Anda di halaman 1dari 11

TROMBOSITOPENIA

UNIVERSITAS AUFA ROYHAN DI KOTA PADANGSIDIMPUAN


T.A 2020/2021

PEMBIMBING :
Ns. Sukhri Herianto Ritonga M.kep

Disusun Oleh :
Kelompok 17
1. AHDA MAULANA
2. FAUZIAH NASUTION
3. INDRA GUNAWAN MTD

Trombositopenia adalah kondisi dimana kadar trombosit didalam tubuh


lebih rendah daripada kadar normal, yaitu di bawah 150.000 trombosit
per mikroliter. Kadar trombosit yang normal didalam tubuh adalah
berkisar antara 150.000-450.000 trombosit per
mikroliter.Trombositopenia ringan biasanya belum mengakibatkan
masalah kesehatan atau perdarahan. Namun, jika Anda mengalami
pendarahan secara berlebihan, biasanya pada kadar trombosit dibawah
50.000 per mikroliter, maka Anda perlu berhati-hati dan membutuhkan
pengobatan segera.Trombosit atau yang disebut juga sebagai platelet (sel
keping darah) berfungsi untuk menghentikan perdarahan dengan
membantu pembekuan darah dan menutupi pembuluh darah yang rusak.
Gumpalan darah yang terjadi biasanya disebut dengan trombus.
Trombosit atau platelet merupakan kepingan darah yang diproduksi oleh
sumsum tulang. Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.
Ketika terjadi perdarahan, kepingan darah ini bekerja dengan cara saling
menempel untuk membentuk gumpalan, sehingga perdarahan tersebut
berhenti.
Pada penderita trombositosis, sumsum tulang memproduksi trombosit
secara berlebihan. Akibatnya, trombosit dapat membentuk gumpalan-
gumpalan darah yang tidak seharusnya ada. Masalah serius dapat terjadi
jika gumpalan darah tersebut menyumbat pembuluh darah di organ yang
penting, seperti otak dan jantung.

A.Tanda Dan Gejala Trombositpenia


Gejala yang dialami tergantung pada jumlah trombosit dalam tubuh. Pada
trombositopenia ringan seperti pada kehamilan, biasanya tidak akan
menyebabkan gejala, dan seringkali ditemukan ketika menjalani
pemeriksaan darah rutin.Pada trombositopenia yang lebih berat dapat
menyebabkan perdarahan yang tidak terkontrol, maka dibutuhkan
penanganan medis segera.
Gejala umum
• Mudah mengalami memar berwarna merah, ungu atau coklat
secara berlebihan (purpura)
• Mengalami pendarahan pada kulit yang ditandai dengan bintik-
bintik merah keunguan (petekie)
• Mengalami pendarahan yang berlangsung lama saat luka atau tidak
dapat berhenti dengan sendirinya
• Mengalami pendarahan pada gusi dan hidung Anda
• Mengalami pendarahan menstruasi dalam jumlah yang banyak
• Mudah merasa lelah
• Pembengkakan pada limpa
• Kulit dan mata menjadi berwarna kuning (jaundice)
Gejala pada kasus yang lebih serius
• Darah di dalam urin
• Darah di dalam feses atau tinja yang dapat berwarna merah atau
hitam seperti tar
• Pendarahan melalui anus
• Muntah yang terdapat darah atau berwarna hitam
B Penyebab Trombositpenia
Penyebab utama trombositopenia adalah faktor keturunan. Ini berarti,
kondisi ini diturunkan oleh orang tua pada anaknya.Selain itu,
trombositopenia juga bisa disebabkan oleh:

1. Gangguan pada sumsum tulang


Sumsum tulang belakang merupakan jaringan seperti sponge yang
terletak didalam tulang belakang dan berfungsi untuk memproduksi
komponen darah seperti trombosit. Apabila tulang sumsum tidak
menghasilkan trombosit yang cukup maka Anda akan kekurangan jumlah
trombosit.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh :
• Menderita anemia aplastik
• Kebutuhan vitamin B-12 yang tidak tercukupi (defisiensi vitamin
B12)
• Kebutuhan folat yang tidak tercukupi (defisiensi asam folat)
• Kurangnya zat besi pada tubuh (defisiensi zat besi)

2. Peningkatan penghancuran trombosit


Biasanya trombosit dapat bertahan hidup dalam tubuh selama 10 hari
pada tubuh yang sehat. Trombosit rendah juga dapat disebabkan oleh
tubuh yang banyak menghancurkan trombosit walaupun sumsum tulang
belakang memproduksi cukup trombosit.

