Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA

S1 KEBIDANAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

OLEH :

Alief Ayu Purwitsari

Futuhatul Hidayah

Nour Arriza D Melani

Rakhmalia Imeldawati

I. Pokok Bahasan : Kanker Leher Rahim

II. Sub Pokok Bahasan :


1. Definisi dari kanker leher rahim
2. Penyebab kanker leher rahim
3. Faktor resiko kanker leher rahim
4. Cara pencegahan kanker leher rahim
5. Cara deteksi dini (skrining) kanker leher rahim

III. Sasaran : Wanita usia subur yang akan melakukan pemeriksaan IVA di
Puskesmas
Kendal Kerep

IV. Tempat :Puskesmas Kendal Kerep

V. Tanggal :21 April 2015


Waktu :08.00 - selesai

VI. Tujuan :
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit diharapkan sasaran dapat memahami tentang
kanker leher rahim atau kanker serviks

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu :
1. Menjelaskan pengertian kanker leher rahim
2. Menjelaskan penyebab kanker leher rahim
3. Menjelaskan faktor resiko kanker leher rahim
4. Mengetahui cara pencegahan kanker leher rahim
5. Mengetahui cara deteksi dini kanker leher rahim

VII. Rangkaian Acara Penyuluhan


N Kegiatan Respon Waktu
o masyarakat
1 Pendahuluan
a.Penyampaian salam a. Membalas salam
b.Perkenalan b. Memperhatikan
c.Menjelaskan topic penyuluhan c. Memperhatikan 5 menit
d.Menjelaskan tujuan penyuluhan d. Memperhatikan
e.Menjelaskan waktu pelaksanaan e. Memperhatikan
2 Penyampaian materi oleh pemateri:
1. Materi
a. Definisi Kanker Leher Rahim
b. Penyebab Kanker Leher Rahim
c. Faktor Resiko Kanker Leher Rahim
Peserta 15 menit
d. Cara Pencegahan Kanker Leher
memperhatikan
Rahim
e. Cara deteksi dini (skrining) Kanker pemateri dengan
Leher Rahim serius

3 Tanya Jawab
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk Peserta aktif bertanya 10 menit
bertanya tentang materi yang kurang
dipahami
Penutup
1. Menyimpulkan hasil penyuluhan a.Memperhatikan 5 menit
2. Mengakhiri dengan salam b.Menjawab salam

VIII Materi :
(Terlampir)

IX Metode :
Ceramah dan tanya jawab.
IX Media :
Leaflet

X Evaluasi :
Audience mampu :
1. Menjelaskan definisi Kanker Leher Rahim
2. Menyebutkan beberapa gejala serta faktor resiko dari Kanker Leher Rahim
3. Menyebutkan dan menjelaskan pencegahan Kanker Leher Rahim
4. Menjelaskan Cara deteksi dini (skrining) Kanker Leher Rahim
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
KANKER LEHER RAHIM

A. PENGERTIAN
Karsinoma atau yang lebih dikenal dengan kanker adalah tumor epitel malignan yang
dapat berkembang pada setiap bagian tubuh. Sedangkan serviks adalah leher atau bagian yang
menyempit dan serviks uteri adalah istilah untuk leher rahim yaitu bagian yang memiliki
panjang sekitar 2,5 cm dan bermuara ke dalam vagina. Jadi dapat disimpulkan, karsinoma
serviks uterus (Ca Cervix) adalah tumor ganas yang tumbuh dan berkembang di bagian leher
rahim.
Karsinoma serviks merupakan keganasan yang paling banyak dijumpai pada wanita
dengan perkembangan keganasan berjalan sangat lambat dan mempunyai waktu fase laten
panjang (1015 tahun), tetapi ironisnya sebagian besar penderita datang dalam stadium lanjut
karena lokalisasinya yang menyebabkan wanita segan untuk memeriksakan diri di awal gejala.
Kanker leher rahim biasanya terjadi pada usia antara 30 sampai 60 tahun bahkan sekarang
cenderung makin muda.

B. PENYEBAB DAN FAKTOR PREDISPOSISI


Sebab langsung dari kanker leher rahim belum diketahui dengan pasti, namun ada bukti
kuat bahwa kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik.Etiologi
(faktor penyebab) kanker leher rahim yang utama yaitu karena infeksi virus HPV (Human
Papilloma Virus) tipe 16 atau 18.
Sedangkan faktor predisposisinya, yaitu :
1. Perkawinan dalam usia muda (terutama usia sangat muda < 16 tahun)
Menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan
seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada mereka yang
menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita
benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau
belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit
bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia
20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja,
paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan
sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang.
Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari
luar termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa
berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan
tumbuh lagi.Dengan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang mati,
sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat
menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas 20 tahun,
dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan.
2. Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim. Semakin tua usia
seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker laher rahim. Meningkatnya
risikokanker leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan
bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem
kekebalan tubuh akibat usia.
3. Multipartner (kawin usia muda yang kemudian bercerai dan selanjutnya kawin
kembali)danPromiskuitas (aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan)Wanita
dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan. Berganti-ganti
pasangan akan memungkinkan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human
Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga
membelah menjadi lebih banyak sehingga tidak terkendali sehingga menjadi kanker.
4. Penggunaan antiseptik.
Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun
deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker
5. Wanita yang merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker
serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir
serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam
rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-
karsinogen infeksi virus. Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh
bereaksi atau menjadi terangsang, baik padamukosa tenggorokan, paru-paru maupun
serviks. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang
dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker leher rahim.
6. Riwayat penyakit kelamin seperti kutil genitalia. Wanita yang terkena penyakit akibat
hubungan seksual berisiko terkena virus HPV, karena virus HPV diduga sebagai penyebab
utama terjadinya kanker leher rahim sehingga wanita yang mempunyai riwayat penyakit
kelamin berisiko terkena kanker leher rahim.
7. Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama. Penggunaan kontrasepsi oral yang
dipakai dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher
rahim 1,5-2,5 kali. Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim
karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh hormon
steroidperempuan. Hingga tahun 2004, telah dilakukan studi epidemiologis tentang
hubungan antara kanker leher rahim dan penggunaan kontrasepsi oral. Meskipun demikian,
efek penggunaan kontrasepsi oral terhadap risiko kanker leher rahim masih kontroversional.
Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Khasbiyah (2004) dengan menggunakan
studi kasus kontrol.Hasil studi tidak menemukan adanya peningkatan risiko pada perempuan
pengguna atau mantan pengguna kontrasepsi oral karena hasil penelitian tidak
memperlihatkan hubungan dengan nilai p>0,05.
8. Infeksi leher rahim (virus herpes tipe 2, perlukaan leher rahim yang menahun, infeksi
trikomonas)
9. Keadaan gizi yang buruk
10. Banyak dijumpai pada kondisi sosial-ekonomi rendah
11. Higiene hubungan seksual kurang
12. Paritas tinggi (jumlah kelahiran terlalu banyak dengan jarak yang pendek)
Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak persalinan
yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur yang ada, seorang perempuan yang sering
melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker
leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada
seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka tersebut
akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya
penyakit kanker leher rahim.

C. PENCEGAHAN
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang
menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah
diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan.
a. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak perlu melakukan
pemeriksaan papsmear minimal setahun sekali atau menurut petunjuk dokter.
b. Melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual.
c. Pilih kontrasepsi yang tepat.
d. Hindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-ganti pasangan seks.
e. Dianjurkan untuk berperilaku sehat, seperti menjaga kebersihan alat kelamin dan tidak
merokok.
f. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah segar.

D. DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM


1. Pemeriksaan pap smear
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih awal pada pasien yang
tidak memberikan keluhan. Sel kanker dapat diketahui pada sekret yang diambil dari porsi
serviks. Pemeriksaan ini harus mulai dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah
melakukan aktivitas seksual sebelum itu. Setelah tiga kali hasil pemeriksaan pap smear
setiap tiga tahun sekali sampai usia 65 tahun. Pap smear dapat mendeteksi sampai 90%
kasus kanker leher rahim secara akurat dan dengan biaya yang tidak mahal, akibatnya
angka kematian akibat kanker leher rahim pun menurun sampai lebih dari 50%. Setiap
wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani pap smear secara teratur yaitu 1
kali setiap tahun. Apabila selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil pemeriksaan yang
normal, maka pemeriksaan pap smearbisa dilakukan setiap 2atau 3 tahun sekali. Hasil
pemeriksaan pap smear adalah sebagai berikut:
a. Normal.
b. Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas).
c. Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas).
d. Karsinoma in situ (kanker terbatas pada lapisan serviks paling luar).
e. Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke
organ tubuh lainnya).
2. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) yaitu pemeriksaan leher rahim dengan cara
melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.
Bila setelah pulasan asam asetat 3-5% ada perubahan warna, yaitu tampak bercak putih,
maka maka indikasi terdapat lesi kanker.
Daftar Pustaka
1. Hefnr,LidaJhSucstDy.205AGlmeoRpdkriKua
Jakrt:EMS
2. Kumalsri,nI.wA201ehtoRpdkMasKbni
pKerawtnk.J:SlmbMdi

Anda mungkin juga menyukai