M DENGAN DIABETES
MELITUS DI KELURAHAN JANGGALAN PUCANGSAWIT
A. DEFINISI
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh karena
pankreas memproduksi insulin yang tidak adekuat bagi tubuh, atau tubuh tidak dapat
secara efektif memakai insulin yang ada, atau keduanya. Hal tersebut akan membuat
kadar glukosa dalam darah meningkat. DM tipe 2 (DM 2) adalah DM yang
disebabkan oleh karena tubuh tidak bisa menggunakan insulin secara efektif atau
biasa dikenal dengan resisten insulin (WHO, 2014) dalam Karamoy dan Dharmadi
(2020).
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin atau keduanya
(Perkumpulan Endikronologi Indonesia, 2019). DM merupakan penyakit yang
memerlukan pengelolaan berkelanjutan khususnya dalam pengendalian kadar glukosa
untuk mencegah atau memperlambat terjadinya komplikasi. Diabetes mellitus
merupakan suatu hal baru bagi masyarakat Indonesia (Astuti & Setiarani, 2013)
dalam Fitriyani, dkk (2020).
B. ETIOLOGI
Etiologi DM menurut (Wijaya & Puteri, 2019) adalah sebagai berikut:
1. DM tipe 1 (DDM/ Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
a. Faktor genetik/ herediter Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan
perkembangan antibody autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta
b. Faktor infeksi virus Infeksi virus coxsackie pada individu yang peka secara
genetic
c. Faktor imunologi Respon autoimun abnormal mengakibatkan antibodi
menyerang jaringan normal yang dianggap jaringan asing.
2. DM tipe II (NIDDM)
a. Obesitas Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target diseluruh
tubuh, insulin yang terjadi menjadi kurang efektif dalam mengingatkan efek
metabolik.
b. Usia Cenderung meningkat diatas usia 65 tahun
c. Riwayat keluarga DM memiliki hubungan yang sangat erat dengan riwayat
keturunan keluarga.
d. Kelompok etnik Berdasarkan penelitian terakhir di 10 negara menunjukkan
bahwa bangsa Asia lebih beresiko terserang DM dibanding bangsa barat. Hasil
dari penelitian tersebut mengatakan bahwa secara keseluruhan bangsa Asia
kurang berolahraga dibandingkan bangsa-bangsa dibenua barat. Selain itu,
kelompok etnik tertentu juga berpengaruh terutama Cina, India dan Melayu
lebih beresiko terkena DM
3. DM Malnutrisi
Kekurangan protein kronik menyebabkan hipofungsi pancreas
4. DM Tipe Lain
a. Penyakit Pankreas: pankreatitis, Ca pankreas, dll)
b. Penyakit hormonal: akromegali yang merangsang sekresi sel-sel beta sehingga
hiperaktif dan rusak
c. Obat-obatan: Aloxan, streptozikin: sitotoksin terhadap sel sel beta Derivit
thiazide: menurunkan sekresi insulin
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Santi, 2015) dalam Rafli (2019) manifestasi Klinis DM tergantung
pada tingkat hiperglikemia yang dialami oleh klien. Manifestasi klinis khas yang
dapat muncul pada seluruh tipe diabetes meliputi:
a. Trias poli Poliura (Peningkatan penguluaran urin), Polidipsi (peningkatan rasa
haus) dan poliphagi (peningkatan rasa lapar).
b. Kelemahan dan kelelahan.
c. Perubahan penglihatan yang mendadak.
d. Perasaan gatal atau kebas pada kaki atau tangan.
