Anda di halaman 1dari 22

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Risiko

Anemia Remaja Putri

Annisa Anggara (P07220118067)


Fahdilia Suryanti (P07220118081)
Najla Nuwairah (P0722011895)
Zhakia Nabillah Matali
(P07220118110)
Definisi

Anemia Defisiensi besi adalah kadar besi dalam tubuh dibawah nilai
normal. Pada tahap awal kita akan menemukan cadangan besi tubuh yang
berkurang. Kemudian jika kekurangan berlanjut kadar besi dalam plasma
akan berkurang. Pada akhirnya proses pembentukan hemoglobin akan
terganggu dan menyebabkan anemia defisiensi besi.
Anemia akibat defesiensi besi untuk sisntesis Hb merupakan
penyakit darah yang palingsering pada bayi dan anak.
Etiologi

1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun


2. Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam
makanan atau kualitas besi yangtidak baik (makanan
banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah
daging)
3. Kebutuhan besi meningkat seperti pada prematuritas
anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.
Patofiologi

Pembentukan Hb terjadi pada sumsum tulang melalui semua


stadium pematangan besi merupakan susunan atau sebuah
molekul dan hemoglobin, jika zat besi rendah dalam tubuh
maka pembentukan eritrosit atau eritropoetin akan
mengganggu sehingga produksi sel darah merah berkurang,
sel darah merah yang berkurang atau menurun
mengakibatkan hemoglobin menurun sehingga transportasi
oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi berkurang, hal ini
mengakibatkan metabolisme tubuh menurun (Susanto, 2007)
Manifestasi Klinis

Hb menurun (<10 g/dl), Takikardia, TD menurun,

01 trombositosis/
trombositopenia, 03 pengisian kapiler lambat,
extermitas dingan, palpitasi,
pansitopenia kulit pucat

Mudah lelah: sering


istirahat, nafas pendek,
Penurunan BB, 04 proses menghisap yang
buruk (bayi)
02 kelemahan

Sakit kepala pusing

05 kunang-kunang,
peka rangsang
Pemeriksaan penunjang

1. Kadar Hb,
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated
iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya
penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah
kronis
Penatalaksanaan medis

1. 1. Anemia aplastik:
a.Transplantasi sumsum tulang
b.Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. 2. Anemia pada penyakit ginjal
a.Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan
asam folat
 b.Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3.Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya,
besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
Penatalaksanaan medis
4.Anemia pada defisiensi besi
a.Dicari penyebab defisiensi besi 
b.Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan
fumaratferosus.
5.Anemia megaloblastik
a.Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensidisebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik
dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM. 
b.Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selamahidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
c.Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan
asamfolat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbs
Komplikasi

4. Daya konsentrasi
menurun
1. Gagal jantung

3. Perkembangan
otot buruk 5. Kemampuan
mengolah informasi
yang didengar
menurun

2. Kejang
Konsep
Keperawatan
Asuhan Keluarga
Anemia
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. M
b. Alamat : Desa Macanputih Kec. Kabat
c. Telpon : 081234Xxx
d. Pekerjaan : Petani
e. Pendidikan : SD
f. Komposisi : 4 Orang

h. Tipe Keluarga
Keluarga An.M merupakan keluarga inti yang terdiri dari ayah dan ibu serta 1 saudara perempuan.
i. Suku Bangsa
Keluarga An.M keturunan jawa karena kedua orang tua nya .
j. Agama
Agama seluruh anggota keluarga adalah islam. Seluruh anggota keluarga selalu menunaikan sholat 5 waktu.
k. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga An.M merupakan keluarga yang penghasilannya berfokus pada pengolahan lawan sawah dengan bercocok
tanam padi yang rata rata akan menuai panen setiap 4 bulan sekali, penghasilan 2-4 juta per kali panen.
ASUHAN KEPERAWATAN
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
a. Nama individu yang sakit : an. M
b. Sumber dana kesehatan : hasil menjual beras
c. Diagnosa medic : anemia
d. Rujukan dokter/RS :
e. Pemeriksaan fisik (keadaan umum, sistem tubuh) :
1) Tanda – tanda Vital
Tensi : 100/70 mmhg Nadi : 86x/menit
RR :18 x/ Menit Suhu : 36,5 C
BB : 50 kg TB : 155 cm
2) Kepala dan Rambut : Bentuk kepala mesocepal dan rambut pendek hitam
3) Hidung : Tidak ada cuping hidung
4) Telinga : Tidak ada serumen
5) Mata: Konjungtiva, anemis
6) Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing : Mulut bersih tidak ada stomatitis dan tongsil tidak
ada pembengkakan
7) Leher dan Tenggorokan : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada/ Thorak
ASUHAN KEPERAWATAN
a). Pemeriksaan Paru
(1). Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada penggunaan
otot-otot bantu pernapasan
(2). Palpasi : Tidak ada peningkatan dan penurunan vocal premitus
(3). Perkusi : Suara ketuk sonor
(4). Auskultasi : Suara nafas normal tidak ada ronkhi
b). Pemeriksaan Jantung
(1). Inspeksi : Tidak tampak ictus jantung
(2). Palpasi : Tidak ada nyeri, ictus cordis teraba
(3). Perkusi
Batas atas : ICS 2 sinistra
Batas bawah : ICS Sinistra
Batas kanan bawah : Mid Clavicula sinistra
Batas kiri : linea clavicula sinistra
(4). Auskultasi : Tidak ada mur-mur suara tunggal
9) Payudara
(a). Inspeksi : Areola mamae hitam, puting menonjol
(b). Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN
10) Pemeriksaan Abdomen
(a). Inspeksi : Bentuk abdomen datar, simetris
(b). Auskultasi : Paristaltik usus normal, frekuensi 20x/menit
(c). Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaean hepar
(d). Perkusi : Suara tympani normal
11) Ekstrimitas, Kuku dan Kekuatan Otot : Dapat di gerakkan atas dan bawah
12) Genetalia dan Anus : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada peradangan
13) Pemeriksaan Neurologi : Tidak ada kelainan fungsi sistem persyarafan
9) Status mental : cemas
10) Kebutuhan istirahat dan tidur : sehari tidur dalam waktu 8 jam
11) Perawatan diri sehari-hari ; dalam sehari-hari klien mengatakan tidak ada perawatan kusus
12) Kebersihan diri : An.M mengatakan sehari mandi 2 kali , keramas 2 kali sehari
13) Komunikasi dan Budaya : An.M mengatakan bahwa anggota keluarga berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa jawa. Komunikasi berlangsung dengan baik dan keluarga
menyelesaikan masalah dengan musyawarah bersama
ASUHAN KEPERAWATAN
3. Data Penunjang Keluarga
A. Data kesehatan anggota keluarga
Riwayat kesehatan Ayah berkata : “Saya tidak punya riwayat penyakit parah dan menular ”
Riwayat kesehatan Ibu berkata : “Saya memang punya riwayat penyakit darah rendah”
Riwayat kesehatan An.M berkata : “ bahwa klien memiliki riwayat darah rendah dari sang
ibu mengeluh Keluhan : saya sering pusing dan mudah lelah serta nafsu makan berkurang .
Riwayat An. I “ tidak mempunyai penyakit keturunan”
ASUHAN KEPERAWATAN
3. Data Penunjang Keluarga
B. Lingkungan
Rumah keluarga An.M berukuran 6x10 m2 terdiri dari ruang tamu, 3 buah kamar mandi, 1
ruang keluarga, 1 kamar mandi dan dapur, WC terletak di bagian belakang rumah, lantai
rumah dari plester, setiap kamar ada jendela.

Masalah kesehatan dengan karakteristik rumah, Kelg berkata :”tidak ada masalah pada
kebutuhan rumah”
Tetangga keluarga An.M rata-rata bermata pencaharian sebagai petani lahan
perswahan ada kebiasaan kurang baik dari lingkungan dimana di belakang rumah
sering di gunakan untuk buang sampah sembarangan
ASUHAN KEPERAWATAN

3. Data Penunjang Keluarga


C. Struktur keluarga
Dalam keluarga dari pihak Bapak/Ibu keduanya saling menghargai dan mendukung.
Anak-anak cukup patuh pada orang tuanya. Tn. M berperan sebagai kepala rumah
tangga dan pencari nafkah untuk keluarga sedangkan Ny. K berperan sebagai ibu
rumah tangga yang mengurusi keluarganya dan anak-anaknya dan membantu suami ke
sawah untuk membatasi beban suami yang bekerja sendiri.
Diagnosa keperawatan

1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang menderita
anemia( D.0009)
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang menderita
anemia (D.111)
3. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan masalah kurang zat gizi ( D.0019)
INTERVENSI
1. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009).
Kreteria hasil : ( L.02011)
a. Denyut nadi perifer meningkat 5
b. Warna kulit pucat menurun 5
c. Pengisian kapiler membaik 5
d. Akral membaik 5
e. Turgor kulit membaik 5
Intervensi : ( I.02079)
Observasi
a. Periksa sirkulasi perifer ( mis. Perifer ,edema , pengisian kapiler, warna , suhu)
b. Identifikasi faktor reisiko gangguan sirkulasi ( mis. Diabetes ,perokok,orantua, hipertensi, dan kadar kolestrol tinggi )
c. Monitor panas , kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
Terauputik
a. Hindari pengukuran tekanan darah pada ektremitas dengan keterbatasan perfusi
b. Lakukan pencegahan infeksi
c. Lakukan perawatan kaki dan kuku
Edukasi
a. Anjurkan olahraga rutin
b. Anjurkan penggunakan obat pengontrol tekanan darah secara teratur
c. Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi ( mis. Rendah lemak jenuh , minyak ikan ,omega 3 )
INTERVENSI
Defisit pengetahuan (D.111)
Kriteria Hasil : (L.12111)
a. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic 5
b. Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topic 5
c. Perilaku sesuai pengetahuan 5
d. Persepsi yang keliru terhadap masalah 5
Intervensi : (I.12383)
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Indentifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup hidup bersih dan
sehat
Teraupetik
a. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
a. Jelaskan factor risiko yang dapat memepengaruhi kesehatan
b. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
INTERVENSI
3. Defisit Nutrisi ( D.0019)
Kriteria hasil : (L.03030)
Porsi makan yang dihabiskan meningkat 5
Berat badan membaik 5
Indek massa tubuh membaik 5
Intervensi : manajemen nutrisi ( I.03119)
Observasi

a. Indetifikasi satatus gizi


b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi makanan yang disukai
Terauputik

a. Sajikan makanan secara menarik dan suhu sesuai


b. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
c. Berikan makanan tinggi kalori dan tinngi protein
Edukasi
a. Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi , jika perlu
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai