Anda di halaman 1dari 21

TROMBOSITOPENI

A DAN
TROMBOSITOSIS
 Alia Vianti [5117013]
 Yasinta Dewi Sumarsana [5117035]
 Rafli Muhammad Yasyfa [5117043]
TROMBOSITOPENIA

Trombositopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah trombosit dalam tubuh menurun atau
berkurang dari jumlah normalnya. Perlu diketahui bahwa jumlah trombosit normal pada orang
dewasa adalah 150.000-450.000 per microliter darah. Jika jumlah trombosit kurang dari 150.000 per
microliter darah, maka keadaan ini disebut trombositopenia.
PENYEBAB
Sumsum tulang tidak memproduksi trombosit dalam jumlah cukup.
Trombosit diproduksi dalam jumlah yang sesuai oleh sumsum tulang namun tubuh
menghancurkannya.
Limpa menyimpan trombosit dalam jumlah yang berlebihan dari seharusnya.
Kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
GEJALA
Mudah muncul bruis (tampak lebam) pada tubuh.
Adanya perdarahan pada kulit berupa bercak atau bintik berwarna kebiruan/kemerahan.
Perdarahan yang sukar berhenti seperti mimisan atau gusi berdarah.
Perdarahan internal seperti keluar darah dari urin atau tinja.
Perdarahan berat terutama saat periode menstruasi.
Pembesaran limpa atau splenomegaly.
Lemas dan ikterik.
DIAGNOSIS
Untuk pemeriksaan fisik biasanya ditemukan gejala perdarahan yang muncul atau adanya
splenomegaly.
Dari pemeriksaan penunjang akan ditemukan jumlah trombosit yang kurang dari 150.000 per
microliter darah serta pemeriksaan penunjang lainnya untuk menentukan penyebab
trombositopenia seperti CT-scan, USG, hingga biopsy sumsum tulang jika memang diperlukan.
PENGOBATAN
Jika penyebab trombositopenia karena infeksi virus dengue maka pengobatan trombositopenia
dapat dilakukan dengan terapi cairan infus kristaloid.
Jika penyebabnya karena infeksi bakteri maka dapat diberikan antibiotik untuk mengatasi
bakteri penyebab.
Jika penyebabnya karena gangguan pada system imun, maka pengobatannya dapat diberikan
steroid dengan dosis tertentu.
Namun, trombositopenia dapat juga tidak perlu diobati jika berlangsung ringan dan tidak
menimbulkan masalah pada kesehatan pasien.
PENCEGAHAN
Ada beberapa keadaan dimana trombositopenia tidak dapat dicegah, namun bisa untuk
dikurangi tingkat keparahannya dengan cara tidak mengonsumsi alkohol serta obat yang dapat
menjadi penyebab.
Hindari aktivitas yang bisa melukai tubuh.
Hindari konsumsi obat yang dapat mengencerkan darah (aspirin, ibuprofen).
Konsultasi dengan dokter.
Purpura Trombositopenik Imun
(Purpura Trombosit Idiopatik/ITP)
ITP merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan meningkatnya penghancuran trombosit
dalam system retikuloendetelial.
Kelainan ini biasanya menyertai virus autoimunisasi yang disebabkan oleh respon system imun
yang tidak tepat.
ITP merupakan kondisi yang penyebabnya tidak diketahui. Namun penderita akan mengalami
malfungsi pada system kekebalan tubuh sehingga mulai menyerang trombosit seolah-olah
mereka adalah benda asing.
Antibody yang diproduksi oleh system kekebalan tubuh menempel pada trombosit lalu
menandai trombosit untuk dihancurkan. Kemudian limpa yang membantu tubuh melawan
infeksi akan mengenali antibody dan turut menyingkirkan trombosit pada tubuh.
Purpura obat imunologik
Obat-obatan tertentu seperti obat antikonvulsi, antibiotik, dsb bisa menjadi salah satu penyebab
trombositopenia.
Infeksi akut dan gangguan lain
Infeksi virus (misal: demam berdarah dengue, eipsten-barr virus, hepatitis, hingga HIV-AIDS).
Infeksi bakteri berat (misal: Tuberkulosis miliar).
Keganasan sel darah (misal: leukemia atau pun limfoma).
Anemia aplastic.
Efek samping dari kemoterapi dan radioterapi.
Defisiensi vitamin B6 dan asam folat.
Penyakit autoimun (ITP).
Pembesaran limpa yang menyebabkan trombosit terperangkap di dalamnya hingga mencegah trombosit
beredar di sirkulasi darah.
Herediter/keturunan.
Terpapar bahan kimia toksik.
Konsumsi alkohol berlebih.
Sindrom Uremik-Hemolitik dan
Purpura Trombositopenik Trombik
Sindrom Hemolitik Uremik (SHU) adalah sebuah kondisi medis yang ditandai dengan kerusakan
sel darah merah dan penurunan jumlah sel pembeku darah atau trombosit.
Kondisi ini umumnya dipicu oleh reaksi sistem imunitas tubuh terhadap toksin yang dikeluarkan
saat terjadi infeksi saluran pencernaan, sehingga sel darah merah dan trombosit rusak secara
prematur.
Organ tubuh yang paling terpengaruh dalam sindrom hemolitik uremik adalah ginjal dan otak.
Gangguan pada ginjal terjadi saat sistem imunitas tubuh langsung merusak sel ginjal dan
menyebabkan seseorang menderita gagal ginjal. Ginjal gagal membersihkan zat sisa atau zat
buangan dari tubuh hingga menumpuk dalam darah.
Sedangkan gangguan pembuluh darah pada otak dapat mengakibatkan penderita merasa
bingung, mengantuk, atau bahkan kejang.
Penyakit jantung kongenital sianonik
Yang dimaksud dengan kelainan jantung kongenital adalah kelainan struktural dan atau
pembuluh darah besar intrathorakal yang dapat menimbulkan gangguan fungsi kardiovaskuler.
Purpura Trombositopenik neonates
Purpura Trombositopenik Neonates merupakan trombositopenia pada bayi baru lahir dengan usia
bayi berkisar antara 0 – 28 hari. Pada beberapa kasus penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi dari virus
Rubella ataupun jumlah dari trombosit yang rendah atau abnormal. Kelainan ini juga bias terjadi ketika
system imun daru ibu menghasilkan antibody dan merespons trombosit bayi.

Tanpa cukupnya trombosit, sel – sel bayi bisa mengalami pendarahan, selain memar pada kulit. Jika
terjadi perdarahan, eritrosit bias pecah dan menyebabkan penumpukan pigmen kuning, yang beresiko
pada otak dan organ vital lainnya.
Purpura Trombositopenik Sekunder
(PTS)
Purpura trombositopenia sekunder merupakan trombositopenia yang terjadi akibat pengaruh imun
yang menyebabkan umur trombosit memendek dan kelainan ini memiliki hubungan dengan jumlah
megakariosit normal atau meningkat maupun megakariosit kurang sampai tidak ada dalam sumsum
tulang belakang.
Trombositosis
Trombositosis adalah kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah menjadi tinggi. Jumlah
trombosit dalam sel darah yang normal pada manusia adalah 150.000-450.000 per mikroliter
darah. Seseorang dinyatakan mengalami trombositosis jika jumlah trombosit di atas 450.000 per
mikroliter darah.
GEJALA
Sakit kepala.
Dada terasa nyeri.
Tubuh lemas.
Gangguan penglihatan sementara.
Kesemutan pada lengan atau tungkai.
Memar pada kulit.
Perdarahan dari hidung, mulut, gusi, dan saluran pencernaan.
Trombotosis juga dapat menimbulkan pembekuan darah yang tidak normal, sehingga memicu 
serangan jantung, stroke, atau gumpalan darah di pembuluh darah perut.
PENYEBAB
Kenaikan jumlah trombosit tersebut dapat disebabkan gangguan yang terjadi pada sumsum
tulang, sehingga trombosit diproduksi tubuh secara berlebihan (trombositosis primer) atau
adanya penyakit lain yang mengakibatkan tubuh bereaksi dengan menghasilkan trombosit lebih
banyak (trombositosis sekunder). Dimana penyebab trombositosis sekunder yaitu, perdarahan,
operasi pengangkatan limpa, infeksi, beberapa jenis kanker, termasuk leukemia, defisiensi zat
besi, peradangan usus, penggunaan obat-obatan, seperti epinephrine, vincristine, atau heparin
sodium.
DIAGNOSIS
Selain ditemukan secara tidak sengaja setelah pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan jumlah
trombosits perlu dilakukan saat terdeteksi splenomegali atau terdapat tanda-tanda infeksi.
Selain hitung darah lengkap, tes darah lainnya yang perlu dilakukan adalah; tes hapus darah tepi
(blood smear), untuk melihat ukuran dan aktivitas trombosit dalam darah; kadar zat besi dalam
darah, untuk mencari penyebab trombositosis; tes penanda peradangan, untuk menentukan
penyebab trombositosis; tes genetik, untuk melihat ada atau tidaknya mutasi pada gen JAK2.
Selain tes darah, asipirasi sumsum tulang juga dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi jaringan
sumsum tulang.
PENGOBATAN
Pemberian aspirin. Aspirin membuat trombosit menjadi tidak terlalu lengket dan mengganggu
pembekuan darah. Aspirin sebaiknya diberikan dalam dosis yang kecil.Untuk penderita dengan gejala
perdarahan hebat, maka aspirin tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.
Obat penurun jumlah trombosit. Di antaranya adalah hydroxyurea untuk menekan produksi sel darah
pada sumsum tulang, anagrelide, serta interferon alfa yang diberikan dalam bentuk suntikan. Pemberian
obat-obatan tersebut juga dilakukan saat terjadi komplikasi pembekuan darah atau perdarahan.
Platelet pheresis. Prosedur ini dilakukan jika produksi trombosit tidak dapat secara cepat dikurangi
dengan obat penurun jumlah trombosit. Pelaksanaan prosedur ini biasanya dalam kondisi darurat pasca
serangan stroke atau pembekuan darah serius lain. Dalam prosedur ini, trombosit akan dipisahkan dari
aliran darah dan dibuang.
Transplantasi sumsum tulang. Prosedur ini dilakukan jika pengobatan lain tidak dapat mengatasi gejala. 
Transplantasi sumsum tulang dapat disarankan jika penderitanya masih dalam usia muda dan memiliki
donor yang cocok.
PENCEGAHAN
Menerapkan pola makan sehat. Pilih makanan dengan kandungan biji-bijian, sayuran, buah,
dan lemak jenuh yang rendah. Makanlah dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Menjaga berat badan. Pertahankan berat badan normal untuk menghindari risiko naiknya
tekanan darah akibat kelebihan berat badan. Langkah ini juga efektif dalam mencegah obesitas.
Berhenti merokok.
Berolahraga. Lakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama setidaknya 30 menit setiap
hari. Olahraga yang direkomendasikan bisa berupa jogging, berenang, atau bersepeda.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai