Anda di halaman 1dari 13

HIPERVOLEMIA

OLEH KELOMPOK IV
LAILATUS SHOLIHAH ( 202007008 )
A. FARID DWI PANGESTU ( 202007033 )
NURKUMALA SANIATUL ILMI ( 202007012 )
KONSEP HIPERVOLEMI

Definisi
Hipervolemia merupakan peningkatan volume cairan
intravaskuler, interstisial dan intraselular (SDKI, 2017).
Hipervolemia (kelebihan volume cairan) adalah peningkatan
asupan dan retensi cairan (NANDA, 2018).

Penyebab Hipervolemia:
 Gangguan mekanisme regulasi
 Kelebihan asupan cairan
 Kelebihan asupan natrium
 Gangguan aliran balik vena
 Efek agen farma kologis
Tanda dan gejala
Mayor Faktor - faktor yang
 Objektif: mempengaruhi
 Edema anasarka
 Berat badan meningkat dalam waktu dekat
hipervolemia
 Subjektif: 1. usia
 Ortopnea
2. jenis kelamin dan ukuran
 Dyspnea
tubuh
Minor 3. gaya hidup
 Subjektif
4. suhu lingkungan
 Ansietas
 Dispnea atau pendek napas 5. Diet
 gelisah
 Objektif
 Suara napas tidak normal (rale atau crackle)
Batasan karakteristik
 Perubahan tekanan darah Pembahasan masalah kali ini
 Edema
yaitu mengenai asuhan
 Ketidak seimbangan elektrolit
 Oliguri
keperawatan pada pasien
 Perubahan pola pernapasan gagal ginjal kronik dengan
 Kenaikan berat badan dalam periode singkat hypervolemia.
(Wilkinson, 2016).
Intervensi
Perencanaan/intervensi keperawatan untuk
pasien hipervolemia untuk tujuan keperawatan
dan kriteria hasil mengacu pada Nursing
Outcome Classification (NOC) (Moorhead, Sue,
2016). Sedangkan perencanaan atau intervensi
keperawatan standart intervensi keperawata
Indonesia (SIKI), menurut tim pokja SIKI DPP
PPNI (2018) :
Intervensi keperawatan
MASALAH KEPERAWATAN
HIPERVOLEMI Manajemen hipervolemi
Tujuan perawatan dan hasil Observasi
kriteria  Pemeriksaan tanda dan gejala hipervolemia

Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Identitas penyebab hipervolemia

selama 3 x 24 jam :  Monitor status hemodinamik

Fluid balance  Monitor intake dan output cairan

Dengan pemberian intervensi kep  Monitor tanda hemokonsentrasi

erawatan diharapkan status  Monitor tanda peningkatan tekanan

keseimbangan cairan dapat  Monitor kecepatan infus secara tepat dll.

ditingkatkan dengan Terapeutik:


kriteria hasil :  Timbang berat badan setiap hari dalam waktu yang sama,

Tekanan darah dalam batas normal batasi asupan cairan dan garam serta tinggikan kepala
Denyut nadi dalam batas ormal tempat tidur 30- 40°
Keseimbangan intake dan output Edukasi
 Anjurkan melapor jika haluaran < 0,5 ml/Kg/jam dalam 6
dalam 24 jam
jam
Berat badan stabil
 Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari
Turgor kulit tidak mengilap dan
 Ajarkan cara mencatat asupan dan haluaran urine dan cara
tegang
mengatasi cairan
Kelembapan membran mukosa
Kolaborasi
Hematrokit dan Nitrogen urea darah  Kolaborasi deuretik
(BUN)  Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
Tidak ada edema perifer  Kolaborasi pemberian continous renal replacement therapy
(CRRT)
Implementasi Evaluasi
Menurut ( Kozier et al, 2010) Evaluasi keperawatan menurut
Implementasi keperawatan ( Kozier et al, 2010) adalah fase
merupakan sebuah fase kelima atau terakhir dalam proses
dimana perawat melaksanakan keperawatan. Evaluasi dapa t berupa
rencana atau intervensi yang evaluasi struktur , proses dan hasil
evaluasi terdiri dari evaluasi
sudah dilakukan sebelumnya.
formatif yaitu menghasilkan umpan
Berdasarkan terminologi balik selama progam berlangsung
SIKI, implementasi terdiri sedangkan evaluasi sumatif
atas melakukan dan dilakukan setelah progam selesai
mendokumentasikan yang dan mendapatkan informasi
merupakan tindakan khusus efektifitas pengambilan keputusan .
evaluasi asuhan keperawatan di
yang digunakan untuk
dokumentasikan dalam bentuk
melaksanakan intervensi. SOAP(subjektif, objektif,
assesment, planning) (Achjar, 2010).
KRITISI JURNAL/ TELAAH JURNAL
NO. KOMPONEN URAIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CRONIC KIDNEY DISEASE DENGAN MASALAH
1.  Judul
HIPERVOLEMIA DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG
1.  Peneliti, tahun, Agustina Wanti Mbenu, Maria Magdalena Setyaningsih, Wibowo (2020).
jurnal terbit
Chronic Kidney Diseases (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal progresif yang
1.  Introduction
menyebabkan fungsi Glomerulus Filtrasi Rate menurun sehingga terjadi
(Pengenalan masalah) retensi cairan dan terjadi Hipervolemi. Dalam jurnal masalah yang harus
diatasi yaitu masalah hipervolemia yang terjadi pada pasien CKD.
1.  Goal (Tujuan) Untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami CKD
dengan masalah Hipervolemia
Desain penelitian :
1.  Metodelogi (Desain,
Studi kasus terhadap dua klien dewasa yang mengalami masalah
populasi, Sampling, Hipervolemia.
Sample, Instrument,  
 
Uji dll.) Teknik pengumpulan data : berupa observasi, wawancara, pemeriksaan fisik,
studi data intervensi, implementasi, serta evaluasi.
 
Sample : partisipan adalah klien 1 Tn. A yang berusia 52 tahun dirawat inap
dengan diagnose Chronic Kidney Disease pada 2 April 2019 serta klien 2 Ny. I
dengan usia 33 tahun, dirawat inap dengan diagnose Chronic Kidney Disease
pada 31 Mei 2019.
 
Instrumen : Informed Consent
 
LANJUTAN..
Pada klien 1 dan klien 2 ditetapkan dignosa keperawatan yang sama yaitu
Discuss
Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi didukung dengan
data klien 1 mengatakan urine yang dikeluarkan sedikit dan terjadi bengkak pada
tangan dan kaki.
Klien 2 mengatakan jumlah urine yang dikeluarkan sedikit dan terjadi bengkak
pada badan dan kelopak bawah mata kiri. Hypervolemia terjadi bila natrium dan air
tertahan dengan jumlah yang sama. Cairan isotonik yang terkumpul dan berlebih
maka cairan berpindah ke kompertemen cairan interstisial sehingga menyebabkan
edema.
Pada klien 1 dan 2 pada hari ketiga keperawatan menyatakan bengkak berkurang,
berat badan menurun, jumlah urin meningkat tindakan kolaborasi dilakukan
dengan memberikan onjeksi IV furosemid 3x2 ampul 20mg sebagai golongan
diuretik berfungsi untuk membuang cairan berlebih dari dalam tubuh melalui
urine, selain itu tindakan non farmakologi yaitu menganjurkan klien untuk tirah
baring dengan posisi setengah duduk dan memberikan informasi tentang jumlah
cairan yang harus di penuhi klien. Hal tersebut terbukti dengan berkurangnya
edema, meningkatnya jumlah urine dan menurunnya berat badan klien. Edema
dapat berkurang, jumlah urine meningkat, dan berat badan menurun.
Penatalaksanaan kelebihan volume cairan dapat dilakukan dengan tindakan
farmakologi dan non farmakologi.
LANJUTAN…
Berdasarkan hasil pengkajian, pada klien 1 maupun klien 2 ditegakkan
1.  Result
dignosa keperawatan yang sama yaitu Hipervolemi.
Pada Klien 1 ,Masalah Hipervolemi teratasi sebagian karena hanya 6 dari 7
kriteria hasil yang sudah tetapkan tercapai dan pada Klien 2 ,Masalah
Hipervolemi teratasi sebagian karena 6 dari 7 kriteria hasil yang sudah
tetapkan tercapai.
Asuhan keperawatan pada klien Chronic Kidney Disease
1.  Conclusion
dengan masalah Hipervolemia di Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang telah dilaksanakan pada klien 1
dan klien 2 dengan waktu 3 x 24 jam. Pada klien 1 dan
klien 2 masalah teratasi sebagian karena pada evaluasi
terakhir kedua klien belum memenuhi semua kriteria hasil
yang sudah ditentukan.
Hasil evaluasi klien satu dan klien dua masalah teratasi
sebagian karena dari tujuh kriteria hasil yang ditetapkan
terdapat enam kriteria hasil yang sudah tercapai. Oleh
karena itu dalam memberikan tindakan keperawatan
guna mengatasi masalah. Hipervolemia dianjurkan untuk
mengetahui faktor penyebab lain pada klien. Hal tersebut
bertujuan untuk mengatasi masalah Hipervolemia yang
terjadi pada klien Chronic Kidney Disease.
PEMBAHASAN
Hipervolemia pada Gagal Ginjal Kronik (GGK)
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah penyakit ginjal tahap akhir yang dapat disebabkan oleh
berbagai hal. Pada gagal ginjal kronik sekitar 90% dari massa nefron telah hancur
mengakibatkan laju filtrasi glomelurus (GFR) menurun. Hal ini menyebabkan cairan
ekstraseluler (ECF) meningkat sehingga terjadi edema (Prince & Wilson, 2013). Salah satu
penyebab gagal ginjal kronik adalah karena kerusakan nefron yang menyebabkan filtrasi
cairan terganggu dan dapat menyebabkan penumpukan cairan terganggu dan penimbunan
produk sisa. Seiring dengan penyusutan progresif nefron, terjadi pembentukan parut dan
penurunan aliran darah ginjal. Pelepasan renin meningkat bersama peningkatan beban cairan
sehingga menyebabkan kelebihan cairan/ hipervolemi (Elizabeth, 2015).
Kondisi tersebut dikenakan dengan istilah hipervolemia. Hipervolemia adalah berbagai
gejala yang diakibatkan oleh kelebihan volume air dalam tubuh, yang kemungkinan dapat
disebabkan gangguan kesehatan tertentu sehingga tubuh tidak dapat mengatur penyimpanan
air di dalam tubuh. Salah satu terapi yang bisa diberikan untuk penderita gagal ginjal kronis
dengan masalah kelebihan cairan (hipervolemi) adalah terapi hemodialisa (Bare & Smeltzer,
2002).
Implementasi
Intervensi Pada klien ini telah dilakukan
Pada klien dilakukan implementasi keperawatan sesuai
dengan 11 intervensi yang telah
intervensi beberapa antara direncanakan, yaitu dengan
lain monitoring untuk tindakan keperawatan seperti
mencegah terjadinya mengkaji tanda-tanda vital (tekanan
darah, suhu, nadi, respirasi) dan
kelebihan volume cairan, pengukuran CRT, serta balance
serta pembatasan pemberian cairan, mengkaji berat badan klien,
memantau jumlah urine, serta
cairan untuk mengurangi kolaborasi pemberian diuretik
edema, serta kolaborasi (PPNI, 2018)
untuk pemberian diuretik
untuk mengurangi Evaluasi
Pada hari ke tiga evaluasi
kelebihan cairan, juga keperawatan didapatkan tidak
memberikan edukasi tampak bengkak pada tangan, perut
tentang hemodialisa dan tampak masih membesar, hasil
laboratorium (faal ginjal) : ureum :
pembatasan cairan. 78,8 mg/Dl, BUN: 36,8 mg/ Dl,
Kreatinin: 2,15 mg/Dl.
KESIMPULAN
 Setelah membahas dan mengkritisi jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa
penyakit hipervolemia mungkin terkait dengan kelebihan cairan sederhana
atau berkurangnya fungsi mekanisme homeostatis yang bertanggung jawab
untuk mengatur keseimbangan cairan. Faktor yang berkontribusi dapat
berupa gagal jantung, gagal ginjal, dan sirosis hati. Faktor lain yang
berkontribusi adalah konsumsi garam meja atau garam natrium lainnya
dalam jumlah yang berlebihan. Pemberian cairan yang mengandung
natrium secara berlebihan pada pasien dengan mekanisme pengaturan yang
terganggu dapat mempengaruhi dan berakibat hipervolemia yang serius
(Beck, 2000).

 Untuk menilai Hipervolemia, perawat mengukur intake dan output secara


berkala untuk mengidentifikasi retensi cairan yang berlebihan. Pasiennya
ditimbang setiap hari dan pertambahan berat badan akut dicatat. Kenaikan
berat badan akut 0,9 kg mewakili kenaikan sekitar 1 liter cairan. Perawat
juga perlu menilai suara napas secara teratur interval pada pasien berisiko.
Perawat memantau derajat edema bagian tubuh yang paling bergantung,
seperti kaki dan pergelangan kaki pada pasien rawat jalan dan daerah
sakral pada pasien yang terbaring di tempat tidur. Tingkat edema pitting
dinilai, dan luasnya edema perifer dipantau.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai