Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan diameter 2-4µm.
Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, sel yang sangat besar
dalam susunan sumsum tulang yang memecah menjadi trombosit, baik dalam
sumsum tulang atau segera setelah memasuki kapiler darah, khususnya ketika
mencoba untuk memasuki kapiler paru. Konsentrasi normal trombosit ialah
antara 150.000 sampai 350.000 per mikroliter. Dalam keadaan normal seper
tiga dari jumlah trombosit ada di dalam limpa. jumlah trombosit dalam
keadaan normal di darah tepi selalu kurang lebih konstan.
Masa hidup trombosit 8 sampai 12 hari, setelah itu proses kehidupannya
berakhir. Trombosit itu kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh sitem
makrofag jaringan; lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam
limpa. Trombosit alias sel darah kecil yang berfungsi sebagai faktor
pembekuan darah. Trombosit memiliki fungsi penting dalam mencegah dan
menghentikan perdarahan. Sel yang sangat kecil ini bisa anda anggap sebagai
sumbat kecil (mikro) yang bertugas setiap kebocoran yang terjadi di pembuluh
darah. Jumlah normal trombosit dalam tubuh adalah 150.000-400.000/mm3.
Kehilangan atau kerusakan pada salah satu sel darah yang mengakibatkan
trombositopenia ini akan menyebabkan gangguan pada sistem hemostasis
karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah
terlibat secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal.
Penegakan diagnosis tentang penyebab utama gangguan perdarahan amat
enting dan hal ini dibutuhkan ketelitian yang cermat, efektif, dan efisien dalam
hal anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang untuk
menghindari kesalahan diagnosis. Maka dari itu, hampir semua kasus
gangguan perdarahan membutuhkan pemeriksaan yang lanjut demi tegaknya
diagnosi penyakit tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apatrombositopenia ?
2. Bagaimanaasuhankeperawatanpadapasientrombositopenia ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami penyakit trombositopenia
2. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien
trombositopenia

D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami penyakit trombositopenia
2. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien
trombositopenia
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Trombositopenia

Trombositopenia adalah kondisi dimana seseorang mempunyai sedikit


trombosit yang bersirkulasi di-darah atau adanya penurunan jumlah trombosit
dalam darah perifer . Hal ini disebabkan karena trombosit tidak / kurang
diproduksi sum-sum tulang atau karena kerusakan trombosit pada sirkulasi
darah. Trombositopenia merupakan keadaan dimana trombosit kurang dari
normal, di bawah 100.000 mm3. Keadaan trombositopenia menyebabkan
perdarahan spontan jika jumlah trombosit kurang dari 20.000 mm3.

B. Etiologi

Penyebab trombositopenia dapat dibagi menjadi tiga kategori:


a) .Gangguan Produksi
Penyebab trombositopenia antara lain bisa disebabkan karena sumsum
tulang menghasilkan sedikit trombosit. Hal ini biasa terjadi pada
penderita leukemia,anemia aplastik, pemakaian alkohol yang
berlebihan,dan kelainan sumsum tulang.
Beberapa infeksi virus dapat menyebabkan jumlah trombosit yang rendah
dengan mempengaruhi sumsum tulang, misalnya parvovirus, rubella,
gondok, varicella, hepatitis C, dan HIV.
Penyebab lainnya trombositopenia akibat gangguan produksi trombosit
sumsum tulang meliputi: toksisitas alkohol jangka panjang dari
penyalahgunaan alkohol; leukemia dan limfoma, kanker yang menyerang
sumsum tulang, dan kekurangan vitamin B12.
b) . Peningkatan penghancuran trombosit
Perusakan plateletyang meningkat dapat menyebabkan trombositopenia
oleh mekanisme imunologi dan non-imunologi.
Penyebab imunologi trombositopenia dapat disebabkan oleh:
1. Obat tertentu (antibiotik sulfonamide, carbamazepine, digoxin, kina,
quinidine, reaksi transfusi, dan gangguan rheumatologic (lupus
eritematosus sistemik).
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) adalah trombositopenia
imunologi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang
trombosit yang beredar (autoimun). ITP biasanya kronis (lama) pada
orang dewasa dan akut pada anak-anak.
c. Heparin-induced trombositopenia (HIT) adalah penghancuran
imunologis trombosit oleh penggunaan heparin dan obat-obatan terkait.
Proses trombositopeni non-imunologi konsumtif meliputi infeksi berat
atau sepsis, irregularitas permukaan pembuluh darah (vasculitis, katup
jantung buatan), atau, jarang terjadi, koagulasi intravaskular diseminata
atau DIC (komplikasi serius dari infeksi biasa, trauma, luka bakar, atau
kehamilan).
3. Absorbsi Limpa
Absorbsi limpa terjadi ketika limpa membesar (misalnya, karena sirosis
hati atau beberapa jenis leukemia) dan menangkap trombosit dari
sirkulasi lebih dari biasanya. Hal ini bisa mengakibatkan
trombositopenia.

C. Tanda Dan Gejala

 Banyak pasien yang menderita Trombositopenia tanpa gejala


 Adanya petekhie pada ekstermitas dan tubuh
 Menstruasi yang banyak
 Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
 Muntah darah dan batuk darah
 Perdarahan Gastro Intestinal
 Adanya darah dalam urin dan fesesPerdarahan serebral, terjadi 1 – 5 %
pada ITP
D. Manifestasi Klinis

a. <100.000/μL
b. Diatesis hemoragik yang merupakan akibat yang timbul karena
kelainan faal hemostasis yaitu kelainan patologik pada dinding
pembuluh darah mengakibatkan:
- Simple easy bruising (mudah memar)
- Purpura senilis, karena atrofi jaringan penyangga
pembuluh darah kulit terlihat terutama pada aspek dorsal
lengan bawah atau tangan.
- Purpura steroid, karena terpai steroid yang mengakibatkan
atrofi jaringan ikat penyangga kapiler bawah kulit sehingga
pembuluh darah mudah pecah.
- Scurvy, yaitu terjadi pada defisiensi vitamin C, zat intersel
yang tidak sempurna dapat menyebabkan petechie
perifolikular, memar, dan perdarahan mukosa
c. Ditemukan adanya petechie, yaitu perdarahan yang halus
terjadi di bawah kulit yang akan manifes dengan gesekan yang
lemah. Petechie timbul sebab jumlah trombosit yang ada tidak
mencukupi untuk membuat sumbat trombosit dan karena
penurunan resistensi kapiler darah.
- Mudah atau memar yang berlebihan
- Pendarahan dari luka yang berkepanjangan
- Pendarahan spontan dari gusi atau hidung
- Ada darah dalam air seni atau kotoran
- Menstruasi berat
- Adanya darah dalam urin dan feses
- Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP.
E. Komplikasi

- Syock hipovolemik
- Penurunan curah jantung
- Purpura, ekimosis, dan petekie

F. Patofisiologi

Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8 – 10 hari. Oleh


karena faktor tertentu seperti Autoimun (suatu kelainan  pada sistem imun
yang disebabkan oleh produksi antibody yang menyerang trombisit, sehingga
jumlah trombosit menjadi sangat rendah, selain itu trombosit yang dihasilkan
mudah sekali pecah atau lisis), maka akan terjadi kerusakan trombosit.
Sehingga masa hidupnya berkurang menjadi 1 – 3 hari atau kurang. Keadaan
ini yang kemudian menimbulkan berkurangnya trombosit dalam sirkulasi
darah(TROMBOSITOPENIA).
G. Pathway

Gangguan Produksi dan Peningkatan penghancuran


trombosit

TROMBOSITOPENIA

Menstruasi yang banyak Adanya purpura a. jumlah


atau perdarahan trombosit ↓
kulit pada b. fungsi organ
Perdarahan pada
ekstermitas dan c. inflamasi organ
mukosa, mulut, hidung,
tubuh
dan gusi

Resiko tinggi Kerusakan integritas Nyeri


perdarahan kulit

H. Pemeriksaan Penunjang

TES DIAGNOSTIC
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah yaitu : 
a) Darah rutin(Hematologi Rutin) seperti:
 Eritrosit (RBC) : mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi
dalam transport oksigen ke tubuh. Normal : (male : 4.5-6,5 x 10^12/L
dan female : 3.9 - 5.6 x 10^12/L)
 Hemoglobin -Hb- (HGB) : menentukan konsentrasi Hb (protein dalam
eritrosit yang berfungsi membawa oksigen ke tubuh) pada kompoenn
darah. Normal (male
: 12.5-16.5 x 10^9 /L dan female: 11.5-15.5 x 10^9 /L)
 Leukosit(WBC) : mengetahui kelainan sel darah putih. Normal
( adults: 4000-10000 /UL dan children : 5000-15000 /UL)
 Trombosit (PLT) : melihat bagaimana kondisi keping-keping darah
apakah mengalami gangguan pembekuan darah atau idak, pemantauan
dan evaluasi perdarahan. Normal (150.000-450.000/UL)
 Hematrokit (HCT) : berguna menentukan keadaan anemia, kehilangan
darah.
Normal (male : 40-54%, female : 36-47% dan children : 32-42%)
 Laju Endap Darah (LED) : mengukur laju pengendapan (dalam
mm/jam) dari eritrosit pada suatu kolom darah yang diberi
antikoagulan. LED meningkat yaitu menunjukkan meningkatnya kadar
imunogloblin atau protein akut dan merupakan
penanda nonspesifik dari adanya radang atau infeksi.
 Bleedding time memanjang dengan waktu pembekuan normal
b) BMP
Biopsi Bone Marrow (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah
dilakukan sampai pemberian obat dan pemeriksaan darah tidak
menunjukkan efek kebaikan pada pasien, jadi untuk mengetahui
penyakit di dalam tubuhnya yaitu memeriksa bone marrow
(pengambilan cairan sumsum tulang belakang) karena dicurigai ada
penyakit lain selain ITP.
I. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan trombositopenia biasanya adalah mengobati penyakit


yang mendasarinya. Apabila terjadi gangguan produksi trombosit, maka
transfusi trombosit dapat menaikan angka trombosit dan menghentikan
perdarahan atau mencegah perdarahan intracranial. Apabila terjadi
penghancuran trombosit yang eksesif, trombosit yang ditransfusikan juga akan
dihancurkandan tidak akan menaikan angka trombosit.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

1.Pengkajian

a. Identitas klien dan keluarga


Nama, umur, TTL, Nama Ayah/Ibu,Pekerjaan aya/ibu. Agama.
Pendidikan. Dan alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1. Kesehatan utama: panas atau Demam
2. Riwayat kesehatan Sekarang: Ditemukan adanya keluhan panas
mendadak yang di sertai menggigil dengan kesadaran compos
mentis. Turunya panas terjadi antara hari ke-2 dan ke-7 dan
keadaan anak semakin lemah kadang di sertai keluhan batuk pilek,
nyeri telan, mual, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot,
serta adanya manifestasi pendarahan pada kulit
3. Riwayat Kesehatan Dahulu:
Apa saja yang perna di derita klien, apa perna mengalami serangan
ulang DHF.
c Riwayat Kehamilan danpersalinan
Prenatal :Ibu selama hamil pernah menderita penyakit berat,
pemeriksaa kehamilan berapa kali, kebiasaan pemakaian
obat-obatan dalam jangka waktu lama
Intranasil : Usia kehamilan cukup, proses persalinan dan berapa
panjang dan berat badan waktu lahir
Postnatal : Keadaan bayi setelah masa, neonatorum, ada trauma post
partum akibat tindakan misalnya forcep, vakum dan
pemberian ASI
d. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : compos metis kooperatif sampai terjadi penurunan
tingkat kesadaran apatis. Samnollen-sopor-coma
2. Tanda-Tanda Vita
TD :tekanan darah menurun (N=90-110/ 116-90
mmHg)
Nadi : Frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah (N=

60-100 x/m)

Suhu : bisa meningkat atau menurun (N=36,5-37,2°C)

RR : Meningkat (anak N = 20-30x/m)


3. TB dan BB : Menurut rumus dari Behermen, 1992 pertambahan
BB anak adalah sebagai berikut :
1.) Lahir : 3,25 kg
Umur ( bulan )−9
2.) 3−12bulan=
2
3.) 1-6 tahun = Umur (tahun) x 2-8
Umur ( tahun ) x 7−5
4.) 6−12tahun=
2

Tinggi badan rata-rata waktu lahir adalah 50 cm. secara garis


besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut:

1 tahun = 1,5 x TB lahir


4 tahun = 2 x TB lahir
6 tahun = 1,5 x TB setahun
13 tahun = 3 x TB lahir
Dewasa = 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)

4. Head To Toe
a. Kulit
Kulit teraba dingan, keringat yang berlebihan, pucat,
terdapat perdarahan dibawah kulit
b. Kepala
Biasanya bentuk dalam batas normal
c. Mata
Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sclera tidak
ikterik, terdapat perdarahan sub conjungtiva, keadaan
pupil , palpebral, reflex cahaya biasanya tidak ada kelainan
d. Hidung
Keadaan/bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari
hidung, fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan
e. Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan
f. Mulut
Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir
pecah-pecah atau perdarahan
g. Leher
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah
membesar, tidak ada distensi vena jugularis
h. Thorax
Pergerakan dada, biasanya pernafasan cepat irama tidak
teratur. Fremitus yang meninggi, percusi sonor, suara nafas
bias vesicular atau ronchi, wheezing. Frekuensi nafas
neonates 40-60 x/m, anak 20-30 x/m irama jantung tidak
teratur, frekuensi pada anak : 60-100x/m
i. Abdomen
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus normal dan
bias juga dibawah normal dan bias juga meningkat
j. Genetalia
Laki-laki : Testis sudah turun kedalam skrotum
Perempuan : Labia minora tertutup labia mayora
k. Ektremitas
Terjadi kelemahan umum, nyeri ektremitas, tonus otot
kurang, akral dingin
l. Anus
Keadaan anus, posisinya, anus (+)
m. Neurologis
Reflex fasiologi (+) seperti Refllek patella, refllek patologi
(-) seperti Babinski, tanda kerniq (-) dan Bruzinski I-II = (-)
2. Diagnosa

a Resiko tinggi pendarahan berhubungan dengan kuagulopati inheren


(trombositopeni)
b Nyeri akut berhungan dengan agen cedera biologis
c Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan
metabolik

N DX Kep Tujuan Kriteria Hasil Perencanaan


O Intervensi Rasional
1 Resiko tinggi Setelah - Tidak ada 1. Catat nilai HB, 1. Observasi tanda-
perdarahan b.d dilakukan bintik merah HT, dan tanda pendarahan
kuagulopati tindakan - Trombosit Trombosit seperti petekhie,
inheren keperawatan pada jumlah 2. Lindungi pasien epistaksis,
(trombositopeni 3x24 jam norman dari trauma yang perdarahan per
) diharapkan dapat vagina atau rektal
masalah menyebabkan 2. Beri es atau gen
resiko tinggi pendarahan topikal pada daerah
pendarahan 3. Kolaborasi yang memar
dapat teratasi dalam bentuk 3. Anjurkan pasien
plasma darah untuk hati-hati
4. Observasi tanda- menggosok gigi dan
tanda gunakan sikat gigi
pendarahan yang lembut
seperti petekhie, 4. Jelaskan pada
epistaksis, pasien dan
perdarahan per keluarga tanda dan
vagina atau gejala perdarahan
rektal berat dan
5. Beri es atau gen perdarahan akut
topikal pada
daerah yang
memar
6. Anjurkan pasien
untuk hati-hati
menggosok gigi
dan gunakan
sikat gigi yang
lembut
7. Jelaskan pada
pasien dan
keluarga tanda
dan gejala
perdarahan berat
dan perdarahan
akut
2 Nyeri akut b.d Setelah di - Skala 1 Observasi nyeri 1.
agen cedera lakukan nyeri 2 Monitor TTV
biologis tindakan berkurang 3 Ajarkan tekhnik
keperawatan - Pasien relaksasi nafas
1x24 jam mampu dalam atau
diharapkan mengontr kompres air
masalah nyeri ol nyeri hangat
akut dapat - Pasien 4 Kolaborasi
teratasi tampak pemberian
rilex analgetik
- TTV 5 Selidiki keluhan
dalam nyeri
batas
normal: 6 Awasi tanfa
ND: 75-100 vital
RR: 20-30 x/m
7 Perhatikan
S: 36,5-37,5
- petunjuk non
verbal
8 Beri lingkungan
tenang dan
kurangi
rangsangan
pada stres
9 Tempatkan
pada posisi
nyaman
3 Kerusakan Stelah - Memar 1 Monitor kulit 6 OBS dan catat
integritas kulit dilakukan menghilang adanya keadaan kulit
b.d kondisi tindakan - Integritas kemerahan pasien seperti
gangguan keperawatan kulit yang 2 Monitor status adanya petekie
metabolik 3x24 jam baik bisa nutrisi porpura dan
diharapkan dipertahankan 3 Anjurkan memar
masalah pasien 7 Beri es atau
kerusakan menggunakan agen topikal
integritas pakaian yang pada daerah
kulit dapat longgar yang memar
teratasi 4 Kolaborasi 8 Hindari
dengan tim penggunakan
medis alat-alat
5 Pemberian infasife jika
obat meningkat
9 Jelaskan pada
pasien dan
keluarga
tindakan yang
mungkin di
lakukan jika
terjadi
perdarahan
10 Mendeteksi
dini adanya
perdarahan dan
melaksanaan
tindakan lebih
awal

Anda mungkin juga menyukai