Disusun Oleh :
DEWI RATNASARI
2011040083
2020
A. DEFINISI
Hernia adalah suatu tonjolan dari organ dan sebagian organ intra abdominal
keluar kavum abdomen melalui lakus minoris ( facial defek ) dinding abdomen dan
masih meliputi peritoneum. Hernia inguinalis adalah protrusi isi kavum abdomen atau
lemak preperitoneal melalui defek hernia di area inguinal, baik karena penyebab
kongenital ataupun tidak. Hal ini kemudian akan menyebabkan keluhan berupa rasa
tidak nyaman hingga nyeri, dan jika defek cukup sempit, isi saccus hernia berisiko
mengalami inkarserata.
B. ETIOLOGI
a. Kongenital.
Terjadi akibat prosesus vaginalis pertenium persisten disertai dengan annulus
inguinalis yang cukup lebar.
b. Didapat.
Ditemukan adanya faktor kausal/predisposisi yang berperan untuk timbulnya
hernia:
- Prosesus vaginalis yang tetap terbuka.
- Peninggian tekanan intra abdomen:
Pekerjaan mengangkat barang-barang berat.
Batuk karonik : bronchitis kronik, TBC.
Hipertrofi prostat, striktur uretra, konstipasi, asites.
E. PATHWAY
Proximal prosesus vaginalis
Gagal menutup
Pembedahan
Resiko infeksi
Mobilitas Fisik
nyeri
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Abdomen
Dapat menyatakan adanya kengerasan material pada apendiks (fekalit), ileus
terlokalisis.
2. Urinalisis
Munculnya bakteri yang mengidentifikasi infeksi.
3. Elektrolit
Ketidakseimbangan akan menunggu fungsi organ, misalnya penurunan kalium
akan mempengaruhi kontraktilitan otot jantung, mengarah kepada penurunan
curah jantung.
4. AGD (Analisa Gas Darah)
Mengevaluasi status pernafasan terakhir.
5. ECG (Elektrocardiograf)
Penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas perhatian untuk
memberikan anestesi.
6. Pemeriksaan Laboratorium.
7. Pemeriksaan darah lengkap.
G. PENATALAKSANAAN
Pada hernia inguinalis lateral reponibilis dan ireponibilis dilakukan tindakan
bedah elektif karena di takutkan terjadinya komplikasi, sebaliknya bila telah terjadi
proses strangulasi tidakan bedah harus dilakukan secepat mungkin sebelum terjadinya
nekrosis usus.
Prinsip terapi operatif pada hernia inguinalis :
Untuk memperoleh keberhasilan maka factor-faktor yang menimbulkan terjadinya
hernia harus dicari dan diperbaiki (batuk kronik, prostat, tumor, asites,dll) dan defek
yang ada di rekonstruksi dan diaproksimasi tanpa tegangan.
Sakus hernia indirek harus diisolasi, dipisahkan dari peritoneum, dan diligasi. Pada
bayi dan anak-anak yang mempunyai anatomi inguinal normal, repair hanya terbatas
pada ligasi tinggi, memisahkan sakus, dan mengecilkan cincin keukuran yang
semestinya, pada lkebanyakan hernia orang dewasa, dasar inguinal juga harus
direkonstuksi.
Hernia rekuran yang terjadi dalam beberapa bulan atau setahun biasanya menunjukan
adanya refair yang tidak adekuat. Sedangkan rekuren yang terjadi setelah dua tahun
atau lebih cenderung di sebabkan oleh timbulnua kelemahan yang progresif pada fasia
pasien.
Tindakan bedah pada hernia adalah herniotimi dan herniorafi. Pada bedah elektif,
kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan, kantong diikat, dan dilakukan bassiny plasty atau
teknik yang lain untuk memperkkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat, perinsipnya hampir sama dengan bedah elektif. Cincin hernia
langsung dicari dan dipotong. Usus halus dilihat vital atau tidak. Bila vital dikembalikan
kerongga perut, sedangkan bila tidak dilakukan reseksi dan anastomosis end to end.
Untuk fasilitas dan keahlian terbatas, setelah cincin hernia dipotong dan usus dinyatakan
vital langsung tutup kulit dan dirujuk kerumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap.
H. FOKUS PENGKAJIAN
a. Anamnesa.
1. Biodata
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan masa lalu
4) riwayat kesehatan keluarga
5) Keadaan psikologis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
d. Theraphy