Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHALUAN

A. LATAR BELAKANG

Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan diameter 2-4µm. Trombosit
dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, sel yang sangat besar dalam susunan sumsum
tulang yang memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera setelah
memasuki kapiler darah, khususnya ketika mencoba untuk memasuki kapiler paru. Konsentrasi
normal trombosit ialah antara 150.000 sampai 350.000 per mikroliter. Dalam keadaan normal
seper tiga dari jumlah trombosit ada di dalam limpa. jumlah trombosit dalam keadaan normal di
darah tepi selalu kurang lebih konstan.
Masa hidup trombosit 8 sampai 12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir. Trombosit
itu kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh sitem makrofag jaringan; lebih dari separuh
trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa. Trombosit alias sel darah kecil yang berfungsi
sebagai faktor pembekuan darah. Trombosit memiliki fungsi penting dalam mencegah dan
menghentikan perdarahan. Sel yang sangat kecil ini bisa anda anggap sebagai sumbat kecil
(mikro) yang bertugas setiap kebocoran yang terjadi di pembuluh darah. Jumlah normal trombosit
dalam tubuh adalah 150.000-400.000/mm 3. Kehilangan atau kerusakan pada salah satu sel darah
yang mengakibatkan trombositopenia ini akan menyebabkan gangguan pada sistem hemostasis
karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah terlibat secara
bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal.
Penegakan diagnosis tentang penyebab utama gangguan perdarahan amat enting dan hal ini
dibutuhkan ketelitian yang cermat, efektif, dan efisien dalam hal anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan laboratorium yang untuk menghindari kesalahan diagnosis. Maka dari itu,
hampir semua kasus gangguan perdarahan membutuhkan pemeriksaan yang lanjut demi tegaknya
diagnosi penyakit tersebut

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa trombositopenia
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien trombositopenia
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami penyakit trombositopenia
2. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien trombositopenia

D. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat memahami penyakit trombositopenia
2. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien trombositopenia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
TROMBOSITOPENIA adalah kondisi dimana seseorang mempunyai sedikit trombosit yang
bersirkulasi di-darah atau adanya penurunan jumlah trombosit dalam darah perifer . Hal ini
disebabkan karena trombosit tidak / kurang diproduksi sum-sum tulang atau karena kerusakan
trombosit pada sirkulasi darah. Trombositopenia merupakan keadaan dimana trombosit kurang
dari normal, di bawah 100.000 mm3. Keadaan trombositopenia menyebabkan perdarahan spontan
jika jumlah trombosit kurang dari 20.000 mm3.

B. ETIOLOGI

Penyebab trombositopenia dapat dibagi menjadi tiga kategori:


a) .Gangguan Produksi
Penyebab trombositopenia antara lain bisa disebabkan karena sumsum tulang menghasilkan
sedikit trombosit. Hal ini biasa terjadi pada penderita leukemia,anemia aplastik, pemakaian
alkohol yang berlebihan,dan kelainan sumsum tulang.
Beberapa infeksi virus dapat menyebabkan jumlah trombosit yang rendah dengan
mempengaruhi sumsum tulang, misalnya parvovirus, rubella, gondok, varicella, hepatitis C,
dan HIV.
Penyebab lainnya trombositopenia akibat gangguan produksi trombosit sumsum tulang
meliputi: toksisitas alkohol jangka panjang dari penyalahgunaan alkohol; leukemia dan
limfoma, kanker yang menyerang sumsum tulang, dan kekurangan vitamin B12.
b) . Peningkatan penghancuran trombosit
Perusakan plateletyang meningkat dapat menyebabkan trombositopenia oleh mekanisme
imunologi dan non-imunologi.
Penyebab imunologi trombositopenia dapat disebabkan oleh:
1. Obat tertentu (antibiotik sulfonamide, carbamazepine, digoxin, kina, quinidine, reaksi
transfusi, dan gangguan rheumatologic (lupus eritematosus sistemik).
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) adalah trombositopenia imunologi di mana
sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang trombosit yang beredar (autoimun). ITP
biasanya kronis (lama) pada orang dewasa dan akut pada anak-anak.
c. Heparin-induced trombositopenia (HIT) adalah penghancuran imunologis trombosit oleh
penggunaan heparin dan obat-obatan terkait.
Proses trombositopeni non-imunologi konsumtif meliputi infeksi berat atau sepsis,
irregularitas permukaan pembuluh darah (vasculitis, katup jantung buatan), atau, jarang
terjadi, koagulasi intravaskular diseminata atau DIC (komplikasi serius dari infeksi biasa,
trauma, luka bakar, atau kehamilan).
3. Absorbsi Limpa
Absorbsi limpa terjadi ketika limpa membesar (misalnya, karena sirosis hati atau beberapa
jenis leukemia) dan menangkap trombosit dari sirkulasi lebih dari biasanya. Hal ini bisa
mengakibatkan trombositopenia.

TANDA DAN GEJALA

 Banyak pasien yang menderita Trombositopenia tanpa gejala


 Adanya petekhie pada ekstermitas dan tubuh
 Menstruasi yang banyak
 Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
 Muntah darah dan batuk darah
 Perdarahan Gastro Intestinal
 Adanya darah dalam urin dan fesesPerdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP.

C. Manifestasi Klinis

a. <100.000/μL
b. Diatesis hemoragik yang merupakan akibat yang timbul karena kelainan faal
hemostasis yaitu kelainan patologik pada dinding pembuluh darah
mengakibatkan:
- Simple easy bruising (mudah memar)
- Purpura senilis, karena atrofi jaringan penyangga pembuluh darah kulit
terlihat terutama pada aspek dorsal lengan bawah atau tangan.
- Purpura steroid, karena terpai steroid yang mengakibatkan atrofi jaringan
ikat penyangga kapiler bawah kulit sehingga pembuluh darah mudah pecah.
- Scurvy, yaitu terjadi pada defisiensi vitamin C, zat intersel yang tidak
sempurna dapat menyebabkan petechie perifolikular, memar, dan perdarahan
mukosa
c. Ditemukan adanya petechie, yaitu perdarahan yang halus terjadi di bawah kulit
yang akan manifes dengan gesekan yang lemah. Petechie timbul sebab jumlah
trombosit yang ada tidak mencukupi untuk membuat sumbat trombosit dan
karena penurunan resistensi kapiler darah.
- Mudah atau memar yang berlebihan
- Pendarahan dari luka yang berkepanjangan
- Pendarahan spontan dari gusi atau hidung
- Ada darah dalam air seni atau kotoran
- Menstruasi berat
- Adanya darah dalam urin dan feses
- Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP.

Komplikasi

- Syock hipovolemik
- Penurunan curah jantung
- Purpura, ekimosis, dan petekie

PATOFISIOLOGI

Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8 – 10 hari. Oleh karena faktor
tertentu seperti Autoimun (suatu kelainan  pada sistem imun yang disebabkan oleh produksi
antibody yang menyerang trombisit, sehingga jumlah trombosit menjadi sangat rendah, selain itu
trombosit yang dihasilkan mudah sekali pecah atau lisis), maka akan terjadi kerusakan trombosit.
Sehingga masa hidupnya berkurang menjadi 1 – 3 hari atau kurang. Keadaan ini yang kemudian
menimbulkan berkurangnya trombosit dalam sirkulasi darah(TROMBOSITOPENIA)

PATHWAY

Gangguan Produksi dan Peningkatan penghancuran


trombosit

TROMBOSITOPENIA

Menstruasi yang banyak Adanya purpura a. jumlah


atau perdarahan trombosit ↓
kulit pada b. fungsi organ
Perdarahan pada
ekstermitas dan c. inflamasi organ
mukosa, mulut, hidung,
tubuh
dan gusi

Kerusakan integritas Nyeri


kulit
Resiko tinggi
perdarahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

TES DIAGNOSTIC
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah yaitu : 
a) Darah rutin(Hematologi Rutin) seperti:
 Eritrosit (RBC) : mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi dalam transport
oksigen ke tubuh. Normal : (male : 4.5-6,5 x 10^12/L dan female : 3.9 - 5.6 x 10^12/L)
 Hemoglobin -Hb- (HGB) : menentukan konsentrasi Hb (protein dalam eritrosit yang
berfungsi membawa oksigen ke tubuh) pada kompoenn darah. Normal (male
: 12.5-16.5 x 10^9 /L dan female: 11.5-15.5 x 10^9 /L)
 Leukosit(WBC) : mengetahui kelainan sel darah putih. Normal ( adults: 4000-10000 /UL
dan children : 5000-15000 /UL)
 Trombosit (PLT) : melihat bagaimana kondisi keping-keping darah apakah mengalami
gangguan pembekuan darah atau idak, pemantauan dan evaluasi perdarahan. Normal
(150.000-450.000/UL)
 Hematrokit (HCT) : berguna menentukan keadaan anemia, kehilangan darah.
Normal (male : 40-54%, female : 36-47% dan children : 32-42%)
 Laju Endap Darah (LED) : mengukur laju pengendapan (dalam mm/jam) dari eritrosit
pada suatu kolom darah yang diberi antikoagulan. LED meningkat yaitu menunjukkan
meningkatnya kadar imunogloblin atau protein akut dan merupakan
penanda nonspesifik dari adanya radang atau infeksi.
 Bleedding time memanjang dengan waktu pembekuan normal
b) BMP
Biopsi Bone Marrow (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah dilakukan sampai
pemberian obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek kebaikan pada pasien,
jadi untuk mengetahui penyakit di dalam tubuhnya yaitu memeriksa bone marrow
(pengambilan cairan sumsum tulang belakang) karena dicurigai ada penyakit lain selain
ITP.

PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan trombositopenia biasanya adalah mengobati penyakit yang mendasarinya.
Apabila terjadi gangguan produksi trombosit, maka transfusi trombosit dapat menaikan angka
trombosit dan menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan intracranial. Apabila terjadi
penghancuran trombosit yang eksesif, trombosit yang ditransfusikan juga akan dihancurkandan
tidak akan menaikan angka trombosit

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama : Tn.S
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan :-
Agama/Suku :Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Alamat Rumah : JATEN 08/31 SENDANGADI MLATI SLEMAN
Dx. Medik : Obs Penkes
Sups Meningoencepalitis
Trombositopenia

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.K
Alamat : JATEN 08/31 SENDANGADI MLATI SLEMAN
Hubungan dgn pasien : Kakak Kandung

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Keluarga pasien mengatakan kejang

2. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Keluaga pasien mengatakan kejang dirumah 1 kali, kejang pertama kali ± 10 menit, mata
ke atas, mulut berbusa, tidak demam

3. Riwayat Kesehatan Lalu :


Keluarga mengatakan tidak pernah masuk Rumah Sakit

4. Riwayat Kesehatan Keluarga: Keluarga pasien mengatakan dikeluarga tidak ada penyakit
munurun ataupun menular.
GENOGRAM (Tiga generasi)

Keterangan :
: Laki – Laki

: Perempuan

: Tinggal Satu Rumah

: Pasien

: Meninggal
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran : Coma, GCS total : 3
2. Tekanan Darah : 130/ 68 mmHg
3. Suhu : 36 ˚C
4. Pernapasan : 25x/menit
5. Nadi :115 kali per menit

B. ANTROPOMETRI
1. Tinggi Badan :165 cm Berat Badan : 65 kg
2. I.M.T (Indeks Massa Tubuh) : 24 kg/m2
C. PEMERIKSAAN FISIK(head to toe)
1. Kepala : mesocephal, rambut bersih, warna hitam
2. Mata :konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mata tidak
cekung
3. Hidung : bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada pernafasan
cuping hidung
4. Telinga : telinga simetris, tidak ada serumen
5. Mulut : rongga mulut bersih, gigi lengkap, gusi tidak ada perdarahan
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Thorax (Paru-paru) :
- Inspeksi : pengembangan dada kanan kiri sama, terdapat
memar
- Palpasi : vocal fremitus sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
8. Jantung:
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba di ics 5 mid klavikula sinistra
- Perkusi : tidak ada pembesaran lapang jantung
- Auskultasi : terdapat BJ1 dan BJ2, tidak ada bunyi jantung
tambahan
9. Abdomen:
- Inspeksi : tidak ada luka
- Auskultasi : bising usus 12x/menit
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak tera
ba ada pembasaran pada setiap kuadran
- Perkusi : bunyi timpani di setiap kuadran
10. Ekstremitas : tidak ada lesi, tidak terdapat bintik-bintik merah di
kaki dan tangan, turgor kulit lembab, capilary refil < 3 detik, kekuatan otot 5555 5555
5555 5555

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pasien jika sakit hanya demam, batuk, pilek, tidak mengalami gangguan tumbuh kembang,
jika sakit pasien periksa di klinik. Saat dilakukan tindakan keperawatan pasien kooperatif
dan lebih banyak diam.

B. POLA NUTRISI METABOLIK


Di rumah : pasien mengatakan jika dirumah makan teratur 3x sehari, tidak ada
pantangan/alergi makanan
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan di RS makan habis
A : TB=165 cm BB= 65kg IMT = 24kg/m2
B : PH= 7.400
PCO2= 38
HCO3= 23.1
C : turgor kulit lembab

C. POLA ELIMINASI
Di Rumah Sakit : Terpasang DC warna keruh, BAB warna kuning
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
Di rumah : Keluarga pasien mengatakan aktivitas pasien sering dekor
Di Rumah Sakit: pasien bedress, aktivitas pasien dibantu oleh perawat, pasien terpasang ETT,
NGT

E. ISTIRAHAT TIDUR
Di rumah : keluarga pasien mengatakan tidur 6-7 jam, tidur malam mulai pukul
23.00 WIB
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan pasien tidak mengalami gangguan tidur

F. POLA PERAN DAN HUBUNGAN


Di rumah : ibu pasien mengatakan pasien merupakan anak kandungnya
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan pasien berhubungan baik dengan keluarga,
perawat, dokter dan temannya yang menjenguk

G. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
Di rumah : tidak ada masalah pada organ reproduksi
Di Rumah Sakit : organ reproduksi normal

H. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


Di rumah : pasien mengatakan beragama islam dan melaksanakan sholat
Di Rumah Sakit : pasien selalu berdoa untuk kesembuhannya
DATA PENUNJANG
a. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium tanggal: 02/02/2023

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hematologi
Hematologi Rutin
Hemoglobin 16.3 Gr/dl L 14-18
Hematokrit 49 % 42-52
Lekosit 15.9 ribu/uL 4.5-11.0
Eritrosit 5.53 juta/uL 4.7-6.1
Trombosit 2 ribu/uL 150-440
Trombosit Manual 4 ribu/uL 150-440
MPV 00.0 fL 7.2-11.1
PDW 00.0 fL 9-13
Index Eritrosit
RDW-CV 13.1 % 11.5-14.5
MCV 88.1 fL 80-100
MCH 29.5 pg 26-34
MCHC 33.5 % 32-36
Hitung Jenis Lekosit
Basofil 0.1 % 0-1
Monosit 5.3 % 4-8
Eosinofil 1.6 % 1-6
Limfosit 13.1 % 22-40
Neutrofil 79.9 % 40-70
IMUNOSEROLOGI
Rapid Antigen SARS CoV 2 Negatif Negatif
KIMIA KLINIK
Fungsi Ginjal 10-50
mg/dL
Ureum 38.0
Kreatinin 0.90 mg/dL 0.7-1.2
Karbohidrat
Glukosa Darah Sewaktu 186 mg/dL 74-106
Elektrolit
Natrium (Na) 140.0
Kalium (K) 4.30 mmol/L 135-148

mmol/L 3.5-5.3

Pemeriksaan Laboratorium tanggal: 02/02/2023


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
PH 7.400 L 7.34- 7.44
PCO2 38.0 mm Hg L 35- 45
PO2 281.0 mm Hg L 69- 116
HCO3 23.1 mEq/L 22- 26
TCO2 24.3 mmol/L 22-29
Base Excess -1.7 % (-2) – (+3)
Saturasi O2 100.0 mm Hg 95- 98
aA DO2 89.6 %
Hct 12.6 g/dL
T HB 60.0 %
FIO2 36.2 Celcius
Suhu

b. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2019
Pemeriksaan USG- abdomen
Kesan : sonografi abdomen dalam batas normal, tidak ditemukan efusi maupun
asites

c. PEMERIKSAAN EKG
-

d. TERAPI
No Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi
1. RL 25tpm IV Mengembalikan keseimbangan
elektrolit
2. NaCl 0,9% 20tpm IV Mengembalikan keseimbangan
elektrolit
3. Dexametason 3x1/2 mg IV Kortikosteroid
4. Ranitidin 3x1/2mg IV Menurunkan produksi asam
lambung
5. Ulsafat 3x1/2mg IV Menyembuhkan tukak lambung

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Pasien mengatakan Hipersekresi jalan napas Bersihan jalan napas tidak


susah bernafas dan sakit efrktif
dada ketika batuk. Batuk (D.0001 Hal. 18)
grok-grok terus menerus
DO :
 Sputum berwarna
putih
 Adanya suara
napas tambahan :
ronchi di paru
bagian kiri atas
 RR : 24x/menit
Spo2 : 97%
2. DS : Pasien mengatakan Ketidak mampuan Defisit nutrisi (D.0019 Hal.
tidak nafsu makan, mengabsorbsi nutrien 56)
badan terasa
lemas
DO :
 BB pasien
sebelum sakit
48kg, pada saat
sakit 42kg
 Hemoglobin :
6,90g/dL
 Pasien tampak
lemas
 Membran mukosa
pucat
Bising usus 15x/menit
3. DS : keluarga pasien Proses penyakit Hipertermia (D.130 Hal
mengatakan, pasien 284)
kejang kejang selama
±10 menit, keluar busa
dari mulut pasien, pasien
tidak demam.
DO :
 S : 36◦C
 N : 114x/menit
 Leukosit 15,9
ribu/uL
 Trombosit 2/uL

DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas Masalah)

NO DK DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efrktif b/d Hipersekresi jalan napas

2. Defisit nutrisi b/d Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien


3. Hipertermia b/d Proses penyakit
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUUAN INTERVENSI TTD,
NAMA
1. Bersihan jalan napas Observasi,
Setelah dilakukan Terapeutik,
tidak efektif b/d
tindakan keperawatan Edukasi
hipersekresi selama 1x4 jam Manajemen Jalan
diharapkan Bersihan jalan Napas (SIKI
napas meningkat 1.01011 Hal. 186)
1. Jelaskan tujuan
(SLKI L.01001 Hal. 18)
dan prosedur
Kriteria Hasil : batuk efektif
1. Batuk efektif 2. Ajarkan batuk
meningkat efektif
2. Produksi sputum 3. Ajarkan etika
menurun batuk dan cara
Frekuensi napas membaik penularan
(16-20x/mnt) 4. Atur posisi
fowler atau
semi fowler
5. Monitor bunyi
napas tambahan
6. Berikan oksigen
nasal
4lpm,kolaborasi
pemberian injeksi
cefobactam 1gram
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
keperawatan 1x4 jam (1.03119 Hal. 200)
diharapkan Status Nutrisi Observasi, Terapeutik,
membaik Kolaborasi
KH : 1. Jelaskan kebutuhan
1. Porsi peningkatan
makan yang asupan kalori yang
dihabiskan dibutuhkan
cukup 2. Monitor frekuensi
meningkat mual muntah
2. frekuensi makan
3. Sediakan makanan
membaik
yang pasien
nafsu makan membaik (SLKI
inginkan
L.03030 Hal.121) 4. Hidangkan
makanan
saat hangat
Kolaborasi
pemberian
lansoprazol
30mg,
curcuma 1
tablet,
ondansentro
n 8mg,
sucralfat 1
sendok
3. Hipertermi b/d Setelah dilakukan Manajemen
proses penyakit tindakan keperawatan hipertermia (1.15506)
1x4jam diharapkan Observasi,
Termogulasi membaik Terapeutik, Edukasi,
dengan kriteria hasil : Kolaborasi
1. menggigil menurun 1. Identifikasi penyebab
2. suhu tubuh hipertermia
membaik 2. Monitor suhu tubuh
(36◦C) tiap 2jam
suhu kulit membaik 1. Lakukan kompres air
hangat di aksila, dahi atau
lipatan paha

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Bersihan jalan napas 1. Menjelaskan tujuan S : pasien mengatakan


tidak efektif b/d dan prosedur batuk sesaknya sudah
efektif berkurang dan batu-batuk
hipersekresi
2. Mengajarkan batuk berkurang lagi
efektif
3. mengajarkan etika O : RR : 20x/menit
batuk dan cara SPO 97%
penularan terpasang O2 nasal
4. mengatur posisi 4lpm, pasien
fowler atau semi tampak pucat,
fowler batuk berkurang
5. Memonitor bunyi napas
tambahan A : Masalah belum teratasi
6. Memberikan oksigen
P : Intervensi dihentikan,
nasal 4lpm,kolaborasi pasien pindah ke Bangsal
pemberian injeksi
cefobactam 1gram

Defisit nutrisi
2.
5. Menjelaskan kebutuhan S : pasien mengatakan
peningkatan asupan masih terasa mual
kalori yang dibutuhkan ketika mencium bau
6. Memonitor frekuensi bubur.
mual muntah Pasien tidak mau makan
7. Menyediakan makanan jika bubur
yang pasien inginkan
Hidangkan makanan saat O : pasien sudah mau
hangat Kolaborasi pemberian makan nasi sebanyak 5
sendok, bising usus
lansoprazol 30mg, curcuma 1
12x/menit, pasien
tablet, ondansentron tampak lemas dan tidak
nafsu makan

A : masalah belum teratasi

Hipertermi b/d
proses penyakit
1. Mengidentifikasi S: pasien mengatakan
3. penyebab hipertermia badannya terasa
2. Memonitor suhu tubuh menggigil
tiap 2jam
O : Suhu 37,50C, Nadi
3. Melakukan kompres air
110x/menit, pasien
hangat di aksila, dahi atau tampak menggigil, kulit
lipatan paha teraba panas,

A : Tujuan belum teratasi

P :Intervensi dihentikan,
pasien pindah ke ruangan
bangsal

Anda mungkin juga menyukai