Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Nama : Tiwik Tri Wijayanti


NIM : 202012073

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah disfungsi psikologis yang meluas dan terlepas dari
spesifiknya. Masalahnya, hampir semua pasien menyatakan bahwa mereka ingin
memiliki harga diri yang lebih baik. Jika kita hanya mengurangi harga diri rendah,
banyak masalah psikologis akan berkurang atau hilang secara substansial sepenuhnya.
Harga diri merupakan komponen psikologis yang penting bagi kesehatan. Banyak
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa harga diri yang rendah sering kali
menyertai gangguankejiwaan (Sitanggang, et al, 2021)
Harga diri rendah adalah pencapaian penilaian pribadi terhadap seberapa jauh
pemenuhan ideal diri perilakunya, apabila individu mengalami kegagalan, tidak
dicintai, atau tidak diterima dilingkungan maka harga diri rendah dapat terjadi (Yusuf.
Dkk, 2019)

B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau
trauma kepala merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan
jiwa.
b. Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah
adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari
lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal dan memiliki
ketergantungan yang tinggi pada orang lain merupakan faktor lain yang
menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu pasiendengan harga diri rendah
memiliki penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis
identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis.
c. Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah
adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi
rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan
pada tahap tumbuh kembang anak.
2. Faktor Presipitasi
a. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku
kekerasan.
b. Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena
1) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja.
2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian
3) Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat
kesakit.
Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangan sebahagian anggota
tuhuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh. Atau
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur
medis dan keperawatan.

C. TANDA DAN GEJALA


Menurut SDKI PPNI 2016 menjelaskan bahwa harga diri rendah terbagi
menjadi 2 macam yaitu :
1. Harga Diri Rendah Kronis
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasaan negative terhadap diri
sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya
yang berlangsung dalam waktu lama dan terus – menerus.
Tanda dan Gejala Mayor :

Subyektif Objektif
1. Menilai diri negative (mis. Tidak 1. Enggan mencoba hal baru
berguna, tidak tertolong) 2. Berjalan menunduk
2. Merasa malu atau bersalah 3. Postur tubuh menunduk
3. Merasa tidak mampu melakukan
apapun
4. Meremahkan kemampuan mengatasi
masalah
5. Merasa tidak memiliki kelebihan
atau kemampuan positif
6. Melebih – lebihkan penilaian
negative tentang diri sendiri
7. Menolak penilaian positif tentang
diri sendiri

Tanda dan Gejala Minor :


Subyektif Objektif
1. Merasa sulit konsentrasi 1. Kontak mata kurang
2. Sulit tidur 2. Lesu dan tidak bergairah
3. Mengungkapkan keputusasaan 3. Berbicara pelan dan lirih
4. Pasif
5. Perilaku tidak asertif
6. Mencari penguatan secara
berlebihan
7. Bergantung pada pendapat orang
lain
8. Sulit membuat keputusan
9. Sering kali mencari penegasan

2. Harga Diri Rendah Situasional


Harga Diri Rendah Situasional adalah evaluasi atau perasaan negative terhadap
diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini.
3. Tanda dan Gejala Mayor :

Subyektif Objektif
1. Menilai diri negative (mis. tidak 1. Berbicara pelan dan lirih
berguna, tidak tertolong) 2. Menolak berinteraksi dengan orang
2. Merasa malu atau bersalah lain
3. Melebih – lebihkan penilaian 3. Berjalan menunduk
negative tentang diri sendiri 4. Postur tubuh menunduk
4. Menolak penilaian positif tentang
diri sendiri

Tanda Dan Gejala Minor :


Subyektif Objektif
Sulit berkonsentrasi 1. Kontak mata kurang
2. Lesu dan tidak bergairah
3. Pasif
4. Tidak mampu membuat keputusan
D. RENTANG RESPON
1. Respon Adaptif : Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat
membangun (konstruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidak seimbangan dalam diri sendiri.
2. Respon Maladaptif : Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta bersifat
merusak (destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
3. Aktualisasi Diri : Respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat
mengespresikan kemampuan yang dimiliki.
4. Konsep Diri Positif : Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan
secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berfikir secara positif dan
realistis.
5. Harga Diri Rendah : Transisi antara respon konsep diri adaptif dan maladaptif.
6. Difusi Identitas : Suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai
identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa yang
harmonis.
7. Depersonalisasi : Suatu perasaan yang tidak realistis dan keasingan dirinya dari
lingkungan. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan kegagalan
dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan dalam membedakan diri sendiri
dan orang lain dan tubuhnya sendiri terasa tidak nyata dan asing baginya

E. POHON MASALAH

Resiko perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori :


Halusinasi

Isolasi social : Menarik diri

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif


F. ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI
Asuhan keperawatan tersebut dimulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi.
(Keliat, 2019) :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data pengkajian dalam teknis pengisian formulir pasien dengan
gangguan persepsi sensori: halusinasi antara lain:
a. Identitas pasien dan penanggung jawab Pada identitas mencakup nama, umur,
jenis kelamin, agama, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan dan hubungan
pasien dengan penangguang.
b. Alasan dirawat Alasan dirawat tersebut meliputi keluhan utama dan riwayat
penyakit yang dialami pasien. Keluhan utama berisi tentang sebab pasien atau
keluarga datang ke rumah sakit dan keluhan pasien saat pengkajian. Pada
riwayat penyakit terdapat faktor predisposisi dan presipitasi. Pada faktor
predisposisi dikaji tentang faktor-faktor pendukung pasien yang mengalami
gangguan persepsi sensori: halusinasi. Faktor presipitasi dikaji tentang faktor
pencetus yang membuat pasien mengalami gangguan persepsi sensori:
halusinasi.
c. Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan yang
menyangkut tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu.
Pengukuran berat badan, tinggi badan. Kalau ada keluhan fisik dari pasien bisa
ditulis dipengkajian ini.
d. Psikososial Dalam psikososial dicantumkan genogram yang menggambarkan
tentang pola interaksi, faktor genetik dalam keluarga berhubungan dengan
gangguan jiwa. Selain itu juga dikaji tentang konsep diri, hubungan social
serta spiritual. Dalam konsep diri data yang umumnya didapat pada pasien
dengan gangguan persepsi sensori halusinasi.
e. Status mental Pada status mental didapat data yang sering muncul yaitu
motorik menurun, pembicaraan pasif, alam perasaan sedih, adanya perubahan
sensori / persepsi : halusinasi yang terjadi pada pasien.
f. Kebutuhan persiapan pulang Mencakup hal-hal tentang kesiapan pasien untuk
pulang atau untuk menjalani perawatan di rumah yaitu makan, BAB/BAK,
mandi, berpakaian, istirahat dan tidur, penggunaan obat, pemeliharaan
kesehatan, aktivitas di dalam rumah dan aktivitas di luar rumah.
g. Mekanisme koping Merupakan mekanisme yang diarahkan pada
penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan
mekanisme yang digunakan untuk melindungi diri.
h. Pengetahuan Pengetahuan meliputi kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa
yang dialami oleh pasien, faktor presipitasi, sistem pendukung, koping dan
lain-lain.
i. Aspek medik Data yang dikumpulkan meliputi diagnosa medik dan terapi
medik yang dijalani pasien. Serta dicantumkan data hasil laboratoriumnya.
2. Diagnosa keperawatan
a. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan gangguan psikiatri
b. Isolasi social berhubungan dengan ststus mental
c. Resiko perilaku kekerasan ditandai dengan halusinasi
3. Intervensi
a. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan gangguan psikiatri
Dukungan spiritual
1) Identifikasi perasaan khawatir, kesepiandan ketidakberdayaan
2) Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
3) Identifikasi ketaatan dalam beragama
4) Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa
ketidakberdayaan
5) Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktifitas spiritual
6) Fasilitasi melakukan kegiatan beribadah
7) Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman dan/atau orang lain
8) Ajarkan metode relaksasi, meditasi dan imajinasi terbimbing
9) Anjurkan kunjungan dengan rohaniawan (ustadz)
b. Isolasi social berhubungan dengan ststus mental
Promosi dukungan keluarga
1) Identifikasi persepsi tentang situasi, pemicu kejadian, perasaan, dan
perilaku pasien
2) Sediakan lingkungan yang nyaman
3) Fasilitasi program perawatan dan pengobatan yang dijalani anggota
keluarga
4) Hargai keputusan yang dibutuhkan keluarga
5) Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan dan pengobatan yang
dijalani pasien
6) Anjurkan keluarga bersikap asertif
c. Resiko perilaku kekerasan ditandai dengan halusinasi
1) Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan (mis. benda
tajam, tali)
2) Monitor selama penggunaan barang yang dapat membahayakan (mis.
pisau cukur)
3) Pertahankan lingkungan yang bebas dari bahaya secara rutin
4) Libatkan keluarga dalam perawatan
5) Lakukan cara mengungkapkan perasaan secara asertif

G. DAFTAR PUSTAKA
AH.Yusuf, dkk. 2019. Kesehatan Jiwa Pendekatan Holistik dalam Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Aulia, A. 2021. Asuhan Keperawatan Jiwa pada pasien Skizofrenia dengan Masalah
Isolasi Sosial Menarik Diri.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 1
A. Kondisi
Mengkritik diri sendiri, Perasaan tidak mampu, Pandangan hidup yang pesimis,
Penurunan produktifitas, Penolakan terhadap kemampuan diri, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri, Berpakaian tidak rapih, Selera makan kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, Lebih banyak menunduk.

B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

C. Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. Bu, perkenalkan nama saya Tiwik Tri Wijayanti,
Ibu bisa memanggil saya mbak Tiwik. Saya mahasiswa uniersitas Aisyiyah
Surakarta bertugas pada pagi hari ini. Saya disini akan membantu
menyelesaikan masalah yang Ibu hadapi. Kalau boleh tau nama Ibu siapa ya?”
“Senang dipanggil siapa, Bu?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Tampaknya Ibu segar?”
c. Kontrak
1) Topik “Ibu, bagaimana kalau kita mengobrol tentang kamampuan dan
kegiatan yang pernah Ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang masih dapat Ibu lakukan di rumah sakit.”
2) Waktu“Bagaimana bu apakah Ibu mau? waktunya mau 10 menit atau 15
menit?”
3) Tempat“Karena Ibu bersedia, dimana kita mau berbincang-bincang?
Bagaimana kalau kita bicarakan masalah ini di taman?”
2. Kerja
“Sekarang coba Ibu cerita apa kegiatan Ibu sehari hari dirumah mulai dari bangun
tidur?” “Oh bagus ya bu, selain mandi dan makan kemudian apa lagi, Bu?” “Wah
bagus sekali ya bu ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Ibu miliki. Nah, Ibu dari
ke 5 kegiatan ini yaitu sikat gigi, keramas, membersihkan tempat tidur, mandi,
dan makan apa yang masih bisa Ibu kerjakan di rumah sakit?” “Bagus sekali, Ibu
ada 2 kegiatan yang masih bisa Ibu kerjakan dirumah sakit ini yaitu
membersihkan tempat tidur dan makan, bagaimana kalau kita merapihkan tempat
tidur, bagaimana bu apa Ibu mau?” “Ya sudah, kita menuju tempat tidur Ibu ya?”
“Ibu sebelum kita merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu ya bantalnya.
Bagus Ibu, sekarang kita angkat seprainya, sekarang kita pasang lagi seprainya
dengan yang baru, nah sekarang kita mulai lipat dari yang atasnya ya? Iya bagus,
sekarang yang sebelah ujung kakinya tarik dan masukan yang pinggirnya ke
dalam. Pemasangan seprainya sudah selesai sekarang kita ambil bantalnya dan
letakan diatas, iya bagus Ibu, Ibu sudah bisa merapihkan tempat tidurnya dengan
baik, coba Ibu perhatikan dan bedakan dengan yang tadi sebelum dirapihkan,
sekarang menjadi lebih rapi kan bu?”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita mengobrol dan latihan merapihkan
tempat tidurnya?”
2) Evaluasi Objektif
“Ternyata Ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
dirumah sakit ini, salah satunya merapihkan tempat tidur yang sudah Ibu
praktekan dengan baik sekali.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah setelah pulang nanti.
Sekarang mari kita masukan ke jadwal harian. Ibu mau berapa sekali sehari
merapihkan tempat tidur? Bagus 2x, yaitu pagi jam berapa? lalu sehabis
istirahat jam 4 sore ya bu.”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Besok pagi kita latihan lagi ya bu kegiatan yang mampu dilakukan
dirumah sakit selain merapihkan tempat tidur, yaitu mencuci piring.
Bersedia, Bu?”
2) Waktu
“Jam berapa kita akan latihan mencuci piring besok? Bagaimana kalau
jam 8 pagi?”
3) Tempat
“Dimana kita bakan latihan cuci piring? Bagaimana kalau di dapur saja?”
SP 2
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum bu. Apakah Ibu masih ingat dengan saya?” “Hebat. Ibu masih
ingat nama saya.”“Sesuai janji kemarin, saya datang lagi untuk melatih
kemampuan Ibu mencuci piring.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang Ibu
rasakan? Bagus sekali bu. Berarti perasaan tidak berguna yang Ibu rasakan sudah
berkurang.” ”Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya? Boleh saya
lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali. Hebat bu.”“Sekarang mari kita
lihat jadwalnya, wah ternyata Ibu telah melakukan kegiatan merapikan tempat
tidur sesuai jadwal, lalu apa manfaat yang Ibu rasakan dengan melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur secara terjadwal?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang kedua. Hari
inikita mau latihan cuci piring kan, Bu?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
3) Tempat
“Dimana tempat mencuci piringnya bu?”
2. Kerja
“Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk mencuci
piring. Menurut Ibu apa saja yang kita perlu kita siapkan untuk mencuci piring?”“Ya
bagus, jadi sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan alatnya yaitu sabuncuci
piring dan spoons untuk mencuci piring. Selain itu juga tersedia air bersih untuk
membilas piring yang telah kita sabuni.”“Nah sekarang bagaimana langkah-langkah
atau cara mencuci yang biasa Ibulakukan?”“Benar sekali, tapi sebaiknya sebelum kita
mencuci piring pertama kita bersihkan piring dari sisa-sisa makanan dan kita
kumpulkan disatu tempat atau tempat sampah. Kemudian kita basahi piring dengan
air, lalu sabuni seluruh permukaan piring, dan kemudian dibilas hingga bersih sampai
piringnya tidak terasa licin lagi. Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia.
Jika ada piring dan gelas, maka yang pertama kali kita cuci adalah gelasnya, setelah
itu baru piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu?”“Bagus sekali, Ibu telah mencuci
piring dengan cara yang baik. nanti Ibu kalua dirumah juga begitu ya, Bu”“Menurut
Ibu bagaimana perbedaan setelah piring dicuci dibandingkan tadi sebelum piring
belum dicuci?”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan mencuci piring?”
2) Evaluasi Obyektif
“Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci piring yang baik bu?
Bagus bu”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ya bu, mau berapa kali Ibu
mencuci piring?”“Bagus 3 kali, setelah selesai sarapan, makan siang dan malam
ya bu. Jika Ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat beri tanda M, tapi kalau
Ibu mencuci piring dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, lalu kalau
Ibu tidak melakukannya ibu beri tanda T.”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan Ibu yang
ketiga, yaitu menyapu lantai”
2) Waktu
“Ibu mau jam berapa?”“Baik jam 10 pagi ya, Bu.”
3) Tempat
“Tempatnya dimana, Bu?”“Bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita
ketemu lagi disini jam 10 ya bu.Wassalamualaikum wr.wb. Ibu.”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR.A DENGAN HARGA DIRI RENDAH
DI RUANG GERANIUM RSJD DR. RM SOEDJARWADI KLATEN

