Anda di halaman 1dari 34

SURVEILANS GIZI DI RUMAH

SAKIT
Disusun oleh:
Aruni Aruan (S531808003)
Elisabet Puspita J. (S531808012)
Emi Nur Sariyanti (S531808014)
Khairunnisa Nadya R. (S531808024)
Kinanthi Dewi M. (S531808027)
Luberta Ebta W. (S531808031)
Nanda Rizkha H. (S531808034)
Rizqi Dwi Annisa (S531808042)
Tantri Febriana Putri (S531808046)
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan
penduduk tinggi

Timbul permasalahan kesehatan, salah satunya gizi buruk pada balita

Riskesdas 2018 bahwa jumlah penderita gizi kurang dan buruk secara
nasional sebesar 17,7%, sementara target RPJMN 2015-2019 jumlah balita
gizi buruk dan kurang sebesar 17%

Perlu dilakukan upaya pencegahan untuk menurunkan proporsi


penderita gizi buruk di Indonesia salah satunya dengan melakukan
surveilans gizi

Kegiatan surveilans gizi buruk dapat dilakukan di beberapa tempat, salah


satunya adalah Rumah Sakit
Tujuan
Tujuan Umum: Tujuan Khusus:

• Untuk mengetahui • Untuk mengetahui jenis –


gambaran pelaksanaan jenis pelaksanaan surveilens
surveilans gizi di rumah gizi
sakit. • Untuk mengetahui tujuan
pelaksanaan surveilens gizi
• Untuk mengetahui alur
surveilans gizi di Rumah
sakit
• Untuk menganalisis
pemanfaatan hasil
surveilans gizi di tingkat
Rumah sakit.
Gambaran Umum Pelaksanaan
Asuhan Gizi Rumah Sakit

 Menurut Kemenkes RI (2013), pelayanan gizi rumah


sakit (PGRS) adalah pelayanan gizi yang diberikan
kepada pasien untuk mencapai kondisi yang optimal
dalam memenuhi kebutuhan gizi orang yang sakit.
 Termasuk untuk keperluan metabolisme tubuhnya,
peningkatan kesehatan ataupun mengoreksi kelainan
metabolisme dalam rangka meningkatkan upaya
penyembuhan pasien rawat inap dan rawat jalan.
Proses PGRS menggunakan ADIME

•Asesmen atau pengkajian merupakan bagian awal dari proses pelaksanaan asuhan gizi.
•Proses pengkajian awal dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi awal pasien yang
Asesmen masuk rumah sakit

•Setelah pengkajian awal selesai, dilakukan penentuan diagnosa yang dilihat dari keadaan
umum, hasil pengukuran antropometri, hasil pengukuran laboratorium (biokimia), fisik-
Diagnosis klinis, dietary

•Bagian akhir adalah proses intervensi lanjut yang berupa pemberian diet pasien atau
pemberian edukasi
Intervensi

•Melakukan observasi dan penilaian mengenai intervensi yang telah diberikan


Monitoring-
Evaluasi
Tugas Pokok Tenaga Gizi di RS
Berdasarkan Kemenkes RI (2013), tim asuhan gizi mempunyai peran
sebagai berikut:
 Mengkaji hasil skrining gizi dari perawat dan order diet dari dokter.
 Melakukan pengkajian gizi lanjut pada pasien berisiko malnutrisi,
malnutrisi, atau kondisi khusus meliputi pengumpulan, analisa, dan
interpretasi riwayat gizi/ makanan, biokimia, antropometri, pemeriksaan
klinis dan fisik, dan riwayat personal pasien.
 Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas diagnosis gizi berdasarkan
hasil pengkajian gizi.
 Menyusun intervensi diet meliputi tujuan dan preskripsi diet yang lebih
terperinci untuk penetapan diet definitive serta merencanakan
konseling gizi.
 Melakukan kerja sama dengan dokter terkait dengan diet definitive.
 Melakukan koordinasi dengan sesama anggota tim asuhan gizi untuk
melaksanakan intervensi gizi
Tugas Pokok Tenaga Gizi di RS
 Melakukan pemantauan respon pasien terhadap intervensi yang
telah diberikan.
 Melakukan evaluasi terhadap proses dan dampak asuhan gizi
yang diberikan.
 Melakukan edukasi gizi meliputi konseling dan penyuluhan
pasien dan keluarganya.
 Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi pada dokter.
 Melakukan pengkajian ulang jika tujuan tidak tercapai.
 Melakukan ronde pasien bersama tim.
 Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi yang dilakukan
untuk mengevaluasi keberhasilan pelayanan gizi bersama Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), perawat, ahli farmasi, dan
tenaga kesehatan lain, serta pasien dan keluarganya
GAMBARAN PELAKSANAAN
SURVEILANS DI RS
Data Surveilans Gizi RS

 Surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan


pengolahan data, penyajian serta diseminasi informasi
bagi pemangku kepentingan
 Pada pengumpulan data secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan dari berbagai kegiatan surveilans
gizi, terdapat berbagai sumber informasi.
 Adapun data dan sumber data pada kegiatan
surveilans gizi buruk dimuat pada tabel sebagai
berikut:
Data Sumber Data Instrumen Pengumpul Data Waktu
Gizi Buruk ● Laporan RS ● Form laporan ● Tenaga Setiap bulan
kewaspadaan Pelaksana Gizi dan sewaktu-
KLB-Gizi di RS (TPG) RS waktu
bila ada kasus

● Laporan ● Form laporan ● TPG Puskesmas Setiap bulan


Puskesmas bulanan kasus gizi dan sewaktu-
buruk waktu
bila ada kasus

● Laporan Setiap bulan


Masyarakat dan sewaktu-
waktu
bila ada kasus
Gambaran Input Surveilans Gizi
 Di Rumah Sakit alur penanganan saat kasus gizi buruk
diterima adalah sebagai berikut:
Pasien dengan/ tanpa
rujukan

IGD

Skrining awal oleh


Ruang Rawat Inap/ perawat
Bangsal
Skrining lanjut oleh
Ahli Gizi

Assesment Gizi

Diagnosa Gizi

Intervensi Gizi

Monitoring dan
Evaluasi Gizi
Pelaksanaan Surveilans Gizi di RS

 Pelaksanaan kegiatan surveilans gizi di Rumah Sakit


adalah semua ahli gizi instalasi rawat inap (IRNA) dan
ahli gizi di poliklinik gizi instalasi rawat jalan (IRJA)
 Kegiatan surveilans gizi yang dijalankan lebih
difokuskan pada Proses Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT) pada pelayanan gizi rawat jalan dan rawat
inap terhadap kasus yang diterima (pasien gizi buruk
dengan komplikasi).
Sarana Penunjang Surveilans Gizi RS

 Sarana yang terkait dalam pelaksanaan surveilans gizi


di rumah sakit berupa pedoman pelaksanaan program
terkait surveilans gizi dan formulir pelaporan.
 Perangkat pendukung berupa komputer, faximile,
dan perangkat komunikasi lainnya.
PENGOLAHAN DATA SURVEILANS GIZI RUMAH SAKIT

Data yang telah diterima dari sumber data (data puskesmas) yang ada
kemudian dilakukan pengolahan dan penyajian untuk memudahkan dalam
proses analisis dan interpretasi data.

Proses pengolahan data oleh rumah sakit dilakukan oleh ahli gizi IRNA dan
IRJA dilakukan berdasarkan Pedoman Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang
dikaji dari assesment hingga monitoring dan evaluasi.
Alur pelayanan gizi buruk berdasarkan Kementerian
Kesehatan 2012
PROSES ASUHAN GIZI

Skrining Awal Menggunakan Form Strong Kids

Anamnesis riwayat gizi

Data Biokimia, tes medis dan prosedur


(termasuk data laboratorium)
Assesment
Pengukuran antropometri

Pemeriksaan fisik klinis

Riwayat personal
Penulisan diagnosa gizi terstruktur dengan konsep
Diagnosa PES atau Problem Etiologi dan Signs/ Symptoms.

Perencanaan Intervensi (Rancangan strategi intervensi


berdasarkan penyebab masalahnya atau strategi
intervensi ditujukan untuk mengurangi gejala).

Intervensi
Intervensi gizi pada gizi buruk:
Rehidrasi dengan Resomal, Diet sesuai tahap (stabilisasi,
transisi , rehabilitasi)

Implementasi Intervensi (dietisien melaksanakan dan


mengkomunikasikan rencana asuhan gizi kepada pasien
dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait)
Monitor perkembangan yang bertujuan untuk
melihat hasil yang terjadi sesuai yang diharapkan
oleh klien maupun tim

Mengukur hasil. Kegiatan ini adalah mengukur


Monitoring perkembangan/ perubahan yang terjadi sebagai
Evaluasi respon terhadap intervensi gizi.

Hasil Monitoring dan pengukuran :


1. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi
2. Dampak asupan makanan dan zat gizi
3. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang
terkait gizi
4. Dampak terhadap pasien/ klien terhadap
intervensi gizi
INTERPRETASI DATA SURVEILANS GIZI RUMAH SAKIT

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dan


interpretasi data, dapat dibuat tanggapan-tanggapan
dan saran-saran dalam menentukan tindakan dalam
menghadapi masalah yang ada.

Hasil dari analisis data yang dilakukan oleh rumah


sakit ini antara lain akan dipergunakan untuk
melakukan tindakan evaluasi dan jawaban terhadap
rujukan yang diterima sebagai upaya perencanaan
program perbaikan gizi selanjutnya.
OUTPUT KEGIATAN SURVEILANS GIZI RUMAH SAKIT

Output utama dari Informasi gizi yang


Kegiatan surveilans dihasilkan dari
suatu kegiatan
gizi yang kegiatan surveilans
surveilans gizi
dilaksanakan oleh gizi di rumah sakit
adalah data dan
rumah sakit , data ditujukan kepada
informasi tentang
dan informasi gizi direktur dan juga
gambaran masalah
yang dihasilkan yaitu ahli gizi yang ada di
gizi. Data dan
berupa hasil Dinas Kesehatan
informasi tersebut
pengukuran tempat tinggal
akan digunakan
antropometri, data pasien untuk dapat
sebagai perumusan
status gizi dan status dikaji dalam
kebijakan di bidang
kesehatan pasien penanganan gizi
perbaikan gizi.
buruk di masyarakat
UMPAN BALIK KEGIATAN SURVEILANS GIZI RUMAH SAKIT

IDEALNYA RS melaporkan kasus gizi buruk sebagai kejadian luar


biasa (KLB) ke Dinas Kesehatan

Pada tahun 2008 pasien gizi buruk yang dirawat dirumah


sakit mendapat bantuan biaya perawatan (biaya makan
pasien dan penunggu) serta biaya hidup selama dirawat.

Beberapa rumah sakit baik rumah sakit pemerintah


maupun swasta tidak lagi melaporkan kasus gizi buruk,
KENYATAAN DI rumah sakit hanya menangani pasien hingga bisa
LAPANGAN dipulangkan atau dirujuk ke rumah sakit yang lebih
tinggi

1. Tidak ada formulir yang jelas bagi rumah sakit untuk


melaporkan
2. Sering tidak ada respon dari dinas kesehatan bila
ada pelaporan kasus gizi buruk yang dirawat inap di
rumah sakit
PEMANFAATAN HASIL SURVEILANS GIZI DI
TINGKAT RUMAH SAKIT

