Anda di halaman 1dari 5

29

kepada klien untuk memecahkan masalah yang dialami klien sertarasional dari
masing-masing rencana tindakan yang akan diberikan, untuk setiap diagnosa
keperawatan yang telah diidentifikasi, perawatan mengembangkan rencana keperawatan
untuk kebutuhan klien (potter, 2016). dalam teori intervensi dituliskan sesuai dengan
rencana dan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesoa (SLKI)
dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Pada kasus Tn.S penulis
melakukan rencana tindakan keperawatan intervensi meliputi : Observasi, tindakan,
edukasi dan kolaborasi. Untuk diagnosa Ketidakstabilan Kadar glukosa darah
berhubungan dengan resistensi insulin dilakukan tindakan: Mengkaji k/u, keluhan dan
ttv, mengidentifikasi penyebab hiperglikemia, monitor kadar gula darah, memonitor
intake output cairan, memberikan asupan cairan oral, memgkonsultasikan ke meds jika
hiperglikemia memburuk, menganjurkan memonitor kadar gula darah secara mandiri,
mengkolaborasikan pemberian insulin. Untuk diagnosa Deficit nutrisi berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolisme dilakukan tindakan : mengidentifikasi
factor yang mempengaruhi asupan gizi, mengidentifikasi perubahan berat badan,
memonitor asupan oral, menimbang berat badan , menghitung perubahan berat badan
dan menjelaskan prosedur pemantauan

A. Implementasi
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yang merupakan
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dari hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan
(Potter, 2006).
Implementasi pada pasien dapat dilakukan penulis sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan, dan ditunjang dengan penulis tidak mengalami kesulitan karena klien dan
keluarga koperatif, tidak ada rencana keperawatan yang dilakukan penulis di luar rencana
tindakan keperawatan yang ada diteori, penulis melakukan implementasi dengan rencana
yang telah direncanakan sebelumnya untuk memenuhi kriteria hasil.
Untuk diagnosa Ketidakstabilan Kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi
insulin dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, maka Ketidakstabilan Kadar
glukosa darah Meningkat dengan kriteria hasil : Pusing menurun, Lelah menurun,
Rasa haus menurun, Kadar glukosa darah terkontrol. Unruk diagnosa Deficit nutrisi
dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, maka Status nutrisi

33
30

Ekspektasi meningkat dengan criteria hasil : Nafsu makan membaik, Tidak terjadi
penurunan berat badan, Tidak terjadi nausea

B. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan tindakan
intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan sudah berhasil dicapai (Hutahaean, 2010).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan untuk diagnosa Ketidakstabilan kadar
glukosa darah didapatkan Pasien mengatakan pusing berkurang, badan terasa lebih baik,
lelah tidak lagi terasa dengan GDS 200 mg/dl. Untuk diagnosa Deficit nutrisi sesuai
dengan rencana perawatan dikarenakan Pasien mengatakan Nafsu makan sudah mulai
ada.

33
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengkajian yang dilakukan pada pasien didapatkan data subyektif dan obyektif. Saat
dilakukan pengkajian didapatkan Pasien mengatakan badan terasa lemas dan pusing dan
Pasien mengatakan nafsu makan berkurang, tidak selera saat melihat makanan, makan
habis hanya sedikit.
2. Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis, penulis mengangkat diagnosa :
Ketidakstabilan Kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin; Deficit
nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme .
Untuk diagnosa Ketidakstabilan Kadar glukosa darah berhubungan dengan
resistensi insulin dilakukan tindakan: kaji k/u, keluhan dan ttv, identifikasi penyebab
hiperglikemia, monitor kadar gula darah, monitor intake output cairan, berikan asupan
cairan oral, konsultasikan ke medis jika hiperglikemia memburuk, anjurkan memonitor
kadar gula darah secara mandiri, kolaborasikan pemberian insulin.
Untuk diagnosa Deficit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme dilakukan tindakan : identifikasi factor yang mempengaruhi asupan gizi,
identifikasi perubahan berat badan, monitor asupan oral, timbang berat badan, hitung
perubahan berat badan, jelaskan prosedur pemantauan
1. Pada saat impelemtasi keperawatan semua intervensi keperawatan yang ada pada kasus
dapat dimplementasikan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan, hal ini
disebabkan karena klien dan keluarga koferatif pada saat implementasi dilakukan.
Tidak ada rencana keperawatan yang dilakukan penulis di luar rencana tindakan
keperawatan yang ada diteori, penulis melakukan implementasi dengan rencana yang
telah direncanakan sebelumnya untuk memenuhi kriteria hasil.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan untuk Kadar glukosa darah berhubungan
dengan resistensi insulin sesuai dengan rencana perawatan: Pusing menurun, Lelah
menurun, Rasa haus menurun, Kadar glukosa darah terkontrol. Unruk diagnosa Deficit
nutrisi sesuai dengan rencana perawatan: Nafsu makan membaik, Tidak terjadi
penurunan berat badan, Tidak terjadi nausea.

31

33
32

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi perawat
Peran perawat sangat diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pemberian informasi yang berkelanjutan. Selain itu perawat juga harus
bekerja sesuai dengan SOAP dan protap yang berlaku agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
2. Bagi Pelayan Kesehatan
Diharapkan mengembangkan pengetahuan dan kekampuan dalam menangani
masalah pada pasien gastritis dan melaksanakan tindakan keperawatan
penanganan pasien tidak hanya terbatas penggunaan farmakologi.
3. Bagi institusi pendidikan Institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan profesional
sehingga terlahir perawat yang memiliki kompetensi handal, profesional dan
beretika serta mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
sesuai kode etik keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai