DOSEN PENGAMPU :
OLEH:
NIM : P07120120040
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
Fortinash dalam Dermawan & Rusdi (2013) menyatakan bahwa harga diri
adalah perasaan tentang nilai, harga atau manfaat dari diri sendiri yang berasal
dari kepercayaan positif atau negatif seorang individu tentang kemampunnya dan
menjadi berharga. Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi
orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain (Sunaryo, 2004 dalam
Damaiyanti & Iskandar, 2012: 37).
Damaiyanti & Iskandar (2012: 39) menjelaskan bahwa harga diri rendah yaitu
perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya
perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal kerena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri (Yosep, 2009 dalam Damaiyanti & Iskandar,2012 : 39).
Sementara menurut Stuart & Sundeen, dalam Wijayaningsih (2015:49) Harga
diri rendah adalah “penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri”. Menurut Carpenito, L.J
dalam Wijayaningsih (2015:49) bahwa Harga diri rendah merupakan keadaan
dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri ataupun
kemampuan diri.Menurut Keliat, dalam Yosep (2011:255) Harga diri rendah
adalah ”perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri”.
Harga diri rendah adalah disfungsi psikologis yang meluas dan terlepas dari
spesifiknya. Masalahnya, hampir semua pasien menyatakan bahwa mereka ingin
memiliki harga diri yang lebih baik. Jika kita hanya mengurangi harga diri rendah,
banyak masalah psikologis akan berkurang atau hilang secara substansial
sepenuhnya. Harga diri merupakan komponen psikologis yang penting bagi
kesehatan. Banyak penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa harga diri yang
rendah sering kali menyertai gangguankejiwaan (Sitanggang, et al, 2021)
Dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan mengenai
menilai dirinya yang tidak berarti dan tidak berharga menjadi kearah negative
sehingga hilangnya kepercayaan diri seseorang.
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap konsep dirinya
sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan maladaptif (Fajariyah,
2012).
Respon adaptif adala respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikannya secara baik, antara lain:
Respon mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana
individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut.
Menurut Fitria (2014) tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri rendah
adalah:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimistis
d. tidak menerima pujian
e. Penurunan produktivitas
f. Penolakan terhadap kemampuan diri
g. Kurang memprihatikan perawatan diri
h. Berpakaian tidak rapi
i. Selera makan kurang
j. Tidak berani menatap lawan bicara
k. Lebih banyak menunduk
l. Bicara lambat dengan nada suara lemah
Sementara menurut Fajariansyah (2012) tanda dan gejala harga diri rendah
adalah :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)
b. Rasa bersalah terhadap kepada dirinya sendiri (mengkritik/menyalahkan
diri sendiri)
c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya.
Adapun menurut SDKI PPNI 2016 menjelaskan bahwa harga diri rendah terbagi
menjadi 2 macam yaitu :
a. Harga Diri Rendah Kronis
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasaan negative terhadap
diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak
berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus – menerus.
Tanda dan Gejala Mayor :
1) Subyektif
Menilai diri negative (mis. Tidak berguna, tidak tertolong)
Merasa malu atau bersalah
Merasa tidak mampu melakukan apapun
Meremahkan kemampuan mengatasi masalah
Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
Melebih – lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
2) Objektif
Enggan mencoba hal baru
Berjalan menunduk
Postur tubuh menunduk
Tanda dan Gejala Minor :
1) Subjektif
Merasa sulit konsentrasi
Sulit tidur
Mengungkapkan keputusasaan
2) Objektif
Kontak mata kurang
Lesu dan tidak bergairah
Berbicara pelan dan lirih
Pasif
Perilaku tidak asertif
Mencari penguatan secara berlebihan
Bergantung pada pendapat orang lain
Sulit membuat keputusan
Sering kali mencari penegasan
b. Harga Diri Rendah Situasional
Harga Diri Rendah Situasional adalah evaluasi atau perasaan negative
terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi
saat ini.
