Anda di halaman 1dari 18

LP DAN SPKOP PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Jiwa

Yang dibina oleh Ibu Dr. Tri Anjaswarni

Kelompok 7

1. Monicka Patrisia Tilana (P17211217154)


2. Balkizta Putri Nadia (P17211217156)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PRODI DIV KEPERAWATAN MALANG
RINTISAN KELAS INTERNASIONAL
SEPTEMBER 2023
A. FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

Judul:
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Masalah Psikososial: Harga Diri Rendah Kronis

I. Kasus (Masalah utama)


3.1 Identitas Klien Seorang
laki-laki bernama Tn. A yang bertempat tinggal di Perum Trosobo Kec. Krian Kab.
Sidoarjo lahir pada tanggal 12 Desember 1998. Dia adalah seorang sarjana Teknik
Desaininteprior. Dia tinggal satu rumah dengan kedua orang tua dan adik laki-laki.
3.1.1 Keluhan Depresi berlebihan, merasa bahwa dirinya tidak ada seseorang yang mau berteman
dengannya. Meskipun sudah mencoba tetapi masih merasa tidak punya teman. Dirinya
merasa bahwa teman – teman menjauh terhadap dirinya, merasa penolakan.
3.1.2 Faktor Predisposisi
1) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak
2) Pengobatan sebelumnya : Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu.
3) Trauma : Sulit adaptasi pada lingkungan (orang baru)

II. Tinjauan Teori (Proses terjadinya masalah)


1. Definisi Kecemasan / Kehilangan dan berduka
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri menurut (Fajariyah, (2012) dalam Yain Rokhimmah, (2020)
Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang
negatif mengenai dirinya dalam waktu yang lama (Kusumawati, 2012)
Harga diri rendah situsional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki
harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai dirinya dalam berespon terhadap sesuatu
kejadian (kehilangan dan perubahan Kusumawati, 2012).
2. Rentang Respon

1. Respon Adaptif

1
a. Respon Adaptif
Adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Aktulisasi diri
Adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
nyata yang sukses dan dapat diterima.
c. Konsep Diri Positif
Adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif maupun yang negatif ((Stuart, 2013)
2. Respon Maladaptif
Respon Maladaptif Adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak mampu lagi
menyelesaikan masalah yang dihadapi:
a. Harga Diri Rendah Adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang negatif
dan merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Keracunan Identitas Adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) Adalah mempunyai kepribadian yang kurang
sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim, tidak ada rasa percaya diri atau
tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain (Eko, 2014).

3. Faktor Predisposisi
Menurut (Dinas Kesehatan, 2018) Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam
konsep diri seseorang. faktor predisposisi ini dapat dibagi sebagai berikut:
1. Faktor Biologis Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyaakit atau trauma kepala. Poltekkes
Kemenkes Padang
2. Faktor Psikologis Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan
adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti penolakan dan harapan orang
tua yang tidak realisitis, kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, penilaian negatif pasien terhadap gambaran diri, krisis
identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realisitis, dan pengaruh penilaian internal
individu.
3. Faktor Sosial Budaya Pengaruh sosial budaya meliputi penilaian negatif dari
lingkungan terhadap pasien yang mempengaruhi penilaian pasien, sosial ekonomi rendah,
riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, dan tingkat pendidikan
rendah
2
4. Faktor Presipitasi
Menurut (Dinas Kesehatan, 2018) Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya
adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun. Secara umum gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat
terjadi secara situasional atau kronik. Secara situsional misalnya karena trauma yang muncul
tiba-tiba, sedangkan yang kronik biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat
klien sudah memiliki pikiran negatif dan memingkat saat dirawatfaktor presipitasi harga diri
rendah antara lain:
1. Trauma Penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan
2. Ketegangan Peran Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi
a. Transisi peran perkembangan perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan
b. Transisi peran situasi 12
c. Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran
atau kematian
d. Transisi peran sehat-sakit Sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat dan keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh; perubahan ukuran,
bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal; prosedur medis dan keperawatan.
5. Sumber Koping
Kondisi status ekonomi, kemampuan menyelesaikan masalah, dukungan sosial, dan
keyakinan budaya.
6. Mekanisme Koping
1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri (misalnya,
konser musik, bekerja keras, menonton televise secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misalnya dalam club
sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau geng).
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatakan
popularitas).

3
Perilaku (Tanda dan gejala)
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang menunjukkan
penilaian tentang dirinya dan didukung dengan data hasil wawancara dan observasi ((Dinas
Kesehatan, 2018)
1. Data subjektif Pasien mengungkapkan tentang:
a) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
b) Perasaan tidak mampu
c) Pandangan hidup yang pesimis
d) Penolakan terhadap kemampuan diri
2. Data objektif
a) Penurunan produktifitas
b) Tidak berani menatap lawan bicara
c) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d) Bicara lambat dengan nada suara rendah Manifestasi yang bisa muncul pada
klien gangguan jiwa dengan harga diri rendah adalah:
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi
9. selera makan kurang
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah
7. Masalah Keperawatan
a. Gangguan konsep diri = Harga diri rendah
III. Pohon masalah
Risiko Bunuh Diri

Harga Diri Rendah Kronik Isolasi


4
Sosial

Defisit Perawatan Diri

Koping Individu Tidak Efektif

IV. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


1. Harga Diri Rendah Kronik
2. Isolasi Sosial
V. Rencana Keperawatan (SLI - SIKI)
1. Tujuan umum
Mengkaji individu secara mendalam yang dihubungkan dengan penyakit melalui proses
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Tn. A Dengan Harga Diri Rendah Kronik (Hdrk) Di
Desa Trosobo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

2. Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian pada pasien Tn. A dengan harga diri rendah kronik (hdrk) di
desa trosobo kecamatan krian kabupaten Sidoarjo.
2. Melakukan analisa masalah, prioritas masalah dan menegakkan diagnosa
keperawatan jiwa pada pasien Tn. A dengan harga diri rendah kronik (hdrk) di desa trosobo
kecamatan krian kabupaten Sidoarjo.
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada masing-masing diagnosa keperawatan
jiwa pada pasien Tn. A dengan harga diri rendah kronik (hdrk) di desa trosobo kecamatan krian
kabupaten Sidoarjo.
4. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan jiwa pada pasien Tn. A dengan harga
diri rendah kronik (hdrk) di desa trosobo kecamatan krian kabupaten Sidoarjo.
5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan jiwa pada pasien Tn. A dengan harga diri
rendah kronik (hdrk) di desa trosobo kecamatan krian kabupaten Sidoarjo.

3. Rencana Keperawatan (SIKI)


Strategi tindakan keperawatan untuk pasien :
SP 1 : Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
5
SP 2 : Menilai kemampuan yang dapat digunakan Menetapkan atau memilih kegiatan sesuai
kemampuan Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih
SP 3 : Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih nomor 2
SP 4 : Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih nomor 3
VI. Daftar Pustaka

B. FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

Judul

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Masalah Psikososial ……. (sesuai tugas)


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : _______________________________(L / P) Tanggal Pengkajian :
_______________
Umur : _______________________________RM No. :
_________________________________
Alamat : _______________________________Pekerjaan:
_______________________________
Suku
bangsa :_____________________________Agama:_________________________________
_
Pendidikan: ______________________________ Informan:
________________________________

II. ALASAN MASUK


Keluhan utama (gejala/perubahan perilaku yang menyebabkan klien dirawat)
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_____________
a.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Riwayat biologis ……………………………….
2. Faktor Psikologis ……………………………….
3. Faktor Sosiobudaya-spiritual……………………………….
Masalah keperawatan : ……………………………….
IV. STRESSOR PRESIPITASI (Masalah/kejadian yang menjadi pencetus masalah)
1. Masalah Biologis / fisik
2. Masalah Psikologis
6
3. Masalah Sosiobudaya
Masalah keperawatan : ……………………………….

V. STATUS PSIKOSOSIAL (GAMBARAN PERILAKU SAAT INI) 🡪 DIISI SESUAI


KASUS / TUGAS
1. Konsep diri (pandangan klien terhadap dirinya)
a. Citra tubuh ……………………………….
b. Identitas ……………………………….
c. Peran ……………………………….
d. Ideal diri ……………………………….
e. Harga diri ……………………………….
Aspek yang penting di kaji:
a. Kognitif ……………………………….
b. Persepsi ……………………………….
c. Afek emosi ……………………………….
d. Perilaku / Behavior ……………………………….
Masalah Keperawatan : ……………………………….
2. Kecemasan (tanda dan gejala)
b. Fisiologis ………………………………..
c. Perilaku ……………………………………
d. Afektif ……………………………………
e. Kognitif ……………………………………
Masalah Keperawatan : (cemas ringan, sedang, berat, panik)
VI. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum :
2. Kesadaran neurologis
3. Tanda Vital
4. Tinggi badan
5. Keluhan fisik
6. Hasil Pemeriksaan fisik :
Masalah Keperawatan :
__________________________________________________________
VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI
1. Makan
2. Personal Hygiene
3. Berpakaian / berhias
4. Istirahat dan tidur
5. Pemberian obat
6. Pemeliharaan Kesehatan
7. Aktivitas di dalam rumah
8. Aktivitas di luar rumah
7
Masalah Keperawatan :
_________________________________________________________

VIII. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR/MASALAH


Penilaian klien terhadap masalah yang sedang dihadapi

Tan Ancaman Bahaya


tangan

Jelaskan : ………………………………………………….
Masalah Keperawatan : ………………………………………………….
IX. SUMBER KOPING
1. Kemampuan personal
2. Dukungan Keluarga
3. Dukungan sosial (teman dan masyarakat)
4. Aset material
5. Keyakinan (Keyakinan diri terhadap masalah, nilai personal, motivasi, dll)

Masalah Keperawatan : : ………………………………………………….

X. MEKANISME KOPING/CARA PENYELESAIAN MASALAH


Menggunakan defense mekanisme,
sebutkan_________________________________

Lari dari stessor

Mengabaikan masalah

Mencari Informasi

Mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap permasalahan

Membandingkan kemampuan diri dengan orang lain

Problem sloving

Masalah Keperawatan : ………………………………………………….

XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. …………………………………………
8
2. …………………………………………
3. …………………………………………
4. …………………………………………
5. …………………………………………

XII. ANALISA DATA


N DATA MASALAH
O

XIII. POHON MASALAH

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. …………………………………………
2. …………………………………………
3. …………………………………………
4. …………………………………………
5. …………………………………………

Malang,
………………………………..
Mahasiswa,
9
_______________________________
__

10
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(berdasarkan prioritas)

Ruang :
Nama Pasien :
No. Register :

N TANGGA TANGGA TANDA


No. L DIAGNOSA KEPERAWATAN L TANGA
DX MUNCUL TERATAS N
I

11
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA KLIEN :
NO. REG :

NO DX DIAGNOSA TUJUAN
T KEPERAWATAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
TGL STANDART

12
1. 🡪 SP 1
2. 🡪 Sp 2
3

13
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : ____________ Ruangan : ________________ RM No. :


________________

NO
Dx Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI
& jam KEPERAWATAN

14
C. FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP-KOMUNIKASI)

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


Pertemuan 1: …………………….
(SESUAI RENCANA)
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
ilustrasi kasus singkat sesuai masalah psikososial / jiwa psikotik

b. Diagnosa Keperawatan
Sesuai diagosa keperawatan yang akan di intervensi (Dx Fokus)

c. Tujuan
Tuliskan tujuan interaksi (Tujuan fokus)

d. Rencana Keperawatan
Tuliskan rencana tindakan yang akan dilakukan dan dirumuskan dalam SP
Komunikasi (Tindakan fokus)

2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi


a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)

c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS B

15
Contoh:

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI: BHSP


Fase Orientasi
Salam terapeutik :
Perawat : “selamat pagi....”, saya tri ... … dst
Klien : ………………

Evaluasi dan Validasi:


Perawat : bagaimana kabar mbak hari ini?”. Dst …..
Klien :
Perawat :
Klien :
Dst …..

Kontrak : waktu, tempat dan tujuan (tuliskan apa yang


akan dilakukan / tujuan,
waktunya berapa lama dan dimana?)
Perawat : ……
Klien : ……
Perawat : ……
Klien : ……

Dst…….

Fase Kerja (Tuliskan kata-kata sesuai tujuan dan rencana yang akan dicapai / dilakukan)
Perawat : .......
Klien : (Respon)

Perawat : Sudah siap ..... ayo kita mulai ya, ....


Klien : (respon: ………………..)

Perawat : ………………..
Klien : (respon)

Perawat : “Baiklah, tugas saya sudah selesai ....


Klien ; (respon)

Dst ……………..

Fase Terminasi :
Evaluasi subyektif / obyektif

16
Perawat : “Bagaimana perasaannya mbak setelah
berkenalan dengan saya dan bicara sama saya?”
Klien : …..

Perawat :
Klien :
Dst ……………..

Rencana tindak lanjut:


Perawat : “Setelah latihan relaksasi napas dalam ini,
silakan ibu praktiikan dengan baik jika merasa cemas dan tidak bisa tidur.
Klien : ………
Perawat :
Klien :

Dst ……………..

Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat)


Perawat : “saya akan datang lagi untuk
…………………….”
Klien : ………

Perawat :
Klien :

Dst ……………..

17

Anda mungkin juga menyukai