Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DETEKSI DINI KANKER SERVIKS
DI DESA NGADIREJO KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Mengetahui,
Pembimbing Lahan Komunitas

(..)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Deteksi Dini Kanker Serviks
Judul : Deteksi Dini Kanker Serviks
Sasaran : Peserta Pengajian Wanita
Tempat :Desa Ngadirejo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang
Hari/Tanggal : 11 - 24 Januari 2016
Alokasi Waktu : 30 menit
Media/Sarana : Leaflet
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu
mengetahui dan memahami tentang kanker serviks dan deteksi dini
kanker serviks.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1. Mengetahui pengertian kanker serviks
2. Mengetahui penyebab kanker serviks
3. Mengetahui faktor risiko kanker serviks
4. Mengetahui tanda dan gejala kanker serviks
5. Mengetahui deteksi dini kanker serviks
6. Mengetahui penanganan kanker serviks
7. Mengetahui cara mencegah kanker serviks

B. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Faktor risiko kanker serviks
4. Tanda dan gejala kanker serviks
5. Deteksi dini kanker serviks
6. Penanganan kanker serviks
7. Pencegahan kanker serviks

C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahulua 5 menit 1. Memberi salam. 1. Menjawab salam Ceramah dan -
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
n Tanya Jawab
diri. dan
3. Menjelaskan tujuan
memperhatikan
penyuluhan dan 3. Menjawab
pokok materi yang pertanyaan
akan disampaikan.
4. Menggali
pengetahuan pasien
tentang kanker
serviks dan cara
deteksi dini kanker
serviks
Penyajian 15 Menjelaskan materi: 1. Mendengarkan Ceramah dan Leaflet
menit 1. Pengertian kanker dan Tanya Jawab
serviks memperhatikan
2. Penyebab kanker 2. Menganjukan
serviks pertanyaan
3. Faktor risiko kanker
serviks
4. Tanda dan gejala
kanker serviks
5. Deteksi dini kanker
serviks
6. Penanganan kanker
serviks
7. Pencegahan kanker
serviks
Penutup 10 1. Penegasan materi 1. Menjawab Tanya Jawab
2. Meminta peserta
menit pertanyaan yang
untuk menjelaskan
diberikan oleh
kembali materi yang
penyuluh
telah disampaikan 2. Membalas salam
dengan singkat
menggunakan bahasa
peserta sendiri
3. Memberikan
pertanyaan kepada
peserta tentang
materi yang telah
disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam

D. Evaluasi
1. Proses, diharapkan :
Berjalan dengan baik tanpa hambatan karena penyampaian tepat waktu
sesuai kontrak.
Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan.
2. Hasil, diharapkan :
Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh dan menyatakan telah
mengerti tentang materi yang telah disampaikan.
MATERI PENYULUHAN
KANKER SERVIKS DAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

1. Pengertian Kanker Serviks


Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal/terus menerus dan tak
terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang
jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Sel kanker bersifat ganas dan dapat
menebabkan kematian, dapat berasal/tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh
manusia.
Serviks berasal dari bahasa latin yang artinya leher. Serviks adalah salah
satu bagian dari rahim. Serviks terdiri dari dua bagian yaitu mulut rahim dan leher
rahim, tetapi secara keseluruhan keduanya disebut serviks. Serviks adalah organ
yang menghubungkan rahim dengan vagina. Leher rahim terletak lebih rendah,
bagian sempit dari rahim yang bergabung dengan ujung atas vagina berbentuk
silinder atau kerucut dan menonjol bagian atas. Panjang serviks atau leher rahim
disebut porsio. Leher rahim adalah bagian sempit dari bagian bawah rahim diatas
porsio. Leher rahim adalah bagian terendah dari rahim yang terdapat pada puncak
liang senggama (vagina) yang hanya dapat dilihat dengan alat speculum
(berbentuk seperti mulut bebek).
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel serviks, kanker
serviks dapat berasal dari sel-sel di leher rahim tetapi dapat pula tumbuh dari sel-
sel mulut rahim atau keduanya.
2. Penyebab Kanker Serviks
Hampir seluruh kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma
Virus (HPV) / virus papiloma pada manusia. Virus ini relative kecil dan hanya
dapat dilihat dengan alat mikroskop electron. Ada beberapa tipe HPV yang dapat
menyebabkan kanker yaitu tipe 16 dan 18 (yang sering dijumpai di Indonesia)
serta tipe lain 31,33,45 dan lain-lain
Hampir 100% infeksi HPV ditularkan melalui hubungan seksual. Penderita
infeksi HPV umumnya tidak mengalami keluhan/gejala. Hampir setiap 1 dari 10
orang perempuan yang terinfeksi HPV akan mengalami perubahan menjadi lesi
pra-kanker atau dysplasia pada jaringan epitel leher rahim. Lesi pra-kanker dapat
terjadi dalam waktu 2-3 tahun setelah infeksi. Apabila lesi tidak diketahui dan
tidak diobati dalam waktu 3-17 tahun dapat berkembang menjadi kanker leher
rahim. Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk infeksi HPV.
3. Faktor Risiko Kanker Serviks
a. Usia pertama kali menikah/pertama kali melakukan hubungan seksual <18
tahun
b. Sering berganti-ganti pasangan seksual
c. Infeksi HPV
d. Riwayat kanker serviks dalam keluarga
e. Merokok aktif/pasif
f. Immunosupresi (penurunan kekebalan tubuh)
g. Infeksi kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual (IMS)
h. Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama
i. Multipara
j. Penggunaan antiseptik/douching vagina
k. Kemiskinan
4. Tanda Dan Gejala Kanker Serviks
a. Keputihan yang banyak, berbau busuk, berwarna kuning hingga hijau,
mungkin disertai gatal dan keluar darah
b. Nyeri saat berhubungan seksual
c. Perdarahan setelah berhubungan seksual
d. Siklus haid tidak teratur (amenorrhea, hipermenorrhea, perdarahan
intermenstrual)
e. Nyeri yang menjalar sampai kaki.
f. Rasa sakit saat buang air kecil
g. Hematuria
h. Gagal ginjal
5. Deteksi Dini Kanker Serviks
Kanker serviks adalah jenis kanker kedua yang paling sering terjadi pada
perempuan di seluruh dunia, juga termasuk di Indonesia. selain itu kanker serviks
merupakan salah satu kanker yang dapat diketahui sejak dini pada keadaan lesi
pra-kanker. Semua perempuan yang telah melakukan hubungan seksual aktif
terutama usia 30-50 tahun. Dianjurkan untuk melakukan penapisan minimal 5
tahun sekali, bila memungkinkan 3 tahun sekali. Tes penapisan untuk kanker
serviks antara lain :
a. Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan inspeksi visual dengan mata telanjang (tanpa pembesaran)
seluruh permukaan leher rahim dengan bantuan asam asetat/cuka yang
diencerkan. Pemeriksaan dilakukan tidak dalam keadaan hamil maupun
sedang haid. Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi adanya sel yang
abnormal melalui cara yang lebih sederhana daripada pap smear.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya lesi
prakanker atau kanker melalui perubahan warna epitel serviks menjadi
putih yang disebut acetowhite (tes IVA positif). Bila hasil positif artinya
menunjukkan adanya lesi pra-kanker yang jika tidak diobati kemungkinan
akan menjadi kanker dalam waktu 3-17 tahun yang akan datang.
b. Pemeriksaan Pap Smear
Pemeriksaan sitologi dari apusan sel-sel yang diambil dari leher rahim.
Side diperiksa oleh teknisi sitologi atau dokter ahli patologi untuk melihat
perubahan sel yang mengindikasikan terjadinya inflamasi, dysplasia atau
kanker. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih awal
pada pasien yang tidak memberikan keluhan. Pemeriksaan ini harus mulai
dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika setiap tiga tahun sekali
sampai usia 65 tahun. Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus
kanker leher rahim secara akurat dan dengan biaya yang tidak mahal,
akibatnya angka kematian akibat kanker leher rahim pun menurun sampai
lebih dari 50%. Untuk pemeriksaan pap smear, sebaiknya ibi daam
keadaan tidak haid dan tidak berhubungan badan 1-2 hari sebelum
pemeriksaan. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya
menjalani pap smear secara teratur yaitu setiap 1 kali setiap tahun. Apabila
selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil pemeriksaan yang normal,
maka pemeriksaan pap smear bisa dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali.
Hasil pemeriksaan pap smear akan diapat 1 minggu sampai 1 bulan
kemudian. Klasifikasi hasil pemeriksaan pap smear adalah sebagai berikut:
1) Normal
2) Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
3) Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
4) Karsinoma in situ (kanker terbatas pada lapisan serviks paling luar)
5) Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih
dalam atau ke organ tubuh lainnya).
Pemeriksaan IVA hampir sama efektifnya dengan pemeriksaan pap dalam
mendeteksi lesi prakanker, dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dasar
seperti Puskesmas, Pustu atau Polindes dan fasilitas lebih mudah dan
murah. Hasilnya dapat diketahui pada saat pemeriksaan, sehingga apabila
diperlukan pengobatan dapat segera dilakukan atau dirujuk bila perlu.
Dibandingkan dengan penapisan menggunakan tes pap yang
membutuhkan biaya lebih mahal dan sarana-prasarana (laboraturium) yang
biasanya hanya terdapat di kota besar serta tebaga ahli khusus, dan hasil
dapat diterima beberapa minggu kemudian. Sehingga ibu yang
bersangkutan harus dating kembali untuk mendapatkan hasil dan
dilakukan tindakan bila perlu. Keadaan tersebut dapat menjadi masalah di
daerah dengan sumber daya terbatas dan terpencil, dimana ibu yang telah
diperiksa dan tidak segera mengetahui hasilnya kemungkinan tidak
kembali ke klinik untuk menerima hasil pemeriksaan sehingga akan
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengobatan apabila
diperlukan.
6. Penanganan Kanker Serviks
Usaha-usaha penanggulangan kanker serviks masih merupakan masalah
utama. Pengobatan terutama kanker ini adalah operasi, radioterapi, dan
kemoterapi atau gabungan dari beberapa cara tersebut yang disesuaikan dengan
luas atau stadium penyakit. Pada umumnya semua peneliti menyetujui bahwa
kanker serviks stadium awal (stadium I dan IIA) dapat diobati secara efektif, baik
dengan operasi maupun radioterapi. Di lain pihak pada kanker serviks stadium
lanjut, radioterapi merupakan pengobatan utama dan hasilnya belum memuaskan.
Pilihan pengobatan tergantung pada kondisi penderita, kondisi penyakit, serta
tenaga dan fasilitas yang tersedia.
7. Pencegahan Kanker Serviks
a. Menghindari berhubungan seksual pada usia muda
b. Menghindari menikah pada usia terlalu muda
c. Menghindari berganti-ganti pasangan seksual
d. Menghindari berhubungan seksual selama masa haid
e. Melakukan pemeriksaan pap smear pada wanita yang telah aktif secara
seksual
f. Memilih kontrasepsi dengan metode barier
g. Menghindari paparan asam rokok
h. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan dengan
gizi seimbang dan banyak mengandung vitamin C, A, dan asam folat.
i. Melakukan vaksinasi pencegahan infeksi HPV

Daftar Pustaka
1. Nurwijaya, Hartati, dkk. 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
2. DepKes RI. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan
Kanker Payudara. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai