Anda di halaman 1dari 26

1

KONSEP DASAR
HERNIA SCROTALIS
I.

Pengertian
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemak dinding ronggo bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol memlalui defek atau bagian lemak dari muskula apuneurotik dinding
perut. Hernia terdiri cincin, kantung dan isi hernia.
Hernia di beri nama menurut letaknya umpamanya diafragma, ingunal,
umbilikal, femoral.
Menurut sifatnya hernia dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika
berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri.
2. Hernia akreta yaitu isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga biasanya disebabkan oleh perletakan isi kantung peritonium kantung
hernia.
3. Hernia ikarserata atau hernia serangulatan yang berarti isi kantung
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga disertai akibatnya yang
berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.
Hernia serotalis merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai serotum
kadang ditemukan hernia skrotaslis sangat besar. Diagnosa ditegakkan atas
dasar tidak adanya pembatasan jelas disebelah kranial dan adanya hubungan ke
kronia melalui anulus eksternus.

II.

Etiologi

Dapat terjadi karena anomali kongenitas atau karena sebab yang di dapat.
Hernia dapat dijumpai pada setiap usia lebih banyak pada pria dan pada wanita.
Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentuka pintu masuk hernia pada
anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui kantug dan isi hernia.
Faktor yang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka,
peninggian tekanan di dalam ringga perut, dan kelemahan otot dinding perut
karena usia.
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus
internus turut kendur. Pada keadan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan
kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding
berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal ke dalam kanalis
ingunalis, kelemahan otot dinding perut terjadi akibat kerusakan illioinguinalis
dan nilliofemoralis sel apendiktomi.
III. Patofisiologi
Hernia inguinalis lateral kongenital

Tekanan intra abdominal meningkat

Desensus testis melalui kahal

Hernia Scrotalis

Pre Operasi

Kurang Pengetahuan

Informasi kurang

Cemas

Perubahan lingkungan
(ramai)

Sulit tidur

Gangguan istirahat
Tidur

Kelemahan fisik

Kurangnya perawatan
Diri (personal hygiene)

IV.

Diagnosis
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada
hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat yang
muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang
setelah berbaring.
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik tergantung pada isi hernia. Pada inspeksi
saat klien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai
penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah.
Kantung hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus
sebagai gesekan dari dua lapis kantung yang memberikan sensori gesekan dua
permukaan sutera, tanda ini disbut tanda sarung tangan sutra, tetapi umumnya
tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantung hernia berisi organ maka tergantung
isinya pada palpasi mungkin teraba usus, amentum (seperti kare) atau ovarium.

V.

Manifestasi Klinis
Umumnya klien mengatakan turun berok buruk atau kelingsir atau mengatakan
adanya benjolan pada selengkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil
atau menghilang pada waktu tidur, dan bila menangis, mengejan, atau
mengangkat benda atau bila posisi klien berdiri dapat timbul lagi. Klien diminta
berbaring bernafas dengan mulut untuk mengurangi tekanan intra abdominal
lalu skrotum diangkat perkahan lahan diagnosa pasti hernia pada umumya
sudah dapat ditegakan. Keadaan cincin hernia juga perlu diperiksa melalui
scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum pubikus. Ikuti
spikulus spermatikus sampai anulus inguinalis. Pada keadaan normal jari
tangan tidak dapat masuk.

6. Kompliksi
1.

Terjadi perlengkapan antara isi hernia dengan dinding kantung hernia.

2.

Terjadi penekanan terhadap cincin hernia.

7. Penatalaksanaan
Pada hernia scrotalis tindakan efektif karena ditakutkan terjadi komplikasi,
tindakan bedah pada hernia adalah herniotomi dan herniografi pada bedah
efektif kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan, kantung dicari dan dipotong.
Usus halus dilihat visual atau tidak. Bila visual dikembalikan ke rongga perut,
sedangkan bila tidak dilakukan reseksi dan anastomosis end to end.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


I.

Biodata
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, diagnosa
medis, No. Registrasi, harus dan tulis dengan lengkap dan jelas.

II.

Keluhan utama
Pada klien hernia scrotalis biasanya mengalami nyeri pada perut bawah sebelah
kiri ataupun sebelah kanan.

III. Riwayat penyakit sekarang


Perjalanan penyakit yang diderita oleh klien sekarang.
IV.

Riwayat penyakit yang lalu


Penyakit yang ada hubungannya dengan penyakit yang diderita sekarang.

V.

Riwayat keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit menular, ataupun penyakit
keturunan.

VI.

Riwayat psikososial dan spiritual


Bagaimana hubungan klien dengan keluarga, orang lain dan bagaimana
hubungan spiritualnya.

VII. Pola aktivitas sehari hari


a.

Pola nutrisi dan cairan


Apakah ada hubungan selama di rumah dan di rumah sakit, biasanya
sebelum dan sesudah operasi pasien diharuskan puasa.

b.

Pola eliminasi
Apakah ada penurunan haluan urin, konstipasi karena klien dengan hernia
scrotalis biasanya terlalu banyak mengejan saat defekasi.

c.

Pola istirahat tidur

Bagaimana kebiasaan tidur klien baik saat di rumah maupun di rumah


sakit.
d.

Pola kebersihan diri


Kebiasaan kebersihan klien di rumah di rumah sakit.

e.

Pola seksualitas/produksi
Bagaimana hubungan suami dan istri dan berapa jumlah anak.

f.

Pola nilai dan keyakinan


Keyakinan yang diyakini oleh klien.

g.

Pola koping (penanganan stress)


Bagaimana klien dalam menghadapi setiap permasalahan yang dihadapi
klien.

h. Pola pedrsepsi kesehatan


Bagaimana pengetahuan klien tentang kesehatan, penyakit dan pengobatan.
VIII. Keadaan/kesan umum klien
Pada umumnya klien dengan post operasi hernia scrotalis mengalami perubahan
persepsi sensori dan kelemahan pengaruh anastesi.
IX.

Tanda tanda vital


Meliputi tekanan darah, suhu, denyut nadi, respirasi, berat badan dan tinggi
badan.

X.

Pemeriksaan fisik
a.

Pemeriksaan kepala dan leher


Perhatikan kesimetrisan, distribusi rambut dan kulit kepala, lanjutkan
dengan palpasi apakah ada nyeri tekan atau pembengkakan. Pada
pemeriksaan leher apakah ada pembesaran kelenjar tiroid karena
menandakan kekurangan garam iodium.

b.

Pemeriksaan integumen dan kuku

Kaji turgor kulit, warna kuku, dan kebersihannya, untuk mengetahui tekstur
dan kelembaban tekan ringan kulit dengan ujung jari.
c.

Pemeriksaan payudara dan ketiak


Apakah ada nyeri tekan atau pembesaran kelenjar limfe.

d.

Pemeriksaan thorax/paru
Amati dada saat bernafas untuk mengetahui frekuensi sifat dan irama
pernafasan, lakukan palpasi untuk mengetahui keadaan kulit dinding dada,
nyeri tekan, kesimetrisan ekspansi, auskultasi untuk mengetahui apakah
ada suara tambahan seperti ronchi, wheezing ataupun friksi.

e.

Jantung

f.

Pemeriksaan genetalia dan anus


Genetalia : Pada klien hernia scrotalis akan mengalami pembesaran
scrotalis disalah satu sisi skrotalis baik kiri ataupun kanan.
Anus

: Apakah ada tumoroid/adakah bentuk tidak beraturan pada


anus.

g.

Pemeriksaan abdomen
Biasanya terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah (iliaka) dan pada
preoperasi/herniatomi terdapat benjolan pada iliaka.

h.

Pemeriksaan muskuluskeletal

i.

Pemeriksaan neurologis
Pada post operasi/herniatomi kesadaran klien somnolens karena adanya
pengaruh anastesi.

j.

Pemeriksaan status mental


Biasanya klien merasa gelisah dan cemas.

k.

Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan spasma otot yang ditandai
dengan.
-

Berjalan dengan timpang, ketidakmampuan berjalan perilaku berhati-hati


condong ke depan pada sisi yang sakit saat berdiri.

Penurunan toleransi terhadap aktivitas.

Perubahan pada pola tidur.

Menarik secara fisik/sosial.

Intervensi
1) Kaji adanya keluhan nyeri catat lokasi lamanya serangan faktor pencetus atau
yang memperberat. Minta pasien untuk menetapkan skala pada 0-10.
Rasional : Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar
untuk perbandingan dan evaluasi terhadap terapi.
2) Pertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional : Tirah baring dalam posisi yang nyaman menentukan pasien untuk
menurunkan spasme otot.
3) Intruksikan pasien untuk melakukan teknik relaksasi/visualisasi.
Rasional : Memfokuskan perhatian pasien, membantu menurunkan tegangan
otot dan meningkatkan proses penyembuhan.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi kurang
mengingat.
Yang ditandai dengan :
-

Mengungkapkan masalah.

Pernyataan salah konsepsi.

Intervensi / Rasional :

1) Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis serta pembaatasan kegiatan,


seperti hindari mengemudikan kendaraan dalam periode waktu yang lama.
Rasional : Pengetahuan dasar memadai memungkinkan pasien untuk
membuat pilihan yang tepat. Dapat meningkatkan kerjasama
pasien

mengenai

program

pengobatan

dan

mendapatkan

penyembuhan yang optimal.


2) Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu untuk dilaporkan pada
evaluasi berikutnya seperti nyeri tusuk kehilangan sensasi untuk berjalan.
Rasional : Perkembangan dan proses penyakit mungkin memerlukan
tindakan pembedahan lebih.

10

AKADEMI PERAWATAN
RAJEKWESI BOJONEGORO
Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 152 Telp. 0353 (881207)
B O J O N E G O RO
FORMAT PENGKAJIAN UMUM
Nama mahasiswa : Wahyu Mulia H.
Nim

: 06.037

Tingkat

:I

Tanggal praktek

: 11-09-2007

Ruangan

: Bedah (Anyelir)

1. Biodata
Nama

: Tn. K

Umur

: 48 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Kayu lemah Rt.09 Rw. 02 Sumberejo

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Tani/wirasuasta

Diagnosa medis : Hernia scrotalis sinista


No. Reg

: 21.80.97
2. Keluhan utama

Pasien mengatakan ada pembesaran pada scrotum kiri.


3. Riwayat penyakit sekarang
Selam dirumah pasien merasakan sakit pada daerah penis 1 bulan, terasa
nyeri saat BAB dan BAK. Penyakitnya kemudian diperiksakan di Puskesmas
Kayu lemah pada tanggal 06-09-2007 kemudian oleh petugas kesehatan
disarankan untuk rujuk di Rs Sosodoro Djatikusumo Bojonegoro. Kemudian

11

oleh keluarga di bawa ke Rs. Sosodoro Djatikusumo Bojonegoro pada tanggal


08-09-2007 di Poli Bedah, setelah dilakukan pemeriksaan pasien disarankan
untuk operasi.
4. Riwayat penyakit yang lalu
Sebelumnya pasien pernah menderita penyakit seperti ini pada usia 2 tahun
dan di lakukan operasi di Rs. Dr. Soetomo Surabaya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular dan keturunan, misalnya HT, DM, kusta dan gangguan jiwa.
6. Riwayat psikologi dan spiritual
Psikologi : Pasien berperan sebagai suami dan orang tua dari 3 anak. Dalam
menjalin hubungan mereka terjalin dengan baik dan harmonis.
Sosial

: Pasien beragama Islam taat menjalankan ibadahnya, akan tetapi


setelah masuk rumah sakit pasien menjalankan ibadahnya hanya
di atas tempat tidur.
7. Pola aktivitas sehari-hari

a. Pola nutrisi dan cairan


Di rumah : Pasien makan 3x sehari porsi besar, komposisi nasi biasa, lauk
pauk, sayur habis satu porsi, minum 7-8 gelas atau 2,5
liter/hari.
Di RS

: Pasien makan 3x sehari habis satu porsi yang disediakan

b. Pola eliminasi
Di rumah : Di rumah pasien BAB 1x, warna kuning, lembek, sedangkan
BAK 4-5 x/hari warna kuning jernih tempat WC dan pasien
merasa nyaman.
Di RS

: Di RS pasien BAB 1 x dan BAK 2-3 x/hari (800 ml/hari).

12

c. Pola istirahat tidur


Di rumah : Pasien tidur jam 21.00 WIB s/d 04.30 WIB di tempat tidur,
keadaannya bersih dan nyaman.
Di RS

: Pasien tidur malam jam 23.00 WIB s/d 04.00 WIB, rata-rata
pasien hanya bisa tidur 5 jam karena keadaan rumah sakit
ramai.

d. Pola aktivitas kerja dan latihan


Di rumah : Pasien menjalanakan aktivitas dengan baik, makan, minum,
bekerja tanpa ada hambatan yang dapat mengganggu
aktivitasnya.
Di RS

: Pasien dibantu oleh keluarganya.

e. Pola kebersihan diri


Di rumah : Pasien mandi 2 x/hari, sikat gigi 2 x/hari, keramas 3 x
seminggi, ganti pakaian 2 x/hari, pasien mandi di kamar
mandi.
Di RS

: Pasien tidak mandi, tidak gosok gig, ganti baju 1/hari.

f. Keadaan / penampilan / kesan umum pasien


Composmentis sebab pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
g. Tanda
Tekanan Darah

: 110/80 mmHg

Suhu

: 360C

Nadi

: 69 x/menit

Pernafasan

: 18 x/menit

Pemeriksaan Penunjang
1) Foto rontgen.
2) Pemeriksaan Lab : Tanggal 09 September 2007
WBC

: 7,6

(normal 4,8 10,8)

Ly

: 21,7

(normal 20,0 40,0)

Mo

: 4,6

(normal 0,0 11,0)

13

Gr

: 73,4

(normal 40,0 70,0)

Ly

: 1,7

(normal

1,0 4,3)

ASAT (GOT)

: 24

(normal

0-30)

ALAT (GPT)

: 44

(normal

0-32)

UREA (UR)

: 45,3

(normal

18-50)

BUN (BUN)

: 21,2

(normal

8-23)

Creatinine (CREA) : 1,55

(normal

0,7 1,3)

Glukosa (GLUC)

(normal

60-100)

: 70

8. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi

: Pertumbuhan rambut merata, simetris, tidak ada bekas


luka, tidak ada benjolan.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, rambut tidak mudah rontok.

b. Mata
Inspeksi

: Kedua mata kanak/kiri tampak simetris, sklera kemerahan,


konjungtiva tidak anemis, penglihatan mata normal dan
anemis.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

c. Telinga
Inspeksi

: Tampak bersih, tidak ada serumen, telinga kanan / kiri


simetris, tidak ada gangguan pendengaran, di dalam lubang
telingan tidak serumen.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan saat telingan di tarik ke belakang.

d. Hidung
Inspeksi

: Posisi septum simetris, tidak ada benda asing, tidak ada


sumbatan jalan nafas, tidak ada fraktur, tidak ada polip
hidung, tidak ada septum lendir.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

14

e. Mulut
Inspeksi

: Bibir tampak kering, tidak ada karies pada gigi,


pertumbuhan gigi merata, tidak ada radang gusi, tidak ada
pembesaran tonsil.

f.

Leher
Inspeksi

: Letak simetris, tidak ada pembesaran lymfe dan vena


jugularis.

Palpasi

: Saat diraba tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

g. Pemeriksaan Integumen / Kulit dan kuku


Kulit

: Turgor kulit baik, tidak ada lesi, kelembaban kulit terjaga,


kebersihan kulit kurang terjaga.

Kuku

: Kuku tampak kotor, tidak sianosis, CRT kurang dari 2


detik.

h. Pemeriksaan Thorak/Paru
Inspeksi

: Dada kanan/kiri simteris, tidak ada penekanan otot


intercosta saat inspirasi, chest irama teratur.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan dan pembesaran.

Perkusi

: Sonor

Auskultasi

: Suara nafas normal, ronchi (-), Wheezing (-), suara ucapan


jelas.

i.

Jantung
Inspeksi

: Pernafasan 18 x/menit

Perkusi

: Jantung Kanan atas ICS (Intercosta) II lend starnum destra


Jantung kiri atas ICS II leand starnum sinistra
Jantung kanan bawah ICS IV lend starnum destra
Jantung kiri bawah ICS IV, V, mind clavicula sinistra

Auskultasi

: Terdengar suara S 1 dan S 2 tunggal, tidak ada bunyi


tambahan.

15

j.

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi

: Ada bekas luka operaso hernia panjang 7 cm dan ada


bekas luka sebanyak 2 buah.

Auskultasi

: Terdengar peristaltik usus 18 x/menit.

k. Pemeriksaan Kelamin
Genotalis :
Inspeksi

: Pembesaran pada scrotum sinestra

Anus :
Inspeksi

: Pada daerah anus lembek bersih, tidak ada haemoroid dan


wasir.

l.

Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kekuatan otot :
5
5
5
5

m. Pemeriksaan Neurologi
Kesadaran pasien composmentis, GCS 4,5 dan 6 pasien dapat menanggapi
respon yang diberikan perawat.
n. Pemeriksaan Status Mental
Pasien kooperatif dalam setiap tindakan keperawatan dan tidak mudah
marah.
o. Pemeriksan Penunjang Medis
3) Foto rontgen.
4) Pemeriksaan Lab : Tanggal 09 September 2007
WBC

: 7,6

(normal

4,8 10,8)

Ly

: 21,7

(normal 20,0 40,0)

Mo

: 4,6

(normal

Gr

: 73,4

(normal 40,0 70,0)

Ly

: 1,7

(normal

1,0 4,3)

ASAT (GOT)

: 24

(normal

0-30)

0,0 11,0)

16

ALAT (GPT)

: 44

(normal

0-32)

UREA (UR)

: 45,3

(normal

18-50)

BUN (BUN)

: 21,2

(normal

8-23)

Creatinine (CREA) : 1,55

(normal

0,7 1,3)

Glukosa (GLUC)

(normal

60-100)

: 70

p. Pelaksanaan Therapy
Per oral Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Infus RL 500 cc 20 x permenit
q. Harapan Klien / Keluarga
Pasien dan keluarga berharap dapat cepat sembuh dari penyakitnya dan
dapat berkumpul lembali dengan keluarga serta dapat beraktifitas seperti
biasa.
Bojonegoro, 17 September 2007
Mahasiswa

Wahyu Mulia H

17

ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. K
Umur

: 48 tahun

No. Reg

: 21.80.97

No
1

Ds/Do
Ds : Pasien mengatakan tidak

Kemungkinan penyebab
Perubahan lingkungan

bisa tidur siang ( 45

(ramai)

menit), tidur malam 4-5 jam

tidur

(23.00-04.00).

sulit tidur

Do : Mata tampak merah.

Pasien tampak tidak segar

Masalah
Gangguan istirahat

gangguan istirahat tidur

setelah bangun tidur.


2

Pasien sering menguap.


Ds : Pasien mengatakan selama
msauk RS 3 hari tidak
mandi, tidak keramas, tidak

Hernia scrotalis

Gangguan personal
hygiene

kelemahan fisik

gosok gigi.
Do : Kebersihan kulit tidak
terjaga.

kurangnya perawatan diri


(personal hygiene)

Pasien tampak tidak segar.


Tubuh tampak kotor, kusut,
3

bau.
Ds : Pasien mengatakan kapan

akan dioperasi.
Do : Pasien tampak gelisah.
Pasien tampak cemas.
Pasien selalu tanya pada
perawat tentang
keadaannya.

Hernia scrotalis
pre operasi

kurang pengetahuan

informasi kurang

cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Cemas

18

Nama Pasien : Tn. K


Umur

: 48 tahun

No. Reg

: 21.80.97

No
1

Tanggal
11-09-2007

Diagnosa Keperawatan
Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan perubahan
lingkungan

kurang

nyaman

ditandai

dengan

pasien

mengatakan tidak bisa tidur siang ( 45 menit), tidur malam


4-5 jam (23.00-04.00), mata tampak merah, pasien tampak
2

11-09-2007

tidak segar setelah bangun tidur, pasien sering menguap.


Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan terhadap kebersihan ditandai dengan pasien
mengatakan selama msauk RS 3 hari tidak mandi, tidak
keramas, tidak gosok gigi, kebersihan kulit tidak terjaga,

11-09-2007

pasien tampak tidak segar, tubuh tampak kotor, kusut, bau.


Cemas berhubungan dengan pre operasi ditandai dengan
pasien mengatakan kapan akan dioperasi, pasien tampak
gelisah, pasien tampak cemas, pasien selalu tanya pada
perawat tentang keadaannya.

19

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. K

No
1

Umur

: 48 tahun

No. Reg

: 21.80.97

Dx Kep
I

Tujuan
Setelah dilakukan

Intervensi
1. Kaji pola tidur pasien.

tidur.

tindakan keperawatan
2 x 24 jam pasien dapat
tidur nyenyak dengan
kriteria :
1. Muka tampak segar.
2. Mata tidak merah.
3. Saat diajak bicara

2. Atur lingkungan nyaman/


batasi pengunjung.
3. Berikan pasien makan
banyak protein.
4. Atur jadwal aktivitas dan
istirahat.

II

sering menguap.
Setelah diberikan
tindakan 45 menit
personal hygiene pasien

2. Agar pasien merasa


nyaman.
3. Kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi.
4. Pasien tau akan
kebutuhan istirahat
tidur.

pasien tidak lagi


2

Rasional
1. Pasien tau kebutuhan

1. Anjurkan pasien disibini


2x/hari.
2. Beri pengertian Healt

1. Untuk mengetahui
kebersihan pasien.
2. Agar keluarga mengerti

dapat teratasi dengan

Education kepada keluarga

tentang menjaga

kriteria :

tentang pentingnya

kebersihan pasien.

1. Pasien mandi

menjaga kebersihan diri.

2x/hari dengan
bantuan keluarga/
perawat.
2. Ganti baju 2x
dengan bantuan
keluarga/perawat.
3. Keramas 3 hari

20

No

Dx Kep

Tujuan
sekali dengan

Intervensi

Rasional

bantuan keluarga/
perawat.
4. Pasien bersih,
3

III

harum, segar.
Teratasinya cemas

1. Jalin komunikasi antar

1. Terciptanya komunikasi

setelah dilakukan

pasien dengan perawat

antar pasien dengan

tindakan keperawatan

agar lebih mudah dalam

perawat sehingga

selama 2-3 jam dengan

memberi penjelasan pada

mudah memberikan

kriteria pasien menjadi

pasien.

penjelasan pada pasien.

tenang.

2. Beri penjelasan keadaan


pasien menjelang operasi.

2. Agar pasien mengetahui


dengan passti
keadaannya menjelang
operasi.

21

LEMBAR PELAKSANAAN
Nama Pasien : Tn. K

No
1

Umur

: 48 tahun

No. Reg

: 21.80.97

Hari/tgl
Selasa
11-09-2007

Jam
Implementasi
10.00 1. Melakukan pendekatan dengan keluarga dan pasien.

Respon Px
Pasien kooperatif

2. Memberikan pengertian Healt Education tentang


pentingnya kesehatan.

Selasa
11-09-2007

3. Menyibini pasien 2x/hari.


10.00 1. Mengkaji pola tidur pasien.

Pasien kooperatif

2. Mengatur lingkungan nyaman dan atau batasi


pengunjung.
3. Memberikan makanan banyak protein.

Selasa
11-09-2007

4. Mengatur jadwal aktivitas dan istirahat.


10.00 1. Menjalin komunikasi antara pasien dengan perawat

Pasien kooperatif

agar lebih mudah dalam memberikan penjelasan


kepada pasien.

4.

Rabu
12-09-2007

2. Memberi kepada keadaan pasien menjelang operasi.


10.00 1. Melakukan pendekatan dengan keluarga dan pasien.

Pasien kooperatif

2. Memberikan pengertian Healt Education tentang


pentingnya kesehatan.

5.

Rabu
12-09-2007

3. Menyibini pasien 2x/hari.


10.00 1. Mengkaji pola tidur pasien.

Pasien kooperatif

2. Mengatur lingkungan nyaman dan atau batasi


pengunjung.
3. Memberikan makanan banyak protein.

6.

Rabu
12-09-2007

4. Mengatur jadwal aktivitas dan istirahat.


10.00 1. Menjalin komunikasi antara pasien dengan perawat
agar lebih mudah dalam memberikan penjelasan

Pasien kooperatif

22

No

Hari/tgl

Jam

Implementasi
kepada pasien.
2. Memberikan menjelaskan kepada pasien menjelang
operasi.

Respon Px

23

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. K
Umur

: 48 tahun

No. Reg

: 21.80.97

No
1

Dx Kep
I

Hari/tgl
Selasa
11-09-2007

Catatan Perkembangan
S : Pasien mengatakan tidak bisa tidur dengan
nyenyak.
O : Muka pasien tidak segar, sering menguap,
mata pasien tampak merah.
A : Masalah belum teratasi.

Rabu

P : Rencana dilanjutkan 1,2,3,4


S : Pasien mengatakan bisa tidur dengan nyenyak.

12-09-2007

O : Muka pasien tampak segar, mata pasien tidak


merah.
A : Masalah teratasi sebagian.

II

Selasa
11-09-2007

P : Rencana dilanjutkan 2,3,4


S : Pasien mengatakan tidak pernah disibini.
O : Pasien tampak kotor, kuku tampak kotor, gigi
tampak kotor.
A : Masalah belum teratasi.

Rabu
12-09-2007

P : Rencana dilanjutkan 1,2


S : Pasien sudah disibini dan merasa tampak
segar.
O : Pasien tampak bersih.
A : Masalah teratasi.
P : Rencana dihentikan.

24

No
5

Dx Kep
III

Hari/tgl
Selasa
11-09-2007

Catatan Perkembangan
S : Pasien mengatakan kapan dioperasi.
O : Pasien tampak gelisah, pasien tampak cemas,
pasien selalu tanya pada perawat kapan akan
dilakukan operasi dan tentang keadannya.
A : Masalah belum teratasi.

Rabu
12-09-2007

P : Rencana dilanjutkan 1,2


S : Pasien mengatakan sudah tidak khawatir.
O : Pasien tampak lebih tenang.
A : Masalah teratasi.
P : Rencana dihentikan.

25

EVALUASI HASIL
Nama Pasien : Tn. K
Umur

: 48 tahun

No. Reg

: 21.80.97

No
1

Dx Kep
I

Hari/tgl
Rabu

Evaluasi
S : Pasien mengatakan bisa tidur dengan nyenyak.

12-09-2007

O : Muka pasien tampak segar, mata pasien tidak


merah.
A : Masalah teratasi sebagian.

II

Rabu
12-09-2007

P : Rencana dilanjutkan 2,3,4


S : Pasien sudah disibini dan merasa tampak
segar.
O : Pasien tampak bersih.
A : Masalah teratasi.

III

Rabu
12-09-2007

P : Rencana dihentikan.
S : Pasien mengatakan sudah tidak khawatir.
O : Pasien tampak lebih tenang.
A : Masalah teratasi.
P : Rencana dihentikan.

26

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual.(1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentsi Keperawatan Jilid
2. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid dua. Jakarta :
Media Aesculapius. Hal : 357-315.

Anda mungkin juga menyukai