Anda di halaman 1dari 83

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn.S DENGAN DIAGNOSA UTAMA HALUSINASI


DI RSJ MUTIARA SUKMA

Nama Mahasiswa : DITHA PRAYUDA


NPM : 022021035

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

0
BAB II
(LANDASAN TEORI)
A. Masalah Utama Klien : Halusinasi pendengaran
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian.
a. Perubahan Sensori Persepsi
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam
jumlah dan pola dari stimulus yang mendekati (yang diprakarsai secara
internal / eksternal)disertai dengan suatu pengurangan berlebih-lebihan
distorsi atau kelainan berespon terhadap suatu stimulus. (Townsend, 1998)
b. Halusinasi
Adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata
artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus /
rangsangan dari luar. (Maramis, 1980)
c. Halusinasi
Merupakan reaksi terhadap stress dan usaha dari alam tak sadar untuk
melindungi egonya atau pernyataan simbolik dari gangguan psikotik
individu. Halusinasi adalah gejala sekunder dari Skizofrenia dank lien
dengan skizofrenia 70 % mengalami halusinasi pendengaran dan 20 %
mengalami campuran antara halusinasi pendengaran dan halusinasi
penglihatan. (Stuart dan Sundeen, 1995).
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi
dengan karakteristik tertentu, diantaranya :
1) Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara–
suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang
membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan
untuk melakukan sesuatu.
2) Halusinasi penglihatan
Karakteristik ditandai dengan adanya stimulus penglihatan dalam
bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan /
atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa
menyenangkan atau menakutkan.

1
3) Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan.
seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhidu bau harum.
Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4) Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat.
Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
5) Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis
dan menjijikkan.
6) Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh.
Seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau
pembentukan urine.
2. Etiologi
Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada
pasien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan
delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan
alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi,
kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat
dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti
depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan
halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian
obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal
yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti
kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada
pembicaraan.

2
Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun
banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis, psikologis,
sosial budaya, dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan, biologis,
pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.
a. Faktor Predisposisi
1) Biologis
 Gangguan perkembangan dan fungsi otak / susunan saraf pusat
dapat menimbulkan gangguan realita
 Gejala yang mungkin muncul adalah: hambatan dalam belajar,
berbicara, daya ingat dan muncul perilaku menarik diri dan
prilaku kekerasan.
2) Psikologis
 Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan
 Psikologis pasien : pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak
adekuat, misalnya tidak ada kasih sayang dan diwarnai kekerasan
dalam keluarga.
 Orientasi realita adalah: penolakan atau tindakan kekerasan
dalam rentang hidup pasien
3) Sosial budaya
 Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
 Kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam, kerawanan keamanan)
 Kehidupan yang terisolir disertai stress yang menumpuk
b. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
c. Adanya gejala pemicu
c. Patopsikologi
Proses terjadinya halusinasi
Halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu sebagai berikut :
1) Fase pertama / Tahap comforting (ansietas sedang)
Yaitu fase menyenangkan
a. Pada tahap ini masuk dalam golongan nonpsikotik.

3
b. Karakteristik : pasien mengalami stress, cemas ringan, perasaan
perpisahan, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat
diselesaikan.
c. Gejala : pasien mulai melamun, memikirkan hal-hal yang
menyenangkan, cara ini hanya menolong sementara.
d. Perilaku pasien : Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan bibir tanpa suara, menggerakkan mata cepat,
respon verbal yang lambat jika sedang asyik dengan
halusinasinya, dan suka menyendiri.
2) Fase kedua / Tahap condemming (ansietas berat)
Yaitu halusinasi menjadi menjijikkan
a. Pada tahap ini termasuk dalam psikotik ringan
b. Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan,
kecemasan meningkat, melamun, dan berfikir sendiri jadi
dominan.
c. Gejala : Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas, pasien tidak
ingin ada orang lain tahu, dan ia tetap dapat mengontrolnya.
d. Perilaku pasien : Meningkatnya tanda-tanda system saraf otonom
seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, pasien
asyik dengan halusinasinya, dan tidak bisa membedakan realitas.
3) Fase ketiga / Tahap controling (ansietas berat)
Yaitu pengalaman sensori menjadi berkuasa.
a. Pada tahap ini termasuk dalam gangguan psikotik
b. Karakteristik : pasien mendengar bisikan, suara, isi halusinasi
semakin menonjol, menguasai dan mengontrol pasien.
c. Gejala : pasien menjadi terbiasa, dan tidak berdaya terhadap
halusinasinya.
d. Perilaku pasien : Kemauan dikendalikan halusinasi, rentang
perhatian hanya beberapa menit atau detik, tanda-tanda fisik
berupa pasien berkeringat, tremor, dan tidak mampu mematuhi
perintah.
4) Fase keempat / Tahap conquering (panik)
Yaitu Klien lebur dengan halusinasinya

4
a. Pada tahap ini termasuk dalam psikotik berat
b. Karakteristik : Halusinasinya berubah menjadi mengancam,
memerintah, dan memarahi pasien
c. Gejala : pasien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol, dan
tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain dan
lingkungan.
d. Perilaku pasien : Perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri,
perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri tau katatonik, tidak
mampu merespon terhadap perintah kompleks, dan tidak mampu
berespon lebih dari satu orang.
Identifikasi adanya perilaku halusinasi
a. Isi halusinasi
 Menanyakan suara siapa yang didengar
 Apa bentuk bayangan yang dilihat
 Bau apa yang tercium
 Rasa apa yang dikecap
 Merasakan apa dipermukaan tubuh
b. Waktu dan frekuensi halusinasi
 Kapan pengalaman halusinasi itu muncul
 Bila mungkin pasien diminta menjelaskan kapan persis waktu terjadinya
halusinasi tersebut
c. Situasi pencetus halusinasi
 Menanyakan kepada pasien peristiwa atau kejadian yang dialami sebelum
halusinasi muncul
 Mengobservasi apa yang dialami pasien menjelang munculnya halusinasi
d. Respon pasien
 Apa yang dilakukan oleh pasien saat mengalami pengalaman halusinasi
 Apakah masih bisa mengontrol stimulus halusinasi atau sudah tidak
berdaya lagi terhadap halusinasi.
3. Rentang respon halusinasi / neurobiologik
R. Adaptif R. Maladaptif

a.Pikiran logis a. Distorsi pikiran a.Gangguan pikiran


b.Persepsi akurat b. Ilusi b.Halusinasi
c.Emosi konsisten c. Reaksi emosi c.Kesukaran proses
5
d.Dengan pengalaman berlebihan atau d.Emosi
e.Perilaku sesuai kurang e.Perilaku
f.Berhubungan d. Perilaku yang disorganisasi
sosial tidak biasa f.Isolasi sosial
(Stuart dan Laraia, 1998)
4. Tanda dan Gejala
a. Bicara dan senyum sendiri
b. Mendengar suara-suara
c. Marah-marah, gelisah
d. Merusak / menyerang, bermusuhan
e. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
f. Lebih banyak berdiam diri / menyendiri
g. Tidak bisa membedakan hal-hal (stimulus) nyata dan tidak nyata.
h. Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi
i. Ekspresi muka tegang dan mudah tersinggung
5. Akibat
a. Mencederai diri / orang lain / lingkungan
b. Bermusuhan dan perilaku kekerasan
Pohon Masalah
RPK

HALUSINASI

ISOLASI SOSIAL

C. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Isolasi sosial
2. halusinasi pendengaran
3. RPK
D. Diagnosa keperawatan dan prioritas
HALUSINASI PENDENGARAN

6
E. Rencana tindakan keperawatan
DIAGNOSA : halusinasi pendengaran
a. Tujuan Umum : pasien
Tindakan :

Pasien Keluarga

SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi 1. Mendiskusikan masalah yang
pasien dirasakan keluarga dalam
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien merawat pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi 2. Menjelaskan pengertian, tanda
pasien dan gejala halusinasi, dan
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi jenis halusinasi yang dialami
pasien pasien beserta proses
5. Mengidentifikasi situasi yang terjadinya
menimbulkan halusinasi 3. Menjelaskan cara-cara
6. Mengidentifikasi respons pasien merawat pasien halusinasi
terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik SP II k
halusinasi 1. Melatih keluarga
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara mempraktekkan cara merawat
menghardik halusinasi dalam jadwal pasien dengan Halusinasi
kegiatan harian 2. Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung kepada
SP II p pasien Halusinasi
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian D.
pasien SP III k
2. Melatih pasien mengendalikan 1. Membantu keluarga membuat
halusinasi dengan cara bercakap-cakap jadual aktivitas di rumah
dengan orang lain termasuk minum obat
3. Menganjurkan pasien memasukkan (discharge planning)
dalam jadwal kegiatan harian 2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
SP III p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
C.
SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien

7
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

8
BAB III
(LAPORAN KASUS KEPERAWATAN JIWA)

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


Tanggal pengkajian 02 Januari 2023

RUANG RAWAT:
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.S ( L )
Umur : 26 TAHUN RM No.051667
Informan : klien/Recamedic klien
II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Klien mengatakan sering mendengar bisikan aneh dan merasa takut dan klien
mengatakan suara yang di dengar mengatakan “bunuh dia bunuh dia”
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil kurang berhasil Tidak
Berhasil
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
3. Aniaya fisik
 Aniaya seksual
 Penolakan
 Kekerasan dalam keluarga
 Tindakan kriminal

Jelaskan nomor : 1,2,3


1. Klien mengtakan rumah sakit jiwa adalah rumahnya dan sring di rawat di
RSJ Mutiara sukma. Klien sudah lebih dari 5x dirawt RSJ MUTIARA
SUKMA .
2. Klien mengatakan sering bolak balik masuk rumah sakit jiwa Mutiara
sukma. Dikarenakan tidak control teratur.
Masalah Keperawatan :
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Ya Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
……………………. …………… …………………………………
Masalah Keperawatan : ……………………………………………………
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
klien mengtaakan dulu sering ngamuk dan marah-marah dan sempat ingin
melekaukan kekerasan terhadap orang di sekitarnya.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan
IV. FISIK
3. Tanda vital : TD:110/80 mm/hg N: 80x/menit S: 36,2 C R : 22x/menit
4. Ukur : TB: 166 cm BB: 62 kg Turun Naik:
5. Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelaskan : Mata klien tampak ada kotoran, Mata klien tampak merah.
Masalah Keperawatan : deficit perawatan diri

9
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

KETERANGAN : PENJELASAN
Tn.A memiliki 5 saudara dari 6 bersaudara. Tn.A
LAKI-LAKI sudah ceri dengan isrtrinya sejak Tn.A sakit
Dan Tn.A tinggal bersama kedua analnya dan
juga masih sering di batu oleh saudara atapun
PEREMPUAN keluarganya.

CERAI

PASIEN

TINGGAL
SERUMAH

10
2. Konsep diri :
a. Citra tubuh : klien mengatakan sangat bersukur karna tidak ada
kekurangan pada tubuhnya. Baik dari berat badan ataupun
tinggi badannya.
b. Identitas diri : Tn.S megetahui nama dan alamat
c. Peran : klien mengatakan tahu perannya dalam keluarga .
d. Ideal diri : klien yakin kaan sembuh
e. Harga diri : Malu dengan kondisi saat ini.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah.
3. Hubungan Sosial:
a. Orang yang berarti :
Tn.S mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupya adalah anaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok/masyarakat dikarekan
keadaannya yang sekrang.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Hambatan dalam behubungan dengan orang lain adalah kondisi klien yang
saat ini masih sakit.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial
4. Spiritual:
a. Nilai dan Keyakinan :
Tn.A mengtakan beragama islam dan memiliki kewajiban untuk beribadah
b. Kegiatan ibadah :
Klien selama di rawat di RSJ MUTIARA SUKMA tidak pernah beribadah
Masalah Keperawatan : distress spiritual
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan :
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian
tidakseperti
biasanya
Jelaskan: Klien jarang menggunakan baju saat di kasi baju oleh perawat, klien
jarang menggosok gigi,klien jika makan tidak pernah habis dan selalu berantakan.
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri mandi, makan, BAB/BAK

1. Pembicaraan :
Cepat Keras Gagap Inkoheheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan : Tn.A tampak lambat saat berbicara dan agak sedikit gagap ketika
berbicara dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : gangguan kominikasi verbal.
2. Aktivitas Motorik :
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : Tn.A berbicara dengan lambat dan aktivitas motoric lesu dan gelisah.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3. Alam Perasaan

11
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : klien tampak sedih

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah


5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Tn.A memiliki afek emosi yang labil dan cepat berubah
Masalah Keperawatan : resikoperilaku kekerasan
6. Interaksi Selama Wawancara :
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan : Tn.A selama wawancara sering melihat kea rah lain dan tidak pernah
memperhatikan lawan bicaranya.

Masalah Keperawatan : harga diri rendah


7. Persepsi : tidak ada halusinasi.
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan
Penghidu
Jelaskan : klien mengatakan sering mendengar hal aneh padasaat sore dan makam
hari,klien mengatakan hal yang di dengar adalah ”bunuh dia bunuh dia”

Masalah Keperawatan : halusinasi pendengaran


8. Proses Pikir :
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas Blocking Perseverasi
Jelaskan : Tn.A jika di tanyakan sesuatu akan mejawab dengan hal yang lain.

Masalah Keperawatan : gangguan proses berpikir


9. Isi pikir :
Obsesi Fobia Hipokrondri
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham :
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kntrol pikir
Jelaskan : ……………………………………………………………………………

Masalah Keperawatan :

10. Tingkat Kesadaran : Compos mentis.


Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi :
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Tn.A memiliki tinkat kompos mentis dan Tn.A tidak mengalami
disoreantasi
Masalah Keperawatan : gangguan proses berpikir

12
11. Memori :
Gangguan daya ingat jangka panjang Ggn daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : Tn.A jika di tanyakan sesuatu berhubungan hal-hal yang sudh lewat
klien akan merasa lupa dan tidak ingat..

Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung :


Mudah beralih Tdk mampu berkonsentrasi
Tdk mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Tn.A tidak mampu berkosentrasi dalam berhitung.

Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir

13. Kemampuan Penilaian :


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : Tn.A sebelum dan sesudah makan selalu mencuci tangan walaupun selalu
di ingatkan oleh preawat.
Masalah Keperawatan : gangguan proses piker.

14. Daya Tilik Diri :


Mengingkari penyakit yg diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : …………………………………………………………………………

Masalah Keperawatan :
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/ BAK
Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian/ berhias
Bantuan minimal Bantuan total
5. Istirahat dan Tidur
Tidur siang lama: 14.00 s/d 16.00
Tidur malam lama: 21.00 s/d 06.00
Aktivitas sebelum/sesudah tidur: 08.00 s/d 12.00
6. Penggunaan obat :
Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan :
Ya Tidak

13
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan

9. Aktivitas di luar rumah : berbelanja, transportasi : bantuan minimal.


Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan : ………………………………………………………………………

Masalah Keperawatan :
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik Relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruksi Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya ............................. Lainnya ...................................

Masalah Keperawatan : resikoperilaku kekerasan


IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Tidak ada masalah pada duklungan kelompok.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Klien tidak pernah behubungan denga kegiatan kelompok di karenakan sakit.
Dan klien juma merasa malu dengan keadaannya yang sekarang.
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Tidak ada masalah dengan pendidkan.
Masalah dengan pekerjaan , uraikan
Tn.A tidak memiliki pekerjaan
Masalah dengan perumahan, uraikan
Tidak ada masalah dengan perumahan

Masalah dengan ekonomi, uraikan

Tidak ada masalah dengan ekonomi karena yang bertanggung jawab dalam
masalah ekonomi klien adalah keluarganya.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan

14
Masalah lainnya, uraikan
………………………………………………………………………………………

Masalah Keperawatan : harga diri rendah

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor predisposisi Penyakit Fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya ………………………………………………………
Masalah Keperawatan : defisit pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : skyzofrenia paranoid

Therapi Medik : Resparadol 2x2mg, lorazepam 1x1 mg, divalpi 3x 500mg, haloperidol
3x5 mg, arkine 2x2mg
XII. ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan
1. Subyektif :
- klien mengatakan sering
mdengar hal aneh
- klien mengatkan hal aneh
yang di dengar adalah
bunuh dia bunuh dia

Obyektif : Halusinasi pendengaran


- Tn.S tampak kontak mata
kurang
- Tn.S tampak sering terdiam
dan melamun jika di tanya.

2. Subyektif :
- klien mengatakan jika saat
makan sangat susah
- klien mnegatakan mandi 1x
sehari
Defisit perawatan diri
Obyektif : (makan,minum,mandi,
- klien tampak kotor. berpakaian,
- Mata klien terdapat kotoran BAB/BAK)
- Mata klien tampak merah

3. Subyektif :
- Klien mengatakan sering
ngamuk
- Klien mengatakan sering
merasa gelisah
Resiko perilaku kekerasan

15
Obyektif :
- Tn.S tampak kontak mata
kurang
- Tn.S tampak sering terdiam
dan melamun jika di tanya.

XIII. POHON MASALAH :

Resiko perilaku kekerasan

Halusinasi

Defisit perawatan diri

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS :


1. Halusinasi
2. Defisit perawatan diri (makan,minum, mandi, berpakaian,BAB/BAK)
3. Resiko perilaki kekerasan.

16
17
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. HALUSINASI
TGL NO DX KEP RENCANA KEPERAWATAN
DX TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1 HALUSINAS Setelah dilakukan Dengan Kriteria hasil : Tindakan keperawatan yang dapat diberikan
I Tindakan keperawatan 1. Pasien dapat mengenal untuk pasien halusinasi adalah:
selama 4x,klien di halusinasi, menjelaskan cara 1. Membantu pasien mengenal halusinasi,
harapkan halusiansi mengontrol halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol
membaik. mampu mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien
halusinasi dengan cara mengontrol halusinasi dengan cara
pertama. pertama: menghardik halusinasi
2. Pasien mampu mengontrol 2. Melatih pasien mengontrol halusinasi
halusinasi dengan cara ke 2 dengan cara kedua: bercakap-cakap
3. Pasien mampu mengontrol dengan orang lain
halusinasi dengan cara ke 3 3. Pasien : Melatih pasien mengontrol
4. Pasien dapat minum obat halusinasi dengan cara ketiga:
secara teratur. melaksanakan aktivitas terjadwal
4. Melatih pasien menggunakan obat secara
teratur

0
2. DEFISIT PERAWATAN DIRI
TGL NO DX KEP RENCANA KEPERAWATAN
DX TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
2 DEFISIT Setelah Dengan kriteria hasil : Tindakan keperawatan yang dapat diberikan
PERAWATAN dilakukan - Pasien mampu mengtahui untuk pasien deficit perawatan diri adalah:
DIRI Tindakan pentingnya kebersihan diri, 1. Mendiskusikan pentingnya kebersihan
keperawatan cara-cara merawat diri. diri, cara-cara merawat diri dan melatih
selama 3x,klien - Pasien mampu berdandan pasien tentang cara-cara perawatan
di harapkan - Pasien mampu makan sendiri kebersihan diri.
deficit perawatan dan menghabiskan 2. Percakapan saat melatih pasien
diri membaik. makanannya. berdandan.
- Pasien mampu BAB/BAK 3. Percakapan melatih pasien makan
secara mandiri. sendiri.
4. Percakapan mengajarkan pasien
BAB/BAK secara mandiri.

1
3. RESIKO PERILAKU KEKERASAN
TGL NO DX KEP RENCANA KEPERAWATAN
DX TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
3 RESIKO Dengan kriteria hasil : Tindakan keperawatan yang dapat
PERILAKU - Perilaku menyerang diberikan untuk pasien resiko perilaku
KEKERASAN menurun kekerasan adalah:
- Perilaku melukai diri 1. Membina hubungan saling percaya,
sendir/orang lain menurun. identifikasi penyebap perasaan
marah,tanda dan gejala yang di
rasakan,perilaku kekerasan yang
dilakukan akibatnya, serta
mengontrol secara fisik.
2. Membantu pasien Latihan
mengendalikan perilaku kekerasan
dengan cara fisik kedua.
3. Membantu pasien Latihan
mengendalikan perilaku kekerasan
secara verbal/sosial.
4. Membantu pasien Latihan
mengontrol perilaku kekerasan
secara spiritual.
5. Membantu pasien Latihan
mengontrol perilaku kekerasan
dengan obat.

2
Implementasi dan evaluasi

Petemuan pertama
No. Dx keperawatan Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Halusinasi 02 Sp 1 pasien : S:
januari - Membantu pasien mengenal halusinasi, - Klien mengtakan merasa nyaman setelah bercakap cakap
2023 menjelasakan cara-cara mengontrol tentang halusinasi.
halusinasi, mengajarkan pasien O:
mengontrol halusinasi dengan cara - Tn.S mampu mempraktekan cara meghardik halusinasi
yang pertama yaiyu menghardik - klien tampak mengerti tentang halusinasi.
halusinasi - Klien mampu menyebtkan waktu,isi dan
frekwensihalusinasinya.
TD : 110/80 mm/hg
N : 80x/menit
S : 36,2 C
R : 22x/menit

A : Halusinasi berkurang

P perawat :
lanjutkan menghardik halusinasi pada jam 08.00 pagi dan jam
13.00 siang

P pasien :
Sp 2 pasien
melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua atau
bercakap cakap dengan orang lain.

3
Deficit 02 Sp 1 pasien : S:
perawatan diri januari - Mendiskusikan pentingnya kebersihan - Klien mengatakan merasa senang
2023 diri, cara-cara merawat diri dan melatih O:
pasien tentang cara-cara perawatan - Tn.A mampu mandi dengan bantuan oleh perawat
kebersihan diri. - Tn.A mampu mengguakan baju secara mandiri.
- Tn.A mampu makan sendiri
- Tn.A mampu mencuci tangan setelah dan sebelum makan.
TD : 110/80 mm/hg
N : 80x/menit
S : 36,2 C
R : 22x/menit

A : masalah deficit perawatan diri berkurang.

P pasien :
Tetap membersihan diri dengan cara mandi 2x sehari yaitupada
jam 07.00 pagi dan jam 17.00 sore.

P perawat :
Sp 2 pasien
percakapan saat melatih pasien berdandan
a. berpakaian
b. menyisir rambut
c. bercukur

4
Resiko perilaku 02 Sp 1 pasien : S:
kekerasan januari - Membina hubungan saling percaya, - klien mengatakan merasa nyaman
2023 identifikasi penyebap perasaan O:
marah,tanda gejala yang dirasakan, - Klien tampak merasa gelisah jikatidak minum obat
perilaku kekerasan yang dilakukan, - Kontak mata klien masih kurang
akibatnya, serta cara mengontrol secara TD : 110/80 mm/hg
fisik. N : 80x/menit
S : 36,2 C
R : 22x/menit

A : Resiko perilaku kekerasan berkurang


P pasien :
Latihannafas dalam 2x sehari pada jam 8.00 pagi dan 13.00 siang

P perawat :
Sp 2 pasien
Membantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan
dengan cara fisik kedua (Evaluasi latihan nafas dalam,
Latihan cara fisik ke 2 pukul kasur dan bantal, Menyusun
jadwal kegiatan harian cara ke 2).

5
Pertemuan ke dua
No. Dx keperawatan Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Halusinasi 03 januari Sp 2 pasien : S:
2023 - melatih pasien mengontrol halusinasi - Tn.S mengatakan Senang sekali.
dengan cara kedua atau bercakap
cakap dengan orang lain. O:
- Tn.S mampu mempraktekan bercakap-cakap dengan orang di
sekitarnya untuk mengalihkan halusinasinya, dengan
bimbingan.
TD : 100/80 mm/hg
N : 84x/menit
S : 36,2 C
R : 22x/menit

A : Halusinasi, berkurang

P Pasien :
Latihan bercakap-cakap 2 kali sehari pada jam 8 Pagi dan 4 Sore
P Perawat :
lanjut Sp 3 pasien
Melatih pasien mengendalikan halusinasi
dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa
dilakukan pasien)

Deficit 03 januari Sp 2 pasien : S:

6
perawatan diri 2023 - percakapan saat melatih pasien - Tn.S mengatakan merasa Senang.
berdandan
d. berpakaian O:
e. menyisir rambut - Tn.S mau makan dengan bantuan minimal.
f. bercukur - Klien mamapu menggunakan sendok secara madiri
TD : 100/80 mm/hg
N : 84x/menit
S : 36,2 C
R : 22x/menit

A : Deficit perawatan diri, berkurang

P Pasien :
Tetap makan dengan cara yang baik, 3 kali sehari pada jam 6 Pagi
12 Siang dan 6 Sore.

P Perawat :
lanjut Sp 3 pasien
Percakapan saat melatih pasien cara eliminasi yang baik dan
benar.

Resiko perilaku 03 januari Sp 2 pasien : S:


kekerasan 2023 - Membantu pasien latihan - Tn.S mengatakan merasa Senang
mengendalikan prilaku kekerasan
dengan cara fisik kedua (Evaluasi O:
latihan nafas dalam, Latihan cara - Tn.S merasa gelisah jika tidak minum obat.
fisik ke 2 pukul kasur dan bantal, - Tn.S mampu Kontak mata saat berbicara
Menyusun jadwal kegiatan harian TD : 100/80 mm/hg
cara ke 2). N : 84x/menit
S : 36,2 C

7
R : 22x/menit

A : Resiko perilaku kekerasan, berkurang

P Pasien :
Latihan pukul kasur dan bantal, setiap marah atau kesal.

P Perawat :
lanjut Sp 3 pasien
Membantu pasien Latihan mengendalikan perilaku kekerasan
secara verbal/sosial

Pertemuan ke tiga
No. Dx keperawatan Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Halusinasi 04 januari Sp 3 pasien : S:
2023 - melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara - Tn.S mengatakan Senang sekali.
ketiga atau melakukan aktivitas terjadwal.
O:
- Tn.S mampu membuat jadwal kegiatan harian,
untuk mengendalikan halusinasi dengan
melakukan kegiatan dengan bimbingan.

8
TD : 100/80 mm/hg
N : 84x/menit
S : 36,2 C
R : 22x/menit

A : Halusinasi, berkurang

P Pasien :
Membuat jadwal kegiatan dan melakukan latihan
harian sesuai jadwal yang di buat, untuk
mengendalikan halusinasi. Membuat jadwal seghari
sebelumnya (sebelum tidur) dan di lakukan di
keesokan harinya.

P Perawat :
lanjut Sp 4 pasien
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur

Deficit 04 januari Sp 3 pasien : S:


perawatan diri 2023 - percakapan melatih pasien makan secara sendiri - Tn.S mengatakan merasa Senang.
1. menjelaskan cara mempersiapkan makan.
2. Menjelaskan cara makan yang tertib. O:
3. Menjelasakan cara merapikan perlatan makan - Tn.S mau melakukan BAK/BAB dengan
setelah makan. bantuan minimal.
4. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan - Klien mampu melakukan BAK/BAB secara
yang baik. madiri
TD : 110/80 mm/hg

9
N : 86x/menit
S : 36,4 C
R : 20x/menit

A : Deficit perawatan diri, berkurang

P Pasien :
Tetap melakukan BAK/BAB dengan cara baik dan
benar. Ketika ingin BAK/BAB

P Perawat :
lanjut Sp 4 pasien
Mengevaluasi kegiatan yang sudah di berikan

Resiko perilaku 04 januari Sp 3 pasien : S:


kekerasan 2023 - membantu Pasien Latihan mengendalikan - Tn.S mengatakan merasa Senang
perilaku kekerasan secara
sosial / verbal (Evaluasi jadwal harian untuk 2 O:
cara fisik mengendalikan prilaku kekersan, - Tn.S mampu Kontak mata saat berbicara
Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal TD : 100/80 mm/hg
(menolak dengan baik, meminta dengan baik, N : 84x/menit
mengungkapkan perasaan dengan baik) Susun S : 36,2 C
jadwal atihan mengungkapkan marah scara R : 22x/menit
verbal).

