Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

TROMBOSITOPENIA DI BANGSAL RAMA

RUMASH SAKIT UMUM MITRA PARAMEDIKA YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

CICIK YULIONUR CAHYANI

04.19.4819

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2022
A. Definisi

Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting dalam hemostasis, yakni suatu proses
perhentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang rusak (Ciesla, 2007). Trombosit berperan
dalam pembekuan darah dan membuat darah menjadi lengket sehingga bisa membentuk
gumpalan. Sehingga, jika anda terluka, darah tidak terus mengalir hinga melihat adanya goresan
pada tampak luar dan memar pada bagian dalam pada tubuh yang terluka. Jika hal itu terjadi,
tandanya trombosit sedang bekerja melakukan fungsinya. Jumlah trombosit normal berkisar
antara 140.000 – 450.000 trombosit per mikroliter darah. Jika angka menunjukkan dibawah
standar tersebut, maka diangap rendah dan abnormal yang menandakan kemungkinan adanya
penyakit dalam tubuh.

Trombositopenia adalah berkurangnya produksi trombosit dibawah 100.000/mm³ (Blood


Disorder, 1993). Apabila jumlah trombosit 50.000/mm³ atau kurang, maka kemungkinan
perdarahan meningkat dan pasien akan mengalami trauma ringan. Perdarahan spontan yang
keluar dari hidung dapat terjadi dengan jumlah antara 10.000-20.000/mm³, dimana individu akan
menunjukkan adanya ecymoses bintik bintik, purpura yang besar, perdarahan dari membrane
mukosa. Jika jumlah trombosit dibawah 10.000/mm³ maka akan terjadi perdarahan hebat dari
hidung dan akan berakibat fatal.

A. Etiologi

Menurut (Smeltzer s & Bare B. 2002), etiologi dari trombositopenia sebagai berikut :

1. Kegagalan produksi trombosit


2. Depresi hanya megakarosit : obat-obatan, zat kimia dan infeksi virus
3. Bagian dari kegagalan sumsum tulang : Anemia aplastik, leukemia, sindroma
mielodisplastik, mieloskerosis, infiltrasi sumsum tulang, missal : karsinoma,
limfoma, myeloma, multiple dan anemia megaloblastik.
Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa penyebab trombositopenia dapat dibagi menjadi
3 kategori :

1. Gangguan Produksi
Penyebab trombositopenia antara lain disebabkan karena sumsum tulang
menghasilkan sedikit trombosit. Hal ini biasanya terjadi pada penderita leukemia,
anemia, aplastik, pemaikaian alcohol berlebihan dan kelainan sumsum tulang.
Beberapa infeksi virus dapat menyebabkan jumlah trombosit yang rendah dengan
mempengaruhi sumsum tulang, misalnya parvovirus, rubella, gondok dan HIV.
Penyebab lainnya trombositopenia akibat gangguan produksi trombosit sumsum
tulang meliputi : tokssitas alcohol jangka panjang dari penyalahgunaan alcohol :
leukemia dan limfoma, kanker yang menyerang sumsum tulang dan kekurangan
vitamin B12.
2. Peningkatan penghancuran trombosit
Perusakan platelet yang meningkat dapat menyebabkan trombositopenia oleh
mekanisme imunologi dan non-imunologi. Penyebab imunologi trombositopenia
dapat disebabkan oleh :
a. Obat tertentu (antibiotic sulfonamide, digoxon, reaksi transfuse dan gangguan
rheumatologic)
b. Idophatic thrombocytopenic purpura (ITP) adalah dimana system kekebalan tubuh
secara keliru menyerang trombosit yang beredar. ITP biasanya kronis pada orang
dewasa dan akut pada anak anak
c. Heparin-induced trombositopenia (HIT) adalah penghancuran trombosit oleh
penggunaan heparin dan obat obat terkait
3. Absorbsi Limpa
Absorbs limpa terjadi ketika limpa membesar dan menangkap trombosit dari sirkulasi
lebih dari biasanya. Hal ini bisa mengakibatkan trombositopenia.
B. Tanda dan Gejala
1. Banyak pasien yang menderita trombositopenia tanpa gejala
2. Adanya petekhie pada ekstremitas dan tubuh
3. Menstruasi yang berlebih
4. Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung dan gusi
5. Muntah darah dan batuk darah
6. Perdarahan gastro intestinal
7. Adanya darah dalam urin dan feses
8. Perdarahan serebral terjadi 1-5& pada ITP

C. Patofisiologi

Ada 4 mekanisme yang dapat mempercepat trombositepenia yaitu :

1. Kegagalan produksi trombosit


a. Kegagalan sumsum tulang generalisasi anemia aplastik, anemia megaloblastik,
sindroma mielodisplastik, mielofibrosis, myeloma multiple, infiltrasi sumsum
tulang, misal karsinoma, limfoma, radioterapi, obat sitotolsik, leukemia dan
infeksi HIV
b. Penekanan megakarosit selektif, defek congentinal yang langka, obat obatan,
bahan kimia dan infeksi virus.
2. Peningkatan destruksi trombosit
a. Purpura tromositopenia autoimun/idiopatik.
Sensasi trombosit oleh auto antibody menyebabkan disingkirkannya trombosit
tersebut secara premature dari sirkulasi oleh makrofag system retikuloendotel,
khsususnya limpa. Pada banyak kasus antibody tersebut ditujukan terhadap
tempat tempat antien pada glikoprotein IIb-IIa atau kompleks Ib. masa hidup
normal untuk trombosit adalah 7 hari tetapi pada penderita trombositopenia masa
hidup ini memendek menjadi beberapa jam.
b. Purpura pascatransfusi
Trombositopenia yang terjadi sekitar 10 hari setelah transfusi darah telah
dikaitkan dengan terbentuknya antibody pada penerima darah terhadap antigen Ia
trombosit manusia (HPA-Ia) pada trombosit yang ditransfusikan (yang tidak
terdapat pada trombosit pasien itu sendiri)
c. Purpura trombositopenia (TTP)
TTp terjadi dalam bentuk familial. Terdapat defesiensi metalloprotase (kaspase)
memecah VWF berberat molekul tinggi, bentuk familial terjadi karena defek
genetic sedangkan bentuk didapat TTP terjadi setelah terbentuknya antibody
inhibitor yang keberadaannya dapat dirangsang oleh infeksi
d. Sindrom hemolitik uremic
Toksin masuk kedalam sirkulasi intestinal dan berjalan didalam plasma dan
permukaan trombosit atau monosit. Toksin berkaitan dengan molekul endotel
kapiler glomerular, selm mesangia dan sel epitel glomerular dan tubular yang
kemudian merusak endotel sel melalui pembentukan faktor VWF besar yang tidak
biasa
e. Koagulasi intravaskuler diseminata (KID)
DIC dapat dicetuskan oleh masudnya materi prokoagulan kedalam darah pada
keadaan-keadaan berikut ini: emboli cairan amnion, solusio plasenta,
adenokarsinoma yang menyekresi musin secara luas. DIC juga dapat dietuskan
oleh kerusakan endotel luas dan pemanjaan kolagen, infeksi virus tertentu dan
luka bakar atau hipotermia
f. Trombositopenia imun yang diinduksi obat (terutama heparin)
Terjadi akibat peningkatan heparin pada thrombosis yang diikuti dengan
pembentukan antibody igG terhadap kompleks heparin – platelet faktor 4 (PF4)
yang menyebabkan aktivasi trombosit.
3. Distribusi trombosit abnormal. Pada splenomegali hingga 90% dapat mengalami
sekuestrasi dalam limpa, sedangkan pada keadaan normal sekuestrasi hanya dapat
terjadi pada sekitar sepertiga masa trombosit total. Lama hidup trombosit normal
tidak terdapat defek hemostatis lain.
4. Kehilangan akibat dilusi (sindroma transfuse massif). Trombosit tidak berada dalam
keadaan stabil bila darah disimpan dalam suhu 4ºC dan jumlah trombosit menurun
dengan cepat bila darah disimpan selama lebih dari 24 jam.

D. Komplikasi

Adapun komplikasi penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain sebagai berikut :

1. Kulit mudah memar


2. Timbul bintik bintik kecil pada kulit
3. Terlalu banyak darah bila terluka
4. Perdarahan yang berlebih setelah operasi
5. Darah menstruasi yang berlebihan
6. Mimisan
7. Gusi berdarah
8. BAK atau BAB berdarah
9. Sakit kepala dan gangguan saraf

E. Data Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain adalah (Wijaaningsih, 2019) :
a. Hematologi rutin seperti :
1) Eritrosit (RBC) : mengetahui kelainan sel darah merah yang berfungsi dalam
transport oksigen ke seluruh tubuh.
2) Hemoglobin : menentukan konsentrasi Hb pada komponen darah
3) Leukosit (WBC) : mengehatui kelainan sel darah putih
4) Trombosit (PLT) : melihat bagaimana kondisi keeping darah apakah mengalami
gangguan pembekuan darah atau tidak, pemantauan dan evaluasi perdarahan
5) Hematrokit (HCT) : berguna menentukan keadaan anemia dan kehilangan darah.
b. BMP
Biopsy Bone Marrow dapat dilakukan jika segala ara telah dilakukan sampai pemberian
obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek kebaikan pada pasien, jadi untuk
mengetahui penyakit di dalam tubuhnya yaitu memeriksan bone marrow karena dicurigai
ada penyakit lain selain ITP.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Tranfusi darah
2. Kemoterapi
3. Radioterapi
4. Transplantasi sumsum tulang
5. Kartikosteroid
6. Sitostika
7. Infeksi sekunder dihindarkan
8. Terapi suportif
9. Imunoterapi, (Bararah dan Jauhar, 2013)
G. Pathway

Bagan 1. Pathway Trombositepenia. sumber : (SDKI DPP PPNI 2017)


H. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Menurut andra (2013), diagnose keperawatan yang muncul pada pasien
trombositophenia yaitu :
a. Hipertermi b.d proses infeksi
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar hemoglobin
dalam darah
c. Resiko perdarahan b.d penurunan kekebalan tubuh
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual
dan muntah.
2. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan pada pasien dengan masalah trombositophenia dengan


menggunakan buku NANDA klasifikasi 2015 – 2017 berdasarkan NOC edisi kelima dan NIC
edisi keenam. Diagnosa keperawatan pertama yaitu hipertermi b.d proses infeksi, NOC goal :
pasien akan mempertahankan status sirkulasi darah yang efektif selama dalam perawatan.
Objektif : dalam jangka waktu 3x24 jam pasien akan menunjukkan outcome : perfusi jaringan
perifer (0407), ttv (0802), status sirkulasi (0401). Dengan NIC yaitu perawatan sirkulasi :
insufisiensi arteri (4062), insufisiensi vena (4066) dan manajemen sensasi perifer (2660).

Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d
penurunan komponen penting darah hemoglobin dengan NOC goal : pasien akan
mempertahankan status sirkulasi darah yang efektif selama perawatan. Objektif : dalam jangka
3x24 jam pasien akan menunjukkan outcome : perfusi jaringan perifer (0407), ttv (0802), status
sirkulasi (0401). Dengan NIC yaitu perawatan sirkulasi : insufisiensi arteri (4062), insufisiensi
vena (4066) dan manajemen sensasi perifer (2660).

Diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu : resiko perdarahan b.d penurunan komponen
pembekuan darah (trombosit) dengan NOC goal : pasien akan bebas dari perdarahan selama
dalam perawatan. Objekti : dalam jangka waktu 3x24 jam pasien akan menunjujjan outcome :
keparahan kelihangan darah (0413) dan status sirkulasi (0401) dengan NIC yaitu pencegahan
perdarahan (4010) dan pencegahan syok (4070).
Diagnosa keperawatan yang keempat yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah. NOC goal : pasien akan mempertahankan
status nutrisi yang adekuat selama dalam perawatan. Objektif : dalam jangka waktu 3x24 jam
perawatan pasien akan menunjukkan outcome : status nutrisi : asupan nutrisi (1009), status
nutrisi (1004) nafsu makan(1014) dan status nutrisi : asupan makanan dan cairan (1008). NIC
yaitu : manajemen nutrisi (1100), manajemen gangguan makan (1030) dan manajemen saluran
cerna (0430).

3. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan adaah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan


yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawatn yang akan memberikan
perawatan kepada pasiendan sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi juga melibatkan tenaga medis
yang lain untuk memenuhi kebutuhan pasien (Ida, 2016).

4. Evaluasi Keperawatan

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan atau criteria hasil yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan tenaga medis yang lain agar mencapai tujuan atau criteria
hasil yang telah ditetapkan (Ida, 2016).
Daftar Pustaka

Fitriastri, Nifa Hanifa, Rika Nilapsari, and Mia Kusmiati. "Hubungan trombositopenia dengan
manifestasi klinis perdarahan pada pasien demam berdarah dengue anak." (2019).
Lewo Tobi, Gregorius. "Studi Kasus "Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Diagnosa
Medis Trombositopenia di Ruangan Anggrek RSUD Prof. DR. WZ Johannes
Kupang"."(2018).
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Zhafira, Ferin. HUBUNGAN AWITAN PREEKLAMPSIA DENGAN TROMBOSITOPENIA
DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG. Diss. Universitas Andalas, 2021.
Asmarani, Eryani. Penatalaksanaan Trombositopenia Pada Pasien DHF. Diss STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang, 2021.
Purba, Elisa, Carta A. Gunawan, and Verry Asfirizal. "HUBUNGAN TROMBOSITOPENIA
DENGAN DERAJAT ANEMIA PADA PASIEN MALARIA FALCIPARUM DI
RSUDPANGLIMA SEBAYA PASER. " Vedure: Health Science Journal 3.2
(2021):87-98.

Anda mungkin juga menyukai