Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Jurusan Akademi Keperawatan D III

Dosen pengampu:

Bayu Seto R.A., S.Kep., Ns

Disusun Oleh :

IDA NURJANAH
NIM : 21050
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB PURWOREJO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah ini disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( ) ( )
A. Definisi
Fortinash dalam Dermawan & Rusdi (2013) menyatakan bahwa
harga diri adalah perasaan tentang nilai, harga atau manfaat dari diri
sendiri yang berasal dari kepercayaan positif atau negatif seorang individu
tentang kemampunnya dan menjadi berharga. Aspek utama harga diri
adalah dicintai, disayangi, dikasihi orang lain dan mendapat penghargaan
dari orang lain (Sunaryo, 2004 dalam Damaiyanti & Iskandar, 2012: 37).
Damaiyanti & Iskandar (2012: 39) menjelaskan bahwa harga diri
rendah yaitu perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
kerena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep, 2009
dalam Damaiyanti & Iskandar,2012 : 39).
Sementara menurut Stuart & Sundeen, dalam Wijayaningsih
(2015:49) Harga diri rendah adalah “penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri”.
Menurut Carpenito, LJ dalam Wijayaningsih (2015:49) bahwa Harga diri
rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang
negatif mengenai diri ataupun kemampuan diri.Menurut Keliat, dalam
Yosep (2011:255) Harga diri rendah adalah ”perasaan tidak berharga,
tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang
negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri”.
Dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan
mengenai menilai dirinya yang tidak berarti dan tidak berharga menjadi
kearah negatif sehingga hilangnya kepercayaan diri seseorang.
B. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah
Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuart dan Laraia
(2008) dalam konsep stress adapatasi yang terdiri dari faktor predisposisi
dan presipitasi.
1. Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah
meliputi :
a. Biologis
1) Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya
riwayat penyakit kronis atau trauma kepala merupakan
merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa.
2) Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya
harga diri rendah adalah pengalaman masalalu yang tidak
menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan orang terdekat,
serta harapan yang tidak realitas. Kegagalan berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, dan memiliki
ketergantungan yang tinggi pada orang lain merupakan faktor
lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu, pasien
dengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif
terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran
yang terganggu, ideal diriyang tidak realistis.
3) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri
rendah adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan
terhadap klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang rendah
serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh
kembang anak.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menyebabkan harga diri rendah antara lain :
1) Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan
pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan,
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan, menjadi
pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan
2) Ketegangan peran
Ketegangan peran dapat disebabkan karena :
a) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa
kanak-kanak ke remaja
b) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian
c) Transisi peran sehat-sakit : merupakan akibat pergeseran
dari kondisi sehat kesakit
Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangan
sebagian anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk penampilan
atau fungsi tubuh atau perubahan fisik yang berhubungan
dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis, dan
keperawatan.
C. Rentang Respon Harga Diri Rendah

Respon Respon Maladaptif


Adaptif

Aktualis Konsep Harga Kerancuan Depersonalisasi


asi Diri diri diri identitas ii
rendah

Keterangan :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang
pengalaman nyata yang sukses diterima
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan
aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain
D. Tanda dan Gejala harga Diri Rendah
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memprihatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi
9. Selera makan kurang
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah

Sementara menurut Fajariansyah (2012) tanda dan gejala harga diri rendah
adalah :

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan


terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap kepada dirinya sendiri
(mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya

Adapun menurut SDKI PPNI 2016 menjelaskan bahwa harga diri rendah
terbagi menjadi 2 macam yaitu :

1. Harga Diri Rendah Kronis


Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasaan negatif
terhadapdiri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak
berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan
terus;menerus.
Tanda dan Gejala Mayor :
a. Subyektif
1) Menilai diri negatif
2) Merasa malu atau bersalah
3) Merasa tidak mampu melakukan apapun
4) Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
5) Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
b. Obyektif
1) Enggan mencoba hal baru
2) Berjalan menunduk
3) Postur tubuh menunduk

Tanda dan gejala Minor :

a. Subyektif
1) Merasa sulit konsentrasi
2) Sulit tidur
3) Mengungkapkan keputusan
b. Obyektif
1) Kontak mata kurang
2) Lesu dan tidak bergairah
3) Berbicara pelan dan lirih
4) Pasif
5) Perilaku tidak asertif
6) Mencari penguatan secaraberlebihan
7) Bergantung pada pendapat orang lain
8) Sulit membuat keputusan
2. Harga Diri Rendah Situasional
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi atau perasaan negatif
terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap
situasi saat ini.
Tanda dan Gejala Mayor :
a. Subyektif
1) Menilai diri negatif
2) Merasa malu
3) Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
b. Obyektif
1) Berbicara pelan dan lirih
2) Menolak berinteraksi dengan orang lain
3) Berjalan menunduk

