Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR: ISOLASI SOSIAL

PENGERTIAN ISOLASI SOSIAL


Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteaksi dengan orang lain disekitarnya
(Damaiyanti, 2012).
Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat, 2011).
Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif
dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DepKes, 2000
dalam Direja, 2011).
Isolasi sosial merupakan upaya Klien untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain maupun komunikasi
dengan orang lain (Trimelia, 2011).
Kesimpulan :
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan,
menghindari, dan tidak mampu berinteraksi dengan orang lain karena
merasa ditolak, kesepian, dan merasa tidak diterima sehingga mengalami
perilaku maladaptif.
Rentang Respon

PROSES TERJADINYA ISOLASI SOSIAL


Faktor Predisposisi
Faktor Biologis
Ada riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (faktor
herediter)
Faktor Sosial Budaya
Berasal dari golongan ekonomi rendah, tugas perkembangan anak yang
tidak mampu diselesaikan
Faktor Komunikasi
Komunikasi yang tidak jelas, emosi yang tinggi di setiap berkomunikasi
Faktor Psikologis
Konsep diri terganggu akibat gagal dalam mencapai keinginan/harapan
FAKTOR PRESIPITASI
Stressor sosial budaya
Ditimbulkan oleh faktor keluarga : Berpisah dengan orang yang berarti
dalam kehidupan.
Stressor psikologis
Kecemasan yang berkepanjangan yang tidak dapat diatasi karena tuntutan
berpisah dengan orang terdekat.
TANDA & GEJALA
DATA SUBJEKTIF
 Perasaan sepi
 Perasaan tidak aman
 Perasaan ditolak
 Perasaan bosan
 Tidak mampu berkonsentrasi
DATA OBJEKTIF
 Banyak diam
 Tidak mau bicara
 Menyendiri
 Tidak mau berinteraksi
 Tampak sedih
 Ekspresi datar
 Kontak mata kurang
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Tanda & gejala pada klien isolasi sosial ditemukan dengan observasi :
a) Apatis, ekspresi sedih.
b) Menghindari orang lain, tampak menyendiri, dan memisahkan diri
dari orang lain.
c) Komunikasi kurang/tidak ada, pasien tidak tampak bercakap-cakap
dengan orang lain.
d) Tidak ada kontak mata dan sering menunduk.
e) Berdiam diri di kamar.
f) Menolak berhubungan dengan orang lain, memutuskan
pembicaraan, atau pergi saat diajak bercakap-cakap.
g) Tidak tampak melakukan kegiatan sehari-hari, perawatan diri kurang,
dan kegiatan rumah tangga tidak dilakukan.
h) Posisi janin pada saat tidur.
Tanda & gejala pada klien isolasi sosial ditemukan dengan wawancara :
a) Klien menjawab dengan singkat “ya”, “tidak”, “tidak tahu”.
b) Klien tidak menjawab sama sekali.
Diagnosis Keperawatan

Masalah utama (Core Problem) adalah isolasi sosial.


Penyebab klien mengalami isolasi sosial dikarenakan klien memiliki harga
diri rendah.
Apabila klien isolasi sosial tidak diberikan asuhan keperawatan, akan
mengakibatkan gangguan sensori persepsi halusinasi.
Tindakan Keperawatan Untuk Klien
Tujuan :
Klien mampu :
a) Membina hubungan saling percaya
b) Menyadari penyebab isolasi sosial
c) Berinteraksi secara bertahap dengan anggota keluarga dan
lingkungan sekitarnya
d) Berkomunikasi saat melakukan kegiatan rumah tangga dan kegiatan
sosial
Tindakan Keperawatan yang dilakukan :
a) Membina hubungan saling percaya dengan klien
b) Membantu klien menyadari perilaku isolasi sosial
c) Melatih klien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Tujuan : Keluarga mampu merawat klien isolasi sosial dirumah
Tindakan Keperawatan yang dilakukan :
a) Menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala, dan proses
terjadinya isolasi sosial dan mengambil keputusan untuk merawat
klien.
b) Memperagakan cara berkomunikasi dengan klien.
c) Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikkan cara
berkomunikasi dengan klien.
Evaluasi & Dokumentasi
Evaluasi kemampuan klien :
a) Klien menunjukkan rasa percayanya kepada saudara sebagai perawat
dengan ditandai dengan klien mau bekerja sama secara aktif dalam
melaksanakan program yang diusulkan kepada klien.
b) Klien mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan tidak mau bergaul
dengan orang lain, kerugian tidak mau bergaul, dan keuntungan
bergaul dengan orang lain.
c) Klien menunjukkan kemajuan dalam berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap.
Evaluasi kemampuan keluarga :
a) Keluarga ikut bekerja sama merawat pasien sesuai anjuran yang
diberikan.
Dokumentasi : Dilakukan setiap selesai pertemuan dengan klien dan
keluarga.

