Anda di halaman 1dari 12

Telah disetujui Preseptor Klinik Telah disetujui Preseptor Akademik

Hari/Tanggal : Hari/Tanggal :
Tanda tangan : Tanda tangan :

STASE KMB
PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)

HERNIA

LAPORAN PENDAHULUAN

DISUSUN OLEH:

RIYENI DWITA ANDRIA


NPM : 22260083

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2022/2023
A. Definisi Hernia
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan.Pada hernia abdomen isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat,
2004).Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ melalui
stuktur yang secara normal berisi bagian ini.Hernia paling sering terjadi pada
rongga abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental
atau didapat (Ester, 2004).Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur
organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenitalatau yang
didapat (Long, 2002).

B. Etiologi
a. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria
maupun wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang
sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya
testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan
oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit
yang menyebabkan peningkatan  tekanan dalam rongga perut .
b. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis
hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada
daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat
reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini
disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh
pabrik. Profesi  buruh yang sebagian besar pekerjaannya  mengandalkan
kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga
perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut

c. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada
kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing
atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau
konstipasi kronis dan lain-lain.Kondisi ini dapat memicu terjadinya
tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus
melalui rongga yang lemah.

d. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena
hernia.

e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada
tubuh, termasuk di bagian perut.Ini bisa menjadi salah satu pencetus
hernia.Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya
penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.

f. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi
tekanan lebih di bagian perut.Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus
terjadinya hernia.

g. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat
menyebabkan terjadinya hernia.Contohnya, pekerjaan buruh angkat
barang.Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
yang terus-menerus pada otot-otot abdomen.Peningkatan tekanan tersebut
dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui
dinding organ yang lemah.

h. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal
daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis
belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya
organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang
pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.
(Giri Made Kusala, 2009).

C. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar
atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis
atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak
atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal,
kemudian terjadi hernia. Karena organ– organ selalu saja melakukan pekerjaan yang
berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan
yang mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.Sehingga akhirnya menyebabkan
kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan.
D. Manifestasi Klinis
a. Berupa benjolan
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi
kandung kencing
E. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
a. Sinar-x spinal untuk mengetahui abnormalitas tulang.
b. Tomografi komputerisasi atau MRI untuk mengidentifikasi
diskus yang terhernisiasi. Merupakan pemeriksaan non-
invasif,dapat memberikan gambaran secara seksional pada
lapisan melintang dan longitudinal.
c. Elektromiografiuntukmelokalisasiketerlibatansaraf-sarafspinal.
d. Mielogram:mungkinnormalataumemperlihatkanpenyempitandariruangdisk
us,menentukanlokasidanukuranherniasisecaraspesifik.
e. FotopolosposisiAPdanlateraldarivertebralumbaldanpanggul(send
isakroiliaka).Fotopolosbertujuanuntukmelihatadanyapenyempita
ndiskus,
penyakitdegeneratif,kelainanbawaan,danvertebrayangtidakstabil.
f. Fotorontgendenganmemalaizatkontras
terutamapadapemeriksaanmiolegrafiradikuografi,diskografi,sertakadang-
kadangdiperlukanvenografispinal.
g. Scanningtulangdilakukandenganmengggunakanbahanradioisotop(SRdanF)
.Pemeriksaaniniterutamauntkmenyingkirkankemungkinanpenyakitpaget.
h. Venogramepidural:dapatdilakukanpadakasusdimanakeakuratandarimiogra
mterbatas.
i. Pungsilumbal:mengesampingkankondisiyangberhubungan,infeksi,adanya
darah.
j. PemeriksaanUltrasonografi,dapatmembantudalampenilaianpasie
ntertentu.Ultrasonografiuntukmembedakanantarahidrokeldanher
niainguinalis.Ultrasonografimampumenemukankantungberisicair
andidalamskrotum,yangakanadekuatdengandiagnosis hidrokel.
k. Laparoskopi adalah metode yang sangat efektif untuk
menentukan adanya herniain guinalis tetapi hanya digunakan
selektif karena memerlukan anestesi dan pembedahan.
Laparoskopi dapat berguna untuk menilai sisi yang berlawanan
atauuntukmengevaluasikeberadaanherniainguinalisberulangpada
pasiendenganriwayat perbaikan operasi

F. Komplikasi
Akibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
a. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia
tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada
keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
b. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan
gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis
incarcerata.
c. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
lateralis strangulata.
d. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis.
e. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah
dan obstipasi.
f. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
g. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
h. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
i. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik,
G. Penatalaksanaan
A. Secara konservatif (non operatif)
- Reposisi hernia
Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan
- Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya pemakaian korset
b.      Secara operatif

- Hernioplasti
Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasti sering
dilakukan pada anak – anak

- Herniographi
Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan, kantong diikat,
dan dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain untuk memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang
dewasa

- Herniotomi
Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada
klien dengan hernia yang sudah nekrosis

H. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Persiapan Pra Operatif
1) Informed consent (tanda persetujuan secara tertulis).
2) Penyuluhan pre operasi :
a) Menjelaskan apa yang akan dihadapi oleh pasien jika ia akan
dioperasi.
b) Menjelaskan bagaimana tubuh akan tetap berfungsi setelah
dilakukan Herniotomy.
c) Menjelaskan bahwa akan merasa sakit / nyeri pada daerah luka /
insisi setelah operasi.
d) Untuk mencegah komplikasi pasca operasi (atelektasis) pasien
diajarkan tentang kesehatan paru-paru, batuk efektif, menarik
nafas dalam.
3) Persiapan fisik.
a) Nutrisi
Pasien diberi makanan yang berkadar lemak rendah, tinggi
karbohidrat, protein, vitamin dan kalori.Pasien harus berpuasa 12
– 18 jam sebelum operasi.
b) Cairan
Pasien tidak boleh minum selama 8 jam sebelum operasi.
Tindakan pemberian cairan dan elektrolit maupun plasma
sebelum operasi. Perhatikan balance 6 – 8 jam pre operasi.
c) Hygiene
- Pasien harus mandi sebelum operasi.
- Kuku disikat dan cat kuku dibuang.
- Mulut harus dibersihkan.
d) Istirahat
Malam sebelum operasi diusahakan agar pasien dapat tidur
nyenyak dan beristirahat, kalau perlu kolaborasi pemberian obat
penenang.
e) Eliminasi
- Kandung kencing harus kosong, sedapat mungkin kateterisasi
harus dihindari.
- Pengosongan isi usus dengan pemberian garam fisiologis atau
di lavement.
f) Obat-obatan pre medikasi
Pre medikasi:
Adalah pemberian obat untuk menjamin anastesi dapat berjalan
dengan baik dan lancar, dan bertujuan sebagai:
- Menghilangkan rasa gelisah dan takut sebelum operasi.
- Menurunkan BM, mengurangi pemakaian O2 tubuh.
- Melemahkan gerak refleks pada sistem saraf otonom untuk
menahan keluarnya air liur dan sekresi di bagian atas
tenggorok untuk mencegah konvulsi dan muntah.
- Mengurangi pemakaian obat anestesi dasar (utama).
- Analgesia, yang sering digunakan adalah:
- Morfin untuk mengurangi perasan sakit.
- Atrofin mengurangi sekresi dari mulut dan
saluran pernafasan.
- Obat anti muntah.
g) Kulit
Mencukur bagian yang akan dioperasi.
h) Observasi tanda-tanda vital
i) Transporting pasien
Pasien harus dibawa tepat pada waktunya, jangan terlalu cepat,
sebab terlalu lama menunggu saat operasi akan menyebabkan
pasien gelisah dan takut. Baju pasien diganti dengan baju khusus
operasi, barang-barang berharga diserahkan pada keluarga.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan agen cidera
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Dianosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Nyeri akut b. d agen cidera Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
fisiologis (D.0077) keperawatan diharapkan Observasi :
tingkat nyeri (L.08066) 1.1 identifikasi lokasi,
dapat menurun dengan karakteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuensi, kualitas nyeri,
1. Keluhan skala nyeri, intersitas nyeri
nyeri menurun 1.2 identifikasi respon nyeri
2. Meringin non verbal
menurun 1.3 identifikasi factor yang
3. Sikap memperberat dan
protektif menurun meringankan nyeri.
4. Gelisah Terapeutik :
menurun 1.4 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
1.5 Fasilitasi istirahat dan
tidur.
1.6 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
1.7 Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
1.8 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi :
1.9 Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu

DAFTAR PUSTAKA
Black, J dkk. 2002.Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania : W.B Saunders

Brunner & Suddarth. 2001.Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Carpenito, Lynda Juall, 1995, Rencana Asuhan dan Dokumentasi keperawatan.
Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall.1995.Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik.


Jakarta : EGC

Doengoes, Marrilyn. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta :
EGC

Engram, Barbara. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I.


Jakarta : EGC

Girl, Made Kusala, Farid Nur Mantu. 2000.Hernia Inguinalis Lateralis pada Anak-
anak, Laboratorium Ilmu Bedah. Ujung Pandang: Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin

Long, Barbara C. 1996.Perawatan Medikal Bedah Volume


2.Bandung :YayasanAlumni Pendidikan Keperawatan

Mansjoer, Arief. 2000.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : EGC

Nettina, S. M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC

Oswari, E. 2000.Bedah dan Keperawatannya.Jakarta : PT Gramedia

Tucker, Susan Martin. 1999.Standar Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai