Disusun Oleh:
Diserahkan pada :
Hari : Sabtu
2. ETIOLOGI
Hal yang mengakibatkan hernia menurut Haryono (2012) adalah:
1. Kelainan kongenital atau kelainan bawaan.
Kelainan didapat, meliputi:
1) Jaringan kelemahan.
2) Luasnya daerah di dalam ligamen inguinal.
3) Trauma.
4) Kegemukan.
5) Melakukan pekerjaan berat.
6) Terlalu mengejan saat buang air kecil atau besar.
3. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Jong (2008),tanda dan gejala dari hernia, antara lain:
1) Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak benjolan di
lipat paha.
2) Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan mual.
3) Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi.
4) Bila terjadi hernia inguinalis strangulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta
kulit diatasnya menjadi merah dan panas.
5) Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan dibawah sela paha.
6) Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sesak
nafas.
7) Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
4. PATOFISIOLOGI
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 dari kehamilan,
terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik
peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya
prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis
tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun
terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka.
Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus
terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus, karena prosesus tidak
berobliterasi maka akan timbul hernia ingunalis lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena pada umur tua otot
dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh
mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebaban tekanan
intraabdominalis meningkat seperti batuk-batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat
barang-barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek
tersebut.
Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi prostat,
asites, kehamilan, obesitas dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. Pria lebih
banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan
wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding
kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan
terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi
sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi
obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis.
Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi.
Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan
ususnya terputar. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses.
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi
usus sederhana hingga perforasi (lubangnnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses
lokal, fistel atau peritonitis (Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2010).
PATHWAY
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Suratan dan Lusianah (2010:321) pemeriksaan diagnostik pada klien hernia yaitu
:
1) Pemeriksaan darah lengkap: Menunjukan peningkatan sel darah putih, serum
elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), dan
ketidakseimbangan elektrolit. Pemeriksaan koagulasi darah: mungkin memanjang,
mempengaruhi homeostastis intraoperasi atau post operasi.
2) Pemeriksaan urine: Munculnya sel darah merah atau bakteri yang
mengidentifikasikan infeksi.
3) Elektrokardiografi (EKG): Penemuan akan sesuatu yang tidak normal
memberikan prioritas perhatian untuk memberikan anestesi.
4) Sinar X abdomen : Menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi
usus.
6. PENATALAKSANAAN MEDIC
Menurut Amin & Kusuma (2015) penanganan hernia ada dua macam:
Pengumpulan Data
1. Identitas Klien
Pada pasien hernia adalah riwayat pekerjaan biasanya mengangkat benda berat,
nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk dan
bersin Discharge Planing pasien adalah hindari mengejan, mengangkat benda berat,
menjaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, biasanya penderita hernia yang
sering terkena adalah laki- laki pada hernia inguinalis dan pada heria femoralis yang
sering terkena adalah perempuan untuk usia antara 45-75 tahun (Baradero, 2005).
2. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus hernia adalah terasa nyeri. Nyeri
tersebut adalah akut karena disebabkan oleh diskontinuitas jaringan akibat tindakan
pembedahan (insisi pembedahan). Dalam mengkaji adanya nyeri, maka digunakan
teknik PQRST. P= Provoking: Merupakan hal - halyang menjadi faktor presipitasi
timbulnya nyeri, biasanya berupa trauma pada bagian tubuh yang menjalani prosedur
pembedahan dan biasanya nyeri akan bertambah apabila bersin, mengejan, batuk
kronik dll. Q= Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
klien. Apakah seperti terbakar, ditekan, ditusuk-tusuk, diremas. R= Region: apakah
rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar dan dimana rasa sakit
terjadi. S= Scale of pain: Biasanya klien hernia akan menilai sakit yang dialaminya
dengan skala 5 - 7 dari skala pengukuran 1 - 10. T=Time: Merupakan lamanya nyeri
berlangsung, kapan muncul dan dalam kondisi seperti apa nyeri bertambah buruk.
(Muttaqin, 2008).
8. DIAGNOSE KEPERAWATAN
PRE OPERATIF
POST OPERATIF
9. EVALUASI
Pada evaluasi keperawatan semua masalah keperawatan yang di angkat pada kasus
belum terasi.
DAFTAR PUSTAKA
Liu, Te Campbell,A. (2011). Case Files Ilmu Bedah. Jakarta :Karisma Publishing
Group.
Mary Baradero, S. P. C., Dayrit, M. W., SPC, M., & Siswadi, Y. (2005).Prinsip dan
Praktik Keperawatan Perioperatif. . Jakarta: EGC.