Jika hasil analisis menunjukkan


peningkatan kasus gizi buruk respon
yang perlu dilakukan adalah
melakukan konfirmasi laporan kasus
gizi buruk dan menyiapkan perawatan
di rumah sakit untuk pelaksanaan
tatalaksana gizi buruk dan
meningkatkan kemampuan petugas
rumah sakit dalam melakukan Pemberian PMT pemulihan untuk
surveilans gizi. balita gizi buruk dilakukan ketika
pasien telah melalui fase rawat
jalan dan pasca rawat inap dan
dapat melakukan pemantauan
kasus yang lebih intensif pada
daerah dengan risiko tinggi
terjadinya kasus gizi buruk
REKAPAN STATUS GIZI Px RAWAT INAP
SEMESTER I TAHUN 2019
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

STATUS GIZI
NAMA IRNA Jumlah
Buruk Kurang Baik Lebih Obesitas
Galuh/ RUANG ANAK 25 53 335 28 5 446
Joyoboyo 0 25 135 22 0 182
Kertajaya 0 32 187 25 0 244
Panjalu 25 184 650 6 4 869
Sekartaji 46 98 161 4 12 321
Kilisuci 0 23 15 0 1 39
Pamenang 135 100 173 11 2 421
Daha 0 0 0 0 0 0
Kahuripan 0 5 34 1 0 40
Icu/iccu 7 29 29 3 6 74
Jenggala 0 9 95 0 0 104
INDIKATOR MUTU
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
DATA INSTRUMEN PENGUMPUL DATA PENGAMBILAN TARGET LAPORAN
DATA HASIL DAN
ANALISA
Ketepatan waktu Form laporan Ahli gizi ruang rawat Setiap hari ≥ 90% Setiap 3
pemberian indikator mutu inap bulan
makan

Sisa makan siang Form laporan Ahli gizi ruang rawat Setiap hari < 50% Setiap 3
pasien non diet indikator mutu inap bulan

Kesalahan diet Form laporan Ahli gizi ruang rawat Setiap hari 0% Setiap 3
pasien indikator mutu inap bulan

Pengkajian gizi Form laporan Ahli gizi ruang rawat Setiap hari 100% Setiap 3
dalam 2x24 jam indikator mutu inap bulan
Hasil Analisa Indikator Mutu
Ketepatan Waktu Pemberian Makan
Ketepatan Waktu Pemberian Makan
120%

100%

80%

60%
capaian

40%

20%

0%
oktober november desember
Hasil Analisa Indikator Mutu
Sisa Makan Siang Pasien Non Diet
Sisa Makan Siang Pasien Non Diit
25.00%

20.00%

15.00%

capaian

10.00%

5.00%

0.00%
oktober november desember
Hasil Analisa Indikator Mutu
Kesalahan Diet Pasien
1.80%
Kesalahan Diit Pasien

1.60%

1.40%

1.20%

1.00%

capaian
0.80%

0.60%

0.40%

0.20%

0.00%
oktober november desember
Hasil Analisa Indikator Mutu
Pengkajian Gizi dalam 2x24 jam
Pengkajian Gizi dalam 24 jam
105%

100%

95%

90% target
capaian

85%

80%

75%
oktober november desember
SOLUSI Dengan PDCA
PLAN DO CHECK ACTION

Mempertahankan ketepatan - Menerapkan SPO jam makan - Evaluasi dengan form indikator - Memberi teguran kepada
waktu pemberian makanan kepada pasien yang sudah ada mutu yang dilaporkan setiap petugas distribusi makanan
pasien - Melakukan pengawasan minggu dalam 1 bulan yang tidak tepat waktu dan
proses distribusi makan - Proses pengawasan kegiatan ada pasien yang terlewat
pasien oleh ahli gizi mulai distribusi dilaksanakan setiap belum diberi makan
dari saat di ruang pemorsian hari oleh ahli gizi - Membuat usulan
sampai di ruang rawat inap penambahan ahli gizi
sebanyak 2 orang sehingga
kegiatan pengawasan bisa
maksimal

Menurunkan angka sisa makan - Ahli gizi ruangan melakukan - Memonitor sisa makanan - Membuat usulan peralatan
siang pasien non diit edukasi / konseling mengenai pasien bain marie dan kereta
diet yang diberikan kepada - Evaluasi sisa makanan dengan distribusi makanan yang
pasien agar dapat menunjang form indikator mutu yang dilengkapi dengan pemanas
proses penyembuhan dilaporkan setiap minggu kepada bagian perencanaan
dalam 1 bulan - Membuat usulan telaah staf
penambahan ahli gizi
sebanyak 2 orang
SOLUSI
PLAN DO CHECK ACTION

Kesalahaah diit - Adanya ahli gizi di ruangan - Evaluasi dengan form indikator - Memberi teguran kepada
yang melakukan kegiatan mutu yang dilaporkan setiap petugas distribusi makan
monitoring dan evaluasi minggu dalam 1 bulan yang salah dalam pemorsian
pelayanan makanan kepada - Proses pengawasan kegiatan - Membuat usulan
pasien. distribusi dilaksanakan setiap penambahan ahli gizi
- Melakukan pengawasan proses hari oleh ahli gizi sebanyak 2 orang sehingga
distribusi makan pasien oleh kegiatan pengawasan bisa
ahli gizi mulai dari saat di maksimal
ruang pemorsian

Pengakajian gizi - Ahli gizi ruangan melakukan - Evaluasi dengan form indikator - Kegiatan supervisi
dilaksanakan dalam waktu 2x24 kegiatan pengkajian gizi mutu yang dilaporkan setiap dilaksanakan secara rutin
jam pasien yang berisiko/kondisi minggu dalam 1 bulan untuk meningkatkan kualitas
khusus dalam waktu 2x24 jam - Melakukan kegiatan supervisi pelayanan asuhan gizi
oleh Kepala Ruang Gizi dan kepada pasien
Koordinator Asuhan Gizi Rawat - Membuat usulan telaah staf
Inap penambahan ahli gizi
sebanyak 2 orang
KESIMPULAN

Surveilans gizi buruk di Rumah Sakit dilakukan ketika terdapat pasien gizi buruk
yang dirujuk oleh layanan kesehatan masyarakat. Selanjutnya dilakukan kajian
oleh kolaborasi tenaga kesehatan RS untuk dikaji dan diberikan intervensi
penanggulangan gizi buruk. Jika pasien membaik dan dipersilahkan pulang,
pihak RS melaporkan adanya kasus gizi buruk kepada Dinas Kesehatan setempat
agar dapat memberikan intervensi pada pasien tersebut. Akan tetapi saat ini RS
tidak ada yang melaksanakan umpan balik pelaporan kasus gizi buruk ke Dinas
Kesehatan setempat karena tidak adanya formulir umpan balik yang jelas dan
tanggapan dari Dinas Kesehatan.

Terdapat 6 jenis surveilans yaitu surveilans individu, surveilans


penyakit, surveilans sindromik, surveilans berbasis laboratorium,
surveilans terpadu dan surveilans kesehatan masyarakat global.

Tujuan surveilans gizi yaitu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang status kesehatan populasi guna menetapkan kebijakan program,
merencanakan intervensi, pelaksanaan kegiatan, dan mengevaluasi program
kesehatan masyarakat untuk mengendalikan dan mencegah kejadian yang
merugikan gizi dan kesehatan.
SARAN

Sebaiknya Dinas kesehatan


lebih memperhatikan manfaat
dari umpan balik pelaporan
kasus gizi buruk yang di tangani
oleh Rumah Sakit agar dapat
dijadikan bahan perbaikan
dalam penanganan gizi buruk di
masyarakat.
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR WB


Anda mungkin juga menyukai