, membisu, daya ingat
Next.. intelektual serta memori memburuk
sehingga tidak mengenal
keluarganya sendiri, tidak bisa
mengendalikan buang air besar
maupun kecil. Menyebabkan trauma
kematian atau akibat infeksi
PERAN KELUARGA :

 Keluarga merupakan suport system utama bagi lansia yang


menderita demensia
 Lansia yg mengalami kemunduran fungsi kognitif dan demensia,
memerlukan kesiapan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari lansia. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi yang
membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam
cara tertentu terhadap suatu situasi.
 Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga.
CAREGIVER

 Dapat diartikan sebagai voluntary caregiver, suatu assisted living


situation pada suatu nursing home atau suatu situasi hospice
care.
 Voluntary caregiver diartikan sebagai pasangan, saudara, teman
atau tetangga tidak dibayar untuk membantu seorang anak atau
org dewasa dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari dan membantu mereka utk merawat diri mereka
secara keseluruhan.
CAREGIVER DIBAGI MENJADI :

1. Formal Caregiver → org yg melakukan pelayanan dalam jangka


wkt yg panjang yg terdiri dari perawat, dokter, pekerja sosial,
terapis wicara, terapis fisik, ahli gizi, apoteker, asisten perawat
2. Informal caregiver → dideskripsikan sebagai org yg tinggal
dengan lansia yg terdiri dari pasangan lansia, anak yg tua
biasanya anak perempuan, cucu atau teman.
Dalam Melakukan Perawatan Pada Lansia
Demensia Dipengaruhi oleh bbrp Faktor :

1. Jenis kelamin
2. Budaya
3. Tipe hubungan antara lansia dengan caregiver
4. Tingkat pengetahuan caregiver ttg perawatan demensia
5. Koping dari caregiver

DAMPAK

HUBUNGAN INTERPERSONAL CAREGIVER DG LANSIA


CAREGIVER BURDEN

 Defensinya : stress yang dialami oleh anggota keluarga yang


merawat anggota keluarga yg lain di rumah dalam jangka waktu
lama.
 Caregiver mengalami caregiver burden setelah 6 bulan
melakukan perawatan pada lansia dengan demensia
 Dampak caregiver burden : dampak fisik, psikologi atau
emosional, sosial dan finansial pada keluarga yang merawatnya.
CAREGIVER BURDEN DAPAT DIKURANGIN
DENGAN :

1. Dukungan
2. Saling membantu
3. Saling berbagi dalam tanggung jawab keuangan dalam keluarga
4. Mencari pelayanan kesehatan yg dapat membantu
5. Melakukan konseling
6. Bergabung dengan keluarga lain yg memiliki lansia dengan
demensia
7. Mengikuti support group
CARA BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
DEMENSIA :

1. Persiapkan hati yang positif pada saat berinteraksi → sikap dan


bahasa tubuh kita dalam mengkomunikasikan sesuatu akan
lebih kuat daripada menggunakan kata-kata. Dengan suasana
hati yg positif ketika berbicara dengan lansia demensia, kita
dapat berbicara dengan cara yang menyenangkan dan penuh
rasa hormat. Gunakan nada suara yg halus, ekspresi wajah yg
ramah, hingga sentuhan fisik untuk membantu penyampaian
pesan dan tunjukkan dengan rasa penuh kasih sayang
2. Dapat perhatiannya saat berkomunikasi →
upayakan fokus perhatian dengan demensia
dan lakukan komunikasi di ruangan yg
terbatasi dari gangguan dan kebisingan,
misalnya dengan mematikan TV, menutup
pintu, ataupun pindah ke area yg lebih
tenang. Pastikan kita mendapat perhatiannya
Next.. sebelum berbicara. Identifikasi diri kita
dengan mengingatkan pada lansia nama kita
dan relasinya, gunakan isyarat non verbal
hingga sentuhan utk membantu lansia
demensia agar tetap fokus. Jika lansia posisi
duduk , turun ke levelnya dan pertahankan
kontak mata dengannya
3. Ajukan pertanyaan yang sederhana yang bisa
dijawab → ajukan satu pertanyaan pada satu
waktu; mendapatkan jawaban YA atau TIDAK
dari mereka sudah cukup baik. Jangan
terlalu mengajukan pertanyaan terbuka atau
dengan memberi banyak pilihan
4. Ketika keadaan menjadi lebih sulit, coba
Next.. untuk mengalihan perhatian mereka →
penting diingat bahwa menjalin hub dengan
lansia demensia perlu dilakukan pada tingkat
perasaan. Sebelum kita mengalihkan
perhatian, mungkin kita dapat berkata
“Bapak kelihatannya sedang sedih- ayo kita
cari hiburan yang menyenangkan”
5. Dengarkan lansia demensia dengan telinga,
mata dan hati → bersabar dalam menunggu
jawaban dari lansia demensia. Jika dia
berusaha mencari jawaban sendiri, tidak
Next.. masalah untuk membantu mencari kata yang
tepat. Selalu perhatikan isyarat non verbal
dan bahasa tubuh serta tanggapi dengan
tepat
6. Tanggapi lansia demensia dengan penuh
kasih sayang dan kepastian → lansia
demensia sering merasa kebingungan, cemas
dan tidak yakin pada diri sendiri. Lebih jauh,
mereka sering mendapatkan kenyataan yg
membingungkan dan mungkin mengingat hal-
hal yang tidak pernah terjadi. Hindari
mencoba meyakinkan mereka bahwa mereka
Next.. salah. Tetap fokus pada perasaan yg mereka
tunjukkan dan ekspresikan dengan sikap yg
positif. Pertahankan selera humor kita dan
gunakan humor kapanpun memungkinkan.
Lansia demensia cenderung masih
mempertahankan kemampuan sosial mereka
dan biasanya masih senang tertawa dan
bersenda gurau bersama.
TERAPI :

 Penanganan medis untuk demensia bersifat : PALIATIF &


SUPORTIF
 Pengobatan diberikan utk membantu mengatasi kecemasan,
depresi, perilaku agresif dan perilaku paranoid serta
menggantikan neurokimia di otak
 Terapi kelompok didasarkan bahwa perawatan harus
meningkatkan tingkat fungsi tertinggi yg mungkin dapat dicapai
klien
 Tujuan utama terapi adalah : Perawatan diri dan hubungan
dengan lingkungan sosial dan keluarga
TERAPI MEDIS :

1. Lakukan pemeriksaan fisik dan uji diagnostik untuk


mengidentifikasi kemungkinan penyebab demensia
2. Tangani semua masalah fisiologi secara medis
3. Berdasarkan gejalanya, tangani depresi, ansietas dan insomnia
4. Pertahankan kesehatan fisik dan dukung tingkat fungsi yg
optimal
5. Antidepresan trisklik dapat digunakan utk mengobati depresi
6. Antipsikotik spt haloperidol dan risperidon, dapat digunakan
dalam dosis rendah untuk mengobati ansietas dan agitasi
7. Vasodilator sering digunakan utk meningkatkan sirkulasi otak
dan meningkatkan kognisi

Anda mungkin juga menyukai