e. Kulit kering dan adanya lesi luka yang penyembuhannya lambat dan infeksi
berulangan
D. PATHWAYS
Sel tubuh
Kerusakan pembuluh kekurangan
DM
darah perifer glukosa
Viskositas darah
Gangguan suplai darah Tubuh produksi
sorbitol
Tekanan darah
Hipoksia jaringan tinggi
Resiko Infeksi Sorbitol tidak
diserap tubuh
Iskemik dan Ginjal tidak dapat
infeksi reabsorbsi
Perfusi Jaringan BB turun, Kurus,
Tidak Efektif mudah Lelah dan
Kerusakan dan Kegagalan proses lemas
kematian jaringan filtrasi
Intoleransi
Ulkus DM Polyuria
aktivitas
Ganggrene Resiko
Ketidakseimbangan
Cairan
Gangguan integritas
kulit
Sumber : Rafli,2019
E. KOMPLIKASI
Komplikasi menurut (Subiyanto, 2019), yakni :
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia adalah keadaan seseorang dengan kadar glukosa darah di bawah
nilai normal (<60 mg / Dl). Gejala ini berkeringat dengan munculnya rasa
lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, berdebar-debar, pusing, pusing, dan
penderita bisa menjadi tidak sadar kejang.
b. Hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba.
Gejala hiprglikemia adalah poliuria,polidipsia,polifagia, kelelahan yang parah
dan pandangan yang kabur. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat
menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis
diabetik yaitu dimana tubuh sangat kekurangan insulin secara mendadak.
2. Komplikasi kornis
a. Penyakit jantung dan pembuluh darah. Diabetes meningkatkan risiko berbagai
masalah kardiovaskalar, termasuk penyakit arteri koroner dengan nyeri dada
(angina), serangan jantung, stroke, penyempitan arteri (aterosklerosis), dan
tekanan darah tinggi
b. Kerusakan saraf (neuropati). Kelebihan gula dapat melukai dinding pembuluh
darah kecil (kapiler) terutama di kaki. Ini dapat menyebabkan kesemutan mati
rasa, rasa terbakar atau rasa sakit yang biasanya dimulai di ujung jari kaki dan
secara bertahap menyebar ke tubuh bagian atas
c. Kerusakan ginjal (nefropati). Ginjal mengandung jutaan kluster darah kecil
yang menyaring limbah dari darah. Diabetes dapat merusak sistem
penyaringan tersebut. Kerusakan parah dapat menyebabkan gagal ginjal atau
penyakit ginjal tahap akhir yang ireversibel, yang akhirnya memerlukan
dialisis atau transplantasi ginjal
d. Kerusakan mata dapat merusak pembuluh darah retina (diabetic retinopathy),
berpotensi menyebabkan kebutaan, katarak dan glukoma.
e. Kerusakan kaki, Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki.
Jika tidak segera diobati akan lecet dan luka bisa juga diamputasi.
f. Gangguan pendengaran, kulit (jamur, infeksi bakteri).
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis menurut (Kardiyudiani & Dwi, 2019), yaitu :
1. Penyuluhan
Edukasi DM merupakan Pendidikan kesehatan mengenai pengetahuan dan
ketrampilan bagi penderita DM dengan tujuan merubah perilaku untuk
mengetahuan dan pemahaman tentang penyakit DM.
2. Perencanaan diet
a. Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamindan mineral).
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai.
c. Memenuhi kebutuhan energi.
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya denganmengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal melaluicara-cara yang aman dan
praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
3. Farmakologis
Obat Hipoglikemik Oral
a. Sulfonilurea, obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara : Menstimulasi
pengelepasan insulin yang tersimpan, Menurunkan ambang sekresi insulin,
dan Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
b. Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampaidibawah normal.
Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk
pasien gemuk (Indek Masa Tubuh/IMT >30) sebagai obat tunggal. Pada
pasien dengan berat lebih (IMT 27-30), dapat dikombinasi dengan obat
golongan sulfonylurea.
c. Inhibitor α glucosidase, Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja
enzim α glukosidase didalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan
glukosa dan menurunkan hiperglikemia pasca prandial.
d. Insulin, Indikasi pengobatan dengan insulin adalah: Semua penderita DM dari
setiap umur (baik IDDM maupun NIDDM) dalam keadaan ketoasidosis atau
pernah masuk kedalam ketoasidosis, DM dengan kehamilan/ DM gestasional
yang tidak terkendali dengan diet (perencanaan makanan), DM yang tidak
berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosif maksimal. Dosis insulin
oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan perlahan – lahan
sesuai dengan hasil glukosa darah pasien. Bila sulfonylurea atau metformin
telah diterima sampai dosis maksimal tetapi tidak tercapai sasaran glukosa
darah maka dianjurkan penggunaan kombinasi sulfonylurea dan insulin.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Postprandial : Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas
130mg/dl mengindikasikan diabetes.
2. Hemoglobin glikosilat: Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula
darah selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1% menunjukkan
diabetes.
3. Tes toleransi glukosa oral: Setelah berpuasa semalaman kemudian pasien diberi
air dengan 75 gr gula, dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah
yang normal 2 jam setelah meminum cairan tersebut harus < dari 140 mg/dl.
4. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuahjarum,
sample darah diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah pada
mesin glukometer, pemeriksaan ini dilakukan untuk pemeriksaan saat memantau
dirumah.
H. DAFTAR PUSTAKA
Karamoy, Alan Budiman., Dharmadi. 2019. Kadar Glukosa Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 Yang Berolahraga Rutin Dan Yang Berolaharga Tidak Rutin
Dilapangan Renon Denpasar 2015. E-Jurnal Medika, Vol. 8, NO.4 April,
2019. https://scholar.google.com/ diakses pada 7 Desembaer 2022
Rafli. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Diabetes Mellitus Tipe II Di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Karya Tulis Ilmiah. Pekanbaru:
Poltekkes Kemenkes Riau
Subiyanto, P. 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Endokrin. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Kardiyudiani, Ni Ketut., Susanti. 2019. Keperawatan Medikal Bedah I. Yogyakarta :
PT. Pustaka Baru
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperaewatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: DPP PPNI.
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Tn. M
Tempat/Tgl Lahir : 69 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Pucangsawit
Diagnosa Medis : DM
2. Keluarga atau orang lain yang penting/Dekat yang dapt dihubungi
Nama : Ny. S
Alamat : Islam
No.Telp : Jawa/Indonesia
Hub. dengan Pasien : Istri
GENOGRAM
3. Keluhan Utama
Keluarga klien mengatakan klien susah bicara, kedua kaki lemas, tidak bisa
menelan.
4. Riwayat Pekerjaan Dan Status Ekonomi
Pekerjaan saat ini : jualan makanan
Pekerjaan sebelumnya : kuli bangunan
Sumber pendapatan : berjualan
Kecukupan pendapatan : cukup
5. Aktivitas rekreasi
Hobi : jalan-jalan
Berpergian/ wisata : saat ini tidak karena covid
Keanggotaan organisasi : tidak ada
6. Riwayat Keluarga
a. Saudara kandung
Nama Keadaan saat ini Keterangan
1. -
C. STATUS KESEHATAN
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Tn.M mengatakan tidak ada keluhan
hanya saja bekas jari kaki yang diamputasi kadang muncul nyeri sedikit
b. Gejala yang dirasakan : Tn. M mengatakan sering kesemutan
c. Faktor pencetus : Tn. M mengkonsumsi obat rutin dan suntik seriam 1 minggu
sekali
d. Timbulnya keluhan : ( Ö) Mendadak ( ) bertahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : tidak tentu
f. Upaya mengatasi
Tn. M mengatakan jika nyeri timbul dan obat masih akan konsumsi obat, tapi
jika sudah konsumsi obat belum juga hilang akan pergi ke pusat pelayanan
terdekat yaitu ke puskesmas.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah diderita : Tn.M mengatakan pernah menderita luka DM
b. Riwayat alergi : Tn.M tidak mempunyai riwayat alergi obat maupun makanan
c. Riwayat kecelakaan : Tn.M mengatakan dulu kakinya pernah terseret sehingga
menjadi luka DM
d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Tn.M mengatakan pernah dirawat di RS saat
akan amputasi jari kakinya
e. Riwayat pemakaian obat : Tn.M mengatakan pemakaian obat DM
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Nyeri : skala nyeri 2
c. Status Gizi : BB saat ini : 55kg TB : 158cm
d. BMI : 22 ( Gizi Cukup )
e. Personal Hygiene : Tn.M selalu menjaga kebersihan tubuhnya
f. Rambut : rambut bersih, warna putih hitam, lurus dan pendek
g. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, bentuk
simetris, tidak ada nyeri tekan, menggunakan kaca mata
h. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, bersih dan tidak ada nyeri tekan
i. Mulut, gigi, dan bibir : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis maupun lesi,
gigi bersih
j. Dada
Inspeksi : simetris, pergerakan dinding dada simetris, warna kulit sama
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan maupun pembengkakan
Auskultasi : Bunyi napas ronchi, suara ngorok, frekuensi napas 30x/menit
Perkusi : Snoring
k. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada jejas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa dan benjolan
Auskultasi : Bising usus normal 10x/menit
Perkusi : Tympani
l. Kulit : bersih, kering, tampak bekas luka bagian tertentu, CRT <3detik, turgor
kulit sedikit baik
m. Ekstermitas atas : Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan,
tampak memegang tongkat, kekuatan otot 5/5
n. Ekstermitas bawah : Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan,
tampak jari kaki kiri bekas amputasi 4/5
4. Hasil pengkajian khusus
a. Masalah kesehatan kronis
Tn.M menderita DM sudah 4th yang lalu, dan sekarang sudah dapat
mengontrol DM.
b. Fungsi kognitif
No. Pertanyaan Benar Salah
6 Makan ✓
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya
sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring
dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan
makan parenteral ( NGT )
JUMLAH : 32
2. DS : Resiko Ketidaktepatan
- Tn. M mengatakan kadang ketidakstabilan manajemen
tidak minum obat jika kadar kadar gula gula darah
gula stabil darah
- Tn. M dan keluarga
mengatakan tidak tau
mengenai diit untuk
penderita Diabetes Mellitus
- Tn. M mengatakan sering
BAK pada malam hari
- Ny. M mengatakan sering
lemas dan keluar keringat
dingin apabila gula darahnya
rendah.
DO :
- GDS: 87 mg/dL(6-12-22)
- Tn. M mendapat obat Oral
anti gula
- Tn.M tidak mendapatkan
Obat injeksi
3. DS : Resiko jatuh Perubahan
DO : kadar gula
- Tn.M tampak berjalan darah
menggunakan tongkat
- Tampak kaki dibalut 4th yang
lalu amputasi jari kaki
- GDS : 87
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d keluarga belum memehami
betul tantang DM, hanya tau minum obat secara rutin dan mengurangi gula.
2. Resiko ketidakseimbangan kadar gula darah d.d ketidaktepatan manajemen gula
darah.
3. Resiko jatuh d.d perubahan kadar gula darah.
C. INTERVENSI
No. Tujuan dan
Waktu Intervensi Rasional TTD
Dx Kriteria Hasil
Rabu, 1 Setelah dilakukan - Identifikasi - Untuk mengetahui Tiwik
8-12-22 tindakan 3 x 7jam kemampuan pasien keluarga mampu
09.30 diharapkan deficit dan keluarga menerima informasi
WIB pengetahuan menerima informasi - Untuk menjadwalkan
teratasi dengan - Jadwalkan waktu yang waktu penkes
Kriteria hasil : tepat untuk - Agar keluarga lebih
- Keluarga mampu memberikan paham jika ada yang
menjelaskan Dm Pendidikan kesehatan diragukan
dan - Berikan kesempatan - Untuk menjelaskan
menjabarkannya pasien dan keluarga faktor resiko dan
- Keluarga mampu untuk bertanya dapat menghindari
menangani DM - Jelaskan faktor resiko - Agar tetap hidup
yang mempegaruhi sehat dan tidak
kesehatan terkena penyakit
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
D. IMPLEMENTASI
Hari Pertama
No.
Waktu Implementasi Evaluasi respon TTD
Dx
Rabu, 1 - Mengidentifikasi kemampuan S: Tiwik
8-12-2022 pasien dan keluarga menerima - Tn.M mengatakan belum
09.40WIB informasi paham tentang tanda dan
- Menjadwalkan waktu yang gejala DM
tepat untuk memberikan - Tn.M mengatakan penyebab
Pendidikan kesehatan Diabetes Mellitus adalah
- Memberikan kesempatan pasien konsumsi makanan dan
dan keluarga untuk bertanya minuman manis berlebih
- Menjelaskan faktor resiko yang O:
mempegaruhi kesehatan Tn.M tampak sedikit bingung
- Mengajarkan perilaku hidup ketika ditanya tentang tanda dan
bersih dan sehat gejala DM
Hari Kedua
Kamis, 2 - Mengidentifikasi kemampuan S: Tiwik
9-12-2022 pasien dan keluarga menerima - Tn.M mengatakan hanya tau
09.00WIB informasi yang umum saja
- Menjadwalkan waktu yang
- Tn.M mengatakan sudah
tepat untuk memberikan
Pendidikan kesehatan paham tentang tanda dan
- Memberikan kesempatan pasien gejala dan faktor resiko DM
dan keluarga untuk bertanya O:
- Menjelaskan faktor resiko yang Tn.M tampak memperhatikan
mempegaruhi kesehatan saat dijelaskan materinya
- Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Hari Ketiga
Jum’at 1 - Mengidentifikasi kemampuan S: Tiwik
10-12-22 pasien dan keluarga menerima - Tn.M mengatakan sudah
13.10WIB informasi mengerti tentang Diabetes
- Menjadwalkan waktu yang Melitus.
tepat untuk memberikan O:
Pendidikan kesehatan - Tn.M dapat menyebutkan
- Memberikan kesempatan pasien pengertian dan penyebab
dan keluarga untuk bertanya Diabetes Melitus.
- Menjelaskan faktor resiko yang - Tn.M dapat menjawab
mempegaruhi kesehatan pertanyaan tentang tanda dan
- Mengajarkan perilaku hidup gejala serta komplikasi dari
bersih dan sehat Diabetes Melitus.
2 Resiko S: Tiwik
ketidakseimbangan kadar - Tn.M mengatakan diit Dm dengan
gula darah d.d tidak makan/minum yang manis-
ketidaktepatan manis banyak
manajemen gula darah - Tn.M mengatakan masih minum
manis-manis tapi kadang-kadang
O:
- Tn.M tampak duduk dan mememgang
es teh
- GDS : 87 (6-12-22)
A : Masalah resiko ketidakseimbangan
kadar gula darah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor kadar gula darah
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet
dan rajin olahraga
2 Resiko S: Tiwik
ketidakseimbangan kadar - Tn.M mengatakan bahwa Tn.M juga
gula darah d.d asih merokok
ketidaktepatan - Tn. M mengatakan juga sudah rutin
manajemen gula darah pengecekan gula darah
O:
- Tn.M tampak duduk merokok
- GDS :
A : Masalah resiko ketidakseimbangan
kadar gula darah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet
dan rajin olahraga
-
3. Resiko jatuh d.d S : Tn.M mengatakan bekas luka Tiwik
perubahan kadar gula amputasi kadang merasa kesemutan
darah Tn.M mengatakan jika nyeri timbul
langsung minum obat penghilang rasa
nyeri
O:
- Tampak tidak ada tanda iritasi
- Tampak kaki Tn.M dibalut dengan
kain hitam dan tampak ada tongkat
disampingnya
- Tampak paham setelah dijelaskan
A : Masalah resiko jatuh belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Hindari kulit dari papapran iritan
- Ajarkan mananjemen nyeri
Evaluasi Sumatif
No Waktu Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD
1 Kamis, Deficit pengetahuan b.d S: Tiwik
09-12-2022 kurang terpapar - Tn.M.dan keluarga mengatakan sudah
14.00WIB informasi mengerti tentang Diabetes Melitus.
O:
- Tn.M dan keluarga dapat
menyebutkan pengertian dan
penyebab Diabetes Melitus.
- Tn.M dan keluarga dapat menjawab
pertanyaan tentang tanda dan gejala
serta komplikasi dari Diabetes
Melitus.
DM
A : Masalah deficit penetahuan teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan perilaku hidup sehat
2 Resiko S: Tiwik
ketidakseimbangan kadar - Tn.M mengatakan akan selalu
gula darah d.d mengontrol makanan sesuai Diit
ketidaktepatan - Tn.M mengatakan akan rutin ke
manajemen gula darah puskesmas
O:
- GDS :
A : Masalah resiko ketidakseimbangan
kadar gula darah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan monitor gula darah
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet
dan rajin olahraga