Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PEDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.R DENGAN GANGGUAN


TROMBOSITOPENI DI RUANG BANGSAL MULTAZAM

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIK KLINIK MATA KULIAH


KEPERAWATAN SEMESTER 2

CLINICAL INTRUCTOR : TULUS BUKHORI AMK

DI SUSUN OLEH :

SULUNG YONA AMAR MA’RUF

(M21010007)

PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI

YOGYAKARTA 2021/2022
A. DEFINISI

Trombositopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah trombosit dalam tubuhmenurun atau
berkurang dari jumlah normalnya. Perlu diketahui bahwa jumlahtrombosit normal pada orang
dewasa adalah 150.000 – 450.000 per mikroliter darah.Jika jumlah trombosit kurang dari
150.000 per mikroliter darah, maka keadaan inidisebut trombositopenia (Fitrianingsih, 2016).
Penderita trombositopenia cenderungmengalami pendarahan yang biasanya berasal dari
venula-venula atau kapiler-kapilerkecil. (Wijayanti, 2013).Trombositopenia adalah
penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi yangditandai dengan keadaan berkurangnya
jumlah trombosit di bawah nilai normal,Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan resiko
perdarahan hebat, bahkan hanyadengan cedera ringan atau perdarahan spontan kecil (Elya,
2015).Trombositopenia adalah kondisi dimana seseorang mempunyai sedikittrombosit yang
bersirkulasi di darah atau adanya penurunan jumlah trombosit dalamdarah perifer . Hal ini
disebabkan karena trombosit tidak / kurang diproduksi sum-sumtulang atau karena kerusakan
trombosit pada sirkulasi darah (Cahyani, dkk, 2019).

B. PATOFISIOLOGI

Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8- 10 hari. Olehkarena faktor
tertentu seperti autoimun (suatu kelainan pada sistem imun yangdisebabkan oleh produksi
antibody yang menyerang trombisit, sehingga jumlahtrombosit menjadi sangat rendah, selain
itu trombosit yang dihasilkan mudah sekali
pecah atau lisis), maka akan terjadi kerusakan trombosit. Sehingga masa hidupnya berkurang
menjadi 1 – 3 hari atau kurang. Keadaan ini yang kemudian menimbulkan berkurangnya
trombosit dalam sirkulasi darah (Cahyani, dkk, 2019).Trombosit dapat dihancurkan oleh
pembentukan antibodi yang diakibatkan olehobat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan
senyawa emas) atau oleh auto antibodi(antibodi yang bekerja melawan jaringnnya sendiri).
Antibodi tersebut menyerangtrombosit sehingga lama hidup trombosit menjadi lebih pendek.
Gangguan-gangguanautoimun yang bergantung pada antibodi manusia palling sering
menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan
penyakittrombositopenia, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi
dengantrombosit hospes. Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini
tidakmenyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi
bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih
mudah dihilangkandan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membrane untuk
IgG dalamlimpa dan hati. Manifestasi utama adalah trombosit kurang dari
30.000/mm3adalahtumbuhnya petekie. Petekie ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG
yangditemukan pada membran trombosit yang akan mengakibatkan gangguan
agregasitrombosit dan meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh
sistemmakrofag. Agregasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan
penyumbatankapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak
sehinggatimbul perdarahan dalam jaringan. Bukti yang mendukung mekanisme
trombositopeniaini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan yang menunjukkan kekurangan
trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum trombositopenia.Trombositopenia
sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibudengan trombositopenia, juga
sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG,karena masuknya antibodi melalui
plasenta. Trombositopenia dapat juga timbul setelahinfeksi, khususnya pada masa kanak-
kanak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda
setelah beberapa hariatau beberapa minggu (Elya,2016).

C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

FAKTOR RESIKO TROMBOSITOPENI

Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadi trombositopenia, antara lain:

 Penyakit kanker darah, limfoma, atau purpura trombositopenik trombotik.

 Kelainan darah, contohnya anemia aplastik.

 Konsumsi alkohol yang berlebihan.

 Proses kemoterapi atau radioterapi.

 Infeksi virus, seperti HIV, cacar air, dan hepatitis C.

 Infeksi bakteri dalam darah.

 Obat-obatan tertentu, misalnya heparin, kina, atau obat antikonvulsan.

 Kondisi autoimun, contohnya lupus.


Pengertian Trombositopenia

Trombositopenia merupakan istilah dalam medis yang digunakan untuk menggambarkan


penurunan jumlat platelet darah di bawah batas minimal. Takaran normal platelet adalah
150.000 hingga 450.000 per mikroliter. Platelet yang sering juga disebut trombosit memiliki
fungsi penting untuk membantu proses pembekuan darah agar pendarahan berlebihan tidak
terjadi.

Trombositopenia sendiri bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa. Seseorang yang mengidap trombositopenia akan lebih rentan mengalami
pendarahan. Hal yang perlu digarisbawahi, meski kasusnya jarang terjadi, trombositopenia
yang tak ditangani bisa memicu pendarahan dalam. Kondisi inilah yang nantinya bisa
berujung fatal. Terutama jika jumlah platelet pengidap berada di bawah angka 10.000 per
mikroliter.

Faktor Risiko Trombositopenia

Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadi trombositopenia, antara lain:

 Penyakit kanker darah, limfoma, atau purpura trombositopenik trombotik.

 Kelainan darah, contohnya anemia aplastik.

 Konsumsi alkohol yang berlebihan.

 Proses kemoterapi atau radioterapi.

 Infeksi virus, seperti HIV, cacar air, dan hepatitis C.

 Infeksi bakteri dalam darah.

 Obat-obatan tertentu, misalnya heparin, kina, atau obat antikonvulsan.

 Kondisi autoimun, contohnya lupus.


Penyebab Trombositopenia

Kekurangan jumlah platelet (trombosit) dalam darah dapat disebabkan oleh menurunnya
produksi platelet pada sumsum tulang atau proses hancurnya platelet lebih cepat dari proses
produksi. Dalam kebanyakan kasus, trombositopenia paling akut sering disebabkan oleh
demam berdarah dengue (DBD). Selain DBD, infeksi virus seperti hepatitis dan HIV.

D. JENIS GANGGUAN YANG MUNCUL

Gejala Trombositopenia.

Trombositopenia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini biasanya baru
diketahui saat penderita melakukan pemeriksaan jumlah sel darah untuk tujuan lain.

Jika jumlah trombosit makin turun, penderita akan merasakan gejala utama berupa
perdarahan, baik yang terlihat dari luar maupun perdarahan organ dalam. Perdarahan organ
dalam lebih sulit dideteksi dan gejalanya bervariasi, tergantung pada organ yang mengalami
perdarahan.

Perdarahan di tubuh bagian luar bisa tampak sebagai memar atau lebam. Gejala perdarahan
lain yang dapat muncul akibat trombositopenia adalah:

 Mimisan
 Gusi berdarah
 Menstruasi yang lebih banyak dari biasanya
 Hematuria
 BAB berdarah atau berwarna hitam
 Muntah darah atau berwarna seperti kopi.
E. TANDA DAN GEJALA

1. <100.000/μL

2. Diatesis hemoragik yang merupakan akibat yang timbul karena kelainan faalhemostasis
yaitu kelainan patologik pada dinding pembuluh darah mengakibatkan:

a.Simple easy bruising (mudah memar)

b. Purpura senilis, karena atrofi jaringan penyangga pembuluh darah kulitterlihatterutama


pada aspek dorsal lengan bawah atau tangan.

c. Purpura steroid, karena terpai steroid yang mengakibatkan atrofi jaringanikat penyangga
kapiler bawah kulit sehingga pembuluh darah mudah pecah.

d. Scurvy, yaitu terjadi pada defisiensi vitamin C, zat intersel yang tidaksempurnadapat
menyebabkan petechie perifolikular, memar, dan perdarahan mukosa.

3. Ditemukan adanya petechie, yaitu perdarahan yang halus terjadi di bawahkulit yangakan
manifes dengan gesekan yang lemah. Petechie timbul sebab jumlah trombosityang ada tidak
mencukupi untuk membuat sumbat trombositdan karena penurunanresistensi kapiler
darah yang dapat menyebabkan :

a. Mudah atau memar yang berlebihan

b. Pendarahan dari luka yang berkepanjangan

c. Pendarahan spontan dari gusi atau hidung

d. Ada darah dalam air seni atau kotoran

e. Menstruasi berat

f. Adanya darah dalam urin dan feses

g. Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP(Cahyani, dkk, 2019).


F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pada pemeriksaan darah lengkap

Pada pemeriksaan ini ditemukan bahwa Hb sedikit berkurang, eritrositnormositer, bila anemi
berat hypochrome mycrosyter. Leukosit meninggi padafase perdarahan dengan dominasi
PMN. Pada fase perdarahan, jumlah trombositrendah dan bentuknya abnormal.
Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada anak

2. Pemeriksaan darah tepiHematokrit normal atau sedikit berkurang

3. Aspirasi sumsum tulang / Biopsi Bone Marrow (BMP)

Biopsi Bone Marrow (BMP) dapat dilakukan jika segala cara telah dilakukansampai
pemberian obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek kebaik an pada pasien, jadi
untuk mengetahui penyakit di dalam tubuhnya yaitu memeriksa bonemarrow (pengambilan
cairan sumsum tulang belakang) karenadicurigai ada penyakitlain selain ITP.Jumlah
megakaryosit normal atau bertambah, kadang mudah sekali morfologimegakaryosit abnormal
(ukuran sangat besar, intinonboluted, sitoplasma berfakuola dan sedikit atau tanpa granula).
Hitung (perkiraan jumlah) trombositdan evaluasi hapusan darah tepi merupakan pemeriksaan
laboratorium pertamayang terpenting (Elya, 2016).

G. PENGKAJIAN

1) Identitas klien
Nama ,umur, jenis kelamin, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,agama,tanggal
MRS, status perkawinan, tanggal pengkajian, sumber informasi
1) Riwayat kesehatan

1) Diagnosa medikTrombositopenia

2) Keluhan utamaKeluhan utama yang menyebabkan klien dibawa ke rumah sakit.

3) Riwayat penyakit sekarangRiwayat penyakit yang dialami sekarang dan apa ada
penyakit penyerta
4) Riwayat kesehatan dahulu. Klien pernah mengalami penyakit seperti ini atau tidak,
penyakit yang pernah dialami klien

5) Riwayat kesehatan keluargaTerdapatnya riwayat keluarga yang mengalami


DBDatau tidak

3) Pemeriksaan fisik:

Pemeriksaan Fisik difokuskan kepada :

A. Kulit dan Membran Mukosa : Purpura, Hemoraghi subkutan, Hematoma


danSianosis akral
B. Sistem GI : Mual, muntah, nyeri pada abdomen, dan peningkatan lingkarabdomen
C. Sistem Urinaria : hematuria
D. Sistem Pernapasan : dispnea. takipnea, sputum mengandung darah (hemoptisis)
E. Sistem Kardiovaskular : hipertensi, frekuensi jantung meningkat dannadi perifer
tak teraba
F. Sistem Saraf : perubahan tingkat kesadaran, gelisah dan ketidakstabilanvasomotor
G. Sistem Muskuloskeletal : nyeri otot sendi dan punggung

H. DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul diantaranya:

1) Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untukmengabsorbsi


nutrient

2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan transport oksigen menurun

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan


oksigen

4) Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.


I. INTERVENSI

NO Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Ketidakseimbangan Setelah 1. Motivasi 1.Motivasi sangat
nutrisi: kurang dari dilakukan klien untuk penting bagi
kebutuhan tubuh tindakan makan makanan penderita anoreksia
berhubungan dengan keperawatan dan suplemen dan gangguan
ketidakmampuan untuk 3x24 jam klien makanan 2. gastrointestinal
mengabsorbsi nutrient. dapat memenuhi Tawarkan 2.Makanan dengan
kebutuhan nutrisi makan makanan porsi kecil dans
seimbang dengan porsi ering lebih ditolerir
Dengan kriteria sedikit tapi 3.Meningkatkan
hasil: sering 3. selera makan dan
Hidangkan rasa sehat
a) Tidak ada
makanan yang 4.Mengurangi cita
tanda malnutrisi
menimbulkan rasa yang tidak enak
b) Tidak terjadi
selera dan dan merangsang
penurunan berat
menarik dalam selera makan
badan yang
penyajiannya 4. 5.Dapat mengurangi
berarti
Pelihara higiene frekuensi mual
oral sebelum 6.Mengurangi gejala
c) Berat badan
makan 5. gastrointestinal dan
sesuai dengan
Pasang ice perasaant idak enak
tinggi badan.
collar untuk pada perut yang
mengatasi mual mengurangi selera
6. Berikan obat makan dan
yang diresepkan keinginan terhadap
untuk mengatasi makanan
mual, muntah, 7.Meningkatkan
diare atau pola defekasi yang
konstipasi 7. normal dan
Motivasi mengurangi rasa
peningkatan tidak enak serta
asupan cairan distensi pada
dan latihan jika abdomen.
klien
melaporkan
konstipasi.
2. Intoleransi aktifitas Setelah 1. Bantu klien 1. Melakukan
berhubungan dengan dilakukan mengidentifikasi klasifikasi dan
keidakseimbangan antara tindakan aktifitas yang memilih aktifitas
suplai dan kebutuhan keperawatan mampu yang dapat
oksigen. 3x24 jam klien dilakukan dilakukan klien di
dapat RS
1. Motivasi
menoleransi
klien untuk 2. Meningkatkan
aktifitas dan
melakukan kemampuan dalam
melakukan
latihan yang beraktifitas.
pemenuhan ADL
diselingi
Dengan kriteria
3. Meningkatkan
istirahat.
hasil:
kemampuan dalam
2. Kolaborasi beraktifitas.
a) Berpartisipasi
dengan tenaga
dalam aktifitas
rehabilitasi
b) Mampu medik dala
melakukan ADL merencanakan
secara mandiri program terapi
yang tepat.
c) Mampu
berpindah
dengan atau
tanpa bantuuan
alat

d) Tanda vital
stabil.

Anda mungkin juga menyukai