Disusun oleh: INDAH NUR CHAERANI NIM: P07134117015
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN ANALIS KESEHATAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III 2017 A. Pengertian
Trombositopenia adalah rendahnya kadar
trombosit dalam darah. Jumlah trombosit normal pada orang dewasa adalah 150.000 – 450.000 per mikroliter darah. Karena perannya sebagai salah satu faktor pembekuan darah, maka jika terjadi trombositopenia perdarahan akan susah berhenti. TROMBOSIT DALAM DARAH B. Gejala
1. Muncul bruis atau lebam pada tubuh
2. Perdarahan pada kulit seperti purpura (bercak kebiruan
atau kemerahan pada kulit)
3. Petekie (bintik – bintik berwarna merah, biru, atau ungu
pada kulit)
4. Perdarahan yang sukar berhenti seperti mimisan dan gusi
berdarah pada saat sikat gigi
5. Pembesaran limpa
6. Pendarahan berat terutama pada saat menstruasi
C. Penyebab
1. Pengurangan produksi trombosit oleh sumsung tulang
2. Penjebakan trombosit di limpa 3. Produksi antibodi yang diinduksi oleh obat 4. Peningkatan pemecahan trombosit 5. Kemoterapeutik yang bersifat toksik terhadap sumsum tulang 6. Konsumsi alkohol berlebihan 7. Kehamilan Beberapa penyakit yang menjadi penyebab trombositopenia, antara lain:
Demam Berdarah Dengue (DBD), Hepatitis, HIV
(Humans Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), Lupus, Tuberkulosis miliar, Leukemia, Anemia aplastik, Herediter atau keturunan, Splenomegali atau pembesaran limpa, dan Defisiensi atau kekurangan vitamin B6 dan asam folat. D. Diagnosis
1. Dari pemeriksaan darah akan ditemukan jumlah
trombosit.
2. Dari pemeriksaan fisik ditemukan gejala
perdarahan yang muncul ataupun splenomegali.
3. Dari pemeriksaan sumsum tulang.
E. Pencegahan
1. Menghindari aktivitas yang dapat melukai tubuh
sehingga perdarahan lama berhenti tidak terjadi. 2. Tidak mengkonsumsi obat yang dapat mengencerkan darah seperti aspirin ataupun ibuprofen. 3. Tidak mengkonsumsi alkohol.
4. Konsultasi dengan dokter apabila terdapat gejala
trombositopenia. F. Pengobatan
1. Transfusi trombosit dapat menaikkan angka
trombosit dan menghentikan perdarahan.
2. Kortikosteroid merupakan obat yang mampu
memblokir antibodi yang menyerang trombosit.
3. Siklofosfamid atau azathioprine, obat yang dapat
mengurangi pembentukan antibodi.
4. Operasi pengangkatan limpa (splenektomi).
G. Komplikasi
1. Shock hipovolemik merupakan ketidakmampuan
jantung memasok darah yang cukup ke seluruh
tubuh.
2. Penurunan curah jantung.
3. Purpura (sistem imun keliru dalam mengidentifikasi
trombosit sebagai ancaman), ekimosis
(pendarahan di bawah kulit), dan petekie (bintik merah kecil di kulit). TROMBOSITOPENIA Daftar Pustaka
Emmanuel, Jean C. 2002. Penggunaan Klinik Darah.
Alih bahasa Andry Hartono. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bakri, Syamsul. dkk. 1989. Hematologi. Jakarta:
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI.