TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) atau Analisis Bahaya pada
Titik Pengendalian Kritis adalah sebuah konsep pendekatan sistematis terhadap
identifikasi dan penilaian bahaya dan resiko yang berkaitan dengan pengolahan,
distribusi dan penggunaan produk makanan, termasuk juga pendefinisian cara
pencegahan untuk pengendalian bahaya.
Bahaya merujuk pada segala macam aspek rantai produksi pangan yang tak dapat
diterima karena dapat menyebabkan masalah keamanan pangan, dapat berupa :
1. Keberadaan yang tidak dikehendaki dari pencemar biologis, kimiawi, atau fisik
pada bahan mentah, produk antara atau produk jadi.
2. Pertumbuhan atau kelangsungan hidup mikroorganisme dan hasil perubahan
kimiawi yang tidak dikehendaki (misalnya nitrosamine) pada produk antara atau
jadi, atau pada lingkungan produksi
3. Kontaminasi atau kontaminasi ulang yang tidak dikendaki pada produk antara
atau produk jadi, oleh mikroorganisme, bahan kimia atau benda asing
1. Panel
Dalam penilaian mutu atau analisis sifat-sifat sensorik suatu komoditi,
panel bertindak sebagai instrumen atau alat. Orang yang menjadi anggota
panel disebut panelis. Menurut Soekarto (1985) ada 6 macam panel yang
biasa digunakan dalam penelitian organoleptik yaitu sebagai berikut.
a. Panel pencicip perorangan (individual expert)
b. Panel pencicip terbatas (small expert panel)
c. Panel terlatih (trained panel)
d. Panel tak terlatih (untrained panel)
e. Panel agak terlatih (semi-trained panel)
f. Panel konsumen (consumer panel)
2. Uji Penerimaan
Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat
atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Panelis
mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan yang berhubungan dengan
kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensorik atau
kualitas komoditi yang dinilai. Karena sifatnya yang sangat subjektif, panelis
yang ekstrim senang atau benci terhadap suatu komoditi atau bahan tertentu
tidak bisa digunakan untuk menjadi panelis uji penerimaan. Tujuan dari uji
penerimaan adalah untuk mengetahui apakah suatu komoditi atau sifat
sensorik tertentu dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kelompok uji
penerimaan ini termasuk uji kesukaan (hedonik), uji mutu hedonik (Soekarto,
1985).
a. Uji Kesukaan (Uji Hedonik)
Dalam uji hedonik, panelis dimintakan tanggapan pribadinya
tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan. Di samping panelis
mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka juga
mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut
skala hedonik. Misalnya dalam hal “suka”, dapat mempunyai skala hedonik
seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka (Soekarto, 1985).
Dalam penganalisisan skala hedonik ditransformasikan menjadi
skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data
numerik ini dapat dilakukan analisis statistik. Uji hedonik paling sering
digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan
secara organoleptik (Soekarto, 1985).