PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan mempunyai
tujuan untuk melakukan upaya penyembuhan pasien dengan waktu yang singkat.
Salah satu upaya yang mendukung tujuan tersebut adalah dengan melakukan
kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) yaitu pelayanan gizi yang
disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi
dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada
proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. (Depkes RI, 2006).
Kegiatan pelayanan gizi yang bermutu terutama dalam menyediakan makanan
baik kualitas maupun kuantitasakan dapatmencukupi kebutuhan pasien terhadap
gizi seimbang.(Depkes RI, 2007).Manajemen rumah sakit pada umumnya
menghendaki pengelolaan makanan yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti
tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien cukup tinggi dan efisien berarti
hemat dalam penggunaan sumber daya yang ada.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakansalah satu sarana
penunjang dalam pelayanan kesehatan. Sekitar 20-40 % anggaran rumah sakit
digunakan untuk makanan. Sasaran penyelenggaraan makanan dirumah sakit
adalah terutama pasien rawat inap. Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan
dapat dinilai dari ada tidaknya sisa makanan, sehingga sisa makanan dapat
dipakai sebagai indikator untuk mengevaluasi kegiatan penyelenggaraan
makanan rumah sakit (DepKes RI, 1991).
Penyediaan makanan bagi orang sakit merupakan suatu hal penting karena
tujuan pemberian makanan untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi,
mempertahankan daya tahan tubuh, serta sebagai bagian dari penyembuhan
penyakit. Karena pentingnya kegiatan penyelenggaraan makanan rumah sakit
sebagai salah satu pelayanan gizi di rumah sakit, maka dalam makalah ini akan
dimuat kegiatan penyelenggaraan makanan di rumah sakit
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui manajemen kegiatan penyelenggaraan makanan di Rumah
1.2.2
Sakit
Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian penyelenggaraan makanan di rumah sakit
Mengetahui kegiatan pemesanan bahan makanan di rumah sakit
Mengetahui kegiatan pembelian bahan makanan di rumah sakit
Mengetahuikegiatan penerimaan bahan makanan di rumah sakit
Mengetahui kegiatan penyimpanan dan penyaluran bahan makanan di
rumah sakit
Mengetahui kegiatan persiapan bahan makanan di rumah sakit
Mengetahui kegiatan pemasakan bahan makanan di rumah sakit
Mengetahui kegiatan distribusi makanan di rumah sakit
BAB II
ISI
2.1 Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan adalah serangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu , perencanaan kebutuhan makan, perencanaan anggaran
belanja,
pengadaan
bahan
makanan,
penerimaan,
penyimpanan
dan
yaitu
input
(masukan)
proses
(kegiatan)
dan
output
(order) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata
jumlah konsumen atau pasien yang ada. Tujuan dari kegiatan ini adalah
tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai dengan standar atau
spesifikasi yang ditetapkan (Depkes, 2007). Pemesanan dapat dilakukan
sesuai dengan kurun waktu tertentu (harian, mingguan atau bulanan) adapun
persyaratan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemesanan bahan makanan
ini adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
bahan
makanan
merupakan
serangkaian
kegiatan
yang
berlaku
di
institusi,
rumah
sakit
yang
pesanan, penerimaan dan pengeluaran uang serta bahan makanan harus dicatat
dnegan cermat, teratur dan kontinyu. Dalam pembelian makanan dapat
ditetapkan berbagai prosedur, tergantung dari kebijakan, kondisi, besar
lembaga serta kemampuan sumber daya lembaga, antara lain:
1. Pembelian secara langsung ke pasar (The open market of buying).
Pembelian akan mengumpulkan informasi pasar tentang macam,
kualitas, harga, ketersediaan makanan, dan yang diputuskn sesuai
institusi. Pembelian ini digolongkan sebagai pembelian setengah
resmi karena banyak hal-hal yang merupakan kesepakatan antara
pembeli dan penjual, yang tidak dapat dikendalikan secara pasti.
