PENDENGARAN
8/09/2011 Ners Community No comments
Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan respon neurbiologis misalnya:
dopamine neurotransmiter yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine neurotransmiter
lain dan masalah-masalah pada sistem receptor dopamine.
menimbulkan gangguan perilaku. Klien berusaha menyesuaikan diri terhadap stressor lingkungan yang
terjadi.
c. Faktor Pemicu Gejala
1. Kesehatan
Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan, ansietas sedang sampai berat, dan gangguan proses
informasi.
2. Lingkungan
Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari), rasa
bermusuhan dan lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan, gangguan dalam hubungan
interpersonal, kesepian (kurang dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial, yang kurang,
dan kemiskinan.
3. Sikap/ perilaku
Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri), kehilangan motivasi untuk melakukan
aktivitas, perilaku amuk dan agresif.
4. Macam-macam halusinasi
a. Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara suara orang, biasanya klien
mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan
untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan :
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik,
gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau
menakutkan.
c. Halusinasi penghidu :
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau
feses. Kadang kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan
dementia.
d. Halusinasi peraba :
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh :
merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap :
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik :
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri,
makanan dicerna atau pembentukan urine. (Menurut Stuart, 2007)
5. Fase-fase halusinasi
a. Fase pertama (Comforting)
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stres, perasaan yang terpisah, kesepian. Klien mungkin
melamun atau memfokuskan pikiran pada hal yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan dan
stres. Cara ini menolong sementara. Klien masih dapat mengontrol kesadarannya dan mengenal
pikirannnya namun intensitas persepsi meningkat.
b. Fase kedua (Condemning)
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal, klien berada pada
tingkat listening pada halusinasi. Pemikiran internal menjadi menonjol seperti gambaran suara dan
sensasi. Halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas. Klien takut apabila orang lain mendengar, klien
merasa tidak mampu mengontrolnya. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi dengan
memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain atau tempat lain.
c. Fase ketiga (Controling)
Halusinasi lebih menonjol, mengusai dan mengontrol. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya pada
halusinasinya. Halusinasi memberi kesenangan dan rasa aman yang sementara.
d. Fase keempat (Consquering)
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepasakan diri dariu kontrol halusinasinya. Halusinasi yang
sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi. Klien tidak dapat
berhubungan dengan orang lain karena terlaslu sibuk dengan halusinasinya. Klien mungkin berada dalam
dunia yang menakutkan dalam waktu yang singkat, beberap a jam atau selamanya. Proses ini menjadi
kronik jika tidak dilakukan intervensi.
6. Rentang Respon
Rentang respon halusinasi ( berdasarkan Stuart dan Laria, 2001)
Adaptif sampai dengan maladaftif
Keterangan:
Adaptif
1. Pikiran logis
2. Persepsi kuat
3. Emosi konsisten
4. Perilaku sesuai
5. Berhub. Sosial
Maladaptif
1. Gangguan pikir
2. Halusinasi
3. Sulit berespon emosi
4. Perilaku disorganisasi
5. Isolasi sosial
Antara Adaptif dan Maladaptif
1. Distorsi pikir
2. Ilusi
3. Reaksi emosi meningkat
4. Perilaku aneh/tidak biasa
5. Menarik diri
C. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (Efek)
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran (Core Problem)
Pasien mau menyebutkan nama, mau memanggil nama perawat dan mau duduk bersama.
Setelah dilakukan kunjungan rumah klien dapat berhubungan secara bertahap dengan keluarga.
Intervensi :
Lakukan perkenalan.
serta beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaan penyebab pasien tidak mau
bergaul/menarik diri.
Jelaskan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta yang mungkin jadi penyebab.
Perlahan-lahan serta pasien dalam kegiatan ruangan dengan melalui tahap-tahap yang
ditentukan.
Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab dan car a keluarga
menghadapi.
Anjurkan anggota keluarga pasien secara rutin menengok pasien minimal sekali seminggu
b. Diagnosa 2
Gangguan hubungan sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan Konsep diri : harga diri rendah.
Tujuan : Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap.
Kriteria Hasil :
Pasien mampu membuat perencanaan yang realistik sesuai dengan kemampuan yang ada pada
dirinya.
Pasien bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana.
Intervensi :
Dorong pasien untuk menyebutkan aspek positip yang ada pada dirinya dari segi fisik.
Diskusikan dengan pasien keterampilannya yang menonjol selama di rumah dan di rumah sakit.
Berikan pujian.
Bersama pasien identifikasi stressor dan bagaimana penialian pasien terhadap stressor.
Jelaskan bahwa keyakinan pasien terhadap stressor mempengaruhi pikiran dan perilakunya.
Bantu pasien untuk mengerti bahwa hanya pasien yang dapat merubah dirinya bukan orang lain
Dorong pasien untuk memulai pengalaman baru untuk berkembang sesuai potensi yang ada pada
dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Budi Anni Keliat,Dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
2. Maramis, Willy F .2009.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2;Surabaya.
3. Yosep, I.2009. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi. Refika Aditama: Jakarta.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PSP : HALUSINASI PENDENGARAN
(Pertemuan Pertama : Tanggal-Bulan-Tahun)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tampak menyendiri, gelisah, kontak mata kurang.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b.d gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran.
3. Tujuan Khusus
TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
TUK 2: Klien dapat mengenal halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, ciptakan lingkungan terapeutik.
b. Beri kesempatan klien ungkapkan perasaanya.
c. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati
d. Diskusikan dengan klien halusinasi yang dialaminya.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi Mas ? Perkenalkan nama saya Feny Andriyani, panggil saja saya mbak Feny ya!, saya
Mahasiswa Keperawatan Soetomo.
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan Mas hari ini? Kenapa mas sampai dibawa kesini ?
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara-suara yang sering mas dengar?
Waktu : Mau berapa lama kita berbincang-bincang ? Bagaimana kalau selama 15 menit ?
Tempat : Mas mau ngobrol dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
2. Kerja
a. Coba mas ceritakan suara-suara yang mas dengar!
b. Kapan saja suara itu muncul? Situasi yang bagaimana menurut mas menjadi pencetus munculnya suara
tersebut ?
c. Berapa kali suara itu mas dengar dalam sehari?
d. Apakah yang mas lakukan jika suara-suara itu muncul? Apakah mas mengikuti printah suara-suara yang
mas dengar?
e. Bagaimana perasaan mas ketika suara-suara itu muncul ?
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasan mas sekarang setelah bercakap-cakap dengan saya?.
b. Evaluasi obyektif
Coba masih ingat nama saya ? terus coba sebutkan lagi kenapa mas dibawa kesini ?
c. Rencana tindak lanjut
Baiklah mas karena waktu kita sudah habis kita sudahi sampai disini ya, besok kita nomong-ngomong
lagi ya ?
4. Kontrak
Topik : Besok kita bercakap-cakap lagi ya mas. Kita akan diskusikan bagaimana cara mengontrol suarasuara yang mas dengar itu.
Waktu : Jam berapa besok kita bisa bertemu? Bagaimana kalau jam 09.00 WIB selama 15 menit. Mas
setuju?
Tempat: Kita akan berbincang-bincang di taman, setuju?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PSP : HALUSINASI PENDENGARAN
(Pertemuan Kedua : Tanggal-Bulan-Tahun)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Kllien tampak menyendiri, gelisah, kontak mata kurang.
2. Diagnosa Keperawata.
Resiko mencederai diri sendiri /orang lain lingkungan berhubungan dengan halusinasi pendengaran.
3. Tujuan khusus
TUK 3 : klien dapat mengontol halusinasinya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Diskusikan dengan klien cara yang dilakukan selama ini untuk mengontrol halusinasinya.
b. Diskusikan manfaat dan kerugian cara yang selama ini dilakukan.
c. Diskusikan dengan klien cara baru mengontrol halusinasinya.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik.
selamat pagi mas.?
b. Evaluasi / validasi
bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah mas masih mendengar suara-suara seperti kemarin?
c. Kontrak.
Topik : Seperti janji kita kemarin, hari ini kita akan membicarakan tentang bagaimana supaya suara-suara
yang mas dengan dapat dikendalikan.
Waktu : Mau berapa lama kita berbincang-bincang ? Bagaimana kalau selama 15 menit ?