PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Pengertian
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa objek atau rangsangan
yang nyata. Sebagai contoh klien mendengarkan suara padahal tidak ada orang
B. Etiologi
a. Faktor perkembangan
b. Faktor sosiokultural
c. Faktor Biokimia
Adanya stres yang berlebihan yang dialami oleh seseorang maka di dalam
tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia
dan dopamin.
d. Faktor psikologis
Tipe kepribadian yang lemas dan tidak bertanggung jawab akan mudah
terjerumus pada penyalah gunaan zat adiktif. Klien lebih memilih kesenangan
a. Faktor predisposisi
1) Biologis
dan kondisi psikologis klien.Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
3) Sosial Budaya
b. Faktor presipitasi
1) Biologis
2) Stres lingkungan
3) Sumber Koping
.
C. Jenis –jenis halusinasi
1. Halusinasi pendengaran
klien mendengar suara orang sedang berbicara apa yang sedang dipikirkan dan
2. Halusinasi penglihatan
cahaya, gambaran geometrik, gambaran kartun dan/atau panorama yang luas dan
3. Halusinasi pengidu
menjijikan seperti darah urine atau feses. Kadang–kadang bau harum. Biasanya
4. Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat contoh merasa sensasi listrik datang dari tanah, benda mati
5. Halusinasi pengecap
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
sebagai berikut :
1. Fase Pertama
menggerakan bibir tanpa suara, penggerak mata cepat, respon verbal yang lambat
2. Fase ke dua
Mulai ada bisikan yang tidak jelas, klien tidak ingin orang lain tahu dan dapat
mengontrolnya.
3. Fase ke tiga
menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya
terhadap halusinasinya .
perhatian lainya beberapa menit dan detik. Tanda-tanda fisik berup klien
4. Fase ke empat
,memerintah dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang
control, dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain
dilingkungan.
Perilaku klien difase ini adalah perilaku teror akibat panik, potensi bunuh
1. Halusinasi pendengaran
Data subyektif :
gambaran tanpa stimulus yang nyata, mencium nyata stimulus yang nyata,
merasa makan sesuatu, merasa ada sesuatu pada kulitnya,takut terhadap suara
Data obyektif :
terkadang tidak masuk akal, tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak
nyata, menarik diri dan menghindar dari orang lain, disorientasi, tidak bisa
bingung, ekpresi wajah tegang, muka merah dan pucat,tidak mampu melakukan
aktifitas mandiri dan kurang mengontrol diri, menunjukan perilaku, merusak diri
dan lingkungan.
2. Halusinasi penglihatan
Data subyektif:
Data obyektif:
Klien melihat bayangan seperti melihat hal-hal yang lain hantu atau lainya
3. Halusinasi penghidu
4. Halusinasi pengecap
Data Subyektif : Klien merasakan seperti rasa darah, urin atau yang lainya dalam
mulutnya.
Data Obyektif : Klien sering meludah, dan muntah- muntah tanpa sebab.
5. Halusinasi Perabaan
Data Subyektif : Klien mengatakan merasa ada hewan atau ada sesuatu yang
Data Obyektif : Klien sering mengusap-usap kulitnya berharap hewan atau yang
Pada model stres dan adaptif dalam keperawatan jiwa halusinasi disebabkan
oleh faktor berikut ini antara lain faktor predisposisi, stresor presifitasi, penilaian
terhadap stresor, sumber koping, mekanisme koping, dan rentang respon Stuart
(2015).
Sterssor Presipitasi
Sifat Waktu
Asal Juml
Penilaian terhadap stressor
construtive Destructive
Terapi dalam jiwa bukan hanya meliputi pengobatan dan farmakologi, tetapi
juga pemberian psikoterapi, serta terapi modalitas yang sesuai dengan gejala atau
penyakit klien yang akan mendukung penyembuhan klien jiwa. Pada terapi tersebut
juga harus dengan dukungan keluarga dan sosial akan memberikan peningkatan
penyembuhan karena klien akan merasa berguna dalam masyarakat dan tidak merasa
1. Psikofarmakologis
obat yang mempunyai efek terapeutik langsung pada proses mental penderita
karena kerjanya pada otak / sistem saraf pusat. Obat bias berupa haloperidol,
2. Terapi Somatis
Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan ganggua
jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladatif menjadi perilaku adaptif
a. Pengingkatan
dengan mengalirkan arus listrik kekuatan rendah (2- 8joule) melalui elektroda
yang ditempelkan beberapa detik pada pelipis kiri / kanan (lobus frontal)
3. Terapi Modalitas
diberikan dalam upaya mengubah perilaku klien dan perilaku yang maladaftif
Isolasi sosial...................................................Causa
I. Diagnosa Keperawatan
3. Isolasi sosial.
b. Tuk :
c. Intervensi
komunikasi terapeutik.
halusinasi.
12) Diskusikan manfaat yang dilakukan klien dan beri pujian pada klien.
halusinasi.
sendiri.
manfaat obat.
22) Anjurkan klien meminta obat sendiri pada perawat dan merasakan
manfaat.
23) Anjurkan klien bicara minta pada dokter tentang manfaat,efek samping
obat.
b. Tuk :
lakukan.
c. Intervensi
terapeutik.
3. Isolasi sosial
b. Tuk :
orang lain.
c. Intervensi
15) Latihan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih dengan teman 1
a. Tum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal dan
b. Tuk :
c. Intervensi
7) Rencanakan bersama.