Nama : Tiwik Tri Wijayanti


NIM : 202012073

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2022
LAPORAN KASUS

PENGKAJIAN
RUANG RAWAT : Geranium TANGGAL : senin, 9 Januari 2023
IDENTITAS KLIEN
Inisial : Sdr. A Tanggal Pengkajian : senin, 9 Januari 2023
Umur : 23 Tahun RM No. : xxxxx
ALASAN MASUK
Klien datang ke IGD dengan bingung, linglung, klien mengetakan masuk bus tapi tidak jadi
trus diantar ke rumah sakit jiwa
FAKTOR PRESIPITASI
Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan jiwa, menjalani pengobatan tapi
pengobatan. Akhirnya klien dibawa ke RSJD dr RM, Soedjarwadi Klaten oleh petugas
kesehatan. Pada saat saat pengkajian tanggal 9 Januari 2023 pasien mengatakan ingin pulang,
minta hp untuk menghubungi keluarga dirumah, lemah, letih, tidak kooperatif, sering
menggedor-gedor pintu.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu?  Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya  Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
3. Riwayat psikologis
pelaku usia korban Usia saksi Usia
Aniaya fisik - - - - - -
Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -
Kekerasan dalam - - - - - -
keluarga
Tindakan criminal - - - - - -
Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik maupun seksual
Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ya Tidak 
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
- - -
- - -
4. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan : Klien menyangkal adanya
pengalaman tidak menyenangkan dimasa lalu
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital TD : 98/78, N : 94x/menit, S : 36,3ºC
2. Ukur TB : 155 , BB : 39 kg
3. Keluhan fisik Ya  Tidak
Jelaskan : Klien tidak memiliki keluhan fisik
PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Jelaskan :

Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
Garis Serumah
X Klien

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan bersyukur dengan semua anggota tubuhnya
b. Identitas : Klien mengatakan bahwa dirinya laki-laki umur 23 tahun, belum
menikah
c. Peran : Klien mengatakan dirumah membantu orang tua dan bekerja sebagai cuci
mobil
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit
jiwa. Dan harapanya ingin selalu sehat saat pulang
e. Harga diri : Klien mengatakan bersyukur dan percaya diri
3. Hubungan sosial
Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya orangtua.
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien mengatakan jarang berbaur
dengan tetangganya
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan tidak ada
hambatan
4. Spiritual
Nilai keyakinan : Klien beragama islam
Kegiatan ibadah : Klien sholat tapi masih bolong-bolong

STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak sesuai seperti
biasanya
Jelaskan : Klien daam berpakian tidak rapi
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheran Apatis
 Lambat Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : Nada ucapan klien pelan dan lirih
3. Aktivitas motorik
 Lesu Tegang Gelisah Kompulsif
AgitasTik Grimasen Tremor
Jelaskan : Klien tampak lemah lesuh, tidak semangat
4. Alam penasaran
Sedih Ketakutan  Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : Klien tampak putus asa dan mengatakan kapan pulang terus
5. Afek
 Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Klien tampak datar, emosi terkontrol
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan  Tidak Kooperatif Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan :Klien saat ditanya tampak membuang muka, tidak kooperatif, tampak tidak
mau ditanya
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : Klien tidak ada halusinasi
8. Proses pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flights of ideas Blocking
 Pengulangan pembicaraan/persevariasi
Jelaskan : Klien ketika ditanya tidak langsung menjawab dan akan diam dulu, ditanya
berulangkali baru menjawab
9. Isi pikir

 Obsesi Fobia Hipokondria


Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham :
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip Pikir Siar pikir
Kontrol pikir
Jelaskan : Klien mengatakan ingin keluar dan membeli rokok
10. Tingkat kesadaran
 Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Tingkat kesadaran klien sedikit bingung , klien tidak mengalami diorientasi
waktu, tempat, dan orang
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka
pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : Klien mampu menceritakan kejadian dimasa lalu dan yang baru terjadi
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih Tidak mampu
Tidak mampu berhitung  Berkonsentrasi sederhana
Jelaskan : Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung dengan baik
13. Kemampuan penilaian
Klien tidak ada masalah dalam gangguan penilaian, klien dapat memilih dan
mengambil keputusan
14. Daya titik diri
Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita sekarang, klien tahu bahwa dia sakit
dan sedang dirawat di rumah sakit jiwa

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi / menyediakan kebutuhan
Ya Tidak
Makanan √
Pakaian √
Uang Transportasi √
Keaman Tempat Tinggal √
Perawatan Kesehatan √
Jelaskan : Klien makan 2x sehari dengan menggunakan sayuran nasi dan lauk pauk
yang cukup, klien mengambil makanan sendiri, makan menggunakan tangan kanan
setelah selesai klien memberesinya. Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan
orang lain, klien ganti baju 2x setelah selesai mandi dan teratur minum obat
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Bantuan minimal Bantuan parsial Bantuan total
Mandi

BAK/BAB

Kebersihan

Ganti pakaian

Makan

Jelaskan : Klien mampu melakukanya secara mandiri, klien mandi 2x sehari,
klien BAB 1x sehari dan BAK 8x sehari, klien dapat menjaga kebersihan setelah
BAB dan BAK. Klien bisa mengganti pakaian sendiri, klien makan sehari 3x.
b. Nutrisi Ya Tidak
 Apakah anda puas dengan pola makan anda? √
 Apakah anda makan memisahkan diri √
Jika ya jelaskan alasannya : Pasien mengatakan ketika makan selalu habis dan
selalu makan bersama
 Frekuensi makan perhari : Klien makan sehari 2x dan selalu habis
 Frekuensi kudapan perhari : 2x sehari
Meningkat √ menurun berlebih sedikit-sedikit
 Nafsu makan
Meningkat
√ menurun
 BB : 39 kg BB tertinggi : 42 kg BB terendah : 38 kg
 Diet khusus : diberikan minuman susu
Jelaskan : Klien mengatakan makan 2x sehari pagi, siang,dan malam hari, BB
klien 39 kg menetap tidak mengalami peningkatan atau penurunan
c. Tidur
Ya Tidak
 Apakah ada masalah? √
 Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur? √
 Apakah ada kebiasaan tidur siang? √
 Lamanya sekitar 1 jam
 Apa yang menolong anda untuk tidur: Ketika klien mau tidur selalu berdoa
 Waktu tidur malam : Jam 21.00 Waktu bangun : Jam 06.00
Beri tanda “” sesuai dengan keadaa klien
Sulit untuk tidur terbangun saat tidur
Bangun telalu pagi gelisah saat tidur
Somnabolisme berbicara dalam tidur
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada masalah dalam kebutuhan tidurnya. Klien
mempunyai kebiasaan tidur siang selama 1 jam dan tidur malam yang cukup.
d. Kemampuan Klien dalam
Ya Tidak
- Mengantisipasi kebutuhan sendiri 
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri 
- Mengatur penggunaan obat 
- Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) 
Jelaskan : klien dapat mengantisipasi kebutuhan sendiri, klien dapat membuat
keputusan berdasarkan keinginan, klien rutin meminum obat, dan klien tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
e. Klien Memiliki Sistem Pendukung
Ya Tidak
Keluarga 
Teman Sejawat 
Profesional / Terapis √
Kelompok Sosial 
Jelaskan : Klien selalu didukung oleh keluarga
f. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi
Ya √ Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan malas untuk melakukan kegiatan saat pagi
MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat
 Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar

 Olahraga Mencedarai diri


Lainnya _____________ Lainnya

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien mengatakan jarang berinteraksi dengan kelompok ataupun temannya
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien mengatakan merasa tidak berguna
 Masalah dengan pendidikan, spesifik
Klien mengatakan pendidikan terakhir yang dicapai sekolah menengah atas. Klien
tidak ada masalah dengan pendidikannya dan mampu menyelesaikan pendidikannya.
 Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien mengatakan bekerja di cuci mobil dan tidak ada masalah
 Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien mengatakan tinggal dengan orangtuanya dan neneknya
 Masalah ekonomi, spesifik
Klien mengatakan keluarganya berkecukupan dan mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien mengatakan jika sakit berobat kepelayanan kesehatan terdekat
 Masalah lainnya, spesifik