10
A : Resiko perilaku kekerasan, berkurang

P Pasien :
Latihan berbicara baik baik kepada factor pemicu
amarahnya.

P Perawat :
lanjut Sp 4 pasien
Membantu pasien Latihan mengontrol perilaku
kekerasan secara spiritual.

Pertemuan ke 4
No. Dx keperawatan Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Halusinasi 05 januari Sp 4 pasien : S:
2023 - melatih pasien menggunakan obat secara teratur - Tn.S mengatakan Senang sekali.

O:
- Tn.S mampu minum obat secara teratur untuk
menyembuhkan halusinasinya, dengan
bimbingan.

11
TD : 110/80 mm/hg
N : 86x/menit
S : 36,4 C
R : 20x/menit

A : Halusinasi, berkurang

P Pasien :
Mengikuti anjuran untuk minum obat secara teratur.

P Perawat :
Pelaksanaan di hentikan

Deficit 05 januari Sp 4 pasien : S:


perawatan diri 2023 - percakapan mengajarkan pasien melakukan - Tn.S mengatakan merasa Senang.
BAB/BAK secara mandir
a. O:
b. - Tn.S mau melakukan BAK/BAB dengan
BAB/BAk bantuan minimal.
c. - Klien mampu melakukan BAK/BAB secara
BAB/BAK madiri
TD : 110/80 mm/hg
N : 86x/menit
S : 36,4 C

12
R : 20x/menit

A : Deficit perawatan diri, berkurang

P Pasien :
Tetap melakukan BAK/BAB dengan cara baik dan
benar. Ketika ingin BAK/BAB

P Perawat :
lanjut Sp 4 pasien
Mengevaluasi kegiatan yang sudah di berikan.

Resiko perilaku 05 januari Sp 4 pasien : S:


kekerasan 2023 - membantu pasien Latihan mengontrol perilaku - Tn.S mengatakan merasa Senang
kekerasan secara spiritual
sp 5 pasien : O:
- membantu pasien Latihan mengontrol perilaku - Tn.S mampu mengucpkan istigfar dan
kekerasan dengan obat mengingat siapa tuhannya ketika merasa gelisah
- Tn.S belum mampu untuk sholat
- Tn.S mampuminum obat dengan bantuan
minimal
- Tn.A minum obat 2x dalam sehari
TD : 110/80 mm/hg
N : 86x/menit

13
S : 36,4 C
R : 20x/menit

A : Resiko perilaku kekerasan, berkurang

P Pasien :
Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan
sholat dan berdoa.

P Perawat:
Inttervensi dilanjutkan oleh perawat.

Lampiran :
- Surat tugas
- Bukti kunjungan rumah
- Video dokumentasi kunjungan rumah (3 video)
Lembar evaluasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien

14
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Halusinasi


Pertemuan ke : pertemuan ke - 1
Hari / Tanggal : 02 janiari 2023
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Obyektif :
- Klien tampak kontak mata kurang jika di ajak komunikasi.
- Klien tampak sedih
- klien tampak mengerti tentang halusinasi.
TD : 110/80 mm/hg
N : 80x/menit
S : 36,2 C
R : 22x/menit
Data Subyektif :
- klien mengatakan halusinasi tidak hadir setiap hari biasanya pada saat sore
dan malam hari.
- klien mengerti tentang halusinasi karena sebelumnya klien sudah pernah di
rawat di RSJ MUTIARA SUKMA
- Tn.A mengatakan hal aneh yang di dengarkan adalah bunuh dia bunuh dia
2. Diagnosa keperawatan : Halusinasi
3. Kriteria evaluasi :
a. Klien dapat mengenal halusinasi,menjelaskan cara mengontrol halusinasi
dengan cara yang pertama.
4. Tindakan keperawatan :
a. Membantu mengidentifikasi jenis halusinasi klien
 Mengidentifikasi isi halusinasi klien ( apa yang didengar, dilihat atau
dirasa)
 Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

0
 Mengidentifikasi respons klien terhadap halusinasi
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
Sp 1 pasien : membantu pasien mengenal halusinasi,menjelaskan cara-cara mengontrol
halusinasi,mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama :
menghardik halusinasi
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
Selamat pagi bapak, perkenalkan saya ditha prayuda, Saya Mahasiswa
keperawatan STIKES yang akan merawat bapak
Nama bapak siapa? Bapak Senang dipanggil apa”
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
(pasien hanya menjawab dengan senyuman)
c. Kontrak waktu
Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama
ini bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya?
Di mana kita duduk? Di ruang ini aja bagaimana pak ? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30 menit”
2. Fase Kerja
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering tn.S dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa
suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”
Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara- suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul?
” bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke
empat minum obat dengan teratur.”

1
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.
Begitu diulang- ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak
peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak s sudah bisa”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan s setelah peragaan latihan tadi?”
b. Evaluasi obyektif
Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut
c. Rencana tindak lanjut
sp 2 pasien : melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua :
bercakap cakap dengan orang lain.
d. Kontrak yang akan datang
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D?
Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana
tempatnya” ”Baiklah, sampai jumpa.”

2
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Halusinasi


Pertemuan ke : ke-2
Hari / Tanggal : 02 januari 2023
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Obyektif :
- Klien tampak hanya tersenyum jika ditnyakan keluhan
- Tn.A tampak kontak mata kurang jika sedang berkomunikasi
Data Subyektif :
- klien mengatakan sering mendengrsuara aneh
- klien mentakan suara aneh yang di dengar adalah bunuh dia bunuh dia.
2. Diagnosa keperawatan : halusinasi
3. Kriteria evaluasi :
a. Pasien mampu mengontrolhalusinasi dengan cara ke dua yaitu bercakap
cakap dengan orang lain.
4. Tindakan keperawatan :
a. Membantu mengidentifikasi jenis halusinasi klien
a. Mengidentifikasi isi halusinasi klien ( apa yang didengar, dilihat atau dirasa)
b. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
c. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
d. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
e. Mengidentifikasi respons klien terhadap halusinasi
f. Melatih pasien mengontrol halusinasi
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
Sp 2 pasien : melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua : bercakap cakap
dengan orang lain
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ?

3
b. Evaluasi/validasi
Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan suara-
suaranya Bagus !
c. Kontrak waktu
Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan
selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
2. Fase Kerja
Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah
dengan bercakap- cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar
suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk
ngobrol dengan bapak Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-
suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya
istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-
suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu.
Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa
cara yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus,
b. Evaluasi obyektif
cobalah kedua cara ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi.
c. Rencana tindak lanjut
Sp 3 pasien : melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga :
melaksanakan aktivitas terjadwal
d. Kontrak yang akan datang
Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang
ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat
pagi”

4
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : halusinasi


Pertemuan ke : ke-3
Hari / Tanggal : 04 januari 2023
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Obyektif :
- Klien tampak hanya tersenyum jika ditnyakan keluhan
- Tn.A tampak kontak mata kurang jika sedang berkomunikasi
Data Subyektif :
- klien mengatakan sering mendengrsuara aneh
- klien mentakan suara aneh yang di dengar adalah bunuh dia bunuh dia.
2. Diagnosa keperawatan : Halusinasi
3. Kriteria evaluasi :
a. Klien mampu mengontrol haluasi dengan cara ke 3 yaitudengan membuat
jadwalkegiatan sehari hari.
4. Tindakan keperawatan :
a. Membantu mengidentifikasi jenis halusinasi klien
g. Mengidentifikasi isi halusinasi klien ( apa yang didengar, dilihat atau
dirasa)
h. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
i. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
j. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
k. Mengidentifikasi respons klien terhadap halusinasi
l. Melatih pasien mengontrol halusinasi
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
Sp 3 pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga : melaksankan
aktivitas terjadwal
1. Fase Orientasi

5
a. Salam therapeutic
Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini?

b. Evaluasi/validasi
Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana
hasilnya ? Bagus !
c. Kontrak waktu
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita
bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara?
Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
2. Fase Kerja
Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak
sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut).
Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk
mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari
pagi sampai malam ada kegiatan.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga
untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah
kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan
dalam jadwal kegiatan harian bapak
b. Evaluasi obyektif
Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain
pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai
malam)
c. Rencana tindak lanjut
Sp 4 pasien : melatih pasien menggunakan obat secara teratur
d. Kontrak yang akan datang

6
Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara
minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : halusinasi


Pertemuan ke : ke - 4
Hari / Tanggal : 05 januari 2023
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Obyektif :
Data Obyektif :
- Klien tampak hanya tersenyum jika ditnyakan keluhan
- Tn.A tampak kontak mata kurang jika sedang berkomunikasi
Data Subyektif :
- klien mengatakan sering mendengrsuara aneh
- klien mentakan suara aneh yang di dengar adalah bunuh dia bunuh dia.
2. Diagnosa keperawatan :
3. Kriteria evaluasi :
a. Klien dapat minum obat secara teratur
4. Tindakan keperawatan :
a. Membantu mengidentifikasi jenis halusinasi klien
m. Mengidentifikasi isi halusinasi klien ( apa yang didengar, dilihat atau
dirasa)
n. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
o. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
p. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
q. Mengidentifikasi respons klien terhadap halusinasi
r. Melatih pasien mengontrol halusinasi
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
Sp 4 pasien : melatih pasien menggunakan obat secara teratur.

7
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ?
b. Evaluasi/validasi
Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal
kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat?
c. Kontrak waktu
Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak
minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan
siang. Di sini saja ya bapak?”
2. Fase Kerja
Bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-
suara berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang
bapak dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat
yang bapak minum?, Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1
siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih
(THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan
yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar
tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti
konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit
untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke
dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat menggunakan
obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa
itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang
lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan
cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga
harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba

8
sebutkan! Bagus!. Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal
kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawa.
b. Evaluasi obyektif
Nah makanan sudah datang.
c. Rencana tindak lanjut
d. Kontrak yang akan datang
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Defisit perawatan diri


Pertemuan ke : ke - 1
Hari / Tanggal : 02 januari 2023
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Obyektif :
- Klien hanya menggunakan celana saja
- Mata klien terdapat kotoran
- Mata klien tampak merah
Data Subyektif :
- Klien mengtakan jika saat makan susah
- Klien mengatakan mandi 1x sehari
2. Diagnosa keperawatan : halusinasi
3. Kriteria evaluasi :
1. Klien mampu mengetahui pentingnya kebersihan diri dan cara merawat diri.
4. Tindakan keperawatan :
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias Untuk pasien laki-laki, latihannya meliputi:
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur

9
3. Melatih pasien makan secara mandiri
b. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
c. Menjelaskan cara makan yang tertib
d. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
e. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
Sp 1 pasien : mendiskusikan pentingnya kebersihan diri,cara-cara merawat diri dan
melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
Selamat pagi, kenalkan saya yuda”
”Namanya anda siapa, senang dipanggil siapa?”
b. Evaluasi/validasi
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini
saya yang akan merawat S?”
“Dari tadi suster lihat S menggaruk-garuk badannya, gatal ya?” ”
Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
c. Kontrak waktu
Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.
2. Fase Kerja
Berapa kali S mandi dalam sehari? Apakah S sudah mandi hari ini?
Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan S sehingga tidak bisa merawat
diri? Menurut S apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira
tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan
gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri
masalah apa menurut S yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.
Apa yang S lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan
berdandan?”(Contoh untuk pasien laki-laki)

10
Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa
gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x
perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya
“Berapa kali T makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.
“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita
kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun”.
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu
kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat
gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus
sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai
belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh
tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali
melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba sebutkan
lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”.
”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan
rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan
beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak
melakukani?

11
b. Evaluasi obyektif
c. Rencana tindak lanjut
Sp 2 pasien : percakapan saat melatih pasien berdandan
d. Kontrak yang akan datang
Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : defisit perawatan diri


Pertemuan ke : ke - 2
Hari / Tanggal : 03 januari 2023
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Obyektif :
- Klien hanya menggunakan celana saja
- Mata klien terdapat kotoran
- Mata klien tampak merah
Data Subyektif :
- Klien mengtakan jika saat makan susah
- Klien mengatakan mandi 1x sehari
2. Diagnosa keperawatan : deficit perawatan diri
3. Tujuan Khusus (TUK) :
1. Klien mampu berdandan
4. Tindakan keperawatan :
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias Untuk pasien laki-laki, latihannya meliputi:
1. Berpakaian
2. Menyisir rambut

12
3. Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
ii. Berpakaian
iii. Menyisir rambut
iv. Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
5. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan


Sp 2 pasien : percakapan saat melatih pasien berdandan
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
Selamat pagi Pak Tono?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?” sudah
dilakukan? Sudah ditandai di jadual hariannya?
c. Kontrak waktu
Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana
kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”
2. Fase Kerja
Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian
yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan,
lihat ke cermin, bagus…sekali!

13
“Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya,
Bagus !” (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam
berapa, lalu sore jam berap ?
b. Evaluasi obyektif
c. Rencana tindak lanjut
SP 3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
d. Kontrak yang akan datang
Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan
pasien yang lain.

14
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Defisit perawatan diri


Pertemuan ke : ke-3
Hari / Tanggal : 04 januari 2023
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Obyektif :
- Klien hanya menggunakan celana saja
- Mata klien terdapat kotoran
- Mata klien tampak merah
Data Subyektif :
- Klien mengtakan jika saat makan susah
- Klien mengatakan mandi 1x sehari
2. Diagnosa keperawatan : deficit perawatan diri
3. Kriteria evaluasi :
a. Klien dapat makan sendiri dan mampu menghabiskan makanannya.
4. Tindakan keperawatan :
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias Untuk pasien laki-laki, latihannya meliputi:
4. Berpakaian
5. Menyisir rambut

15
6. Bercukur
3. Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
v. Berpakaian
vi. Menyisir rambut
vii. Berhias
4. Melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
5. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
c. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
d. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
e. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
SP 3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
“Selamat siang T,”

b. Evaluasi/validasi
Wow...masih rapi dech T”.
c. Kontrak waktu
Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita
latihan langsung di ruang makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“
2. Fase Kerja
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T
makan?” “Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum

16
disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus..
Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-
pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan
gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu
Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta sendiri obatnya.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”.
”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk
yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas,
lalu cuci tangan.)”
b. Evaluasi obyektif
c. Rencana tindak lanjut
SP4 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara
mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

d. Kontrak yang akan datang


?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman
kalau jam 10.00 disini saja ya...!”

17
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Defisit perawatan diri


Pertemuan ke : ke-4
Hari / Tanggal : 05 januari 2023
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Obyektif :
- Klien hanya menggunakan celana saja
- Mata klien terdapat kotoran
- Mata klien tampak merah
Data Subyektif :
- Klien mengtakan jika saat makan susah
- Klien mengatakan mandi 1x sehari
2. Diagnosa keperawatan : halusinasi
3. Kriteria evaluasi :
a. Klien dapat BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan keperawatan :
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias Untuk pasien laki-laki, latihannya meliputi:
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut

18
c. Bercukur
3. Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
4. Melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
5. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
SP4 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?”
b. Evaluasi/validasi
Baik..! sudah dijalankan jadual kegiatannya..?”
c. Kontrak waktu
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!
2. Fase Kerja
“Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau
kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup
dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di
sembarang tempat ya ”
“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”

19
“Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono
membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada
tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono”. “Setelah Tono selesai cebok,
jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram
tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak
tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti
Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/
air kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali
pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana
telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara
berak/kencing yang baik?”
“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!
“Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan
tadi”.
b. Evaluasi obyektif
c. Rencana tindak lanjut
d. Kontrak yang akan datang

20
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Resiko perilaku kekerasan


Pertemuan ke :1
Hari / Tanggal : 02 januari 2023
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Subyektif :
- Klienmengtakan serig gelisah
- Klien mengtakan dulusering megamuk.
Obyektif :
- Tn.A tampak kontak mata kurang
Tn.A tampak sering terdiam dan melamun jika di tanya.
2. Diagnosa keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus (TUK) :
a. Pasien dapat Membina Hubungan saling percaya
b. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab marah / amuk
c. Pasien dapat mengidentifikasi tanda marah
d. Pasien dapat mengungkapkan perilaku marah yang sering dilakukan
e. Pasien dapat mengidentifikasi akibat perilaku Kekerasan
f. Pasien mengidentifikasi cara construksi dalam berespon terhadap perilaku
kekerasan
4. Tindakan keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya
a. Memberi salam atau panggil nama klien
b. Sebutkan nama perawat sambil menjabat tangan

21
c. Jelaskan tujuan interaksi
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
e. Beri sikap aman dan empati
f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu.
2. Diskusikan bersama pasien pennyebab prilaku kekerasan sekarang dan
yang lalu
a. Anjurkan klien mengnungkapkan yang dialami saat marah.
b. Obsevasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
c. Simpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami klien
3. Diskusikan perasaan, tanda-tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jik
aterjadi penyebab perilaku kekerasan.
a. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien tentang prilaku kekerasan yang biasa
dilakukan pada saat marah
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
c. Terhadap diri sendiri
d. Terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama klien akibat prilaku kekerasan yang ia lakukan
a. Berbicara akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.
b. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.
c. Tanyakan pada klien ”Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang
sehat”.
6. Diskusikan bersama klien cara mengendalikan prilaku kekerasan, yaitu
dengan cara berikut :
a. Fisik :
1. Pukul kasur/ bantal, tarik napas dalam
2. Susun jadwal latihan mengungkapkan nafas dalam dan pukul kasur atau bantal
b. Minum Obat :

22
1. Bantu pasien m inum obat dengan prinsip lima benar (benar nama pasien,
obat, cara minum obat, waktu minum obat, dan dosis obat)disertai
penjelasan mengenai kegunaan obat dan akibat berhneti minum obat
2. Susun jadwal minum obat
c. Sosial/ verbal:
1. Menyatakan secara asertif rasa marahnya
2. Bantu mengungkapkan rasa marahnya secara verbal :menolak dan
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
3. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
d. Spiritual :
1. Bantu pasien mengenmdalikan marah secara spiritual: kegiatan ibadah
yangbiasa dilakukan sesuai keyakinan
2. Susun jadwal latihan ibadah dan berdoa
e. Ikut sertakan pasien dalam TAK dan stimulasi persepsi untuk
mengendalikan prilaku kekerasan
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan
marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya,
serta cara mengontrol secara fisik.
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
“ Assalamualaikum ……
“ Selamat pagi Pak, Perkenelkan nama saya “KR”, pagil saya “K” saya
perawat yang dinas di ruang shinta ini, hari ini saya dinas dari pukul
07.00-14.00. Saya akan merawat bapak di rumah sakitr ini. Nama bapak
siapa?? Senagn dipanggil apa?? “
b. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini, apakah masih ada perasaan kesal
atau marah? Apa yang terjadi di rumah ?”
c. Kontrak waktu
“ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah
bapak.” “ Berapa lama kita berbincang-bincang?? Bagaimana kalau 10
menit pak?? “

23
“ Di mana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang pak?? Di sini
atau diruang tamu?”
2. Fase Kerja
“ Apa yang menyebabkan bapakk marah?? Apakah sebelumnya bapak
pernah marah? Lalu penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?
O… ya, jadi ada 2 penyebab bapak marah.”
“ pada penyebab marah itu ada seperti bapak pulang ke rumah dan istri
belum menyediakan makanan (misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang
baopak rasakan?( tunggu respon pasien)
“ Apakah bapak merasakan kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar,
mata melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?
“ Setelah itu apa yang bapak lakukan?
“ O… iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring?
Apakah dengan cara ini makanan akan terhidang? Iya, tentu saja tidak. Apa
kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit dan takut, piring-piring
pecah.”
“ Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak
belajar mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian??
“ Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan pak. Salah satunya
adalah dengan cara fisik.. jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.
“ Ada beberapa cara, bagaimana kalau kitsa belajar satu cara dulu?
“ Begini pak, kalau tanda-tamnda marah tadi sudah bapak rasakan maka
bapak berdiri, lalu tarik nafas dari hiudung, tahan sebentar, lalu keluarkan atau
tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba
lagi!!!!!! Tarik dari hidung, bagus …… tahan, dan tiup melalui mulut !!!! Nah,
lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bias melakukannya.”
Bagaimana perasaanya??
“ Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehinga sewaktu0-
waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak???

24
“ Iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak (sebutkan) dan yang bapak
rasakan (sebutkan) dan yang bapak lakukan(sebutkan) serta
akibatnya(sebutkan).”
“ Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah yang lalu,
apa yang bapak lakukan kalu marah?? Yang belum kita ketahui dan bahas
dan jangan lupa latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan
napas dalam??? Jam berapa saja pak??

b. Evaluasi obyektif
c. Rencana tindak lanjut
SP2 Pasien: Membantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan
dengan cara fisik kedua (Evaluasi latihan nafas dalam, Latihan cara fisik ke
2 pukul kasur dan bantal, Menyusun jadwal kegiatan harian cara ke 2)
d. Kontrak yang akan datang
“ Baiklah bagaimana kalau gitu 2 jam lagi saya datng dan kita latihan cara
yang lain untuk mencegah atau mengontrol marah. Tempatnya disini saja
ya pak???
“ Assalamualaikum..”

25
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Resiko perilaku kekerasan


Pertemuan ke :2
Hari / Tanggal : 03 januari 2023
C. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Subyektif :
- Klienmengtakan serig gelisah
- Klien mengtakan dulusering megamuk.
Obyektif :
- Tn.A tampak kontak mata kurang
Tn.A tampak sering terdiam dan melamun jika di tanya.
2. Diagnosa keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus (TUK) :
a. Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol marah
b. Pasien dapat dukungan keluarga mengontrol marah
c. Pasien dapat menggunakan obat dengan benar
d. Pasien dapat dukumgam dari lingkungan untuk mengontrol langsung
amarahnya
4. Tindakan keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya
a. Memberi salam atau panggil nama klien
b. Sebutkan nama perawat sambil menjabat tangan
c. Jelaskan tujuan interaksi
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat

26
e. Beri sikap aman dan empati
f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu.
2. Diskusikan bersama pasien pennyebab prilaku kekerasan sekarang dan yang
lalu
a. Anjurkan klien mengnungkapkan yang dialami saat marah.
b. Obsevasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
c. Simpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami klien
3. Diskusikan perasaan, tanda-tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jik
aterjadi penyebab perilaku kekerasan.
a. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien tentang prilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
c. Terhadap diri sendiri
d. Terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama klien akibat prilaku kekerasan yang ia lakukan
a. Berbicara akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.
b. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.
c. Tanyakan pada klien ”Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat”.
6. Diskusikan bersama klien cara mengendalikan prilaku kekerasan, yaitu
dengan cara berikut :
1. Fisik :
1. Pukul kasur/ bantal, tarik napas dalam
2. Susun jadwal latihan mengungkapkan nafas dalam dan pukul kasur
atau bantal
2. Minum Obat :
1. Bantu pasien m inum obat dengan prinsip lima benar (benar nama
pasien, obat, cara minum obat, waktu minum obat, dan dosis obat)

27
disertai penjelasan mengenai kegunaan obat dan akibat berhneti
minum obat
2. Susun jadwal minum obat
3. Sosial/ verbal:
1. Menyatakan secara asertif rasa marahnya
2. Bantu mengungkapkan rasa marahnya secara verbal :menolak
dan meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
3. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
4. Spiritual :
1. Bantu pasien mengenmdalikan marah secara spiritual: kegiatan
ibadah yang biasa dilakukan sesuai keyakinan
2. Susun jadwal latihan ibadah dan berdoa
3. Ikut sertakan pasien dalam TAK dan stimulasi persepsi untuk
mengendalikan prilaku kekerasan
A. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
SP2 Pasien: Membantu pasien latihan mengendalikan prilaku kekerasan dengan cara
fisik kedua (Evaluasi latihan nafas dalam, Latihan cara fisik ke 2 pukul kasur dan
bantal, Menyusun jadwal kegiatan harian cara ke 2)
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
“ Assalamualaikum..Selamat pagi pak A, Sesuai dengan janji saya 2 jam
yang lalu, sekarang saya datamng lagi.”
b. Evaluasi/validasi
“ Bagimana perasaaan bapak hari ini??? ”Adakah hal-hal yang
menyebabkan bapak marah???”
c. Kontrak waktu
“ Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol p[erasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang ke 2.”
“ Mau berapa lama??? Bagaimana kalau 20 mernit?”
“ Dimana kita bicara?? Bagaimana kalu dirung tamu???”
2. Fase Kerja

28
“ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar- debar, mata melotot, tangan mengepal, selain nafas dalam, bapak dapat
melakukan pukul bantal dan kasur.”
“ Sekarang mari kita latihan pukul bantal dan kasur. Mana tempat tidur
bapak???” Jadi nanti kalau bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar
dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul bantal dan kasur. Nah,
coba bapak lakukan !!!! pukul kasur dan bantal. Ya bagus sekali bapak
melakukannya.”
“ kekesalan lampiaskan pada kasur dan bantal.”
“ Nah, cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
marahkemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi
??”
“ Ada berapa cara yang sudah kita latih, Coba bapak sebutkan lagi!!!!
YYa, bagus.
“ Mari kita masukkan dalanm jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul
bantal kasur m,au jam berapa??? Bagaiman kalau setiap bangun tuidur???
Baik, jam 05.00 pagi dan jam 15.00 sore lalu kalau ada keinginan marah
sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak!!! Sekarang kitsa buat
jadwalnya ya pak!! Mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur
dan bantal serata tarik nafas dalam ini???”
b. Evaluasi obyektif
c. Rencana tindak lanjut
d. Kontrak yang akan datang
“ Besok pagi kita ketemu lagi dan kita akan latihan cara mengontrol
marah dengan belajar bicara yang baik, mau jam berapa pak, Baik jam
10.00 pagi ya?? Sampai jumpa!”

29
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Resiko perilaku kekerasan


Pertemuan ke :3
Hari / Tanggal : 04 januari 2023
D. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Subyektif :
- Klienmengtakan serig gelisah
- Klien mengtakan dulusering megamuk.
Obyektif :
- Tn.A tampak kontak mata kurang
Tn.A tampak sering terdiam dan melamun jika di tanya.
2. Diagnosa keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus (TUK) :
a. Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol marah
b. Pasien dapat dukungan keluarga mengontrol marah
c. Pasien dapat menggunakan obat dengan benar
d. Pasien dapat dukumgam dari lingkungan untuk mengontrol langsung
amarahnya
4. Tindakan keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya

30
a. Memberi salam atau panggil nama klien
b. Sebutkan nama perawat sambil menjabat tangan
c. Jelaskan tujuan interaksi
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
e. Beri sikap aman dan empati
f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu.
2. Diskusikan bersama pasien pennyebab prilaku kekerasan sekarang dan yang
lalu
a. Anjurkan klien mengnungkapkan yang dialami saat marah.
b. Obsevasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
c. Simpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami klien
3. Diskusikan perasaan, tanda-tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jik a
terjadi penyebab perilaku kekerasan.
a. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien tentang prilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
c. Terhadap diri sendiri
d. Terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama klien akibat prilaku kekerasan yang ia lakukan
a. Berbicara akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.
b. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.
c. Tanyakan pada klien ”Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang
sehat”.
6. Diskusikan bersama klien cara mengendalikan prilaku kekerasan, yaitu
dengan cara berikut :
1. Fisik :
a. Pukul kasur/ bantal, tarik napas dalam

31
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan nafas dalam dan pukul
kasur atau bantal
2. Minum Obat :
a. Bantu pasien m inum obat dengan prinsip lima benar (benar
nama pasien, obat, cara minum obat, waktu minum obat, dan
dosis obat) disertai penjelasan mengenai kegunaan obat dan
akibat berhneti minum obat
b. Susun jadwal minum obat
3. Sosial/ verbal:
a. Menyatakan secara asertif rasa marahnya
b. Bantu mengungkapkan rasa marahnya secara verbal :menolak
dan meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan
baik
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
4. Spiritual :
a. Bantu pasien mengenmdalikan marah secara spiritual: kegiatan
ibadah yang biasa dilakukan sesuai keyakinan
b. Susun jadwal latihan ibadah dan berdoa
c. Ikut sertakan pasien dalam TAK dan stimulasi persepsi untuk
mengendalikan prilaku kekerasan
A. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
“Assalamualaikum pak, Sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita
ketemu lagi. Bagaimana pak,sudah dilakukan latihan tarik napas dalam
dan pukul kasur bantal
b. Evaluasi/validasi
Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“ Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.bagus. nah kalau tarik napas
dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandarin ; kalau diingatkan
suster baru dilakukan tulis B, artinya; dibantu atau diingatkan. “ Nah kalau
tidak dilakukan tulis T, artinya; belum bias melakukan.”
c. Kontrak waktu

32
“ Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk
mencagah marah?”
“ Dimana enaknya kita berbincang – bincang? Bagaimana kalau ditempat
yang sama? “ Berapa lama bapak mau berbincang – bincang?”
“ Bagaimana kalau 15 menit?”
2. Fase Kerja
“ Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah.
Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik napas dalam atau pukul kasur dan
bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita
marah. Ada 3 caranya pak :
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara rendah serta tidak
menggunakan kata – kata kasar. Kemarai bapak bilang penyebab marahnya
karena minta uang sama istri tidak diberi. Coba bapak minta uang dengan
baik : “ bu, saya perlu uang untuk membeli rokok . “ nanti bias dicoba disini
untuk meminta baju, minta obat dan lain – lain. Coba bapak praktekkan. Bagus
pak.”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang enyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakana : “ maaf saya tidak bias melakukannya karena
sedang ada kerjaan”. Coba bapak praktekkan. Bagus pak “ .
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan : “ saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu “ coba
prektekkan. Bagus !“
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap tentang cara
menaontrol marah dengan bicara yang baik? “
“ coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.
“bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari
bapak mau latihan bicara yang baik? Bias kita buat jadwalnya.”
“ Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari – hari, misalnya meminta obat,
uang, dll.
“Bagus nnti dicoba ya pak ! “
b. Evaluasi obyektif

33
c. Rencana tindak lanjut
d. Kontrak yang akan datang
“ Bagaimana kalau dua jam lagi ketemu lagi ? “
“ Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa
marahbapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau dimana pak?
Disini lagi? ” Baik sampai nanti ya!”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Resiko perilaku kekerasan


Pertemuan ke :4
Hari / Tanggal : 05 januari 2023
E. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Subyektif :
- Klienmengtakan serig gelisah
- Klien mengtakan dulusering megamuk.
Obyektif :
- Tn.A tampak kontak mata kurang
Tn.A tampak sering terdiam dan melamun jika di tanya.
2. Diagnosa keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus (TUK) :
a. Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol marah
b. Pasien dapat dukungan keluarga mengontrol marah
c. Pasien dapat menggunakan obat dengan benar

34
d. Pasien dapat dukumgam dari lingkungan untuk mengontrol langsung
amarahnya
4. Tindakan keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya
a. Memberi salam atau panggil nama klien
b. Sebutkan nama perawat sambil menjabat tangan
c. Jelaskan tujuan interaksi
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
e. Beri sikap aman dan empati
f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu.
2. Diskusikan bersama pasien pennyebab prilaku kekerasan sekarang dan yang
lalu
a. Anjurkan klien mengnungkapkan yang dialami saat marah.
b. Obsevasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
c. Simpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami klien
3. Diskusikan perasaan, tanda-tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jik a
terjadi penyebab perilaku kekerasan.
a. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien tentang prilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
c. Terhadap diri sendiri
d. Terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama klien akibat prilaku kekerasan yang ia lakukan
a. Berbicara akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.
b. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.
c. Tanyakan pada klien ”Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat”.

35
6. Diskusikan bersama klien cara mengendalikan prilaku kekerasan, yaitu
dengan cara berikut :
1. Fisik :
a. Pukul kasur/ bantal, tarik napas dalam
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan nafas dalam dan pukul kasur
atau bantal
2. Minum Obat :
a. Bantu pasien minum obat dengan prinsip lima benar (benar nama
pasien, obat, cara minum obat, waktu minum obat, dan dosis obat)
disertai penjelasan mengenai kegunaan obat dan akibat berhneti
minum obat
b. Susun jadwal minum obat
3. Sosial/ verbal:
a. Menyatakan secara asertif rasa marahnya
b. Bantu mengungkapkan rasa marahnya secara verbal :menolak dan
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
4. Spiritual :
a. Bantu pasien mengenmdalikan marah secara spiritual: kegiatan
ibadah yang biasa dilakukan sesuai keyakinan
b. Susun jadwal latihan ibadah dan berdoa
c. Ikut sertakan pasien dalam TAK dan stimulasi persepsi untuk
mengendalikan prilaku kekerasan
A. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
“ Assalamualaikum pak, Sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang
saya datang lagi
“ baik, yang mana yang mau di coba?”
b. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa
marahnya.

36
c. Kontrak waktu
“ Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa
marah itu dengan ibadah?”
“ Dimana enaknya kitaberbincang – bincang? Bagaiman kalau di tempat
tadi?” “ Bagaimana kalau 15 menit?”
2. Fase Kerja
“coba ceritakan kegiatan ibadah yang pak lakukan? “ “ Bagus,baik,yang
mana mau di coba?
“Nah,kalau mbak sedang marah coba mbak langsung duduk dan tarik
nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks.”
“ apa kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan?”
“ coba pilih dua kegiatan yang ingain bapak
lakukan.” “ maei kita coba lakukan. “
Bagus sekali!”
“ bapak bisa melakukan ibadah secara teratur untuk meredakan kemarahan.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“ bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ke
3 ini?” “ jadi,sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus.”
“ mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Mau
berapa kali bapak sholat? Baik kita masukkan sholat…..dan……(sesuai
kesepakatan pasien)
“ coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat baak lakukan bila
bapak merasa marah”
“ setelah ini coba bapak lakukan jadwal sholat sesuai jadwalyang telah kita
buat tadi”
b. Evaluasi obyektif
c. Rencana tindak lanjut
d. Kontrak yang akan datang

37
“ besok kita ketemu lagi ya pak?,nanti kita bicarakan cara ke 4 mengontrol
rasa marah. Yaitu dengan patuh minum obat. Mau jam berapa pak? Seperti
sekarang saja,jam 1 ya?”
“ nanti kita akan membicarakan cara pengunaaan yang benar untuk
mengontrol rasa marah bapak,setuju pak?”
“Sampai jumpa pak !”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Resiko perilaku kekerasan


Pertemuan ke :5
Hari / Tanggal : 05 januari 2023
F. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Subyektif :
- Klienmengtakan serig gelisah
- Klien mengtakan dulusering megamuk.
Obyektif :
- Tn.A tampak kontak mata kurang
Tn.A tampak sering terdiam dan melamun jika di tanya.
2. Diagnosa keperawatan : Skyzofrenia

38
3. Tujuan umum (TUM) :
Pasien dapat melanjutkan hubungan peran sesuai tanggung jawab.

4. Tujuan Khusus (TUK) :


a. Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol marah
b. Pasien dapat dukungan keluarga mengontrol marah
c. Pasien dapat menggunakan obat dengan benar
d. Pasien dapat dukumgam dari lingkungan untuk mengontrol langsung
amarahnya
4. Tindakan keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya
a. Memberi salam atau panggil nama klien
b. Sebutkan nama perawat sambil menjabat tangan
c. Jelaskan tujuan interaksi
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
e. Beri sikap aman dan empati
f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu.
2. Diskusikan bersama pasien pennyebab prilaku kekerasan sekarang dan yang
lalu
a. Anjurkan klien mengnungkapkan yang dialami saat marah.
b. Obsevasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
c. Simpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami klien
3. Diskusikan perasaan, tanda-tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jik a
terjadi penyebab perilaku kekerasan.
a. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala prilaku kekerasan secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien tentang prilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah
a. Verbal
b. Terhadap orang lain

39
c. Terhadap diri sendiri
d. Terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama klien akibat prilaku kekerasan yang ia lakukan
a. Berbicara akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.
b. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.
c. Tanyakan pada klien ”Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang
sehat”.
6. Diskusikan bersama klien cara mengendalikan prilaku kekerasan, yaitu
dengan cara berikut :
1. Fisik :
a. Pukul kasur/ bantal, tarik napas dalam
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan nafas dalam dan pukul kasur
atau bantal
2. Minum Obat :
a. Bantu pasien minum obat dengan prinsip lima benar (benar nama
pasien, obat, cara minum obat, waktu minum obat, dan dosis obat)
disertai penjelasan mengenai kegunaan obat dan akibat berhneti
minum obat
b. Susun jadwal minum obat
3. Sosial/ verbal:
a. Menyatakan secara asertif rasa marahnya
b. Bantu mengungkapkan rasa marahnya secara verbal :menolak dan
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
4. Spiritual :
a. Bantu pasien mengenmdalikan marah secara spiritual: kegiatan
ibadah yang biasa dilakukan sesuai keyakinan
b. Susun jadwal latihan ibadah dan berdoa
A. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
“Assalamualaikum bapak,sesuai dengan janjisya kemarin hari ini kita
bertemu lagi”

40
b. Evaluasi/validasi
“bagaimana pak? sudah di lakukan latihan tarik nafas dalam,pukul kasur
bntal,bicara yan baik dan sholat? Apa yang di rasakan setalahmelakukan
lathan secara teratur? Coba kita lihat kegiatannya?”
c. Kontrak waktu
“bagaimana kalau skarang kita bicara bincang dan latihan tentang cara
mium obat yang benar untuk menggontrol rasa marah?”
“dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat
kemarin?” “berapa lama bapak mau berbincang-? Bagaimana kalau 15
menit?”
2. Fase Kerja
(Perawat membawa obat pasien)
“ bapak sudah dapat obat dari dokter?” Berapa macam obat yang bapak
minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa bapak minum? Bagus!
“ Obatnya ada 3 macam pak, yang warnanya orange namanya CPZ, gunanya
agar pikiran tenang. Yang putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang dan
yang merah jambu namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah
berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3X sehari jam 07.00 pagi, jam satu
siang, dan tujuh malam”.
“ Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering maka untuk
mengatasinya dengan menghisap-hisap es batu”. “bila mata trasa berkunang
kunang,bapak sebaiknya istirahat dan jangan berktifitas dulu”
“ Nanti dirumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label dikotak
obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa osis yang harus diminum,
jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah namanya obatnya sudah
benar? Diisini minta obatnya pada perawat kemudian cek lagi apakah benar
obatnya!”.
“ Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi ya pak,
karena dapat terjadi kekambuhan”.
“ Sekarang kita masukkan waktu minum obatna kedalam jadwal ya pak”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif

41
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap– cakap cara minum
obat yang benar?”.
“ Coba bapak sbutkan lagi jenis obat yang bapak minum!. Bagaimana cara
minum obat yang benar?”.
“ Nah, sudah beapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?.
Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan
lupa laksanakannya dengan teratur ya!”.
b. Evaluasi obyektif
c. Rencana tindak lanjut
d. Kontrak yang akan datang
“ Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana bapak
melaksnakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah.
Sampai jumpa….”

42
0
EVALUASI KEMAMPUAN PASIEN HALUSINASI& KELUARGANYA

Nama Pasien : Tn.S


Alamat :
Nama Mahasiswa : ditha prayuda
Tanggal evaluasi : 05 januari 2023
Petunjuk :
 Berilah tanda check (v) jika pasien mampu melakuan kemampuan di bawah ini
 Tulislah tanggal setiap dilakukan evaluasi
NO KEMAMPUAN TANGGAL
EVALUASI
1 2 3
A Pasien
1 Mengenal jenis halusinasi √
2 Mengenal isi halusinasi √
3 Mengenal waktu halusinasi √
4 Mengenal frekuensi halusinasi √
5 Mengenal situasi yang menimbulkan halusinasi √
6 Menjelaskan respons terhadap halusinasi √
7 Mampu menghardik halusinasi √
8 Mampu bercakap-cakap jika terjadi halusinasi √
9 Membuat jadwal kegiatanharian √
10 Melakukan kegiatan harian sesuai dengan jadwal √
11 Minum obat secara teratur √
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian halusinasi
2 Menyebutkan jenis halusinasi yang dialami oleh pasien
3 Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi pasien
4 Memperagakan latihan cara memutus halusinasi pasien
5 Mengajak pasien bercakap-cakap saat pasien berhalusinasi
6 Memantau aktifitas sehari-hari pasien sesuai jadwal
aktifitas

Keterangan :
1. (1 = mandiri)
2. (2 = bantuan)
3. (3 = tergantung total)

0
EVALUASI KEMAMPUAN PASIEN PERILAKU KEKERASAN&
KELUARGANYA

Nama Pasien : Tn.S


Alamat :
Nama Mahasiswa : Ditha Prayuda
Tanggal evaluasi : 6 Januari 2023
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (v) jika pasien mampu melakuan kemampuan di bawah ini
2. Tulislah tanggal setiap dilakukan evaluasi

NO KEMAMPUAN TANGGAL
EVALUASI
1 2 3
A Pasien
1 Menyebutkan penyebab PK √
2 Menyebutkan tandadan gejala PK √
3 Menyebutkan PK yang dilakukan √
4 Menyebutkan akibat PK √
5 Menyebutkan cara mengendalikan PK √
6 Mempraktikkan latihan cara mengendalikan fisik 1 √
7 Mempraktikkan latihan cara fisik 2 dan memasukkan ke √
dalam jadwal
8 Mempraktikkan latihan cara verbal dan memasukkan ke √
dalam jadwal
9 Mempraktikkan latihan cara spritual dan memasukkan ke √
dalam jadwal
10 Mempraktikkan latihan cara minum obat dan memasukkan √
ke dalam jadwal
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian PK dan proses terjadinya masalah
PK
2 Menyebutkan cara merawat pasien PK
3 Mempraktikkan cara merawat pasien PK
4 Membuat jadwal aktifitas dan minum obat pasien di rumah
(perencanaan pulang)
Keterangan :
1. (1 = mandiri)
2. (2 = bantuan)
3. (3 = tergantung total)

1
EVALUASI KEMAMPUAN PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI&
KELUARGANYA

Nama Pasien : Tn.S


Alamat :
Nama Mahasiswa : Ditha Prayuda
Tanggal evaluasi : 6 Januari 2023
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (v) jika pasien mampu melakuan kemampuan di bawah ini
2. Tulislah tanggal setiap dilakukan evaluasi

NO KEMAMPUAN TANGGAL
EVALUASI
A Pasien 1 2 3
1 Menyebutkan pentingnya kebersihan diri √
2 Menyebutkan cara membersikan diri √
3 Mempraktikkan cara membersihkan diri dan memaskkan √
dalam jadwal
4 Menyebutkan cara berdandan √
5 Mempraktikkan cara berdandan dan memasukkan kedalam √
jadwal
6 Menyebutkan cara makan yang baik √
7 Mempraktikkan cara makan yang baik dan memasukkan √
ke dalam jadwal
8 Menyebutkan cara BAB/BAK yang baik √
9 Mempraktikkan cara BAB/BAK yang baik dan √
memasukkan dalam jadwal
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian perawatan diri dan proses
terjadinya masalah defisit perawatan diri
2 Menyebutkan cara merawat pasien defisit perawatan diri
3 Mempraktikkan cara merawat pasien defisit perawatan diri
4 Membuat jadwal aktfitas dan minum obat pasien di rumah
(perencanaan pulang)
Keterangan :
1. (1 = mandiri)
2. (2 = bantuan)
3. (3 = tergantung total)

2
FORMAT JADWAL KEGIATAN PASIEN

NAMA PASIEN : Tn.S NO.RM : 032856


ALAMAT : TANGGAL : 05 januari 2023

WAKT KEMAMPUAN PASIEN


NO. JENIS KEGIATAN
U MANDIRI BANTUAN TERGANTUNG
Mengontrol halusinasi √
Keberishan diri √
Cara makan yang baik dan √
benar
Melatih mengendalikan PK √
Mandi/merawat diri √

3
PROPOSAL HOME VISITE KEPERAWATAN JIWA

Nama Mahasiswa : Ditha Prayuda

NPM : 022021046

Nama Klien : Sahdan

Alamat Rumah :

Nama KK : Moh Amin

Diagnosa Keperawatan :
1. Halusinasi
2. Deficit perawatan diri
3. Resiko perilaku kekerasan

Pengkajian :
Mengumpulkan informasi dan membeuat data dasar klien, mengidentifikasi dan
mengenali masalah -masalah yang di hadapi klien, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan
klien,mengidentifikasi fisik, memtal, sosial dan lingkungan klien

Validasi data :
Memvalidasi data dan melengakapi data yang di peroleh dari klien dan data
sekunder (REKA MEDIK) mengenai :
- Riwayat penyakit sekarang
- Faktor predisposisi dan presipitasi
- Genogram keluarga
- Persepsi kelaurga terhadap penyakit yang di derita klien
- Support sistem

Support Sistem :
Untuk mengetahui apakah pasien dalam hidupnya selalu di support oleh keluarga
dengan masalah yang dialaminya sekarang.

Harapan keluarga :
Pasien dapat sembuh dari maslah yang di alami dan bisa melakukan aktivitas secara
normal.

Rencana implementasi diagnosa keperawatan yang terkait dengan:


1. Kunjungan I ( Hari / Tgl / Waktu : 02 januari 2023 )
- Pengkajian
- Implentasi sp 1 pasien halusinasi,defisit perawatan diri dan RPK

2. Kunjungan II ( Hari / Tgl / Waktu : 03 januari 2023)

4
- Implentasi sp2 pasien halusinasi,defisit perawatan diri dan RPK

3. Kunjungan III ( Hari / Tgl / Waktu : 04 januari 2023 )


- Implentasi sp 3 pasien halusinasi,defisit perawatan diri dan RPK

4. Kunjungan III ( Hari / Tgl / Waktu : 05 januari 2023 )


- Implentasi sp 4 dan 5 pasien halusinasi,defisit perawatan diri dan RPK

Anda mungkin juga menyukai