“HALUSINASI”
DEFINISI
Halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar,
merasa, mencium, atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Pada
kondisi tertentu, halusinasi dapat mengakibatkan ancaman pada diri sendiri
dan orang lain
Rentang Respon
Respon Adaptif
• Pikitan logis
• Persepsi akurat
• Emosi konsisten dengan pengalaman
• Perilaku social
• Hubungan sosial
Respon Psikososial
• Distorsi pikiran
• Ilusi
• Reaksi emosi berlebihan atau kurang
• Perilaku aneh atau tidak biasa
• Menarik diri
Respon Maladaptif
• Gangguan proses piker
• Waham
• Perilaku disorganisasi
• Isolasi sosial
Faktor-Faktor Penyebab
Faktor Predisposisi
- Faktor perkembangan
- Faktor sosiokultural
- Faktor biokimia
- Faktor psikologis
- Faktor genetik dan pola asuh
Faktor Presipitasi
- Dimensi fisik
- Dimensi emosional
- Dimensi intelektual
- Dimensi sosial
- Dimensi spiritual
Tanda dan Gejala
• Bicara sendiri
• Ketawa sendiri
• Senyum sendiri
• Respon verbal yang lambat
• Berusaha menghindar dari orang lain
• Menggerakan bibir tanpa suara
• Pergerakan mata yang cepat
• Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata
• Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah
• Ekspresi muka tegang
• Mudah tersinggung, jengkel dan marah
• Perilaku panik
• Bertindak merusak diri dan orang lain serta lingkungan
• Ketakutan
Fase-Fase Halusinasi
1. Sleep Disorder
Sleep Disorder adalah halusinasi tahap awal sesorang sebelum
muncul halusinasi.
 Karakteristik: Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari
lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah.
Masalah makin terasa sulit karena berbagai stressor terakumulasi
dan support system yang kurang dan persepsi terhadap masalah
sangat buruk. 
 Perilaku: Klien susah tidur dan berlangsung terus menerus sehingga
terbiasa menghayal, dan menganggap menghayal awal sebagai
pemecah masalah.
2. Comforthing
Comforthing adalah halusinasi tahap menyenangkan: Cemas
sedang.
 Karakteristik: Klien mengalami perasaan yang mendalam seperti
cemas, kesepian, rasa bersalah, takut, dan mencoba untuk berfokus
pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan cemas. Klien
cenderung mengenali bahwa pikiran-pikiran dan pengalaman sensori
berada dalam kendali kesadaran jika cemas dapat ditangani. 
 Perilaku: Klien terkadang tersenyum, tertawa sendiri, menggerakkan
bibir tanpa suara, pergerakkan mata yang cepat, respon verbal yang
lambat, diam dan berkonsentrasi.
3. Condemning
Condemning adalah tahap halusinasi menjadi menjijikkan: Cemas
berat.
 Karakteristik: Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan.
Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil
jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien mungkin
merasa dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari
orang lain. 
 Perilaku: Ditandai dengan meningkatnya tanda-tanda sistem syaraf
otonom akibat ansietas otonom seperti peningkatan denyut jantung,
pernapasan, dan tekanan darah. Rentang perhatian dengan
lingkungan berkurang, dan terkadang asyik dengan pengalaman
sensori dan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan
realita.
4. Controling
Controling adalah tahap pengalaman halusinasi yang berkuasa:
Cemas berat.
 Karakteristik: Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi
menjadi menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian
jika sensori halusinasi berhenti. 
 Perilaku: Perilaku klien taat pada perintah halusinasi, sulit
berhubungan dengan orang lain, respon perhatian terhadap
lingkungan berkurang, biasanya hanya beberapa detik saja,
ketidakmampuan mengikuti perintah dari perawat, tremor dan
berkeringat.
5. Conquering
Conquering adalah tahap halusinasi panik: Umumnya menjadi
melebur dalam halusinasi.
 Karakteristik: Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi. Halusinasi berakhir dari beberapa jam
atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik. 
 Perilaku: Perilaku panik, resiko tinggi mencederai, bunuh diri atau
membunuh. Tindak kekerasan agitasi, menarik atau katatonik,
ketidak mampuan berespon terhadap lingkungan.
Jenis-Jenis Halusinasi
Halusinasi Pendengaran , Halusinasi Penglihatan, Halusinasi Penciuman,
Halusinasi Pengecapan, Halusinasi Perabaan, Halusinasi Seksual, Halusinasi
Kinesthik, Halusinasi Visceral.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Psikofarmakoterapi, psikoterapi, rehabilitasi
Penatalaksanaan Keperawatan
Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas
kelompok stimulus sensori

Anda mungkin juga menyukai