Anda di halaman 1dari 26

HALUSINASI

Disusun oleh:
INTAN MAHA DEWI(4A) 2114201023

Dosen pembimbing : Ns.Amelia Susanti,M.Kep,Sp.kep


Halusinasi adalah gangguan persepsi yang
membuat seseorang mendengar, merasa,
mencium, atau melihat sesuatu yang
sebenarnya tidak ada. Pada kondisi tertentu,
halusinasi dapat mengakibatkan ancaman
pada diri sendiri dan orang lain.
respon psikososial

respon respon
adaptif maladaptif
1.Faktor predisposisi

a.faktor perkembangan
perkembangan klien terganggu misal nya kurang mengontrol
emosi,mudah frustrasi dan hilang percaya diri

b.faktor sosiokultural
seseorang yang merasa tidak di anggap di lingkungan nya sejak bayi
akan membekas di ingatan nya sampai dewasa dan ia akan merasa
disingkirkan,kesepian,dan tidak percaya pada lingkungannya

c.faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika
seseorang
mengalami stres yang berlebihan, maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan
zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan
dimethytranferase ( DMP ).
d.Faktor Psikologis
Hubungan intrapersonal yang tidak harmonis serta adanay peran ganda bertentangan
yang sering diterima oleh seseorang akan menagkibatkan stres dan kecemasan yang
tinggi dan berakhir pada gangguan orientasi realitas

e.Faktor Genetik Gen


Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung
mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini

2. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan,
ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya
rangsangan dari lingkunagan, seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak
diajak komunikasi, objek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi
seringg menjasi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stres
a. Bicara, senyum, dan ketawa sendiri.
b.Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, dan
respon verbal yang lambat.
c.Menarik diri dari orang lain, dan berusaha untuk menghindari diri dari
orang lain.
d.Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang
tidak nyata.
e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
f.Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik
dan berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.
g.Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya), dan takut.
h. Sulit berhubungan dengan orang lain.
i. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan m arah.
j.Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
k. Tampak tremor dan berkeringat, perilaku
karakteristik dari fase ini klien mengalami stress,cemas,perasaan
perpisahan,rasa bersalah,kesepian yg memuncak,dan tidak dapat di
selesaikan.

perilaku klien pada tahap 2yaitu dengan terjadi peningkatan denyut


jantung,pernafasan,dan tekanan darah,perhatian dengan
lingkungan berkurang,konsentrasi terhadap pengalaman sendirinya
berkurang,kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
perilaku klien pada fase 3 ini adalah sulit berhubungan dengan orang
lain,perhatian thp lingkungan berkutang,tampak tremor dan berkeringat

• klien sudah sangat di kuasai okeh halusinasi,klientampak


panik,karakteristiknya yaitu suara/ide yang datang mengancam apabila
tidak di ikuti,klien berperilaku panik,resiko tinggi mencederai,tidak mampu
berespon terhadap lingkungan
adalah proses untuk menghindari stress,kecemasan

keinginan yang tidak dapat di toleransi,mencurahkan emosi pada


orang lain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri

reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik


maupun psikologis
1.Melatih klien mengontrol halusinasi
-sp 1:menghardik halusinasi
-sp 2:menggunakan obat secara teratur
-sp 3:Bercakap-cakap dengan orang lain
-sp 4:melakukan aktivitas yang terjadwal

2.tindakan kep tidak hanya ditujukan untuk klien tetapi juga


di berikan kepada keluarga
psikologi suportif individual atau kelompok sangat membantu
karena klien kembali ke masyarakat,selain itu terapikerja
sangat baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang
lain,klien lain,perawat dan dokter.maksudnya supaya klien
tidak mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan
yang kurang baik,dianjurkan untuk mengadakan permainan
atau latihan bersama seperti terapi modalitas.
1.tetapkan hub saling
percaya 2.kaji gejala
halusinasi
3.fokus pada gejala pasien,menjelaskan apa yang terjadi
4.identifikasi apakah sebelumnya minum obat atau alkohol
5.jika klien bertanya“anda mendengar suara itu,tetapi saya dan suster lain tidak
mendengar suara itu”
6.bantu klien membandingkan halusinasi saat ini dan baru saja dialami
7.dorong klien mengobservasi dan menjelaskan pikiran,perasaan,dan tindakan yg
berhubungan dengan halusinasi
8.sarankan dan kuatkan pengguna hub interpersonal dalam memenuhi kebutuhan
9.identifikasi gejala paikosis lainnya yang mempengaruhi aktivitas sehari hari klien
a.Nama perawat,nama klien,tujuan yang
akan dilakukan,waktu
b.usia dan no rekam
medis c.agama
d.Alamat
e.informasi keluarga yang
bisa dihubungi

Tanyakan pada keluarga klien akan di bawa kerumah sakit jiwa,apa yang
sudah dilakukan terhadap klien sebelum klien dibawa kerumah sakit jiwa serta
Tanyakan pada klien/keluarga
a.apakah pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu
b.apakah pernah melakukan/mengalami penganiayaan fisik
c.apakah pernah mengalami penolakan dari keluarga dan
lingkungan
d.apakah pernah mengalami kejadian/trauma yang tidak
menyenangkan pada masa lalu

Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan,


dan tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan
klien.

a. Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh
b.Konsep diri
• citra tubuh
• identitas diri
• peran diri
• ideal diri
• harga diri

c. Hubungan sosial

Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya yang biasa
dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat,
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam berinteraksi
dengan orang lain.
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakinan.

mengamati pembicaraan klien:klien bicara sendiri,klien marah tanpa


sebab
,bicara cepat,keras,dan gugup

mengamati pembicaraan klien:klien bicara sendiri,klien marah


tanpa sebab,bicara cepat,keras,dan gugup

mengamati kondisi fisik klien:klien terlihat gelisah,berjalan modar


mandir dg gerakan mulut yg seakan sedang berbicara
mengamati/mengobservasi kondisi perasaan klien

mengamati kondisi emosi klien

mengamati kondisi klien :perilaku klien tidak kooperatif,lebih banyak dia

mengambil jenis halusinasi yang terjadi pada klien

klien cenderung apabila akan menjawab pertanyaan diam terlebih dahulu


seolah olah sedang merenung lalu menjawab,kadang jawaban tidak sesuai
mengamati isi pikiran klien selama wawancara

mengamati tingkat kesadaran klien:halusinasi pendengaran tingkat


kesadarannya yaitu stupor dg gangguan motorik seperti
melakukan gerakan berulang ulang

mengamati gangguan daya ingat klien

mengamati tingkat konsentrasi klien dan kemampuan berhitung klien


saat wawancara
mengamati gangguan kemampuan klien apakah gangguan
kemampuan penilaianringan yakini dapat mengambil keputusan yg
sederhana dengan bantuan orang lain

mengamati klien tentang penyakit yg


dideritanya

• makan
• buang air beda dan buang • pengguna obat
air kecil • pemelihara kesehatan
• mandi • aktifitas di dalam rumah
• berpakaian • aktifitas diluar rumah
• istirahat dan tidur
masalah keperawatan

• perubahan persepsi sendiri:halusinasi pendengaran


• kekerasan resiko tinggi:mencederai diri,orang
lain,dan lingkungan
Resiko
Perilaku (Effect)
Kekerasan

Gangguan sendiri (Core Proboem)


persepsi
halusinasi

Isolasi (Causa)
Sosial
• Resiko tinggi perilaku kekerasan pada diri
sendiri,orang lain,lingkungan
• Perubahan persepsi sensori:halusinasi pendengaran
• kerusakan interaksi sosial :menarik diri

1.Tindakan keperawatan untuk klien


halusinasi a.membentu klien mengenali
halusinasi b.melatih klien mengontrol
halusinasi

2.Tindakan keperawatan untuk keluarga


klien halusinasi
Pelaksanaan keperawatan oleh klien hal yang harus diperhatikan adalah tindakan
keperawatan yang akan dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan tindakan
keperawatan perawat harus lebih dulu melakukan :

• Bina hubungan saling percaya


• identifikasi waktu,frekuensi situasi,respon klien thp halusinasi
• melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
• melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
• melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakapcakap
• melatih klien dan mengontrol halusinasi dengan cara melaksanakan kegiatan terjadwal
Evaluasi adalah tindakan untuk mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari
perencanaan tercapai dan evaluasi itu sendiri dilakukan terus menerus
melalui hubungan yang erat.
Evaluasi dibagi menjadi dua m a c a m yaitu :
a.Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan terus menerus untuk menilai
hasil tindakan yang telah dilakukan.
b.Sumatif yaitu evaluasi akhir yang ditujukan untuk menilai keberhasilan tujuan
yang dilakukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola pikir :
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
O : Respon objektif klien terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan masalah tetap atau
muncul masalah baru atau data yang kontradiktif dengan masalah yang ada.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkakn hasil analisa pada respon klien.

Evaluasi keberhasilan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga


diri rendah :
Pada akhir keperawatan diharapkan :
a) Klien mampu :
1)Klien dapat mengidentifikasikan aspek positif klien, Keluarga dan
kemampuan yang dimiliki klien.
2) Klien menilai kemampuan yang digunakan.
3) Klien membuat rencana kegiatan
4) Klien membuat rencana kegiatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai