Anda di halaman 1dari 6

1

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pengkajian

Pada saat pengkajian didapatkan data pada Tn.I umur 19 tahun data yang muncul

yaitu, klien mengatakan mual dan muntah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit,

mencret kurang lebih 6 kali, berisi cairan tidak berlendir, nyeri ulu hati, badan lemas

dan tidak nafsu makan, kepala pusing, pasien sudah sering kerumah sakit dengan

keluhan yang sama. Pemeriksaan fisik Airway : bebas, suara nafas normal, Breathing :

20x/menit, irama nafas teratur, pola nafas normal, bunyi nafas vesikuler, penggunaan

otot bantu nafas retraksi dada, jenis pernafasan dada dan tidak trauma dada,

Circulation : akral hangat, pucat, tidak ada sianosis kapiler <2 detik, nadi teraba

92x/menit, irama nadi teratur, tekanan darah 110/90 mmHg, kulit lembab dan turgor

kulit normal, Disability : GCS 15, pupil normal, dan ukuran pupil isokor.

2. Diagnosa Keperawatan

Saat dilakukan pengkajian didapatkan data subjektif yaitu Pada saat pengkajian

didapatkan data pada Tn.I umur 19 tahun data yang muncul yaitu, klien mengatakan

mual dan muntah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, mencret kurang lebih 6 kali,

berisi cairan tidak berlendir, nyeri ulu hati, badan lemas dan tidak nafsu makan, kepala

pusing, pasien sudah sering kerumah sakit dengan keluhan yang sama.

Penulis menegakkan diagnosa keperawatan Defisit nutrisi dan resiko

ketidakseimbangan elektrolit sesuai dengan teori (SDKI) yang menyatakan bahwa salah

satu diagnosa yang muncul pada klien Gastroenteritis.


2

2. Intervensi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Tn.I diharapkan pada Defisit nutrisi

dapat teratasi : porsi makanan yang dihabiskan meningkat, perasaan kenyang menurun,

nafsu makan membaik, frekuensi makan membaik. Pada resiko ketidakseimbangan

elektrolit di harapkan : asupan cairan meningkat, dehidrasi menurun, kelembapan

membrane mukosa meningkat. Perencanaan yang diberikan pada deficit nutrisi yaitu :

identifikasi status nutrisi, monitor asupan makanan, monitor mual dan muntah.

Perencanaan pada resiko ketidakseimbangan elektrolit: identifikasi penyebab diare,

monitor jumlah pengeluaran diare, berikan asupan cairan oral, berikan cairan intravena,

anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap.

3. Implementasi

Implementasi atau pelaksanaan yang diberikan pada klien Tn. I yaitu, pelaksanaan

yang diberikan pada defisit nutrisi yaitu : mengidentifikasi status nutrisi, memonitor

asupan makanan, memonitor mual dan muntah. pada resiko ketidakseimbangan

elektrolit: mengidentifikasi penyebab diare, memonitor jumlah pengeluaran diare,

memberikan asupan cairan oral, memberikan cairan intravena, menganjurkan makanan

porsi kecil dan sering secara bertahap.

4. Evaluasi

Hasil dari evaluasi klien Tn.I mengatakan sudah tidak mual dan selera makan sudah

ada dan sudah tidak diare lagi.

Evaluasi ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dari tindakan yang sudah

dilakukan dengan menggunakan evaluasi proses (mengacu pada tindakan keperawatan).

Hal ini tampak dari keberhasilan pencapaian tujuan, yaitu dapat teratasinya masalah
3

keperawatan yang timbul dengan Kriteria hasil defisit nutrisi dan resiko

ketidakseimbangan elektrolit teratasi.

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan peneliti pada klien Tn.I tidak jauh

berbeda dengan teori dalam memberikan defisit nutrisi dan reiko ketidakseimbangan

elektrolit.
4

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus pembahasan asuhan

keperawatan pada Tn.I sudah dilakukan asuhan keperawatan di ruangan Fransiskus Rs St.

Elisabeth Sei Lekop pada tanggal 29 Juni 2023 hingga 02 Juli 2023, penulis mengambil

keputusan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah di dapatkan hal ini menunjukkan

berdasarkan data yang didapat menentukan defisit nutrisi dan resiko

ketidakseimbangan elektrolit.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang didapatkan yaitu menentukan defisit nutrisi dan resiko

ketidakseimbangan elektrolit.

3. Intervensi Keperawatan

Pada Defisit nutrisi dapat teratasi : porsi makanan yang dihabiskan

meningkat, perasaan kenyang menurun, nafsu makan membaik, frekuensi makan

membaik. Pada resiko ketidakseimbangan elektrolit di harapkan : asupan cairan

meningkat, dehidrasi menurun, kelembapan membrane mukosa meningkat.

Perencanaan yang diberikan pada deficit nutrisi yaitu : identifikasi status nutrisi,

monitor asupan makanan, monitor mual dan muntah. Perencanaan pada resiko

ketidakseimbangan elektrolit: identifikasi penyebab diare, monitor jumlah

pengeluaran diare, berikan asupan cairan oral, berikan cairan intravena, anjurkan

makanan porsi kecil dan sering secara bertahap.


5

4. Implementasi

Implementasi atau pelaksanaan yang diberikan pada klien Tn. I yaitu,

pelaksanaan yang diberikan pada defisit nutrisi yaitu : mengidentifikasi status

nutrisi, memonitor asupan makanan, memonitor mual dan muntah. pada resiko

ketidakseimbangan elektrolit: mengidentifikasi penyebab diare, memonitor jumlah

pengeluaran diare, memberikan asupan cairan oral, memberikan cairan intravena,

menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap.

5. Evaluasi

Hasil dari evaluasi klien Tn.I mengatakan sudah tidak mual dan selera

makan sudah ada dan sudah tidak diare lagi.

Evaluasi ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dari tindakan yang

sudah dilakukan dengan menggunakan evaluasi proses (mengacu pada tindakan

keperawatan). Hal ini tampak dari keberhasilan pencapaian tujuan, yaitu dapat

teratasinya masalah keperawatan yang timbul dengan Kriteria hasil defisit nutrisi

dan resiko ketidakseimbangan elektrolit teratasi.

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan peneliti pada klien Tn.I

tidak jauh berbeda dengan teori dalam memberikan defisit nutrisi dan reiko

ketidakseimbangan elektrolit.
6

Anda mungkin juga menyukai