Tanda dan Gejala Mayor :
1) Subjektif
Menilai diri negative (mis. tidak berguna, tidak tertolong)
Merasa malu atau bersalah
Melebih – lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
2) Objektif
Berbicara pelan dan lirih
Menolak berinteraksi dengan orang lain
Berjalan menunduk
Postur tubuh menunduk
Tanda Dan Gejala Minor :
1) Subjektif
Sulit berkonsentrasi
2) Objektif
Kontak mata kurang
Lesu dan tidak bergairah
Pasif
Tidak mampu membuat keputusan
5. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Test psikologik: test keperibadian
b. EEG: ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis
c. Pemeriksaan sinar X: mengetahui kelainan anatomi
d. Pemeriksaan laboratorim kromosom: ginetik
8. Penatalaksanaan
a. Psikofarmaka
b. Elektro convulsive therapy
c. Psikoterapy
d. Therapy okupasi
e. Therapy modalitas
f. Terapi keluarga
g. Terapi lingkungan
h. Terapi perilaku
i. Terapi kognitif
j. Terapi aktivitas kelompok
1. Pengkajian
g. Status Mental
2. Diagnosa Keperawatan
a. Harga Diri Rendah Situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh,
perubahan peran sosial, ketidakadekuatan pemahaman, perilaku tidak konsisten
dengan nilai, kegagalan hidup berulang, riwayat kehilangan, riwayat penolakan,
transisi perkembangan ditandai dengan menilai diri negative (mis. tidak berguna,
tidak tertolong), merasa malu atau bersalah, melebih – lebihkan penilaian negative
tentang diri sendiri, menolak penilaian positif tentang diri sendiri, berbicara pelan
dan lirih, menolak berinteraksi dengan orang lain, berjalan menunduk, postur
tubuh menunduk, sulit berkonsentrasi, kontak mata kurang, lesu dan tidak
bergairah, pasif, tidak mampu membuat keputusan (D.0087)
3. Intervensi Keperawatan
Edukasi
15. Untuk
Edukasi mengedukasi
15. Informasika keluarga agar
n keluarga bahwa dapat
keluarga sebagai memberikan
dasar dukungan penuh
pembentukan kepada pasien
kognitif. sehingga
mampu
menunjang
proses
penyembuhan
gangguan
psikososial yang
di alami pasien.
Promosi Harga
Diri (I.09038)
Promosi Harga Observasi
Diri (I.09038) 1. Untuk
Observasi membantu
1. Monitor menjelaskan
verbalisasi yang ungkapan
merendahkan yang membuat
diri sendiri merendahkan
diri sendiri
Terapeutik
Terapeutik 2. Untuk
2. Motivasi memberikan
menerima motivasi klien
tantangan atau agar menerima
hal baru tantangan atau
3. Diskusikan hal baru yang
kepercayaan akan dijalani
terhadap 3. Untuk
penilaian diri mengajak
4. Berikan umpan diskusi
balik positif atas kepercayaan
peningkatan penting dalam
mencapai tujuan penilaian diri
perilaku
4. Untuk
menanyakan
kembali
seberapa klien
mengetahui
tentang harga
diri dan
berikan umpan
balik positif
Edukasi
Edukasi 5. Menjelaskan
5. Jelaskan kepada kepada
keluarga keluarga
pentingnya bahwa
dukungan pentingnya
dalam dukungan dan
perkembangan perkembangan
konsep positif konsep positif
diri pasien harga diri
6. Anjurkan 6. Untuk
mempertahanka menjalin
n kontak mata komunikasi
saat yang baik dan
berkomunikasi kontak mata
dengan orang yang baik saat
lain berkomunikasi
7. Latih 7. Melatih klien
meningkatkan untuk percaya
kepercayaan diri dalam
pada menghadapi
kemampuan situasi
dalam
menangani
situasi
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan atau implementasi merupakan realisasi dari rangkaian dan
penentuan diagnosa keperawatan. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan dan
implementasi harus sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini
kita melakukan penilaian terakhir terhadap kondisi pasien dan disesuaikan dengan
kriteria hasil sebelumnya yang telah dibuat. Dalam evaluasi asuhan keperawatan
menggunakan format SOAP seperti :
S : Subjective ( pernyataan atau keluhan dari pasien)
O : Objective ( data yang diobservasi oleh perawat)
A : Analisys ( kesimpulan dari subjektif dan objektif)
P : Planning ( rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisis)
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I. Jakarta
Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional Indonesia
Mapaung, Sinta. 2020. Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah. Terdapat pada :
https://www.academia.edu/37004552/LAPORAN_PENDAHULUAN_HARGA_
DIRI_RENDAH . Diakses pada tanggal 14 Maret 2022 pukul 14.34 WITA.
Dianti, Pina . (2017). Asuhan Keperawatan Gangguan Harga Diri Rendah Pada Tn. H Di
Ruang Jiwa Yakult Rsud Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Terdapat pada :
https://eprints.umbjm.ac.id/232/3/BAB%202.pdf . Diakses pada tanggal 14 Maret
2022 pukul 15.00 WITA
Thabutty211, Irwan. 2021. Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah. Terdapat pada :
https://studylibid.com/doc/4301981/laporan-pendahuluan-harga-diri-rendah .
Diakses pada tanggal 14 Maret 2022 pukul 15.15 WITA.