Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIARE PADA BAYI DAN BALITA

Disusun Oleh:

Lisma Roslina 140070500111023


Dini Adaniya Yulianti 140070500111015
Wyllda Happy Islami 140070500111008
Ayu Puspita Damayanti 140070500111019
Rakhmalia Imeldawati 140070500111022

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DIARE PADA BAYI DAN BALITA
DI PUSKESMAS SINGOSARI
Tanggal Agustus 2015

Oleh:

Lisma Roslina 140070500111023


Dini Adaniya Yulianti 140070500111015
Wyllda Happy Islami 140070500111008
Ayu Puspita Damayanti 140070500111019
Rakhmalia Imeldawati 140070500111022

Mengetahui,
Pembimbing Lahan Puskesmas Singosari

( Yulida Tiani, SST )


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Diare pada Bayi dan Balita


Judul : Mencegah dan Menangani Diare pada Bayi dan Balita
Sasaran : Klien Anak Puskesmas Singosari
Tempat : Posyandu
Hari/Tanggal : Agustus 2015
Alokasi Waktu : 30 menit
Media/Sarana : Leaflet
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan
memahami tentang diare pada bayi dan balita.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1. Mengetahui pengertian diare
2. Mengetahui penyebab diare
3. Mengetahui tanda dan gejala diare
4. Mengetahui komplikasi diare
5. Mengetahui cara pencegahan diare
6. Mengetahui Tindakan yang harus dilakukan apabila bayi dan balita mengalami
diare
B. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Cara pencegahan diare
5. Komplikasi diare
6. Tindakan yang harus dilakukan apabila bayi dan balita mengalami diare
C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Bidan Kegiatan Klien Metode Media
Pendahulua 5 menit 1. Memberi salam. 1. Menjawab salam Ceramah dan -
n 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan Tanya Jawab
diri. dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan dan 3. Menjawab
pokok materi yang pertanyaan
akan disampaikan.
4. Menggali
pengetahuan peserta
tentang diare.
Penyajian 15 Menjelaskan materi: 1. Mendengarkan Ceramah dan Poster
menit 1. Pengertian diare dan Tanya Jawab
2. Penyebab diare memperhatikan
3. Tanda dan gejala 2. Menganjukan
diare pertanyaan
4. Cara pencegahan
diare
5. Komplikasi
diare
6. Tindakan yang
harus dilakukan
apabila
mengalami diare
Penutup 10 1. Penegasan materi 1. Menjawab Tanya Jawab
menit 2. Meminta peserta pertanyaan yang
untuk menjelaskan diberikan oleh
kembali materi yang penyuluh
telah disampaikan 2. Membalas salam
dengan singkat
menggunakan bahasa
peserta sendiri
3. Memberikan
pertanyaan kepada
peserta tentang materi
yang telah
disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam

D. Evaluasi
1. Proses, diharapkan :
Berjalan dengan baik tanpa hambatan karena penyampaian tepat waktu sesuai kontrak.
Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan.
2. Hasil, diharapkan :
Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh dan menyatakan telah mengerti
tentang materi yang telah disampaikan.
MATERI PENYULUHAN
DIARE PADA BAYI DAN BALITA

1. Pengertian Diare

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang
mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering
dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa
mengalami 1-3 episode diare berat. Neonatus diyatakan diare bila frekuensi buang air besar
sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak bila frekuensi
lebih dari 3 kali.
Pengunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat daripada gastroenteritis, karena istilah
gastrointeritis memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi dan
walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan.
Selain itu diare merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang
merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan tubuh yang dikeluarkan
bersama tinja akan mengakibatkan dehidrasi yang dapat berakibat kematian. Oleh karena itu,
diare tidak boleh dianggap sepele, keadaan ini harus dihadapi dengan serius mengingat cairan
banyak keluar dari tubuh, sedangkan tubuh manusia pada umumnya 60% terdiri dari air, sebab
itu bila seseorang menderita diare berat, maka dalam waktu singkat saja tubuh penderita sudah
kelihatan sangat kurus.
Diare merupakan simptom, jadi bukan penyakit, sama halnya dengan demam panas, bukan suatu
penyakit tetapi merupakan gejala dari suatu penyakit tertentu, contoh: malaria, radang, paru,
influinza, dan lainlain.
2. Penyebab Diare
a. Infeksi virus

Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi. Banyak dampak yang
dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
Virus yang paling banyak menimbulkan diare adalah rotavirus. Menurut WHO, rotavirus
turut berkontribusi sebesar 15-25% diare pada anak usia 6-24 bulan.

b. Infeksi Bakteri

Sangat jarang biasanya disebakan karena Bakteri seperti Shigella, Vibrio cholera,
Salmonella (non thypoid), Campylobacter jejuni maupun Escherichia coli bisa saja
merupakan penyebab diare pada buah hati anda. Anak anda kemungkinan mengalami
diare akibat infeksi bakteri jika diare yang dialaminya sangat hebat, diikuti dengan
kejang, terdapat darah di tinjanya, serta demam.

c. Infeksi Parasit

Infeksi akibat parasit meski sangat jarang juga dapat menyebabkan diare. Penyakit
giardiasis misalnya. Penyakit ini disebabkan parasit mikroskopik yang hidup dalam usus.
Gejala giardiasis diantaranya adalah banyak gas, tinja yang sangat banyak dan berbau
busuk, perut kembung, serta diare.

d. Antibiotik
Jika anak atau bayi anda mengalami diare selama pemakaian antibiotik, mungkin hal ini
berhubungan dengan pengobatan yang sedang dijalaninya. Antibiotik bisa saja
membunuh bakteri baik dalam usus selama pengobatan. Konsultasikan pada dokter
mengenai hal ini. Namun, jangan hentikan pengobatan pada anak anda sampai dokter
memberikan persetujuan.

e. Makanan dan Minuman

Terlalu banyak jus (terutama jus buah yang mengandung sorbitol dan kandungan fruksosa
yang tinggi) atau terlalu banyak minuman manis dapat membuat perut bayi kaget dan
menyebabkan diare.

f. Alergi Makanan
Alergi makanan merupakan reaksi sistem imun tubuh terhadap makanan yang masuk.
Alergi makanan pad bayi biasa terjadi pada bayi yang mulai mengenal makanan
pendamping ASI. Protein susu merupakan alergen (penyebab alergi) yang paling umum
dijumpai pada bayi. Selain protein susu, alergen yang umum dijumpai adalah telur,
kedelai, gandum, kacang, ikan, dan kerang-kerangan. Konsultasikan pada dokter jika
anda mencurigai ananda memiliki alergi makanan. Alergi makanan dapat menyebabkan
berbagai reaksi (salah satunya adalah diare) dalam waktu singkat maupun setelah
beberapa jam.

g. Intoleransi Makanan

Berbeda dengan alergi makanan, intoleransi makanan tidak dipengaruhi oleh sistem
imun. Contoh intoleransi makanan adalah intoleransi laktosa (sangat jarang ditemukan
pada bayi). Bayi yang mengalami intoleransi laktosa, artinya bayi tersebut tidak cukup
memproduksi laktase, suatu enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa (yaitu gula
dalam susu sapi dan produk susu lainnya). Gejala seperti diare, perut kembung, dan
banyak gas bisa terjadi bila laktosa tidak terurai. Gejala biasanya muncul sekitar satu atau
dua jam setelah mengkonsumsi produk susu.

3. Tanda dan Gejala Diare

Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi dan anak menjadi gelisah dan cengeng, suhu
tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja
akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir ataupun darah. Warna tinja bisa lama-
kelamaan berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah
sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama
diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit.
Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai
tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung,
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
4. Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam
komplikasi seperti:
- Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik)
- Renjatan hipovolemik
Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada
elektrokardiogram)
- Hipoglikemia
- Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili
mukosa usus halus
- Kejang (terutama pada dehidrasi hipertonik), dan
- Malnutrisi energi protein(karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan)
5. Pencegahan

Diare dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Adapun cara
pencegehan diare dapat dilakukan dengan cara:

1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu: sebelum
makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan
sebelum menyiapkan makanan

2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus

3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa,
kutu, lipas, dan lain-lain)

4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik

5. Memberikan ASI ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan

6. Setelah bayi berusia 6 bulan beri tambahan makanan pedamping ASI secara bertahap
dalam jumlah dan kelembutannya
7. Merebus botol susu sebelum dipakai

8. Mencuci alat-alat makan dan minum dengan air bersih dan membilasnya dengan air
matang

9. Membiasakan buang sampah pada tempatnya

10. Tutup makanan atau minuman sehingga terhindar dari binatang

11. Kenali jenis makanan yang dapat menimbulkan alergi terutama pada balita.

12. Bersihkan alat bermain si kecil serta lingkungan rumah secara teratur

13. Pemberian vaksin rotavirus

6. Tindakan yang harus dilakukan apabila bayi dan balita mengalami diare
- Segera beri banyak minum
Berikan oralit setiap kali berak atau berikan air teh, sayur sop, atau larutan gula garam.
- Teruskan pemberian makan
Teruskan dan tingkatkan pemberian ASI pada bayi yang masih menyusu, dan anak usia
lebih dari 6 bulan berikan makanan tambahan. Beri makanan lebih sering dari
biasanya.
- Mencari pengobatan lanjutan ke puskesmas/rumah sakit apabila tidak membaik sampai
2 hari atau ada satu/lebih tanda-tanda :
- Diare terus menerus
- Ada muntah berulang-ulang
- Demam
- Tidak mau makan dan minum
- Kelihatan sangat haus
- Ada darah dalam tinja

Anda mungkin juga menyukai