2. Pelelangan (The formal competitive of bid).
Adalah cara pembelian yang resmi dan mengikuti prosedur pembelian
yang telah dijabarkan dalam kapres ditetapkan oleh pemerintah
daerah macam-macam pelelangan :
a. Pelelangan terbuka, yaitu metode pemilihan penyedia barang
atau jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman
secara luas melalui media masa dan papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia
usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya.
b. Pelelangan terbatas, dapat dilaksanakan apabila dalam hal
jumlah penyedia barang atau jasa yang mampu melaksanakan
diyakini terbatas, yakni untuk pengerjaan yang kompleks,
dengan cara mengumumkan secara luas melalui media masa
dan papan pengumuman resmi dengan mencantum pe nyedia
barang atau jasa yang telah diyakini mampu, guna member
kesempatan kepada penyedia barang atau jasa lainnya yang
memenuhi kualifikasi. Jenis pelelangan ini biasanya hanya
8
dan
keamanan
Negara.
Khusus,
karena
dilakukannya
penerimaan
bahan
makanan
yaitu
10
1. Jumlah bahan makanan yang diterima harus sama dengan jumlah bahan
makanan yang tertulis dalam faktur pembelian dan sama jumlahnya
dengan daftar permintaan institusi
2. Mutu bahan makanan yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi bahan
makanan yang diminta pada surat kontrak perjanjian jual beli
3. Harga bahan makanan yang tercantum pada faktur pembelian harus sama
dengan harga bahan makanan yang tercantum pada penawaran bahan
makanan.(Mukrie, 1990)
Penerimaan bahan makanan menggunakan timbangan besar, yang
terletak diruang penerimaan bahan makanan. Timbangan tersebut digunakan
untuk mengetahui kesesuaian jumlah bahan makanan yang dipesan. Pada
tahap penerimaan bahan makanan tersebut, petugas penerimaan sudah
menggunakan celemek. Pelaksanaan penerimaan bahan makanan dilakukan
oleh petugas jasaboga (Aritonang, 2014).
Ruang penerimaan bahan makanan berdekatan dengan ruang persiapan
dan penyimpanan. Hal ini untuk memudahkan alur produksi yang mana dalam
produksi bahan makanan, diperlukan alur produksi agar berjalan dengan
lancar. Selain itu, lokasi ruang penerimaan bahan makanan juga sangat mudah
dijangkau oleh kendaraan pemasok bahan makanan, sehingga kendaraan
pemasok bahan makanan dapat berhenti tepat didepan ruang penerimaan
bahan makanan. Syarat konstruksi dan sanitasi bangunan dalam ruang
penerimaan bahan makanan, antara lain berdinding terbuat dari bahan yang
halus dan mudah dibersihkan serta dapat memantulkan cahaya yang cukup.
Konstruksi dan sanitasi bangunan ruang penerimaan telah sesuai dengan
syarat yang ditentukan (Aritonang, 2014).
Bentuk atau cara menerima bahan makanan secara umum ada dua
macam yaitu:
11
a) Blind receiving atau cara buta, yaitu dimana petugas penerimaan bahan
makanantidak menerima spesifikasi bahan makanan serta faktur
pembelian daripenjualan/vendor. Petugas tidak mengetahui spesifikasi
bahan makanan. Cara ini hanya dilakukan terhadap bahan makanan yang
kualitasnya sudah terjamin dan rekanan yang dapat dipercaya Petugas
penerimaan langsung mengecek, menimbang danmenghitung bahan
makanan yang datang di ruang penerimaan kemudian mencatatdi buku
laporan atau formulir yang telah dilengkapi dengan jumlah, berat
danspesifikasi lain jika diperlukan. Pihak vendor mengirim faktur
pengiriman bahanmakanan langsung ke bagian pembayaran dan bagian
penerimaan mengirimlembar formulir bahan makanan yang diterima untuk
dicocokkan oleh bagianpembelian/pembayaran.