ASPEK MEDIK
 Diagnosa medik : Skizofrenia
 Terapi medik
Nama obat Dosisi Manfaat
Risperidone 2mg 1½ tablet Mengatasi gejala skizofrenia, gangguan bipolar,
atau gangguan perilaku
Triheyipendil Obat golongan antimuskarinik yang digunakan
2mg
untuk mengobati gejala penyakit Parkinson
Lorazepam Obat untuk mengurangi cemas, gelisah, atau
1x2mg
insomnia akibat gangguan kecemasan
ANALISA DATA
NO TGL/JAM DATA MK TTD
1 Selasa, DS : Harga diri
10 Januari 2023 - Klien mengatakan merasa tidak rendah kronis
08.00 WIB berguna dan tidak dihargai
Tiwik
- Klien mengatakan malu karena
masuk rumah sakit jiwa dan tidak
berguna
- Klien mengatakan kapan bisa pulang
DO:
- Klien tampak letih tidak bersemangat
- Klien tampak membuang pandangan,
kontak mata kurang
- Klien saat berbicara suara pelan
- Hasil TTV :
TD : 98/78 N : 94x/menit S :
36,6ºC

2 Selasa, DS : Isolasi sosial


10 Januari 2023 Klien mengatakan malas, ingin sendiri Tiw
08.00 WIB DO :
- Klien tampak tidak mau jika diajak ik
interaksi
- Klien tampak menarik diri
- Klien tampak sendiri tidak berbaur
dengan teman lain

POHON MASALAH
Isolasi social

Harga diri rendah kronis

Koping individu tidak efektif

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronis
2. Isolasi social
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Tujuan dan
Diagnosa Intervensi Rasional TTD
. Kriteria Hasil
1 Harga diri Setelah dilakukan SP 1 : SP 1 :
rendah tindakan 3x7 jam - Identifikasi kemampuan - Untuk menentukan
kronis diharapkan klien melakukan kegiatan dan kegiatan yang akan
mampu mengatasi aspek positif pasien dilakukan
harga diri rendah (buat daftar kegiatan) - Untuk memilih Ti
kronis, dengan - Bantu pasien menilai kegiatan yang akan wik
kriteria hasil : kegiatan yang dapat dilakukan yang positif
- Klien mampu dilakukan saat ini (pilih - Agar klien mampu
berinteraksi dari daftar kegiatan :buat memulih dan latih
- Klien mampu dafar kegiatan yang kegiatan
melakukan kontak dapat dilakukan saat ini - Agar klien mampu
mata - Bantu pasien memilih melakukan kegiatan
- Klien mampu salah satu kegiatan yang yang dipilih
melakukan dapat dilakukan saaat ini - Agar kegiatan dapat
kegiatan untuk dilatih terjadwal
- Klien tidak lesuh - Latih kegiatan yang di
pilih (alat dan cara
melakukan)
- Masukan pada jadwal
untuk kegiatan latihan
dua kali perhari

SP 2 : SP 2 :
- Evaluasi kegiatan - Untuk melihat hasil
pertama yang telah dan melakukan
dilatih dan berikan tindakan selanjutnya
pujian - Agar klien mampu
- Bantu pasien memilih memilih kegiatan
kegiatan kedua yang yang akan dilatih
akan dilatih - Agar klien mampu
- Latih kegiatan kedua melakukan Tiwik
(alat dan cara) kegiatannya
- Masukan pada jadwal - Agar kegiatan klien
kegiatan untuk terjadwal
latihan :dua kegiatan
masing masing 2 kali per
hari

SP 3 :
SP 3: - Untuk menentukan
- Evaluasi SP2 yang telah rencana tindak lanjut
dilatih dan berikan - Untuk melihat hasil
pujian dan melakukan
- Bantu pasien memilih tindakan selanjutnya
kegiatan ketiga yang - Agar klien mampu Tiwik
akan dilatih memilih kegiatan
- Latih kegiatan kedua yang akan dilatih
(alat dan cara) - Agar klien mampu
- Masukan pada jadwal melakukan
kegiatan untuk kegiatannya
latihan :dua kegiatan - Agar kegiatan klien
masing masing 2 kali per terjadwal
hari
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Selasa, 11 Januari 2023
No Diagnosa
Implementasi Evaluasi respon TTD
.
1 Harga diri DS : S:
rendah kronis - Klien mengatakan merasa tidak - Klien mengatakan akan
berguna dan tidak dihargai melakukan kegiatan seperti,
- Klien mengatakan malu karena sholat, merapikan tempat
masuk rumah sakit jiwa dan tidur, senam, dan mencuci
tidak berguna gelas.
- Klien mengatakan kapan bisa - Klien mengatakan hari ini
T
pulang akan melakukan kegiatan
DO: sholat iwik
- Klien tampak letih tidak O:
bersemangat - Klien tampak melakuakan
- Klien tampak membuang sholat setelah diberi
pandangan, kontak mata motivasi dan arahan
kurang - Klien tampak kurang
- Klien saat berbicara suara kooperatif
pelan - Suara klien pelan dank lien
tampak letih
SP 1 : A : Harga diri rendah kronis
- Mengidentifikasi kemampuan belum teratasi
melakukan kegiatan dan aspek P : Pertahankan SP 1 dan
positif pasien (buat daftar evaluasi SP 1. Lanjutkan SP 2
kegiatan)
- Membantu pasien menilai kegiatan
yang dapat dilakukan saat ini (pilih
dari daftar kegiatan : buat dafar
kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini
- Membantu pasien memilih salah
satu kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini untuk dilatih
- Melatih kegiatan yang di pilih :
sholat
- Memasukan pada jadwal untuk
kegiatan latihan dua kali perhari
Rabu, 12 Januari 2023
No Diagnosa
Implementasi Evaluasi respon TTD
.
2 Harga diri SP 2 : S:
rendah kronis - Mengevaluasi kegiatan pertama - Klien mengatakan kemarin
yang telah dilatih dan berikan melakukan kegiatan sholat
pujian mandiri
- Membantu pasien memilih - Klien mengatakan hari ini
kegiatan kedua yang akan dilatih mau melakukan kegiatan
- Melatih kegiatan kedua : merapikan tempat tidur
T
merapikan tempat tidur
- Memasukan pada jadwal kegiatan O: iwik
untuk latihan :dua kegiatan masing - Klien tampak mampu
masing 2 kali per hari melakukan sholat mandiri
- Klien tampak melakukan
kegiatan merapikan temp[at
tidur walaupun tampak
letih dan tampak ngantuk
- Tempat tidur tampak
sedikit rapi
- Klien tampak sedikit
kooperatif
- Suara klien masih pelan
- Kontak mata kurang

A : Harga diri rendah kronis


belum teratasi
P : Pertahankan SP 2 dan
evaluasi SP 2. Lanjutkan SP 3
Kamis, 13 Januari 2023
No Diagnosa
Implementasi Evaluasi respon TTD
.
3 Harga diri SP 3 : S:
rendah kronis - Mengevaluasi kegiatan kedua yang - Klien mengatakan sering T
telah dilatih dan berikan pujian melakukan merapikan
iwik
- Membantu pasien memilih tempat tidur
kegiatan kedua yang akan dilatih - Klien mengatakan hari ini
- Melatih kegiatan ketiga : senam akan melakukan senam pagi
- Memasukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan :dua kegiatan masing O:
masing 2 kali per hari - Klien mampu melakukan
merapikan tempat tidur
dengan baik walaupun
pelan-pelan
- Klien tampak mengikuti
arahan senam tapi tampak
tidak semangat
- Klien tampak kurang
kooperatif
- Klien menanyakan kapan
pulang dan meminta hp
terus

A : Harga diri rendah kronis


belum teratasi
P : Pertahankan SP 3 dan
evaluasi SP 3. Lanjutkan SP 4
- Tetap lakukan kegiatan
sesuai jadwal dengan
teratur

Anda mungkin juga menyukai