1. Pengertian
suara padahal tidak ada orang yang berbicara ( Kusumawati & Hartono
2010).
B. Etiologi
a. Faktor perkembangan
mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi ,dan hilang percaya diri.
b. Faktor sosiokultural
c. Faktor Biokimia
d. Faktor psikologis
mudah terjerumus pada penyalah gunaan zat adiktif. Klien lebih memilih
a. Faktor predisposisi
1) Biologis
berikut:
psikotik.
3) Sosial Budaya
b. Faktor presipitasi
1) Biologis
untuk diinterprestasikan.
2) Stres lingkungan
3) Sumber Koping
stresor .
C. Jenis –jenis halusinasi
1. Halusinasi pendengaran
2. Halusinasi penglihatan
menakutkan.
3. Halusinasi pengidu
4. Halusinasi peraba
tanpa stimulus yang terlihat contoh merasa sensasi listrik datang dari
5. Halusinasi pengecap
dan menjijikan,merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
6. Halusinasi kenestetik
pembentukan urine.
sebagai berikut :
1. Fase Pertama
menggerakan bibir tanpa suara, penggerak mata cepat, respon verbal yang
2. Fase ke dua
dominan. Mulai ada bisikan yang tidak jelas, klien tidak ingin orang lain
3. Fase ke tiga
rentang perhatian lainya beberapa menit dan detik. Tanda-tanda fisik berup
4. Fase ke empat
hilang control, dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang
lain dilingkungan.
Perilaku klien difase ini adalah perilaku teror akibat panik, potensi
bunuh diri, perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, atau katatonik, tidak
mampu merespon terhadap perintah kompleks dan tidak mampu berespon
1. Halusinasi pendengaran
Data subyektif :
gambaran tanpa stimulus yang nyata, mencium nyata stimulus yang nyata,
Data obyektif :
dan terkadang tidak masuk akal, tidak dapat membedakan hal yang nyata
dan tidak nyata, menarik diri dan menghindar dari orang lain, disorientasi,
Data subyektif:
Data obyektif:
Klien melihat bayangan seperti melihat hal-hal yang lain hantu atau
3. Halusinasi penghidu
4. Halusinasi pengecap
Data Subyektif : Klien merasakan seperti rasa darah, urin atau yang lainya
dalam mulutnya.
Data Obyektif : Klien sering meludah, dan muntah- muntah tanpa sebab.
5. Halusinasi Perabaan
Data Subyektif : Klien mengatakan merasa ada hewan atau ada sesuatu
Pada model stres dan adaptif dalam keperawatan jiwa halusinasi disebabkan
oleh faktor berikut ini antara lain faktor predisposisi, stresor presifitasi, penilaian
terhadap stresor, sumber koping, mekanisme koping, dan rentang respon Stuart
(2007).
Sterssor Presipitasi
construtive Destructive
tetapi juga pemberian psikoterapi, serta terapi modalitas yang sesuai dengan
gejala atau penyakit klien yang akan mendukung penyembuhan klien jiwa.
Pada terapi tersebut juga harus dengan dukungan keluarga dan sosial akan
1. Psikofarmakologis
langsung pada proses mental penderita karena kerjanya pada otak / sistem
Trihexphendyl.
2. Terapi Somatis
a. Pengingkatan
3. Terapi Modalitas
I. Diagnosa Keperawatan
3. Isolasi sosial.
b. Tuk :
c. Intervensi
komunikasi terapeutik.
terjadi halusinasi.
12) Diskusikan manfaat yang dilakukan klien dan beri pujian pada
klien.
halusinasi.
sendiri.
manfaat obat.
22) Anjurkan klien meminta obat sendiri pada perawat dan merasakan
manfaat.
samping obat.
b. Tuk :
lakukan.
c. Intervensi
terapeutik.
kekerasan.
3. Isolasi sosial
b. Tuk :
c. Intervensi
pembicaraan.
15) Latihan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih dengan teman 1
a. Tum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal dan
b. Tuk :
sakit.
c. Intervensi
7) Rencanakan bersama.
Stuart, G. W., Sundeen, JS., 2011, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa: Achir Yani
Stuart, GW, Laraia, M.T., 2001, Principle and Practice of Pshychiatric Nursing, Edisi 7,
Mosby, Philadelpia.
Yosep, 2011, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC Depkes, RI.,
Keliat, Farida Kusumawat., 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : Salemba Medika.
Nita Fitria., 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Medika