Anda di halaman 1dari 8

NAMA : LAILATUS SHOLIHAH

NIM : 202007008

PROGSUS B SI 2020

UAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Jelaskan langkah-langkah ronde keperawatan yang akan dilakukan pada NyX ?


Jawab :
Langkah – langkah dalam ronde keperawatan yaitu :
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Menentukan tim ronde.
c. Mencari sumber atau literature.
d. Membuat proposal.
e. Pemberian informed consent dan pengkajian kepada klien/keluarga.
Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?, Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?
2. Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
3. Pasca ronde
a. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
b. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
c. Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.
2. Apa yang anda siapkan terkait kegiatan discharge planning pada fase akhir ?
Jawab :
Menurut Potter dan Perry, langkah-langkah prosedur dalam perencanaan pulang
adalah sebagai berikut (Potter, P.A. & Perry, 2005a) :
1. Sejak waktu penerimaan klien, lakukan pengkajian tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan untuk klien pulang, dengan menggunakan riwayat keperawatan,
rencana perawatan, dan pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang
dilakukan secara terus menerus.
2. Mengkaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga yang terkait
dengan pelaksanaan terapi di rumah, hal-hal yang harus dihindari, dan komplikasi
yang mungkin terjadi.
3. Mengkaji faktor-faktor lingkungan di rumah bersama klien dan keluarga tentang
hal-hal yang mengganggu perawatan diri.
4. Berkolaborasi dengan dokter dan disiplin ilmu yang lain mengkaji perlunya rujukan
untuk mendapat perawatan di rumah atau ditempat pelayanan yang lainnya.
5. Mengkaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang
berhubungan dengan masalah kesehatan tersebut.
6. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan klien
setelah pulang.
7. Menetapkan diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan. Lakukan
implementasi rencana perawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus.
Tentukan tujuan pulang yang relevan, yaitu klien akan memahami masalah
kesehatan dan implikasinya, mampu memenuhi kebutuhan individualnya,
lingkungan rumah akan menjadi aman, dan tersedia sumber perawatan kesehatan
di rumah

Berikut adalah hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk pemulangan pasien (WHO,
2005) :

a. Meminta pasien untuk mengundang orang yang memberi perawatan di rumah


untuk datang ke rumah sakit sehingga perawat dapat berkoordinasi dengan orang
yang memberi perawatan pasien di rumah tersebut.
b. Mengajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai cara menangani perawatan
di rumah. Perawat harus memastikan bahwa pasien dan keluarga memahami
tentang masalah yang mereka hadapi. Memberitahu pasien dan keluarga
kemungkinan yang akan terjadi dan kapan mereka diharapkan akan sembuh total.
Memberitahu mereka bagaimana mengenali kemungkinan masalah, dan apa yang
dilakukan bila mereka melihat tanda-tanda masalah tersebut. Menurut Potter &
Perry bahwa pendidikan klien dan keluarga dilakukan sesegera mungkin setelah
klien dirawat di rumah sakit, pendidikan yang diberikan misalnya tanda dan gejala
komplikasi, informasi tentang obat-obatan yang diberikan, penggunaan peralatan
medis dan lanjutan, diet, latihan dan hal-hal yang harus dihindari sehubungan
dengan penyakit yang dialami klien. Klien dapat diberikan pamflet atau buku
(Potter, P.A. & Perry, 2005b).
c. Memberi tahu pasien dan keluarga tentang apa yang dapat dilakukan dan apa
yang tidak dapat dilakukan oleh pasien
d. Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga hal-hal yang perlu mereka lakukan
untuk membuat tempat tinggal lebih aman dan lebih mudah untuk pasien. Menurut
Potter dan Perry, persiapan sebelum pulang dianjurkan tentang cara-cara untuk
merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi
(Potter, P.A. & Perry, 2005b)
e. Memberi tahu pasien dan keluarga tentang medikasi yang perlu digunakan pasien.
Pastikan bahwa mereka memahami kapan meminumnya atau memakainya dan
seberapa banyak. Pastikan bahwa pasien dan keluarga memahami berapa lama
waktu yang diperlukan untuk minum obat
f. Mendiskusikan perlunya cairan dan diet nutrisi yang adekuat.
g. Menginstruksikan dengan jelas pada pasien dan keluarga untuk mengatasi nyeri
pada pasien.
h. Memberi pasien bahan dan alat-alat yang diperlukan atau berikan instruksi tentang
cara mendapatkan hal-hal yang diperlukan. Beri tahu pasien tentang hal-hal yang
harus dilakukan.
i. Mengajarkan keluarga tentang bagaimana mengatur atau mengelola pasien di
tempat tidur, memiringkan dan membantu pasien berpindah dari tempat tidur ke
kursi, apabila pasien harus menjalani tirah baring.
j. Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga tentang ramuan buatan rumah dan
pemakaian obat-obat tradisional.
k. Membuat rujukan sebelum meninggalkan rumah sakit, apabila pasien perlu
menjalani perawatan lanjutan di rumah. Menurut Potter dan Perry (2005),
memberikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di
masyarakat kepada klien dan keluarga juga perlu dilakukan, karena sumber-
sumber di masyarakat biasanya memberikan pelayanan yang tidak dapat dipenuhi
oleh klien dan keluarga.

3. Disebuah rawat inap RS Bina Sehat, kepala ruangan ingin mencoba memberikan
metode asuhan keperawatan professional. Di ruang tersebut terdapat 4 perawat
lulusan DIII keperawatan, 9 perawat lulusan SPK dan 3 orang POS ( pembantu
perawat). Kapasitas tempat tidur 25 dengan BOR 80%. Kepala ruangan ingin
menerapkan metode pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan ruangan
tersebut. PERTANYAAN :
a. Tentukan metode pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan berikan
alasan !
Jawab :
Metode Tim: Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan, yaitu
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif. Namun pada metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan
belum optimal sehingga para pakar mengembangkan metode keperawatan primer
(Douglas,1992).
Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan menurut Arwani &
Supriyatno (2005), adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu, metode tim
dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan
tugas, memungkinkan adanya transfer of knowledge dan transfer of experiences di
antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
b. Buat suatu struktur/ bagan MAKP sesuai situasi diatas !
Jawab
Kepala Ruangan

Wakil Ka. Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Pembantu Perawat Pembantu Perawat Pembantu Perawat

Pasien Pasien Pasien

4. Jelaskan apa saja yang harus dipersiapkan untuk implementasi sentralisasi obat !
Jawab :
1. Persiapan
a. Prasarana yang disiapkan untuk penyimpanan obat disiapkan,
baik itu lemari obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar
obat.

b. Melakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan


maksud dan tujuan dari sentralisasi obat serta meminta
persetujuan dari keluarga pasien melalui informed concent.
2. Pelaksanaan
a. Sentralisasi obat dilaksanakan di ruang anak kelas I dan II
mulai minggu I hari ke 4 sampai dengan minggu IV.

b. Perawat meminta persetujuan pada pasiendan


keluarga dengan menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari
pelaksanaan sentralisasi obat.

c. Perawat yang menerima obat langsung mendokumentasikan


pada lembar daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu
pemberian.

d. Pada akhir dinas Perawat mengadakan serah terima obat


dengan Perawat dan perawat ruangan dinas shift berikutnya.
e. Alur pelaksanaan sentralisasi obat adalah sebagai berikut

DOKTER

PENDEKATAN PERAWAT

KELUARGA/ PASIEN

FARMASI/ APOTIK

KELUARGA/ PASIEN

SURAT PERSETUJUAN

PP / PERAWAT YANG
MENERIMA

PENGATURAN / PENGELOLAAN
OLEH PERAWAT

5. Jawab :
- Bedside handover merupakan pertukaran shift yang dilakukan
oleh perawat disamping tempat tidur pasien dimana perawat
melibatkan pasien dalam perawatan, supaya pasien dapat
mengajukan pertanyaan dan memberikan masukan untuk
perawatannya. Melalui bedside handover perawat dapat
meningkatkan keselamatan pasien yang mencakup lingkungan
pasien seperti posisi tempat tidur, dan alat-alat medis disamping
pasien berfungsi dengan baik. Manfaat bedside handover bagi
pasien yaitu pasien dapat terlibat dalam pengambilan keputusan
mengenai perawatannya, meningkatkan komunikasi antara pasien
dengan perawat, meningkatkan keamanan perawatan pasien dan
pasien dapat mengetahui perawat yang akan merawat pasien
untuk selanjutnya.
- Sedangkan traditional hand over adalah
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait
status kesehatannya tidak up to date.

Anda mungkin juga menyukai