Dosen Pembimbing :
Kelas 7A,
Disusun oleh :
2. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis hernia adalah sebagai berikut :
1. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak benjolan di
lipat paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan mual.
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi.
4. Bila terjadi hernia inguinalis strangulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta
kulit diatasnya menjadi merah dan panas.
5. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan dibawah sela paha.
6. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sesak
3. Etiologi
Hernia dapat di jumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki. Penyebab utama
terjadinya hernia adalah :
1) Kelemahan dinding otot dalam abdomen untuk menahan rongga abdomen.
2) Adanya peningkatan tekanan intra abdomen Kelemahan otot yang dibawa, sejak
lahir (congenital) merupakan salah satu factor utama yang menyebabkan terjadinya
hernia,
selain adanya peningkatan tekanan intra abdomen. Kelemahan otot memang tidak
dapat dicegah, tetapi luntion yang rutin dapat meningkatkan kekuatan otot yang lemah.
3) Kongenital Faktor resiko yang dapat menyebabkan hernia adalah :
(a) Kegemukan
(b) Angkat berat, karena dapat meningkatkan tekanan intra abdomen.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien Hernia adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan darah lengkap
Menunjukan peningkatan sel darah putih, serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), dan ketidakseimbangan elektrolit.
2) Pemeriksaan koagulasi darah
Pemeriksaan koagulasi darah : mungkin memanjang, mempengaruhi homeostastis
intraoperasi atau post operasi.
3) Pemeriksaan urine
Munculnya sel darah merah atau bakteri yang mengidentifikasikan infeksi.
4) Elektrokardiografi (EKG)
Penemuan akan sesuatu yang tidak normal memberikan prioritas perhatian untuk
memberikan anestesi.
5) Sinar X abdomen
Menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.
3. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan luka insisi dan distensi abdominal
Resiko Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
Gangguan Eliminasi
Resiko infeksi berhubungan dengan inkontinuitas jaringan sekunder
4. Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi
Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama 3X24 Observasi
luka insisi dan jam diharapkan masalah 1. Identifikasi lokasi ,
distensi abdominal teratasi dengan kriteria hasil karakteristik, durasi,
: frekuensi, kulaitas nyeri,
Nyeri (-) skala nyeri, intensitas nyeri
Gelisah (-) 2. Identifikasi respon nyeri non
Meringis (-) verbal.
3. Identivikasi factor
yang memperberat dan
memperingan nyeri.
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Fasilitasi istirahat dan tidur.
3. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
Azwar, Anas Siahaan. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Post
Operasi Hernia Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Dalam Penerapan Terapi ROM (Range
Of Motion) Pasif di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Tahun
2019. Karya Tulis Ilimah, Prodi D-III Keperawatan. Pandan : Akper Pemkab Tapanuli
Tengah
Heriana, P. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang : Binarupa Aksara.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia