PENYIMPANAN
KOMODITI HORTIKULTURA
Tujuan Pembelajaran :
Bambang B. Santoso
119
penyimpanan
pada
bab
ini
menjelaskan
upaya
akibat
aktivitas
mikroba,
dan
mengurangi
proses
baik
sesuai
dengan
yang
diharapkan
yaitu
dapat
Bambang B. Santoso
1.
120
Suhu
Suhu dalam penyimpanan seharusnya dipertahankan agar tidak
dipertahankan
berkisar
antara
1OC
sampai
dengan
2OC.
Bambang B. Santoso
2.
121
Kelembaban
Untuk kebanyakan komoditi yang mudah rusak, kelembaban relatif
Bambang B. Santoso
122
b.
Menurunkan suhu,
c.
d.
3.
Komposisi atmosfir
Komposisi udara atau atmosfir tempat atau ruangan penyimpanan
4.
Kualitas Bahan
Agar penyimpanan memberikan arti bagi upaya memperpanjang
Bambang B. Santoso
123
penyimpanan
justru
dapat
menambah
kerugian
dalam
penyimpanan
disebabkan
karena
hilangnya
air
bahan
Bambang B. Santoso
124
mengurangi
laju
transpirasi
melalui
peningkatan
Bambang B. Santoso
125
bahkan tomat dapat kehilangan air hanya 0,9 persen dan mentimun 2,5
persen.
C. Penyimpanan Dingin
Agar supaya penyimpanan tersebut efektif dapat memperpanjang
atau mempertahankan umur kesegaran yang lebih lama, maka
diperlukan pengaturan suhu penyimpanan. Biasanya suhu yang
dikehendaki agar dapat mempertahankan kesegaran komoditi selama
penyimpanan
adalah
penyimpanan
yang
suhu
rendah
atau
suhu
dingin,
dikenal
adalah
penyimpanan
dingin.
sehingga
Melalui
1.
Keperluan pendinginan
Mengerti dan memahami beberapa persyaratan pendinginan
tanggapan
biologi
komoditi
tersebut.
Semua
tanaman
Bambang B. Santoso
126
tentunya
akan
memberikan
pengaruh
nyata
terhadap
Bambang B. Santoso
127
hal
penting
untuk
mendapat
perhatian
dalam
mempertahankan kualitas.
2.
Suhu rendah
Pengelolaan suhu merupakan faktor utama dalam upaya menunda
Bambang B. Santoso
128
3.
Kecepatan pendinginan
Kecepatan pendinginan dimaksud adalah waktu dilakukannya
Menyegerakan
4.
Teknik pendinginan
Terdapat beberapa teknik pendinginan dalam penyimpanan
Bambang B. Santoso
129
sebelum
penyimpanan bahan
atau pengendalian
a. Room cooling
Room cooling merupakan teknik penyimpanan dingin yang paling
banyak digunakan. Penerapan teknik ini dapat dilakukan saat sesaat
setelah panen yaitu masih di lapang produksi sampai pada saat
pengiriman.
Teknik pendinginan dapat dilakukan dengan mengalirkan udara dingin
ke dalam ruangan penyimpanan. Dapat pula dilakukan dengan
mengalirkan udara dingin yang melalui beberapa kotak kemas di
dalam
suatu
ruangan
penyimpanan.
Oleh
karena
itu,
untuk
untuk
memperoleh
gerakan
udara
yang
dapat
Bambang B. Santoso
130
pendinginan
ini
dapat
berfungsi
dikarenakan
adanya
c. Hydro cooling
Penggunaan air dingin untuk mempercepat pendinginan buah dan
sayuran dalam wadah simpan merupakan teknik pendinginan yang
telah
berkembang
cukup
lama
dan
juga
merupakan
teknik
cukup
efektif
untuk
mendinginakan
komoditi
yang
saja
diperlukannya
diperlukan
memasukkan
lagi
air
pengemasan
pendingin
lagi.
ulang
karena
Jadi
efisiensi
Bambang B. Santoso
131
e. Vacuum cooling
Teknik penyimpanan dingin ini efektif untuk penyimpanan sayuran
daun seperti kol kembang, seledri dan lain sebaginya. Bagi komoditi
wortel, teknik ini dapat digunakan sekalian untuk pembersihan
permukaan umbi. Pada beberapa komoditi, teknik ini diharapkan
dapat segera mengeringkan bagian-bagian yang berukuran kecil yang
bukan merupakan organ yang dimakan dari komoditi bersangkutan.
Pendinginan diperoleh dengan cara mengurangi tekanan atmosfir di
dalam wadah (ruangan) yang besar dan kuat. Biasanya terbuat dari
bahan baja. Pengurangan tekanan atmosfir juga mengurangi tekanan
uap air dalam wadah (kontainer). Apabila tekanan uap air dalam
kontainer berkurang hingga di bawah yang ada di ruangan antar sel,
maka air akan mengalami evaporasi dari komoditi.
Teknik vacuum cooling dapat menyebabkan kehilangan berat
(umumnya air) sebesar 1% untuk setiap pendinginan (penurunan
suhu) sejumlah 6OC. Jumlah kehilangan berat dapat terjadi cukup
Penyimpanan Komoditi Hortikultura
Bambang B. Santoso
132
tinggi pada seledri dan beberapa kobis terutama kubis daun. Untuk
mengurangi kehilangan berat selama masa penyimpanan, dilakukan
penyemprotan air secara halus ke dalam ruangan penyimpanan.
di
ruang
pengepakan.
Untuk
beberapa
jenis
komoditi
lainnya
pendinginan
awal
dilakukan
setelah
selesai
pengepakan.
Pendinginan awal bila dilakukan dapat menjamin petani memetik
komoditi panenan pada kondisi matang optimal, sehingga nantinya
setelah sampai di konsumen, komoditi tersebut telah masak dengan
kualitas yang baik. Pendinginan awal dapat menekan laju respirasi cukup
rendah atau memperlambat laju respirasi dalam jaringan buah, sayuran,
maupun bunga potong. Selain itu, pendinginan awal memperlambat
proses kelayuan, dan pengkerutan akibat hilangnya air, menghambat
pembusukan yang disebabkan mikroorganisme.
Bambang B. Santoso
133
sebelum
penyimpanan
atau
selama
pengangkutan
(transporasi).
Penyimpanan Komoditi Hortikultura
Bambang B. Santoso
134
asam yang cukup tinggi (pH rendah), dan 90 % dari bahan organic yang
terkandung adalah karbohidrat (gula). Oleh karena itu, kerusakan buahbuahan umumnya disebabkan oleh kapang dan khamir. Pertumbuhan
mikroorganisme tersebut akan terhambat pada kondisi oksigen udara
rendah maupun pada kondisi karbondioksida yang tinggi.
Bilamana komoditi hortikultura disimpan dalam kondisi tanpa
oksigen, maka akan terjadi apa yang dikenal sebagai respirasi
intersellulair, dan hasil reaksi tersebut berupa alcohol dan aldehid,
kemudian proses ini berakhir dengan pembusukan. Apabila pada ruang
penyimpanan
berkonsentrasi
oksigen
terlalu
rendah
sedangkan
Bambang B. Santoso
135
tanpa
oksigen
sama
sekali
dan
menghasilkan
positif
CA-storage
terhadap
penundaan
laju
demikian,
keberhasilan
penyimpanan
CA-storage
sangat
2.
storage diperlukan wadah simpan yang kedap gas. Jika tidak, maka akan sulit
untuk mengatur kondisi atmosfir yang diinginkan.
Penyimpanan Komoditi Hortikultura
Bambang B. Santoso
136
Pengendalian
gas
karbondioksida
dapat
dilakukan
dengan
3.
mengendalian
suhu
ruang
yang
rendah
dalam
Bambang B. Santoso
137
yang
merangsang
pertumbuhan
kapang
maupun
4.
b.
c.
d.
e.
Bambang B. Santoso
138
5.
Pengaruh etilen
Etilen, baik eksogen maupun endogen, dapat merangsang
menyebabkan kerugian pada komoditi tersimpan. Terhadap buahbuahan, kondisi ruang penyimpanan yang kandungan karbondioksidanya
Penyimpanan Komoditi Hortikultura
Bambang B. Santoso
139
buah
pada
kondisi
udara
berkonsentrasi
pula.
Kandungan
karbondioksida
yang
tinggi
akan
Bambang B. Santoso
140
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kecepatan
degradasi
senyawa
pectin
tidak
secepat
seperti
Bambang B. Santoso
141
DAFTAR PUSTAKA