3. Limpa menyimpan terlalu banyak trombosit


Biasanya, 1/3 dari jumlah trombosit tubuh disimpan di dalam limpa.
Tetapi apabila limpa tersebut membesar (splenomegali), maka semakin
banyak trombosit yang akan tersimpan di dalam limpa
tersebut.Pembesaran limpa dapat disebabkan oleh kanker atau penyakit
hati yang berat seperti sirosis, dimana terbentuk jaringan parut pada hati.

C. Faktor Risiko Trombositpenia


Faktor risiko trombositopenia
Beberapa faktor risiko trombositopenia meliputi:
• Menderita jenis kanker tertentu, anemia aplastik, atau penyakit
autoimun
• Terkena bahan kimia beracun tertentu
• Memiliki reaksi terhadap obat-obatan tertentu
• Memiliki virus tertentu
• Memiliki kondisi genetik tertentu
• Ibu hamil
• Suka mengonsumsi alkohol

D.Diagnosis Trombositpenia
Diagnosis trombositopenia dilakukan dokter dengan beberapa cara
berikut ini:
1. Tanya jawab
Dokter akan menanyakan gejala, faktor risiko, serta riwayat medis pasien
maupun keluarga.
2. Pemeriksaan fisik
Untuk mencari tanda-tanda spesifik seperti memar atau bintik-bintik
perdarahan pada kulit, pembengkakan perut, serta gejala infeksi seperti
demam.
3. Tes darah
Tes darah lengkap dilakukan untuk mengetahui jumlah trombosit pasien.
Pada trombositopenia, kadar trombositnya akan berada di bawah normal.
4. Pemeriksaan apusan darah
Pemeriksaan ini bertujuan melihat struktur trombosit pasien melalui
mikroskop.
5. Pemeriksaan sumsum tulang belakang
Pemeriksaan sumsum tulang belakang bisa dilakukan melalui aspirasi atau
biopsi. Aspirasi sumsum tulang belakang akan menunjukkan penyebab
sumsum tulang tidak memproduksi jumlah sel darah yang
cukup.Sedangkan biopsi bertujuan memeriksa jumlah dan jenis sel yang
terdapat di dalam sumsum tulang belakang pasien.
6. Tes pembekuan darah
Tes pembekuan darah dianjurkan jika dokter mencurigai adanya
gangguan perdarahan.
7. USG
Jika mencurigai bahwa limpa pasien membesar, dokter bisa menyarankan
USG. Tes ini akan menggunakan gelombang suara untuk membuat
gambaran tentang limpa Anda. Ini dapat membantu dokter Anda
menentukan apakah limpa Anda memiliki ukuran yang tepat.
E.Mengobati Trombositpenia
Cara mengobati trombositopenia umumnya akan tergantung dari tingkat
keparahan penyakit dan tingkat keparahan kondisi Anda. Jika kondisi Anda
ringan, dokter Anda mungkin n menunda pengobatan dan hanya
memantau kondisi.
Untuk mencegah penyakit ini menjadi semakin memburuk dengan
beberapa cara, yaitu:
• Mengurangi olahraga yang mengharuskan kontak tubuh satu
dengan lainnya
• Menghindari aktivitas yang mempunyai peluang untuk mengalami
perdarahan atau memar
• Mengurangi atau membatasi konsumsi alkohol
• Berhenti atau mengganti obat yang dapat berdampak pada
trombosit seperti aspirin dan ibuprofen

Apabila Anda memiliki jumlah trombosit yang sangat rendah


(trombositopenia berat), maka pengobatan yang dapat dilakukan adalah:
• Transfusi darah atau trombosit digunakan untuk mengobati orang
dengan perdarahan aktif atau yang memiliki risiko tinggi untuk
mengalami perdarahan
• Berhenti mengonsumsi obat yang menyebabkan jumlah trombosit
menjadi rendah
• Pemberian kortikosteroid dapat memperlambat proses kerusakan
trombosit
• Pemberian immunoglobulin
• Mengonsumsi obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh anda
• Pembedahan untuk mengangkat limpa biasanya dilakukan pada
orang dewasa dengan ITP (idiopatic trombositopenia purpura)
F.Konplikasi Trombositpenia
Komplikasi trombositopenia yang mungkin terjadi meliputi:
• Kehilangan darah internal dan eksternal yang signifikan, atau
perdarahan
• Pendarahan internal ke saluran pencernaan atau otak (perdarahan
interkranial)
G.Mencegah Trombositopenia
Cara mencegah trombositopenia yang bisa dilakukan meliputi:
• Hindari obat-obatan yang mengencerkan darah dan meningkatkan
risiko perdarahan, seperti aspirin, naprosyn, dan ibuprofen
• Membatasi olahraga yang dapat menyebabkan cedera, memar, dan
pendarahan
• Minimalkan kontak dengan bahan kimia beracun
• Berhati-hati saat mencukur, menyikat gigi, dan membuang ingus
• Batasi asupan alkohol yang memperlambat produksi trombosit dan
menyebabkan kerusakan hati

1.Asuhan keperawatan

A.Skenario Kasus
Seorang wanita berumur 42 tahun bernama Ny.N datang kerumah
sakit dengan keluhan Badan terasa lemah,tidak nafsu
makan,pasien juga mengatakan bahwa mulut sering
berdarah,pasien juga sering mengeluh mual dan muntah , pasien
mengalami demam sejak 7 harii yang lalu, berdasarkan hasil
pemeriksaan diketahui suhu : 38,1°C,TD 130)70 ,Nadi 80
kali/menit,PR : 25 kali/menit pasien tampak pucat dan dijumpai
pendarahan bawah kulit (purpura) pada ekstremitas jumlah
tombosit <20.00/pl , serta penurunan kadar hemoglobin.

B.Pengkajian
Data objektif
a.Keadaan umum
Penderita dalam
kelemahan,composmenits,apatis,stupor,somnolen,soppro coma
dan coma.penilaian GCS sangat penting untuk diperhatikan
Tanda vital : suhu meningkat,takikardi,takipnea,dyspnea,tekanan
darah sistolik meningkat dengan diastolik normal.

b.Pemeriksaan fisik (B1-B6)


1.Breathing(B1)
• inspeksi :
Adanyaa dispnea,takipnea,sputum mengandung darah,terjadi
pendarahan spontan pada hidung.

• Palpasi
Kemungkinan vokal vremitus menurun akibat kualitas pernapasan
buruk kerena perdarahan pada seluruh respirasi.

• Perkusi
Suara paru sonor atau pekak

• Auakultasi
Adanya suara napas tambahan whezing atau ronchi yang muncul
akibat dari komplikasi gejala lain.
2 .Blood (B2)
• Inspeksi
Adanya hipertensi,hemoraghi subkutan,hemotoma dan sianosis
akal .adanya ptekie atau ekimosis pada kulit,purpura.

• Palpasi
Penghitungan frekuensi denyut nadi meliputi irama dan kualitas
denyut nadi,denyut nadi Perifer melemah, hampir tidak teraba,
takikardi,adanya petekie pada permukaan kulit,palpitasi( sebagai
bentuk takikardia kompensasi).

• Perkusi
Kemungkinan adanya pergeseran batas jantung .

• Auskultasi
Bunyi jantung abnormal, tekanan darah terjadi peningkatan
sistolik,namun normal pada diastolik.

3.Brain (B3)
• Inspeksi
Kesadaran biasanya composmenits, sakit kepala,perubahan tingkat
kesadaran, gelisah,dan ketidakstabilan vasomotor

4.Bladder (B4)
• Inspeksi
hematuria (kondisi dimana urin mengandung darah atau sel sel
darah merah) keberadaan darah dalam urine biasanya akibat
pendarahan di suatu tempat disepanjang seluruh kemih
• Palpasi
Kemungkinan ada nyeri tekan pada kandungan kemih kerena
distensi sebagai bentuk komplikasi.

5.Bowel (B5)
• Inspeksi
Klien biasanya mengalami mual muntah,penurunan nafsu
makan,dan peningkatan lingkar abdomen akibat pembesaran
limpa. Adanya hematemsis dan Melena.
• Palpasi
Adanya nyeri tekanan, abdomen splenomegaloli, pendarahan
saluran cernaa
Perkusi
Bunyi pekak deteksi adanya pendarahan pada darah dalam
abdomen

• Auskultasi
Terdengar bising usus menurun ( 5-12×/menit)

6.Bone (B6)

• Inspeksi
Kemungkinan adanya nyeri otot sendi dan punggung, aktivitas
mandiri terhambat,atau motilitas dibantu sebagai akibat
kelemahan , toleransi terhadap aktivitas sangat rendah.

C.Diagnosa Keperawatan

No Data Etiologi Masalah


1 Do : Agen cidera biologi Gangguan integritas kulit
Mulut sering
berdarah
Ds : Terdapat
pendarahan
dibawah kulit
(purpura)
2 Do : Faktor biologis Ketidakseimbangan
-Pasien mengatakan nutrisi: kurang dari
tidak nafsu makan kebutuhan tubuh
-pasien mengatakan
merasa mual dan
muntah

Ds :

3 Do : Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas


-pasien mengatakan masukan oksigen
badan terasa lemah
Ds :
-pasien tampak
pucat
-HB turun
- Trombosit
<20.000μI

1. integritas kulit bd agen cidera biologi


2.Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh bd fakot
biologis
3.Intoleransi aktivitas bd ketidakseimbangan masukan oksigen

D.Intervensi
Diagnosa NOC NIC
(Dx)
Gangguan Tujuan : Circulatory
integritas Dalam 2×24 jam kondisi kulit Pracautions
kulit b.d kembali normal Definisi : perlindungan area
agen injuri Kriteria hasil : lokasi dengan perfusi
biologi • Suhu kulit (1-5) terbatas
• Sensasi. (1-5) Aktivitas :
• Tekstur. (1-5) • Melakukan penilaian
• Perfusijaringan(1-5) komferhensip dari
sirkulasi Perifer (lihat
• Integritas kulit.(1-5) adanya penekanan
• Lesi kulit. (1-5) Perifer ,edema
• Lesi membran ,warna,suhu dari
mukosa. (1-5) extermitas)
• Jangan lakukan injeksi
intervena atau
mengambil darah
diarea yang
terpengaruh
• Pertahankan cairan
yang memadai untuk
mencegah penaikan
viskositas darah
• Hindari cedera pada
area yang terpengaruh
• Anjurkan pasien dan
keluarga pada terapi
Medikasi untuk kontrol
tekanan
darah,antikoagulan
,dan penurunan
kolesterol.
• Anjurkan pasien untuk
langkah- langkah diet
guna memperbaiki
sirkulasi ( seperti diet
rendah lemak jenuh
dan banyak konsumsi
omega tiga dari minyak
ikan).
• Pantau area ektermitas
dari panas,
kemerahan,Nyeri atau
berkeringat.
• Dorong partisipasi klien
dalam program
perbaikan vaskuler

E.Kesimpulan
Trombositpenia merupakan penyebab tersering perdarahan abnormal
,dapat terjadi akibat kurangnya produksi trambosit oleh sumsum tulang
atau akibat meningkatnya penghancuran trambosit yang merupakan
penyakit yang mendasarinya biasa nya dapat terdiagnosa dengan
memberikan pasien atau sumsum tulang pasien apa bila angka trambosit
menurun dibawah 20.000/mm³,akan terjadi petekia, disertai perdarahan
hidung,dan perdarahan setelah pembedahan atas pencabutan gigi.jika
angka trambosit kurang dari 5.000/mm³ dapat terjadi perdarahan sistem
saraf pusat dan gastrointestinal yang fatal

Anda mungkin juga menyukai