Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H SISTEM IMUNOLOGI :


TROMBOSITOPENIA DI RUANG ASTER 1 RSUD WONOGIRI

NAMA : TIWIK TRI WIJAYANTI


NIM : 202012073
TEMPAT PRAKTIK : BANGSAL ASTER 1

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2022
TROMBOSITOPENIA

A. PENGERTIAN
Trombosit merupakan fragmen sel yang sirkulasinya didalam darah
melibatkan mekanisme hemostais tingkat sel yang menimbulkan pembekuan darah
atau thrombus. Trombosit berfungsi memperbaiki kerusakan pembuluh darah dan
mengenalkan rantai reaksi untuk pembekuan darah (Calistania dan Mulansari, 2014).
Jumlah trombosit sangat rendah (trombositopenia) maka tubuh menjadi mudah
berdarah dapat menyebabkan hal seperti epistaksis, gusi berdarah, dan sebagainya.
Namun, jumlah yang sangat tinggi (trombositosis) dapat meningkatkan risiko
trombosis (Jeremy dan Roger, 2017).
Trombositopenia merupakan kondisi trombosit dalam darah yang bersirkulasi
jumlahnya sedikit. Pederita trombositopenia cenderung mengalami perdarahan,
perdarahan tidak akan terjadi sampai jumlah trombosit dalam darah turun dibawah
50.000/µl. Nilai normal trombosit dalam darah adalah 150.000- 300.000. Kadar
trombosit yang rendah yaitu 10.000/µl sering menimbulkan kematian. Pada penderita
trombositopenia biasanya timbul bintik-bintik perdarahan di seluruh jaringan tubuh.
Kulit penderita menampakkan bercak-bercak kecil berwarna ungu, sehingga penyakit
itu disebut trombositopenia purpura. Trombosit ini dibutuhkan untuk menutup
kebocoran-kebocoran kecil di kapiler dan pembuluh kecil lainnya (Tanzil A, 2014)

B. ETIOLOGI
Trombositopenia terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu :
1. Penurunan produksi trombosit
penurunan produksi trombosit disebabkan oleh rusaknya atau terjadi penekanan
pada sumsum tulang (misal, anemia aplastic, myelodysplasia), paparan
kemoterapi, radiasi, defisiensi vitamin B12, asam folat, zat besi dan konsumsi
alcohol.
2. Peningkatan destruksi atau penghancuran trombosit
Trombosit dapat dihancurkan oleh produksi antibody yang diinduksi oleh obat
atau autoantibodi dan ditemukan pada Immun Trombositopenia Purpura (ITP),
penyakit ini ditemukan rata-rata pada wanita muda daripada pria, tanda gejala
mengancam jiwa jika jumlah trombosit <10.000.
3. Sekuestrasi trombosit
Limpa dapat membesar pada keadaan tertentu dengan tujuan untuk melakukan
fungsi pembersihan secara adekuat, keadaan ini disebut spleenomegali (Tanzil A,
2014). Sekuestrasi limpa terjadi saat pembesaran limpa, misalnya diakibatkan
oleh sirosis hati atau jenis leukemia tertentu. Hal ini menyebabkan trombosit
terjebak (trapping) dan tersimpan terlalu banyak didalam limpa sehingga
menyebabkan penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi, disebut juga dengan
trombositopenia (Bimlesh, et al., 2016).

C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gelaja Trombositopenia, sebagai berikut :
1. Akut
a. Hanya 16% yang idiopatik
b. Perdarahan dapat didahului oleh infeksi, pemberian obat–  obatan atau
menarche
c. Pada permulaan perdarahan sangat hebat selain terjadi trombositopenia,
rusaknya megakariosit juga terjadi perubahan pembuluh darah
d. Sering terjadi perdarahan GIT, tuba falopi dan peritoneum
e. Kelenjar lymphe, lien dan hepar jarang membesar
2. Menahun
a. Biasanya pada dewasa, terjadi beberapa bulan samapai beberapa tahun
kadang menetap
b. Permulaan tidak dapat ditentukan ada riwayat perdarahan menahun,
menstruasi lama
c. Perdarah relative ringan
d. Jumlah trombosit 30.000 – 80.000/mm3
e. Biasanya tanpa enemi, lekopeni dan splenomegaly
f. Penghancuran trombosit lebih normal
g. Sering terjadi relap dan remisi yang berulang – ulang
3. Recurrent
a. Pada perdarahan, perdarahan normal dan tak ada petekie dan masa hidup
trombosit menurun
b. Hasil pengobatan dengan kortikosteroid baik
c. Kadang tanpa pengobatan dapat sembuh sendiri
d. Remisi berkisar beberapa minggu sampai 6 bulan
4. Siklik
a. Menstruasi yang banyak
b. Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi
c. Muntah darah dan batuk darah
d. Perdarahan Gastro Intestinal 
e. Adanya darah dalam urin dan feses
f. Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP

D. PATHWAYS
Idiopatic, infeksi virus, hipersplenisme

Antigen (makrofag) menyerang trombosit

Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen (dipicu oleh antibody)

Pembentukan neoantigen

Splenomegaly Trombositopenia

Perdarahan
Nyeri akut

Anemia

Nafsu makan menurun mudah Lelah kadar Hb menurun purpura

Suplai oksigen ke
Deficit nutrisi Intoleransi jaringan otak ditak adekuat Gangguan integritas
aktivitas kulit

Perfusi perifer tidak


efektif

Sumber : Tanzil A, 2014


E. KOMPLIKASI
1. Syok Hipovolemik
Ketidakmampuan jantung mengirim darah ke tubuh akibat adanya kekurangan
volume darah di intravaskuler. Syok ini terjadi ketika perdarahan hemat
(hemoragik). Kekurangan darah ini umumnya dipicu oleh pendarahan luar (akibat
cedera atau luka benda tajam), dan pendarahan dalam (akibat infeksi pada saluran
pencernaan)
2. Penurunan Curah Jantung
Kondisi ketidakadekuatan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
3. Splenomegali
Kondisi pembesaran limfa karena penyakit atau infeksi, penyakit hati dan kanker.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi trombolitik
Terapi ini merupakan pengobatan untuk melarutkan gumpalan berbahaya didalam
pembuluh darah, melancarkan aliran darah dan mencegah kerusakan di jaringan
dan organ.
2. Menurunkan kerusakan iskemik serebral
Tindakan awal difokuskan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin area iskemik
dengan memberikan oksigen, glukosa dan aliran darah yang adekuat dengan
mengontrol atau memperbaiki disritmia serta tekanan darah.
3. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 derajat menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan, pemberian dexamethason.
4. Pengobatan
a. Anti Koagulan, Heparin untuk menurunkan kecenderungan perdarahan pada
fase akut
b. Obat Anti Trombotik, Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik atau embolik
c. Diuretika, Untuk menurunkan edema serebral

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Ringan: observasi tanpa pengobatan maka akan sembuh spontan.
2. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik,
maka berikan kortikosteroid.
3. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per
IV.
4. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit.
5. ITP Menahun, Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal : prednisone 2
–  5mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid berikan
immunoglobulin (IV). Imunosupressan : 6 –  merkaptopurin 2,5 –  5mg/kgBB/hari
peroral.
6. Azatioprin 2 –  4 mg/kgBB/hari per oral.
7. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. Splenektomi

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Jumlah Trombosit
Dalam menegakkan diagnosis trombositopenia dengan menghitung trombosit
pada pemeriksaan darah lengkap. Nilai normal trombosit pada orang dewasa
berkisar antara 150.000/mcL – 400.000/µL.
2. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi produksi trombosit yang
buruk, destruksi atau utilisasi trombosit yang berlebihan. Sangat bermanfaat
dalam mengidentifikasi masalah produksi trombosit.
Namun pemeriksaan ini kurang bermanfaat jika kondisi trombositopenia yang
terjadi diasosiasikan dengan trombositopenia imun, DIC, atau TTP.  Pada pasien
dengan kelainan sel myeloid (sel darah merah, sel darah putih), pemeriksaan ini
dapat mendiagnosis kelainan sumsum tulang primer seperti sindrom
myelodysplastic, leukemia, atau limfoma.
3. Pemeriksaan laboratorium
Yang dilakukan pemeriksaan laboratorium, berikut Sel darah lengkap, tes fungsi
hati (LDH, bilirubin total dan direct, SGOT, SGPT), dan kreatinin serum. Jika
trombositopenia diasosiasikan dengan suspek DIC maka perlu dilakukan
pemeriksaan D-dimer. Pemeriksaan direct antiglobulin (coombs test), jumlah
retikulosit, dan haptoglobin dapat dilakukan bila terdapat suspek hemolisis yang
menimbulkan trombositopenia
4. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ultrasonografi hepar dilakukan untuk mendeteksi serosis hepar.
Pemeriksaan foto rontgen toraks untuk mendeteksi keadaan inflamasi dan infeksi
yang menyebabkan trombositopenia.

I. ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI


PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
6. Pola Kebiasaan Sehari – Hari
a. Pola Persepsi Kesehatan
b. Pola Nutrisi
c. Pola Eliminasi
d. Pola Istirahat dan Tidur
e. Pola Aktivitas dan Latihan
f. Pola Kognitif
g. Pola Konsep Diri
1) Gambaran diri
2) Harga diri
3) Ideal diri
h. Pola Hubungan Pasien
i. Pola Seksual dan Reproduksi
j. Pola Koping dan Toleransi Stress
k. Pola Nilai dan Keyakinan
7. Pemeriksaan Umum (kondisi umum, kesadaran, TTV, BB/TB, IMT)
8. Pemeriksaan Sistematis : Pemeriksaan Head to toe
9. Terapi obat
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan suplai oksigen ke jaringan otak
tidak adekuat.
2. Deficit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (misal, stress, keengganan
untuk makan, nafsu makan menurun).
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan.
INTERVENSI
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan suplai oksigen ke jaringan otak
tidak adekuat
Tujuan yang diharapkan :
a. Perfusi perifer efektif
b. Kadar Hb dalam rentang normal
c. Sirkulasi otak adekuat
Rencana tindakan :
a. Periksa sirkulasi perifer (misal, nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
suhu, anklebrachial index)
b. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstermitas
c. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstermitas dengan keterbatasan
perfusi
d. Lakukan pencegahan infeksi
e. Lakukan hidrasi
f. Anjurkan berolahraga rutin
g. Anjarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (misal, rendah lemak
jenuh, minyak ikan omega 3)
h. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (misal, rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
2. Deficit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (misal, stress, keengganan
untuk makan, nafsu makan menurun)
Tujuan yang diharapkan :
a. Nafsu makan meningkat
b. Kebutuhan tubuh seimbang
Rencana tindakan :
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
d. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
f. Berikan suplemen makanan, jika perlu
g. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
h. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal, peredan nyeri,
antimetik), jika perlu
i. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan.
Tujuan yang diharapkan :
a. Dapat aktivitas sendiri
b. Dapat berpindah mandiri
c. Tidak mengalami kelamahan
Rencana tindakan :
a. Monitor pola dan jam tidur
b. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
c. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (misal, cahaya, suara,
kunjungan)
d. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
e. Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan
f. Anjurkan tirah baring
g. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
h. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
i. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
J. DAFTAR PUSTAKA

Ita Sofiatun (2016). Efektifitas Terapi Aiueo dan Terapu The Token Test
terhadap Kemampuan Berbicara pasien Stroke yang Mengalami Afasia Motorik di RS
Mardi Rahayu Kudus.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperaewatan Indonesia : Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Dinas Kesedatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013.Jakarta.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.W DENGAN TROMBOSITOPENIA
DI RUANG ASTER 1 RSUD WONOGIRI

NAMA : TIWIK TRI WIJAYANTI


NIM : 202012073
TEMPAT PRAKTIK : BANGSAL ASTER 1

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2022
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 6 Juni 2022
No. Rekam Medik : 6787xx
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Wonogiri
Diagnosa Medis : Trombositopenia
2. IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama : Tn.P
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. dengan Pasien : Suami

3. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan demam naik turun, nyeri perut, tersasa sebah, dan sesak
napas

4. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan demam naik turun  1 minggu, merasa pusing, lemas,
perut terasa kembung dan napas sesak.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan seminggu yang lalu demam naik turun dan sekarang
sudah tidak panas dan klien belum pernah diinfus.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit yang mengkhawatirkan.

5. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI


a. Pola Persepsi Kesehatan
Klien mengatakan sehat itu jika tubuh tidak ada keluhan atau perasaan
yang baik-baik saja, sedangkan sakit jika tubuh berubah mengalami
kelemahan dan ada keluhan yang dirasakan tidak nyaman.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit
Klien mengatakan nafsu makannya baik, makan teratur 3 kali sehari, 1
porsi selalu habis dan minum air putih sehari habis 1 botol air.
Setelah sakit
Keluarga klien mengatakan klien makan 1 porsi hanya habis ½ porsi saja
dan minum juga banyak air putih.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit
Klien mengatakan BAK sehari 9x kadang lebih dengan warna kuning
bening dan BAB setiap pagi dengan bentuk feces padat warna kuning,
bau khas feces.
Setelah sakit
Klien mengatakan kesulitan untuk kekamar mandi karena lemas lalu
menggunakan pispot, BAK sehari 6x warna kuning pekat, dan BAB klien
berjalan ke kamar mandi 3hari sekali, warna kuning kecoklatan, lembek,
dan bau khas.
d. Pola Istirahat Dan Tidur
Sebelum sakit
Klien mengatakan tidur siang 2jam, dan tidur malam sekitar 7jam. Setelah
bangun tidur klien merasa puas dan nyaman.
Setelah sakit
Klien mengatakan lemas dan ingin tidur terus, bangun saat makan,
minum, ke kamar mandi, saat bangun tidur klien merasa tidak semangat
dan merasa lemas.
e. Pola Aktivitas Dan Latihan
Sebelum sakit Setelah sakit
ADL
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan - minum  
Mandi  
Toileting  
Berpakaian  
Berpindah  

KET :
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain &
alat, 4 : ketergantungan total

f. Pola Kognitif
Klien mengatakan pendengaran, penglihatan, dan perasa, peraba masih
bagus.
g. Pola Konsep Diri
Gambaran diri : Klien mengatakan orang yang sabra dan penyayang
Harga diri : Klien mengatakan menghargai dirinya dan mempunyai
harapan terhadap dirinya
Ideal diri : Klien mengatakan jika sudah dirumah akan menjaga
pola makan dan selalu kontrol.
h. Pola Hubungan
Keluarga klien mengatakan hubungan dengan para tetangga dan keluarga
baik-baik, tidak ada masalah, jika ada masalah pasti diselesaikan dengan
musyawarah.
i. Pola Seksual Dan Reproduksi
Klien mengatakan sudah menikah dan mempunyai 1 anak perempuan.
Klien mengatakan tidak memiliki masalah pada genetalia.
j. Pola Koping Dan Toleransi Stress
Klien mengatakan jika merasa tidak enak atau sakit, klien pasti mengeluh
kepada keluarganya.
k. Pola Nilai Dan Keyakinan
Klien mengatakan rajin sholat wajib 5 waktu dan selalu berdzikir, saat
dirawat keluarga selalu mendoakan untuk kesehatan klien.

6. PEMERIKSAAN UMUM
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Pemeriksaan TTV : TD : 110/76 mmHg
S : 36,6 C
N : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
d. BB/TB : 50 kg / 155 cm
e. IMT : 20,83

7. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan dan lesi, rambut bersih berwarna hitam, panjang
Mata :Skelera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, bentuk
simetris, tidak ada nyeri tekan
Hidung : Bentuk simetris, pernapasang cuping hidung, tidak ada nyeri
tekan, terpasang NRM 10lpm
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, bersih dan tidak ada nyeri
tekan
Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis maupun lesi
Leher : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan , arteri karotis
teraba
Toraks
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat jejas dan bengkak, pergerakan
dinding dada simetris, warna kulit sama
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan pembengkakan
Auskultasi : Bunyi napas ronchi, frekuensi napas 26x/menit
Perkusi : Snoring
Jantung
Inspeksi : Tidak ada lesi, warna kulit rata
Palpasi : teraba ictus cordis pada intercostal ke 5
Perkusi : Suara resup
Auskultasi : suara S1 dan S2 (Lup dup)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada jejas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa dan benjolan
Auskultasi : Bising usus normal 10x/menit
Perkusi : Tympani
Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak ada pembengkakan dan terpasang infus tangan
kanan, fleksi dan ekstensi (-), tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot
4/4/4/4
Bawah : Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, kaki
terasa kaku

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 13.2 12-16 g/dL
Eritrosit 4.20 4,6-6,2 10^6/uL
Hematokrit 38.0 40-54 %
Leukosit 17.1 4,1-10,9 10^3/uL
Trombosit 126 140-440 10^3/uL
RDW-CV 12.3 11.5-14.5 %
MPV 9.9 0.1-14 mg/dL
Eosinofil% 2 1-3 %
Basofil% 0 0-1 %
Neutrofil% 77 44-77 %
Limfosit% 17 22-40 %
Monosit% 5 2-8 %
Radiologi
Hasil Foto Thorax:
- Cor : membesar (CRT >62%)
- Pulmo : Tak tampak infiltrate, hilus mengabur, tampak cephalisasi
- Sinus phrenicocostalis kanan kiri tumpul
- Tulang dan soft tissue tak tampak kelainan
- Cardiomegaly
- Oedema pulmonum dengan efusi pleura bilateral
Hasil USG Abdomen
- Splenomegaly
- Effuse pleura bilateral
- Distensi colon + penurunan peristaltic mengarah ileus
- Cairan bebas supra VU mengarah Acties minimal
- Gambaran Colon di Retrofacial Linen mengarah suspect Peritonitis

Terapis Obat
Nama obat Dosis Manfaat
Sebagai nutrisi parenteral pada pasien
20tpm gangguan hati berat dengan koma atau
Infus komfusin hepar
mikro pre-koma hepatikum yang bertujuan
untuk mengembalikan kesadara
Injeksi Esomeprazole 40mg/24jam Menurunkan produksi asam lambung
Injeksi Norages 500mg/8jam Untuk mengatasi nyeri
Sebagai antibiotic untuk mengatasi
Injeksi Ceftriaxone 2gr/24jam
infeksi bakteri
Untuk mengatasi penumpukan cairan dan
Injeksi Furosemide 1amp/8jam
edema dalam tubuh
4mg/8jam
Injeksi Ondansentron Untuk mengatasi mual dan muntah
(jika mual)
Untuk meredakan peradangan pada
Injeksi 32mg/24jam berbagai kondisi, termasuk radang sendi,
Methylprednisolone (pagi) radang usus, asma, psoriasis, lupus,
hingga multiple sclerosis
Untuk mengatasi tukak lambung, ulkus
Sucralfat 4 x 2 sdm
duodenum, atau gastritis kronis
Curcuma 3 x 1 tablet Untuk menambah nafsu makan
0-0-1 tablet Untuk mengobati atau mencegah jumlah
KSR
(sore) kalium yang rendah dalam darah
Untuk mengatasi gangguan irama
0,25mg jantung (aritmia)Selain itu, obat ini juga
Digoxin
2 x ½ tablet bisa digunakan untuk menangani gagal
jantung
Domperidon 2x1tablet Untuk mengatasi mual dan muntah
B. ANALISA DATA
No Hari/tgl/jam Data Fokus Problem Etiologi
.
1. Jum’at, DS : Pola napas tidak Hambatan
17 Juni 2022 - Klien mengatakan merasa efektif upaya napas
sesak napas
DO :
- Klien tampak lemas dan
posisi semifowler
- Klien tampak terpasang nasal
kanul 3lpm
- Hasil TTV
TD:110/76mmHg S:36,6 C
N:88 x/menit RR:22
x/menit
- Hasil Foto Thorax:
Cor : membesar (CRT >62%)
Pulmo : Tak tampak
infiltrate, hilus mengabur,
tampak cephalisasi
Cardiomegaly
Oedema pulmonum dengan
efusi pleura bilateral

