Anda di halaman 1dari 2

Trombositosis

 Definisi

Trombositosis adalah kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah menjadi tinggi. Trombosit atau
platelet merupakan sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah, dengan cara saling
menempel untuk membentuk bekuan darah. Jika jumlah trombosit dalam darah terlalu banyak, maka
risiko penyumbatan pembuluh darah lebih banyak di beberapa anggota tubuh. Contoh penyakit yang
dapat dipicu akibat kondisi ini adalah stroke dan serangan jantung.

 Penyebab

Kenaikan jumlah trombosit tersebut dapat disebabkan gangguan yang terjadi pada sumsum tulang,
sehingga trombosit diproduksi tubuh secara berlebihan (trombositosis primer) atau adanya penyakit lain
yang mengakibatkan tubuh bereaksi dengan menghasilkan trombosit lebih banyak (trombositosis
sekunder).

Trombositosis primer biasanya terjadi karena mutasi gen, yaitu gen Janus kinase 2 JAK2 yang mendorong
produksi sel secara berlebihan. Selain itu, zat seperti reseptor thrombopoietin (MPL) atau calreticulin
(CALR) dapat meningkatkan aktivitas gen JAK2 sehinga produksi sel megakariosit atau sel muda
trombosit semakin banyak.

Sementara itu, penyebab trombositosis sekunder antara lain:

1. Perdarahan.
2. Operasi pengangkatan limpa.
3. Infeksi.
4. Beberapa jenis kanker, termasuk leukemia.
5. Defisiensi zat besi.
6. Peradangan usus.
7. Hemolisis atau kerusakan sel darah merah secara prematur.
8. Penggunaan obat-obatan, seperti epinephrine, vincristine, atau heparin sodium.
 Tanda dan gejala
Kenaikan jumlah trombosit jarang menunjukkan gejala pada penderitanya. Seseorang baru
mengetahui dirinya mengalami trombositosis saat dokter melakukan pemeriksaan darah rutin,
dan ditandai dengan kenaikan trombosit. Namun pada sebagian penderita, gejala yang dapat
muncul berupa:
1. Pening atau sakit kepala.
2. Dada terasa nyeri.
3. Tubuh lemas.
4. Gangguan penglihatan sementara.
5. Kesemutan pada lengan atau tungkai.
6. Memar pada kulit.
7. Perdarahan dari hidung, mulut, gusi, dan saluran pencernaan.
Trombotosis juga dapat menimbulkan pembekuan darah yang tidak normal, sehingga memicu serangan
jantung, stroke, atau gumpalan darah di pembuluh darah perut.

 Pengobatan

Pengobatan trombositosis dilakukan sesuai jenisnya. Penderita trombositosis yang tidak mengalami
gejala dan kondisinya stabil hanya memerlukan pemeriksaan secara rutin.

Penanganan trombositosis sekunder ditujukan untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan


trombositosis. Dengan mengatasi penyebabnya, maka jumlah trombosit dapat kembali normal. Jika
penyebabnya adalah cedera atau pasca operasi di mana terjadi perdarahan yang banyak, maka kenaikan
jumlah trombosit tidak akan bertahan lama dan dapat kembali normal dengan sendirinya. Sedangkan
trombositosis sekunder karena infeksi kronis atau penyakit peradangan, maka jumlah tombosit akan
tetap tinggi sampai penyebab kondisi dapat dikendalikan.

Di sisi lain, operasi pengangkatan limpa (splenektomi) akan menimbulkan trombositosis sepanjang
hidup, meski biasanya tidak diperlukan pengobatan khusus untuk menurunkan jumlah trombosit.

Sementara itu, pengobatan untuk trombositosis primer dianjurkan bagi penderita dengan kondisi:

1. Berusia di atas 60 tahun.


2. Memiliki riwayat perdarahan atau penggumpalan darah.
3. Menderita diabetes, atau penyakit jantung dan pembuluh darah.

Pengobatan dapat dilakukan dengan:

Pemberian aspirin. Aspirin membuat trombosit menjadi tidak terlalu lengket dan mengganggu
pembekuan darah. Aspirin sebaiknya diberikan dalam dosis yang kecil.Untuk penderita dengan gejala
perdarahan hebat, maka aspirin tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.

Obat penurun jumlah trombosit. Di antaranya adalah hydroxyurea untuk menekan produksi sel darah
pada sumsum tulang, anagrelide, serta interferon alfa yang diberikan dalam bentuk suntikan. Pemberian
obat-obatan tersebut juga dilakukan saat terjadi komplikasi pembekuan darah atau perdarahan.

Platelet pheresis. Prosedur ini dilakukan jika produksi trombosit tidak dapat secara cepat dikurangi
dengan obat penurun jumlah trombosit. Pelaksanaan prosedur ini biasanya dalam kondisi darurat pasca
serangan stroke atau pembekuan darah serius lain. Dalam prosedur ini, trombosit akan dipisahkan dari
aliran darah dan dibuang.

Transplantasi sumsum tulang. Prosedur ini dilakukan jika pengobatan lain tidak dapat mengatasi gejala.
Transplantasi sumsum tulang dapat disarankan jika penderitanya masih dalam usia muda dan memiliki
donor yang cocok.

Anda mungkin juga menyukai