b) Convetion atau konvensional, yaitu dimana petugas penerimaan bahan
makananmenerima faktur dan spesifikasi satuan dan jumlah bahan
makanan yang dipesan. Petugas penerimaan memeriksa dan mengecek
waktu,jadwal,macam dan jumlah bahan makanan, spesifikasi bahan
makanan sesuai dengan kesepakatan SPJB (Surat Perjanjian Jual
Beli).Jika jumlah dan mutu tidak sesuai, petugas penerima berhak
mengembalikannya.Namun petugas penerima harus mencatat semua
bahan makanan yang diterima danbahan makanan yang dikembalikan
untuk dilaporkan kepada bagian pembelianatau pembayaran. Prosedur
pengembalian bahan makanan sebaiknya petugaspengiriman bahan
makanan
ikut
mengakui
adanya
ketidakcocokan
pesanan
menyimpan,
memelihara
basahsertamencatatsertapelaporannya.
bahan
Setelah
makanan
bahan
kering
makanan
dan
yang
fasilitas
ruang
penyimpanan
bahan
makanan
sesua
ipersyaratan.
c. Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan
makanan.
13
kepada
besar
dan
banyaknya
makanan
dan
2.
14
tempat
3.
15
16
Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dipergunakan
Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari
untuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk
keperluan penyimpanan makanan
5) Penyimpanan makanan kering:
Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari
langit-langit
Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan
Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO
(firs in first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus
dikeluarkan lebih dulu
4. Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian
gudang
untuk
ketertiban
adminisrasinya.
Setiap
jenis
makanan
Syarat :
1. Adanya bon permintaan bahan makanan
2. Tersedianya kartu stok / buku catatan keluar masuknya bahan
makanan.
Langkah :
17
Makanan pokok berupa nasi, bubur nasi dan bubur saring. Persiapannya
dilakukan dengan cara mencuci beras dengan air bersih dan air mengalir
untuk diolah menjadi nasi dan bubur nasi.
Persiapan lauk
18
Persiapan sayur
Kegiatan
persiapan
sayur
antara
lain
pengupasan,
Persiapan Buah
Persiapan buah (misalnya buah melon): buah melon dicuci terlebih dahulu,
dipotong menjadi 12 bagian dibuang isinya kemudian dimasukkan
kedalam plastik. Pada semangka, buah dicuci dan dipotong-potong
kemudian dimasukkan kedalam plastik. Untuk buah pisang dipotong
19
Persiapan Bumbu
Pengolah bertanggung jawab untuk mempersiapkan bumbu-bumbu yang
akan digunakan. Bumbu dibuat sesuai standar bumbu yang telah
ditetapkan. Pembuatan bumbu dilakukan dengan cara mengiris-iris bumbu
menggunakan pisau atau menghaluskan bumbu dengan menggunakan
blender. Pembuatan bumbu dilakukan pada saat memulai pengolahan.
Pembuatan bumbu yang akan digunakan untuk hari berikutnya disimpan
dalam wadah tertutup dan disimpan di lemari es.
1 Peralatan
Alat dalam keadaan baik,kualitas terjamin, aman, ekonomis dan efektif
kontainer yang dipakai terbuat dari bahan yang baik serta dengan
standar porsi tertentu
Diperlukan berbagai alat potong
2 Jadwal penyediaan dan distribusi makanan
3 Pengawasan porsi
Dapat dilakukan dengan menimbang atau mengukur dengan alat yang
sudah standart.
untuk
dikonsumsi
(Aritonang,I.,2014).Pemasakan
adalah
21
rasa,
rupa
dari
bahan
makanan;
Tidak
takut
untuk
Kualitas bumbu
Penetapan
tenggang
waktu
penyajian/pelayanan makanan.
22
antara
persiapan
dan
waktu
23
2. Metode Pemasakan
Bahan makanan dapat di masak melalui beberapa cara atau
metode, dan metode tersebut dibedakan atas :
Istilah Teknik Memasak Basah
a. Merebus (boiling)
Merebus adalah memasak bahan makanan dalam cairan
hingga titik didih (100C). Cairan yang digunakan berupa
air, kaldu, susu, dll. Caranya bahan makanan dapat
dimasukkan dalam cairan yang masih dalam keadaan
dingin atau dalam air yang telah panas. Seperti telur, dalam
merebus telur, dimasukkan dalam air yang dingin baru
direbus.
b. Poaching
Cara memasak bahan makanan dalam bahan cair
dengan api kecil yang jumlahnya tidak terlalu banyak atau
hanya sebatas menutupi bahan makanan yang direbus.
Bahan makanan yang di poach ini adalah bahan makanan
yang lunak atau lembut dan tidak memerlukan waktu lama
dalam memasaknya seperti telur, ikan dan buah buahan.
Dalam merebus sistem poaching ini air direbus dibawah
titik didih ( 92-96C) dan direbus secara perlahan dengan
api yang kecil. Panci yang digunakan untuk poaching
adalah panci yang kecil karena bila menggunakan panci
yang besar akan membutuhkan air yang banyak sehingga
akan memakan waktu yang lama. Yang harus diperhatikan
24
menjadi
sayuran,sayuran
enak..
dibraising
Untuk
bersama
membraising
dengan
bumbu.
25
e. Menyetup (stewing)
Menyetup adalah memasak secara perlahan dengan
bahan makanan yang telah dipotong potong menjadi
potongan yang lebih kecil seperti daging, ayam dengan
menggunakan air yang tidak terlalu banyak atau hampir
sama dengan jumlah bahan, waktu yang diperlukan juga
lama. Maksud dari menyetup ini adalah dengan potongan
daging yang kecil dimasak dengan api kecil dalam waktu
yang lama agar aroma dari daging keluar dengan sempurna.
Tidak seperti teknik Braising, daging atau ayam yang
digunakan biasanya tidak direndam dahulu dalam bumbu
sebelum dimasak tetapi dipotong kecil dan dibakar terlebih
dahulu baru disetup. Contoh makanan yang menggunakan
metode ini antara lain : frincasse, opor ayam, gulai
kambing dan lain-lain.
f. Mengukus (steaming)
Mengukus adalah memasak bahan makanan dengan uap
air mendidih. Meskipun bahan makanan tidak berhubungan
atau kontak langsung dengan air mendidih namun masih
tetap termasuk dalam teknik memasak basah. Dalam
metode ini perubahan warna, tekstur dan aroma yang
terjadi lebih banyak dibanding dengan teknik merebus dan
menyetup. Efek dari sistem ini sama dengan sistem basah
lainnya yaitu menjadiakn makanan lebih lunak dan lembut.
Karena bahan makanan tidak bersentuhan langsung dengan
air maka kehilangan nilai gizinyapun lebih sedikit. Banyak
26
cara
memasak
bahan
makanan
dengan
27
28
warna
dan
kematangannya
seimbang.
29
30
c) Standar Kualitas
Standar kualitas makanan dapat diukur dengan nilai-nilai tertentu
seperti nilai gizi, rupa, rasa, tekstur, warna, bahan makanan yang
digunakan, standar porsi dan cara penyajiannya.
bahan
makanan,
adalah
serangkaian
kegiatan
penyaluran makanan sesuai jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang
dijalani (makanan biasa dan makanan khusus). Tujuan distribusi makanan
ialah agar konsumen mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang
berlaku (Aristonang, 2014).
makanan
sesuai
ketentuan
diet
pasien/kebutuhan
konsumen;
Tersedianya peralatan makan;
Tersedianya sarana pendistribusian makanan;
Tersedianya tenaga pramusaji;
Adanya jadwal pendistribusian makanan didapur utama.
31
32
33
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyelenggaraan
makanan
adalah
serangkaian
kegiatan
mulai
dari
pengadaan
bahan
makanan,
penerimaan,
penyimpanan
dan
jumlah,
spesifikasi/
kualitas
bahan
makanan
sesuai
34
35
DAFTAR PUSTAKA
Mukrie, NA. 1980. Manajamen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Depkes RI, Jakarta
Ratna, Riqi, M. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi di
Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr.R. Soeharso Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UMS.Surakarta : 2009
36