DISUSUN OLEH:
(20.0601.0020)
2022
1. PENGERTIAN
Hernia merupakan penonjolan isis suatu organ seperti peritoneum, lemak dan
kandung kemih melalui bagian yang lemah dari dindng abdomen sehingga
menimbulkan kantung berisikan material abnormal dengan penyebab congental ataupun
yang didapat.
Hernia dapat menyebabkan geala berupa rasa tidak nyaman hingga nyeri. Hernia
inguinalis dapat terjadi pada semua umur, dan insidennya meningkat seirig pertambahan
usia. Beberapa faktor risiko terjadinya hernia inguinalis adalah jenis kelamin pria, usia
tua, prosesus vaginalis gagal menutup, riwayat kelemahan dinding abdomen
sebelumnya, serta peningkatan tekanan intra abdominal akibat sering mengangkat
beban berat, mengejan akibat konstipasi, dan kehamilan
2. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis adalah:
a. Keadaan yang dapat menyebabkan tekanan intraabdominal diantaranya kehamilan,
batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi,
danmengejan pada saat miksi, hipertropi prostat
b. Adanya procesus vaginalis yang terbuka
c. Kelemahan otot dinding perut
d. Anulus internus yang cukup lebar
3. PATOFISOLOGI
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang
terletak disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis
dan keluar rongga melalui anulus inguinalis eksternus. Kanalis inguinalis adalah
kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 8 kehamilan , terjadi desensus
testis melalui kanal tersebut, testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah
skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan procesus
vaginalis pritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya procesus ini telah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanan
tersebut. Namun dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak menutup
karena testis turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka. Bila kanalis kiri terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila 5.
procesus teruba terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia
inguinalis layeral kongental.
4. MANIFESTASI KLINIS
Pada pasien terlihat adanyabmasa bundar pada anulus iguinalis eksterna yang
mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka
hernia jarang sekali menjadi ireponibilis. Hernia ini disebut direkta kaereba langsung
menuju anulus inguinalis eksterna sehungga meskipun anulus inguinalis interna ditekan
bila pasien bila pasien berdiri atau mengejan, tetap aan menimbulkan benjolan. Bils
hernia ini sampai skrotum, maka hanya akan sampai dibagian astas skrotum.
Sedangkan testis dan funiculus spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia
bila jari dimasukkan ke anuus inguinalis eksterna, todak akan ditemukan dinding
belakang, bila pasien disuruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari dengan
mudah meraba ligamentum cowperi pada ramus superior tulang pubis. Pada pasien
kadang-kadang ditemukan gejala mudah kencing karena buli-buli ikut membentuk
dinding media hernia.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada hernia menurut Nurarif & Kusuma (2016)
antara lain :
a. Hitungan darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
atau peningkatan hematokrit, peningkatan sel darah putih dan ketidak seimbangan
elektrolit pada hernia.
b. Sinar X abdomen dapat menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus atau
obstruksi usus.
6. PENATALAKSANA
Menurut Sjamsuhidayat, (2012) menyatakan penatalaksanaan medis antara lain :
a. Terapi umum
Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembuhan melalui proses selama
dapat dilakukan pada hernia umbilikalis pada anak usia dibawah 2 tahun. Terapi
konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya adalah pemakaian korslet pada hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinal
pemakaian tidak dilanjutkan karena selalu tidak dapat menyebuhkan alat ini dapat
melemahkan otot dinding perut.
b. Reposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati-hati dengan
tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini di hanya dapat di lakukan pada hernia
repobilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan leher hernia
sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi. Tindakan ini
terkadang dilakukan pada hernia irrepobilis apabila pasien takut oprasi, yaitu dengan cara
: bagian hernia di kompres dingin, penderita di beri penenang valium 10 mg agar tidur,
pasien di posisikan trandelenbrerg. Jika posisi tidak berhasil jangan dipaksa, segera
lakukan operasi.
c. Suntikan
Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat sklerotok untuk memperkecil pintu
hernia.
d. Sabuk hernia
Digunakan pada pasien yang menolak oprasi dan pintu hernia relative kecil.
e. Tindakan oprasi yang merupakan satu-satunya yang rasional
f. Hernioplastik endoscopy
a) Pengobatan konservatif
Terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia inguinalis. Reposisi tidak dilakukan pada
hernia strangulate, kecuali pada pasien anak- anak. Reposisi dilakukan secara
bimanual, tangan kiri memegang isi hernia membentuk cocor sedangkan tangan kanan
mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai
terjadi reposisi. Dilakukan dengan menidurkan pasien dengan pemberian sodatif dan
kompres es diatas hernia. Bila reposisi ini berhasil pasien disiapkan untuk operasi
besok harinya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu enam jam harus
dilakukan operasi segera.
b) Pengobatan operatif
Merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operatif
sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari
herniotomy dan hernioraphy.
c) Herniotomy
Dilakukan pembedahan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong dibuka dan isi
hernia di bebaskan kalau ada perlengketan, kemudian reposisi, kantong hernia dijahit,
ikat setinggi mungkin lalu potong
d) Hernioraphy
Dilakukan tindakan kecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinal.
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa merupakan sebuah penilaian klinis tentang respon pasien terhadap
Kesehatan/proses kehidupan yang dilaluinya, baik itu potensial atau actual. Yang
bertujuan untuk mengidentifikasi respon pasien secara individu, kelompk, keluarga
mengenai sebuah situasi yang memiliki kaitan dengan Kesehatan (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017)
Diagnose yang muncul pada kasus ini:
1) Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)
2) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (D.0077)
3) Gangguan rasa nyaman nyeri b.d efek samping terapi (D.0074)
4) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0056)
8. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan…jam diharapkan tingkat pengetahuan
meningkat dengan kriteria hasil: (L.12111)
- Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
- Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan topik meningkat
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
Intervensi:
Reduksi Ansietas (I.09314)
Observasi:
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik:
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,jiks memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusi perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi:
- Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis
- Anjurkan keluarga tetap Bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan untuk melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,sesuai
kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegaitan pengalihan untuk mengurangi ketengangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas,jika perlu
Intervensi:
Observasi:
Edukasi:
Kolaborasi:
Observasi:
Edukasi:
Kolaborasi:
Intervensi:
Observasi:
Edukasi:
Kolaborasi:
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. "Standar intervensi keperawatan indonesia." (2018).
DISUSUN OLEH:
(20.0601.0020)
2022
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Semester/Tingkat : SEMESTER 5
DATA KLIEN
A.DATA UMUM
1. HEALTH PROMOTION
a. Kesehatan Umum:
- Alasan masuk rumah sakit :
- Tekanan darah : 160/90 mmHg
- Nadi : 66x/ menit
- Suhu : 36,2℃
- Respirasi : 20 x/ menit
b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan,dll): Tidak Ada
c. Riwayat pengobatan
No Nama obat/jamu Dosis Keterangan
1.
2.
f. Pengobatan sekarang:
No Nama obat Dosis Manfaat Keterangan
1. RL 20 tpm - -
2. Ranit 50mg - -
3. Ketorolac 30mg - -
4. diazepam 10mg - -
2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT:
1) BB biasanya : 58 kg
2) Tinggi Badan :165 cm
3) IMT :
b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abormal:
c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir, conjungtiva anemis/tidak:
Rambut : lurus, pendek dan beruban
d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama di rumah sakit:
- Nafsu makan: berkurang
- Jenis makan: nasi dan lauk pauk
- Frekuensi: 3x sehari, hanya ½ porsi dari boasanya
g. Cairan masuk
Infus : RL + Santagesik 1 amp
Cairan :
Air metabolisme :
h. Cairan keluar
Urine :4x sehari
Muntah :
IWL :
j. Pemeriksaan AbdomenInspeksi :
Auskultasi :-
Palpasi :-
Perkusi :-
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
c. Sistem Integument
Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu)
- Kulit : elastis
- Hidrasi: tidak ada
- Warna : sawomatang
- Suhu: 36,2℃
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur :5-6 jam
2) Insomnia :ada
3) Pertolongan untuk merangsang tidur:
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : Petani
2) Kebiasaan olah raga :-
3) ADL
a) Makan : dengan bantuan keluarga
b) Toileting : dengan bantuan keluarga
c) Kebersihan : dengan bantuan keluarga
d) Berpakaian : dengan bantuan keluarga
e)
4) Bantuan ADL :
5) Kekuatan otot :
6) ROM :
7) Resiko untuk cidera :
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung :-
2) Edema esktremitas :-
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring :160/90 mmHg
b) Duduk :-
4) Tekanan vena jugularis :-
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi :-
b) Palpasi :-
c) Perkusi :-
d) Auskultasi :-
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas :-
2) Penggunaan O2 :-
3) Kemampuan bernafas :-
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll) : Tidak Ada
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi :-
b) Palpasi :-
c) Perkusi :-
d) Auskultasi :-
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SD
2) Kurang pengetahuan : Ya
3) Pengetahuan tentang penyakit: klien mengatakan kurang paham terhadap penyakitnya
4) Orientasi (waktu, tempat, orang)
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung :-
2) Sakit kepala : klien mengatakan sedikit pusing
3) Penggunaan alat bantu :-
4) Penginderaan : baik
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Jawa
2) Kesulitan berkomunikasi :Tidak
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : Tidak ada
2) Perasaan putus asa/kehilangan : Tidak ada
3) Keinginan untuk mencederai : Tidak ada
4) Adanya luka/cacat : Terdapat luka bekas operasi dibagian perut kanan bawah
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : seorang suami
2) Orang terdekat : Istri dan anak
3) Perubahan konflik/peran : Tidak ada
4) Perubahan gaya hidup : Tidak ada
5) Interaksi dengan orang lain : Baik
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual :-
2) Periode menstruasi :-
3) Metode KB yang digunakan :-
4) Pemeriksaan SADARI :-
5) Pemeriksaan papsmear :-
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : Tidak ada
2) Kemampan untuk mengatasi : Baik
3) Perilaku yang menampakkan cemas; tidak ada
10. LIFE PRINCIPLES
a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti : Tidak Terkaji
2) Kemampuan untuk berpartisipasi : Tidak terkaji
3) Kegiatan kebudayaan : Tidak terkaji
4) Kemampuan memecahkan masalah : tidak terkaji
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : tidak ada
b. Penyakit autoimune : tidak ada
c. Tanda infeksi : tidak ada
d. Gangguan thermoregulasi : tidak ada
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler peripheral,
Buku Panduan Praktek Klinik Keperawatan DIII Semester 16
kondisi hipertensi, pendarahan, hipoglikemia, Sindrome disuse, gaya hidup yang tetap) : ada
gangguan resiko jatuh
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : luka bekas operasi di perut kanan bawah
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : nyeri seperti ditusuk-tusk
3) Regio (dimana letaknya) : di perut kanan bawah
4) Scala (berapa skalanya) : klien mengatakan skala 5
5) Time (waktu) : hilang timbul
b. Rasa tidak nyaman lainnya :-
c. Gejala yang menyertai :-
13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : Baik
b. DDST (Form dilampirkan) :
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan) :
C. DATA LABORATORIUM
2022
10.30
09 Eritrosit 4,72 3,5-5,5 juta/mm Normal
Oktober juta/mm3 3
2022
10.30
09 Trombosit 270 150-450 juta/mm Normal
Oktober juta/mm3 3
2022
10.30 Buku Panduan Praktek Klinik Keperawatan DIII Semester 5
ANALISA DATA
Nama Inisial Klien: Bp.T Diagnosa Medis :HIL
No Rekam Medis :0266766 Bangsal : marwa
TANGGAL DAT
NO DAN JAM A ETIOLOGI PROBLEM
PENGKAJIA DATA DATA
N SUBYEKTIF OBYEKTIF
(GEJALA) (TANDA)
1. 12 Oktober - klien mengatakan - klien tamoak efek samping terapi Gangguan rasa aman
2022 nyeri di perut kanan sesekali meringis dan nyaman
13.30 WIB bawa (D.0075)
- klien mengatakan - terdapat luka post
nyeri skala 5 op di perut kanan
-klien mengatakan bawah
nyeri seperti ditusuk-
tusk - Tekanan darah :
Klien mengatakan 148/83 mmHg Buku Panduan Praktek Klinik Keperawatan DIII Semester 5
nyeri hilang timbul 3
Nadi : 60 x/menit
Suhu :36,7℃
Respirasi :
20x/menit
FORMAT RENCANA
KEPERAWATAN
Nama Inisial Klien: Bp T Diagnosa Medis : HIL
No Rekam Medis :0266766 Bangsal : Marwa
3.untuk
3.berikan Teknik
nonfarmaklogis untuk mengurangi
mengurangi rasa nyeri rasa nyeri
4.untuk
meminimalkan
Buku Panduan Praktek Klinik Keperawatan DIII Semester 5
resiko jatuh
5
PROGRAM STUDI D-III
KEPERAWATANFAKULTAS
ILMU KESEHATAN
FORMAT IMPLEMENTASI
2.mengidentifikasi
skala nyeri DS:
- Klien mengatakan
nyeri skala 5
DO: Melinda
- Klien sesekali
tampak meringis
3.memberikan Teknik DS:-
nonfarmaklogis untuk DO:-
mengurangi rasa nyeri Melinda
2.mengidentifikasi DS:
skala nyeri - Skala nyeri 3
DO: Melinda
- Meringis menurun
FORMAT
EVALUASI
11