2. DS : Nyeri akut Agen


- Klien mengatakan nyeri perut pencedera
dan terasa sebah fisiologis
- Klien mengatakan merasa
mual
- P : jika makan banyak nyeri
- Q : seperti ditarik
- R : ulu hati
- S : skala 3
- T : terus menerus
DO :
- Klien tampak berbaring
lemas
- Klien tampak pucat dan dan
gelisah menahan nyeri
- Nadi : 88 x/menit
- Hasil USG Abdomen :
Splenomegaly
Effuse pleura bilateral
Distensi colon + penurunan
peristaltic mengarah ileus
Cairan bebas supra VU
mengarah Acties minimal
Gambaran Colon di
Retrofacial Linen mengarah
suspect Peritonitis

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif b.d. hambatan upaya napas d.d. klien sesak napas,
terpasang nasal kanul 3 lpm
2. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. nyeri pada ulu hati saat makan
banyak, merasa lemah dan gelisah, nyeri skala 3

D. INTERVENSI
No
Tujuan dan
Waktu . Intervensi Rasional TTD
Kriteria Hasil
Dx
17-6-22 1 Setelah dilakukan - Monitor TTV - Untuk mengetahui Tiwik
14.35 tindakan 1 x 8 jam - Monitor saturasi rentang normal
WIB diharapkan pola oksigen dan hasil x-ray - Untuk memantau
napas tidak efektif thoraks pernapasan pasien
teratasi, dengan - Atur interval - Untuk mengetahui
Kriteria hasil : pemantauan respirasi kondisi napas pasien
- Tidak sesak napas sesuai kondiri pasien - Agar pasien paham
- Napas dalam - Jelaskan tujuan dan apa yang sedang
rentang normal prosedur pemantauan dipantau
- Kolaborasi pemberian - Untuk membantu
oksigen napas pasien
2 Setelah dilakukan - Identifikasi skala nyeri - Untuk menentukan Tiwik
tindakan 1 x 8 jam - Berikan Teknik normal atau tidaknya
diharapkan nyeri nonfarmakologis untuk - Untuk mengalihkan
akut teratasi mengurangi rasa nyeri nyeri
dengan Kriteria - Kontrol lingkungan - Agar nyeri tidak
hasil : yang mempengaruhi tambah berat atau
- Tidak menegluh nyeri memperingan nyeri
nyeri - Anjurkan memonitor - Agar paham
- Skala nyeri nyeri secara mandiri bagaimana
berkurang 1-2 - Anjurkan menontrol nyeri
- Nyeri hilang menggunakan obat - Untuk mempercepat
- Nadi dalam analgetik secara tepat kesembuhan
rentang normal - Kolaborasi pemberian - Agar cepat hilang
analgetik, jika perlu nyerinya
E. IMPLEMENTASI
No
Waktu . Implementasi Evaluasi respon TTD
Dx
Selasa 1 - Memonitor saturasi oksigen S: Tiwik
17-6-2022 - Memonitor hasil x-ray - Keluarga klien mengatakan klien
21.30WIB thoraks lemas
- Klien mengatakan sesak napas dan
batuk kadang-kadang
O:
- Klien tampak lemas berbaring
posisi semifowler
- Hidung klien terpasang nasal kanul
3lpm
- Spo2 : 87%
- Hasil X-ray Thorak :
Cardiomegaly
Oedema pulmonum dengan efusi
pleura bilateral
- Melakukan kolaborasi
S:
21.45WIB 2 pemberian oksigen sesuai
Klien mengatakan masih nyeri perut,
kebutuhan
terasa sebah, dan skala 4
ujuan dan prosedur pemantauan
O:
- Klien tampak lemas, lingkungan
sekitar tidak ada masalah
- Klien tampak menahan nyeri, bibir
pucat

S:
22.10WIB
Klien mengatakan nyeri berkurang
sedikit saat melakukan Teknik
relaksasi napas dalam
O:
- Mengidentifikasi skala nyeri
Klien tampak mengikuti perintah dan
mengulangi napas dalam mandiri
dengan baik
05.30WIB
S:-
2
O:
Klien tampak menahan nyeri saat di
suntikkan obat norages
- Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
S:
mengurangi rasa nyeri
- Klien mengatakan masih sesak dan
1 - Menganjurkan memonitor
perut nyeri sebah
nyeri secara mandiri
O:
-Spo2 : 88%
- Hasil TTV :
TD : 107/75 mmHg RR : 22x/m
Melakukan kolaborasi S : 36,4C N : 87x/m
pemberian obat
Norages 500mg
Esomeprazole 40mg
Ceftriaxone 2gr

- Monitor TTV
- Monitor saturasi oksigen
-

Hari Kedua
Kamis S: Tiwik
19-6-2022 2 - Melakukan kolaborasi Klien mengatakan nyeri berkurang
07.25WIB pemberian obat : sedikit saat melakukan Teknik
Injeksi Norages 500mg relaksasi napas dalam
Injeksi Furosemide 1amp O:
Injeksi Metilprednisolone Klien tampak mengikuti perintah dan
32mg mengulangi napas dalam mandiri
Sucralfate 4x2sdt dengan baik
Curcuma 3x1 tablet
08.30WIB Digoxin 2x1 tablet

- Menganjurkan meminum
obat analgetik secara tepat
S:
Klien mengatakan selalu meminum
obat yang diberikan
O:-

Hari Ketiga
Jum’at Tiwik
20-6-2022 2
07.20WIB - Melakukan kolaborasi S:-
pemberian obat analgetik O:
Injeksi norages 500mg Klien tampak sudah tidak nyeri saat
Injeksi furosemide 1amp dimasukkan obat injeksi
Domperidone 2x1 tablet
Sucralfate 4x 2 sdt
Curcuma 3x1tablet
Digoxin 0,2mg 2x1/2 tablet

- Menganjurkan memonitor S:
nyeri secara mandiri - Klien mengatakan jika nyeri
mengalihkan dengan napas dalam
dan dengan menggunakan hp untuk
08.00WIB melihat youtube
- Nyeri skala 2
O:
-Klien tampak dapat mengontrol nyeri
sendiri
F. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif
No Waktu Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD
1 Selasa Pola napas tidak efektif b.d. S : Tiwik
17-6-2022 hambatan upaya napas - Keluarga klien mengatakan klien
07.00WIB lemas dan tidur terus
- Klien mengatakan sesak napas dan
batuk kadang-kadang
- Klien mengatakan perut sebah
O:
-Klien tampak lemas, tidur posisi
semifowler
-Klien tampak memegangi perutnya
-Hasil TTV :
TD: 107/75mmHg S:36,4 C
N : 87 x/menit RR:22 x/menit
Spo2 : 78%
A : Masalah pola napas tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Berikan posisi semi fowler
- Monitor saturasi oksigen dan
TTV
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan

2 Nyeri akut b.d agen S: Tiwik


pencedera fisiologis - Klien mengatakn masih nyeri
perut, terasa sebah, dan skala 4
O:
- Klien tampak lemas, lingkungan
sekitar tidak ada masalah
- Klien tampak menahan nyeri,
bibir pucat
A : Masalah nyeri akut belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan Teknik
nonfarmakologis
- Anjurkam meminum obat
analgetik secara tepat

2. Evaluasi Sumatif
No Waktu Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD
1 Juma’at Pola napas tidak efektif b.d. S : Tiwik
20-6-2022 hambatan upaya napas -Keluarga klien mengatakan klien
14.00WIB masih sesak sedikit
-Klien mengatakan masih sebah,
mual dan pusing
O:
- Klien tampak masih lemas
- Klien sudah tidak pucat
- Hasil TTV :
TD:10670mmHg S:36,5 C
N: 70 x/menit RR: 23 x/menit
- Spo2 : 80%
A : Masalah pola napas tidak
efektif teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Posisikan Semifowler
- Domperidone 2x1tablet
2 Nyeri akut b.d agen pencedera S : Tiwik
fisiologis Klien mengatakan jika nyeri
mengalihkan dengan napas dalam
dan dengan menggunakan hp
untuk melihat youtube,
Nyeri skala 2
O:
Klien tampak dapat mengontrol
nyeri sendiri
A : Masalah nyeri akut teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Sucralfate 4x2sdt
- Curcuma 3x1 tablet
- Digoxin 2x1 tablet

Anda mungkin juga menyukai