Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Asuhan Bayi Baru Lahir

Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Pada Bayi

Hari/Tanggal : Kamis, 10 Juli 2015

Waktu : 30 menit

Sasaran : Keluarga Bayi

Tempat : RSUD dr. R. Soedarsono Pasuruan

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan klien diharapkan mampu memahami dan


mengerti tentang tanda bahaya pada Bayi.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien dapat mengetahui tanda


bahaya pada Bayi :

C. Materi : Terlampir

D. Metode : Ceramah dan tanya jawab

E. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluhan Sasaran
5 menit Pembukaan Membuka acara denganMenjawab salam dan
mengucapkan salam kepada memperhatikan

sasaran danMendengarkan penyuluh


memperkenalkan diri. menyampaikan topic dan
Menyampaikan topik dantujuan.
tujuan penkes kepada
Menyetujui kesepakatan
sasaran.
waktu pelaksanaan penkes.
Kontrak waktu untuk
peleksanaan penkes dengan
sasaran.
15 Kegiatan inti persepsi pengetahuanMenyampaikan
klien tentang materipengetahuannya tentang
Menit
penyuluhan. materi penyuluhan.

Menjelaskan materiMendengarkan penyuluh


penyuluhan kepada Klienmenyampaikan materi.
dengan menggunakan
Menyampaikan hal-hal
plifchart.
yang tidak dimengerti dari
Memberikan kesempatanmateri penyuluhan.
kepada Klien untuk
Menyimak jawaban.
menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti dari
materi yang dijelaskan
penyuluh.

Menjawab pertanyaan yang


diajukan.
5 Evaluasi /Menyampaikan Mendengarkan
penutup kesimpulan materipenyampaian kesimpulan.
Menit
penyuluhan yang telah
Sasaran mengerti dengan
disampaikan kepada Klien.
yang disampaikan
Mengevaluasi hasilpenyuluh .
penyuluhan .
Mendengarkan penyuluh
Menutup acara danmenutup acara dan
mengucapkan salam sertamenjawab salam.
terima kasih kepada Klien
T.

F. Evaluasi

Mengajukan pertanyaan secara lisan, apa saja tanda bahaya pada bayi ?

G. Daftar Pustaka

APN. (2008) Jakarta: JNPK-KR

Depkes RI. (2010) Buku Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik- Kesehatan Reproduksi Departemen Kesehatan Republik
Indonesia

Nanny Vivian Lia Dewi, S.ST. (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta: Salemba Medika

Bayi Baru Lahir ( BBL )

A. Definisi dan Tujuan

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram. (Dewi Lia, 2010). Bayi baru
lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram.

Pemeriksaan Bayi Baru Lahir merupakan salah satu hal yang harus
dikerjakan dalam rangkaian pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi
baru lahir sebagai dasar dalam menentukan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang
di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas.

Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai keadaan umum
bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam
kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan / ketidaknormalan pada bayi
baru lahir.

B. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal :

1. Lahir aterm antara 37-42 minggu.

2. Berat badan 2.5004.000 gram.

3. Panjang badan 4852 cm.

4. Lingkar dada 3038 cm.

5. Lingkar kepala 3335 cm.

6. Frekuensi denyut jantung 120160 x/menit.

7. Pernafasan 40-60 x/menit.

8. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.

9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah


sempurna.

10. Kuku agak panjang dan lemas.

11. Nilai APGAR >7.

12. Gerak aktif.

13. Bayi lahir langsung menangis kuat.

14. Genitalia.

Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang


berlubang, serta adanya labia mayora sudah menutupi labia minora.

Pada laki laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.

15. Reflek rooting atau mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut, sudah terbentuk dengan baik.

16. Reflek morro atau gerakan memeluk bila dikagetkan, sudah baik.
17. Reflek graping atau menggenggan, sudah baik.

18. Eliminasi baik, yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama, dan berwarna hitam kecoklatan.

19. Secara neurologik. Bayi yang dilahirkan mempunyai sejumlah refleks. Hal ini
merupakan dasar bagi bayinya untuk mengadakan reaksi dan tindakan aktif.
Refleks pada bayi diantaranya sebagai berikut :

Rooting (membuka mulut).

Sucking (menghisap).

Swalling (menelan).

Graping (mengenggam).

Tonik neck (mengangkat leher).

Morro (terkejut).

Walking (melangkah).

Babinsky

C. Penilaian Bayi Baru Lahir (BBL)

Apakah bayi cukup bulan?

Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

Apakah bayi menangis atau bernafas?

Apakah tonus otot bayi baik?

Jika bayi tidak cukup bulan dan atau air ketuban bercampur mekonium
dan atau tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan atau tonus
otot tidak baik, lakukan langkah resusitasi.

D. Tahapan Bayi Baru Lahir


Tahap I, terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran.
Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik.

Tahap II, disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap ini dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.

Tahap III, disebut tahap periodic pengkajian dilakukan setelah 24 jam


pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.

E. Asuhan Kebidanan pada BBL Normal

1. Membersihkan jalan nafas

Letakan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.

Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi
lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit
tengadah kebelakang.

Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kasa steril.

Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera
menangis.

2. Memotong dan merawat tali pusat.

Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan
diikat dengan pengikat steril.

Merawat tali pusat yaitu Cuci tangan dengan sabun dan air bersih,
bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas basah,
kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa
steril/bersih, popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat.

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi.

Keringkan bayi secara seksama


Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat

Tutup bagian kepala bayi

Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayi

Tunggu minimal enam jam setelah lahir untuk memandikan bayi (lebih
lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi). (APN, 2008)

Di bawah ini, beberapa hal berkaitan dalam menjaga suhu tubuh bayi, yaitu
mekanisme kehilangan panas pada bayi, adalah sebagai berikut :

Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi
yang basah.

Konduksi adalah kehilangan panas melalui benda-benda padat yang


berkontak dengan kulit bayi.

Konveksi adalah pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi.

Radiasi adalah kehilangan panas melalui benda padat dekat bayi yang
tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi.

4. Memberikan obat tetes / salep mata

Memberikan obat tetes mata (larutan perak nitrat atau neosporin) atau salep
mata (eritromysin 0,5% atau tetrasiklin 1%) dalam 1 jam pertama setelah bayi
lahir.

5. Pemantauan pada Bayi Baru Lahir

Suhu badan dan lingkungan.

Tanda-tanda Vital, antara lain :

a. Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hamper


bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu
inspirasi maupun ekspirasi. Gerakan pernapasan 30-50 kali per
menit.
b. Nadi dapat dipantau di semua titik nadi perifer.

c. Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi.

d. Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak, suhu tubuh bayi
normal 36,50C sampai 37,50C.

e. Denyut jantung bayi normal Berkisar antara 100-180x/menit.

6. Berat badan.

7. Mandi dan perawatan kulit.

8. Pakaian.

9. Perawatan tali pusat.

F. Tanda-tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir

Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit.

Terlalu hangat (>38oC) atau terlalu dingin (<36oC).

Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat


atau memar.

Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan


mengantuk berlebihan.

Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan


berdarah.

Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat,


merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan pernafasan
sulit.

Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses


lembek atau cair, sering berwarna hijau tua, dan terdapat
lendir atau darah.

Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa


tenang, menangis terus-menerus.
G. Tanda-tanda bayi sakit

Bayi Baru Lahir (BBL) dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu
atau beberapa tanda-tanda berikut :

Sesak nafas.

Frekuensi pernafasan 60 x/menit.

Gerak retraksi di dada.

Malas minum.

Panas atau suhu badan bayi rendah.

Kurang aktif.

Berat lahir rendah (1.500-2.500 gram) dengan kesulitan


minum.

H. Periode kunjungan neonatus

Kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun


waktu 6-48 jam setelah bayi lahir.

Kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun


waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke-7 setelah bayi lahir.

Kunjungan neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun


waktu minggu ke-2 setelah kelahiran.

Kunjungan neonatal ke-4 (KN 4) dilakukan pada kurun


waktu minggu ke-6 setelah kelahiran. (DepKes, 2010)

I. Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir

Pernafasan dan peredaran darah

Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal pada waktu 30 detik
setelah lahir. Pada menit-menit pertama + 80 kali/menit disertai pernafasan cuping
hidung rintihan berlangsung 10-15 menit. Dengan berkembangannya paru tekanan
O2 dalam alveoli meningkat dan CO2menurun. Hal ini menyebabkan aliran darah
ketubuh meningkat dan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah
menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu. Bunyi jantung pada menit
pertama 1-180 kali/menit.

Suhu

Pada saat lahir, bayi berada dalam suhu lebih rendah dari pada berada di dalam
kandungan dan dalam keadaan hypotermi ini dapat mengakibatkan hipoglikemia.
Maka perlu mempertahankan tubuh supaya suhunya berkisar 36-37C.

Kulit

Terdapat vernik kaseosa yakni lemak putih yang melekat pada kulit bayi baru
lahir. Mungkin bercampur dengan cairan amnion, darah, faeces, mekonium,
dibersihkan dengan kapas steril dan kering atau dengan minyak steril. Sebab
vernik kaesosa merupakan media yang paling baik untuk kuman staphilokokus.

Feses

Feses berbentuk mekonium yang seperti tir hitam, pekat yang telah berada
dalam saluran pencernaan sejak janin 16 minggu, mulai keluar dalam 24 jam
pertama sampai hari 2-3 selanjutnya hari 4-5 berwarna coklat kehijauan,
kemudian kuning, lembek jika minum ASI.

Tali pusat

Tali pusat biasanya lepas dalam 10-14 hari setelah lahir. Perawatan tali
pusat dibungkus dengan kasa steril.

Air kencing

Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar
dalam waktu 24 jam. Yang harus dicatat ialah kencing pertama, frekuensi kencing
berikutnya, serta warnanya. Bila bayi tidak kencing atau kencingnya menetes dan
tampak perubahan warna kencing, hal ini harus segera dilaporkan kepada dokter.

7. Asuhan .kebidanan.pada.Bayi.Baru.Lahir (BBL)


Jaga kehangatan bayi.

Bersihkan jalan nafas (bila perlu).

Keringkan dan tetap jaga kehangatan.

Potong dan ikat tali pusat tanpa dibumbuhi apapun, kira-kira 2 menit
setelah bayi lahir.

Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan cara kontak kulit bayi
dengan kulit ibu selama kurang lebih 1 jam.

Beri salep mata, diberikan 1 jam pertama setelah bayi lahir.

Berikan suntikan vitamin K1 1 mg intramuscular di paha kiri anterolateral


setelah IMD (Inisiasi Menyusu Dini), diberikan 1 jam pertama setelah bayi
baru lahir.

Berikan imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuscular di paha kanan


anterolateral, dan diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin
K1. (APN, 2008)

Anda mungkin juga menyukai