Anda di halaman 1dari 14

HERNIA INGUINALIS

A Pengertian

Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal
atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal
(Lewis,SM, 2003).

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis


menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis externa/medialis
(Mansjoer A,dkk 2000).

Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas
kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. (
Cecily L. Betz, 2004).

Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding
yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,dkk 2004).

B Anatomi Fisiologi

Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus abdominis, musculus, obliqus
abdominis internus, musculus transversus abdominis. Kanalis inguinalis timbul akibat descensus
testiculorum, dimana testis tidak menembus dinding perut melainkan mendorong dinding ventral perut
ke depan. Saluran ini berjalan dari kranio-lateral ke medio-kaudal, sejajar ligamentum inguinalis,
panjangnya : + 4 cm. (Brunner & Suddarth, 2000)

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yag merupakan
bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus abdominis di medial
bawah, di atas tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus eksternus. Atap ialah aponeurosis
muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma serta
sensitibilitas kulit regio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian proksimedial
(Martini, H 2001).
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut
kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih
vertikal. Sebaiknya bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan
anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada
orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu kanalis
inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus abdominis yang menutup
anulus inguinalis internus ketika berkontraksi dan adanya fasia transversal yang kuat yang menutupi
triganum hasselbaeh yang umumnya hampir tidak berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme
ini dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis (Martini, H 2001)

C Klasifikasi

Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :

1. Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang terjadi
melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran spermatik melalui kanalis inguinalis (Lewis,SM,
2003).

2. Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu hernia yang menonjol
melalui dinding inguinal posterior di area yang mengalami kelemahan otot melalui trigonum
hesselbach bukan melalui kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia (Ignatavicus,dkk 2004).

D Etiologi

Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania: W.B Saunders, penyebab
hernia inguinalis adalah :

1. Kelemahan otot dinding abdomen.

1. Kelemahan jaringan

2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal

3. Trauma

1. Peningkatan tekanan intra abdominal.


1. Obesitas

2. Mengangkat benda berat

3. Mengejan Konstipasi

4. Kehamilan

5. Batuk kronik

6. Hipertropi prostate

1. Faktor resiko: kelainan congenital

E Patofisiologi

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada
saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin
dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah
abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding
abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak
atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan.
Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia.
Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam
waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat
parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami
kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari,
E. 2000).

Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang didapat. Insiden hernia
meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan
intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot
dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra
abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut
berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga
dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut
sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia
yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001).
PATHWAY HERNIA
F Manifestasi Klinik

1. Penonjolan di daerah inguinal


2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan distensi
abdomen.
4. Terdengar bising usus pada benjolan
5. Kembung
6. Perubahan pola eliminasi BAB
7. Gelisah
8. Dehidrasi
9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri atau
mendorong.

G Pemeriksaan Penunjang

1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.

2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan
hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000 18.000/mm3) dan ketidak
seimbangan elektrolit.

H Komplikasi

1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat
dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada
gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk. Cincin hernia
menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini
disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan
terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan
kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

I Manajemen bedah

1. Perawatan pre operasi

Persiapan fisik dan mental pasien dan pasien puasa dan dilavamen pada malam sebelum hari
pembedahan.

2. Perawatan post operasi

a. Hindari batuk, untuk peningkatan ekspansi paru, perawat mengajarkan nafas dalam.

b. Support scrotal dengan menggunakan kantong es untuk mencegah pembengkakan dan


nyeri.

c. Ambulasi dini jika tidak ada kontraindikasi untuk meningkatkan kenyamanan dan
menurunkan resiko komplikasi post operasi.

d. Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih.

e. Monitoring intake dan output.

f. Palpasi abdomen dengan hati-hati.

g. Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah dehidrasi dan
mempertahankan fungsi perkemihan.
h. Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih yang distensi
dapat menekan insisi dan menyebabkan tidak nyaman.

i. Pemakaian celana suppensoar.

3. Discharge Planning :

a. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat.

b. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balut steril setiap hari dan
kalau perlu.

c. Hindari faktor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi serat dan
masukan cairan adekuat.

J Penatalaksanaan

1. Konservatif
a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju
abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5
menit di evaluasi kembali.

c. Celana penyangga

d. Istirahat baring

e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic


untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.

f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi
seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB,
hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-
gejala.
2. Pembedahan (Operatif) :
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang.

b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi
hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat
setinggi lalu dipotong.

c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah
yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus
internus abdominus ke ligamen inguinal.

K Diagnosa yang mungkin muncul :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik

2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional, rencana operasi

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan


kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi, terbatasnya kognitif pasien.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, lika post pembedahan

5. Defisit / syndrom defisit self care berhubungan dengan kelamahan

RENPRA HERNIA

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan Manajemen nyeri :
agen injuri fisik askep . jam nyeri
terkontrol, Kaji nyeri secara komprehensif ( Lokasi, karakteristik,
peningkatan durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi ).
kenyamanan dengan
KH: Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
Klien melaporkan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
nyeri berkurang, mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
skala nyeri 2-3
Berikan lingkungan yang tenang
Ekspresi wajah
tenang & dapat Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll)
istirahat, tidur. untuk mengetasi nyeri.

V/S dbn (TD 120/80 Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi


mmHg, N: 60-100 nyeri.
x/mnt, RR: 16-
20x/mnt). Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.

Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.

Monitor V/S

Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek


samping.

2 Cemas Setelah dilakukan Penurunan kecemasan


berhubungan asuhan keperawatan
dengan krisis selama .... x 24 jam, Bina hubungan saling percaya dengan pasien.
situasional, cemas klien
rencana terkontrol. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada
operasi tingkat kecemasan (tachicardia, tachypnea,
Kriteria Hasil ekspresi cemas non verbal)

a. Ekspresi wajah Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada klien


tampak tenang, dan perasaan yang mungkin muncul pada saat
rileks dan melakukan tindakan.
kooperatif.
Berusaha memahami keadaan klien
b. Mengenali,
mengungkapkan Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan
dan tindakan.
menunjukkan
teknik untuk Sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan
mengontrol
kecemasan.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang
menciptakan cemas.
c. Menemukan
sikap tubuh,
Tentukan kemampuan pasien untuk mengambil
ekspresi wajah,
keputusan
isyarat dan
tingkat kegiatan
yang Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik
menggambarkan relaksasi.
berkurangnya
penderitaan. Kolaborasi untuk pemberian obata penurun cemas
, jika memungkinkan
d. Menunjukkan
beberapa Peningkatan Koping
kemampuan
untuk Hargai pemahaman pasien tentang proses
menenangkan penyakit
diri
Hargai dan diskusikan alternatif respon terhadap
situasi.

Gunakan pendekatan yang tenang dan


memberikan jaminan.

Sediakan informasi aktual tentang diagnosa,


penanganan dan prognosis.

Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek


perawatan saat ini.

Libatkan keluarga atau orang terdekat dengan


klien.

Bantu klien untuk mengidentifikasi penggunaan


koping yang efektif.

Beri penyuluhan tentang prosedur pre operasi dan


post operasi.

Berikan pujian untuk menggunakan sumber koping


yang efektif.
3 Kurang Setelah dilakukan Peningkatan pengetahuan
pengetahuan asuhan keperawatan
tentang selama .... x 24 jam, Kaji tingkat pengetahuan tentang proses penyakit.
penyakit, pengetahuan klien
perawatan dan meningkat. Dengan Jelaskan proses penyakit
pengobatannya Kriteria Hasil
berhubungan Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari
dengan a. Pasin informasi khusus.
kurangnya mengungkapkan
informasi, tidak pengertian Berikan pengajaran sesuai dengan tingkat
mengetahui tentang proses pemahaman pasien, ulangi informasi bila
sumber- penyakit dan
sumber
informasi, pengobatan. dipelrukan.
terbatasnya
kognitif pasien. b. Berpartisipasi Ikutsertakan keluarga atau anggota keluarga lain.
dalam
pengobatan Jelaskan tentang program pengobatan dan
alternatif pengobatan.

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin


digunakan untuk mencegah komplikasi.

Diskusikan tentang terapi dan pilihannya.

Eksplorasi kemungkinan sumber yang bisa


digunakan/mendukung.

Instruksikan kapan harus kepelayanan.

Tanyakan kembali pengetahuan klien tentang


penyakit, prosedur perawatan dan pengobatan.
4 Risiko infeksi Setelah dilakukan Kontrol infeksi :
b/d adanya askep . jam risiko
luka operasi, infeksi Terkontrol, Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
imunitas tubuh terdedekti dg KH:
menurun, Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/ istirahat
prosedur Bebas dari tanda & yang cukup
invasive gejala infeksi
Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan
Angka lekosit setelah kontak dengan klien.
normal (4-11.000)
Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan.
Suhu normal ( 36
37 c Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan.

Gunakan baju, masker dan sarung tangan sebagai alat


pelindung.

Pertahankan lingkungan yang aseptik selama


pemasangan alat.

Lakukan perawatan luka sesuai indikasi

Lakukan dresing infus,dan dresing kateter sesuai


indikasi.
Tingkatkan intake nutrisi. & cairan yang adekuat

Kolaborasi untuk pemberian antibiotik sesuai program.

Proteksi terhadap infeksi

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.

Monitor hitung granulosit dan WBC.

Monitor kerentanan terhadap infeksi.

Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.

Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan,


panas, drainase.

Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya

Monitor perubahan tingkat energi.

Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan latihan.

Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai


program.

Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala


infeksi.dan melaporkan kecurigaan infeksi.

5 Sindrom defisit Setelah dilakukan Bantuan perawatan diri


self care b/d askep jam klien dan
kelemahan, keluarga dapat Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri
penyakitnya merawat diri : activity yang mandiri
daily living (adl)
dengan kritria : Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian,
toileting dan makan, berhias
kebutuhan klien
sehari-hari Beri bantuan sampai klien mempunyai kemapuan untuk
terpenuhi (makan, merawat diri
berpakaian,
toileting, berhias, Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-
hygiene, oral hari.
higiene) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
sesuai kemampuannya
klien bersih dan
tidak bau. Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin

dorong untuk melakukan secara mandiri tapi beri


bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.

Berikan reinforcement positif atas usaha yang


dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai