Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Kasus/Masalah Utama
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
B. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
(Yosep, 2015) dalam (Sutinah, 2017). Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana
individu menilai dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan
menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat
bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri (Nurhalimah, 2016).
Harga diri rendah kronis adalah evalusi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan klien seperti tidak berati, tidak berharga, tidak berdaya yang
berlangsung dalam waktu lama dan terus-menerus (PPNI, 2016). Harga diri rendah
situsional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif
mengalami perasaan negatif mengenai dirinya dalam berespon terhadap sesuatu
kejadian (kehilangan dan perubahan (Kusumawati, 2012).
C. Etiologi
Menurut (PPNI, 2016), Penyebab harga diri rendah, yaitu:

1. Terpapar situasi traumatis


2. Kegagalan berulang
3. Kurangnya pengakuan dari orang lain
4. Ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan
5. Gangguan psikiatri
6. Penguatan negatif berulang
7. Ketidaksesuaian budaya
D. Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah ,menurut (PPNI, 2016)

Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan gejala
harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah didapatkan dari data
subyektif dan obyektif.
Tanda dan Gejala Mayor
1. Tanda (Obyektif)
a. Enggan mencoba hal baru
b. Berjalan menunduk
c. Postur tubuh menunduk
2. Gejala (Subjektif)
a. Menilai diri negatif (misal:tidak berguna, tidak tertolong)
b. Merasa malu atau bersalah
c. Merasa tidak mampu melakukan apapun
d. Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
e. Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
f. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
g. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
Tanda dan gejala miyor
1. Tanda (Objektif)
a. Kontak mata kurang
b. Lesu dan tidak bergairah
c. Berbicara pelan dan lirih
d. Pasif
e. Perilaku tidak asertif
f. Mencari penguatan secara berlebihan
g. Bergantung pada pendapat orang lain
h. Sulit membuat keputusan

2. Tanda (Subjektif)
a. Merasa sulit konsentrasi
b. Sulit tidur
c. Mengungkapkan keputusasaan.

E. Faktor Predisposisi
1. Biologi

Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang


mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau trauma kepala
merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa.
2. Psikologi
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah adalah
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan orang
terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang mempunyai
tanggungjawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain
merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu pasiendengan
harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya,
mengalami krisis
identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis.

3. Sosial Budaya

Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya
penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan
yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang
anak.
F. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:


1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman psikologis
yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan,
menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan.
2. Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena:
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan seperti transisi dari masa anak-anak ke remaja.
b. Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat kesakit.
Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangansebahagian anggota
tuhuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh atau perubahan fisik
yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis dan
keperawatan. (Nurhalimah, 2016)
G. Pohon Masalah

Risiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial

Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif

Trauma tumbuh kembang

H. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

a. Masalah Keperawatan
1. Isolasi Sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
3. Gangguan citra tubuh
b. Data yang Perlu Dikaji
a) Isolasi sosial : menarik diri
1. Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri
di kamar, banyak diam.

2. Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak
jelas.
b) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
1. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa- apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

c) Gangguan citra tubuh


1. Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, Mengungkapkan sedih karena
keadaan tubuhnya, Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain,
karena keadaan tubuhnya yang cacat
2. Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, Tidak ada kontak mata ketika diajak
bicara, Suara pelan dan tidak jelas, Tampak menangis.
I. Diagnosa Keperawatan

a. Isolasi sosial : menarik diri


b. Harga diri rendah
c. Gangguan citra tubuh
J. Rencana Tindakan Keperawatan
Strategi tindakan keperawatan untuk pasien harrga diri rendah yaitu

SP 1
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Pasien
2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang
masih
dapat digunakan
3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih
sesuai
dengan kemampuan pasien
4 Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yag dipilih
5 Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan
Harian
SP2
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih kemampuan kedua
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan
Harian
SP3
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih kemampuan ketiga
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan
Harian
B Kemampuan Merawat Keluarga
SP1
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri
rendah
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara – cara merawat pasien HDR
SP2
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat dengan
harga diri rendah
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung
kepada
pasien harga diri rendah
SP3

1 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah


termasuk minum obat
2 Menjelaskan follow up pasien dan rujukan bila kembali
ke
Rumah

Daftar Pustaka

Kusumawati Farida, H. Y. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika.

Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan Jiwa. Pusdik SDM Kesehatan.

PPNI, T. P. S. D. (2016). Definisi dan Indikator Diasnotik. In Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia (1st ed., pp. 192–193). DPP PPNI.

Sutinah. (2017). Pengaruh penerapan strategi pelaksanaan harga diri rendah terhadap
harga diri klien skizofrenia. 01(36132), 0–5.

Anda mungkin juga menyukai