Tanda dan Gejala Minor :

a. Subyektif
1) Sulit berkonsentrasi
b. Obyektif
1) Kontak mata kurang
2) Lesu
3) Pasif
4) Tidak mampu membuatkeputusan
E. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

F. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Harga diri rendah kronis
2. Koping individu tidak efektik
3. Isolasi sosial
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Resiko tinggi perilaku kekerasan
G. Mekanisme Koping Harga Diri Rendah
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang
pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego
untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan (Eko, 2014). Pertahanan tersebut mencakup berikut ini :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri
(misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara (misalnya,
ikutserta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau
geng).
3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas)
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes psikologik : test kepribadian
2. EEG : gangguan jiwa yang disebabkan oleh neurologis
3. Pemeriksaan sinar X mengetahui kelainan anatomi
4. Pemeriksaan laboratorium kromosom : genetic
I. Penatalaksanaan
1. Psikofarmaka
2. Elektro Convulsive Therapy
3. Psikotherapy
4. Therapy okupasi
5. Therapy modalitas
6. Terapi keluarga
7. Terapi lingkungan
8. Terapi perilaku
9. Terapi kognitif
10. Terapi aktivitas kelompok
J. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian jiwa berupa faktor presipitasi,
penilaian stressor, sumber koping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengkajian tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat,
isi pengkajian meliputi :
a. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, pekerjaan, pendidikan, tangggal MRS, informan, tangggal
pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.
b. Keluhan pasien
c. Faktor predisposisi
d. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang
mudahrontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur.
2) Kepala : Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu,
kebersihan.
3) Mata : Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah
4) Hidung : Lihat kebersihan hidung, membran mukosa
5) Mulut : Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya,
kebersihan
6) Gigi : Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan
gigi
7) Telinga : Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi
8) Kulit : Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit, teksturnya,
pertumbuhan bulu.
9) Genetalia : Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang
uretra, keadaan skrotum, testis pada pria, cairan yang
dikeluarkan
e. Aspek fisik biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan, TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
f. Aspek psikososial
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
2) Konsep Diri
a) Citra diri
b) Identitas Diri
c) Peran
d) Ideal Diri
e) Harga Diri
3) Hubungan sosial
4) Spiritual
g. Status mental
h. Kebutuhan persiapan pulang
i. Mekanisme koping
j. Masalah psikososial dan lingkungan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada
tiap masalah yang dimiliki klien, beri uraian spesifik, singkat, dan
jelas.
k. Pengetahuan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada
tiap item yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
l. Aspek medik
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Intervensi Keperawatan
Standar Pelaksanaan Harga Diri Rendah :
SP Pasien :
1) SP 1 Pasien
a) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek
positif pasien (buat daftar kegiatan)
b) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
(pilih dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini
c) Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk dilatih
d) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
e) Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per
hari
2) SP 2 Pasien
a) Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan
pujian
b) Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
c) Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
d) Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan : dua kegiatan
masing-masing dua kali per hari
3) SP 3 Pasien
a) Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan
berikan pujian
b) Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
c) Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : tiga
kegiatan, masing-masing dua kali per hari
4) SP 4 Pasien
a) Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yang telah
dilatih dan berikan pujian
b) Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih
c) Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : empat
kegiatan masing-masing dua kali per hari
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan atau implementasi merupakan realisasi dari
rangkaian dan penentuan diagnosa keperawatan. Tahap pelaksanaan
dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu pasien
mencapai tujuan yang diharapkan dan implementasi harus sesuai
dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan.
Pada tahap ini kita melakukan penilaian terakhir terhadap kondisi
pasien dan disesuaikan dengan kriteria hasil sebelumnya yang telah
dibuat. Dalam evaluasi asuhan keperawatan menggunakan format
SOAP seperti :
S : Subjective ( pernyataan atau keluhan dari pasien)
O : Objective ( data yang diobservasi oleh perawat)
A : Analisys ( kesimpulan dari subjektif dan objektif)
P : Planning ( rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisis)

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN


(Basic
Course). Jakarta : EGC.
Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore : Elsevier.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi I. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi
I. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku
Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai