Dosen Pengampu :
Ns. IDA ZUHROIDAH, S.Kep., M.Kes
Oleh :
NISA’UN NAFISAH (222303102005)
2–A
Mahasiswa
NISA’UN NAFISAH
NIM : 202303102005
LAPORAN PENDAHULUAN
5. Patofisiologi
Tonjolan yang semakin besar, lama kelamaan tidak bisa masuk
kembalisecara spontan maupun dengan berbaring tetapi membutuhkan dorongan
dengan jariyang disebut hernia reponable. Jika kondisi seperti ini dibiarkan
saja makadapat terjadi perlengketan dan lama kelamaan perlengketan tersebut
menyebabkantonjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali dan disebut hernia
irreponable.Untuk mencegah terjadinya komplikasi pada hernia maka dilakukan
pembedahan daripembedahan tersebut terdapat luka insisi yang biasanya dapat
menimbulkan nyeriyang dapat membuat tidak nyaman sehingga mengurangi
pergerakan dan resikoinfeksi (Liu & Campbell, 2011).
6. Pathway
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer (2004), pemeriksaan penunjang pada hernia adalah :
a. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi
usus.
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000–
18.000/mm3) dan ketidakseimbangan elektrolit.
6. Penatalaksanaan
Penanganan hernia ada dua macam :
a. Konservatif
- Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara
perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
- Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan
setelah 5 menit di evaluasi kembali.
- Celana penyangga
- Istirahat baring
- Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyen, misalnya Asetaminofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit.
- Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan
mengedan selama BAB. hindari kopi kopi teh, coklat. cola. minuman beralkohol
yang dapat memperburuk gejala-gejala.
b. Pembedahan (Operatif):
- Hernioplasty: memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang.
- Herniotomy: pembebasan kantong hemia sampai ke lehemya. kantong dibuka dan
isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
Indikasi:
Herniotomi dan hernioplastik dilakukan pada pasien yang mengalami hernia
dimana tidak dapat kembali dengan terapi konservatif Proses tindakan
Herniotomi Membuat sayatan miring dua jari diatas sias, kemudian Kanalis
inguinalis dibuka, memisahkan funikulus, dan Kantong hernia dilepaskan dari
dalam tali sperma, dilakukan duplikasi (pembuatan kantong hernia), kemudian isi
hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia
dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong Henioplastik Memperkecil angulus:
internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fascia transversa dan
memjahitkan pertemuan m.transversus internus abdominis dan m.oblikuus
internus abdominis keligamentum inguinalis. Ini merupakan metode Basini.
Sedangkan untuk metode Me Vay yaitu menjahitkan fascia transversa,
m.tranversus abdominis. m.oblikuus internus abdominis ke ligamentum Cooper.
- Hernioraphy: mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup
celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan
muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
Suatu tindakan pembedahan dengan cara memotong kantong hernia. menutup
defek dan menjahit pintu hernia
Benjolan di daerah inguinal dan dinding depan abdomen yang masih bisa
dimasukan kedalam cavum abdomen. Kadang benjolan tidak bisa dimasukkan ke
cavum abdomen disertai tanda-tanda obstruksi seperti muntah, tidak bisa BAB.
serta nyeri.
B. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
A. Pengkajian Identitas
1) Identitas pasien berupa nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan pekerjaan, alamat, diagnose medis
2) Identitas penanggung jawab berupa nama, tanggal lahir, jenis kelamin,
status, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien.
B. Data Subjektif
1) Sebelum Operasi
a) Keluhan
Adanya benjolan di selangkangan atau kemaluan. Nyeri di daerah
benjolan meski jarang dijumpai kalau ada biasanya dirasakan di
daerah epigastrium atau daerah paraumbilikal berupa nyeri viseral
karena regangan pada mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk
ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual-muntah, kembung.
Konstipasi. Bayi menangis terus. Pada saat bayi menangis atau
mengejan dan batuk-batuk kuat timbul benjolan. Pada hernia
strangulata suhu badan dapat meninggi atau normal.
b) Riwayat penyakit sekarang
Merasa ada benjolan di skrotum atau kadang-kadang
mengecil/menghilang. Bila menangis, batuk, mengangkat benda berat
akan timbul benjolan lagi, timbul rasa nyeri pada benjolan dan timbul
rasa kemeng disertai mual-muntah. Akibat komplikasi terdapat shock,
demam, asidosis metabolik, abses, fistel, peritonitis.
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat psikososial
2) Sesudah Operasi
a) Keluhan Nyeri di daerah operasi, lemas, pusing, mual, dan kembung
C. Data objektif
a. Inspeksi
Hernia reponsibel terdapat benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring.
Hernia inguinalis lateralis : muncul benjolan di region inguinalis yang
berjalan dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong. Medialis :
tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat. Hernia skrotalis :
benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan tonjolan lanjutan
dari hernia inguinalis lateralis. Hernia femoralis : benjolan di bawah
ligamentum inguinal. Hernia epigastrika : benjolan di linea alba. Hernia
umbilikal : benjolan di umbilikal. Hernia perineum : benjolan di perineum.
b. Palpasi
Caranya : tarik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL)
deitekan lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah
medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis. Titik
yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIL) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita
tekan maka dapat diasumsikan bawha itu hernia inguinalis lateralis.
c. Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani terdengar pekak.
d. Auskultasi
Hiperperistaltik didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inckarserata)
e. Colok dubur Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan
Howshipromberg (hernia obtutaratoria)
f. Pemeriksaan test diagnostik Rontgent, USG
g. Tanda-tanda vital Temperatur meningkat, pernafasan meningkat, nadi
meningkat, tekanan darah meningkat.
h. Hasil laboratorium Leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3 . Serum elektrolit
meningkat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis
Faktor yang Berhubungan Batasan Karakteristik (Data
Keperawatan
(Etiologi/E) Subjektif/Objektif/Symptom/S)
(Problem/P)
Nyeri akut Agen pencedera fisiologis, Tanda dan gejala mayor
berhubungan dengan agen pencedera kimiawi, agen Subjektif :
Subjektif :-
Objektif :
Objektif:
- Frekuensi nadi meningkat
- Tekanan darah meningkat
- Muka tampak pucat
- Kontak mata buruk
- Berorientasi pada masa lalu
- frekuensi napas meningkat
- Diaforesis
- Tremor
- Suara bergetar
- Sering berkemih
Gangguan mobilitas fisik Tanda dan gejala mayor
berhubungan dengan keengganan Kerusakan integritas
Subjektif :
melakukan pergerakan (D.0054) struktur tulang,
Perubahan metabolism, - Mengeluh sulit menggerakkan
Ketidakbugaran fisik, ekstremitas
Penurunan kendali otot,
Penurunan massa otot,
Penurunan kekuatan Objektif :
otot, Keterlambatan
perkembangan, - Kekuatan otot menurun
Kekakuan sendi, - Rentang gerak (ROM) menurun
Kontraktur, Malnutrisi,
Gangguan Tanda dan gejala minor
musculoskeletal,
Gangguan Subjektif :
neuromuscular, Indeks
masa tubuh diatas - Nyeri saat bergerak
persentil ke-75 sesuai - Enggan melakukan
usia, Efek agen pergerakan
farmakologis, Program - Merasa cemas saat
pembatasan gerak, bergerak
Nyeri, Kurang terpapar
informasi tentang Objektif :
aktivitas fisik,
Kecemasan, Gangguan
- Sendi kaku
kognitif, Keengganan
melakukan pergerakan, - Gerakan tidak terkoordinasi
Gangguan sensori - Gerakan terbatas
persepsi
- Fisik lemah
3. Intervensi Keperawatan
Terapeutik :
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis: TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain) - Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi Istirahat dan
tidur - Pertimbangkan
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
- Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi :
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
4.Implementasi
5.Evaluasi