Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan


Profesional (MAKP) yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan
di Wijaya Kusuma C RSUD dr.Soedono Madiun pada tanggal 10 April 2017.
Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu : (1) Penerimaan
Pasien Baru, (2) Sentralisasi Obat (3) Timbang Terima, (4) Supervisi
Keperawatan, (5) Discharge Planning, (6) Ronde Keperawatan, dan (7)
Dokumentasi Keperawatan.

4.1 PENATAAN KETENAGAAN KEPERAWATAN


4.1.1 Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan format pencatatan jumlah penderita setiap hari serta
tingkat ketergantungannya.
b. Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan
penderita berdasarkan teori Douglas.
c. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
4.1.2 Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien serta tingkat
ketergantungannya setiap pagi mulai minggu kedua dan minggu
ketiga.
b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah
kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
(terlampir).
c. Pada shift pagi terdapat Karu 1 orang, PP 1 orang, PA 1 orang, pada
shift sore PP 1 orang, PA 2 orang, dan shift malam PP 1 orang, PA 2
orang, serta perawat lepas dinas 3 orang.

118
4.1.3 Hambatan
Pada minggu pertama, menjalani peran dalam praktik manajemen
kelompok mengalami hambatan karena harus adaptasi terhadap tugas pokok
dan fungsi yang setiap hari berubah sesuai peran masing-masing.
4.1.4 Dukungan
Kepala ruangan, pembimbing ruangan dan perawat memfasilitasi
kebutuhan yang diperlukan. Memberikan arahan disaat mahasiswa tidak
mengerti dengan tugas yang harus dikerjakan. Memberi arahan sesuai
dengan tugas kelompok di ruangan. Memberikan saran yang bersifat positif
saat mahasiswa melakukan praktek manajemen keperawatan dan pemberian
asuhan keperawatan. Serta setiap hari ikut mendiskusikan masalah yang
dihadapi oleh kelompok.

4.2 MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL


4.2.1 Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapakan model asuhan
keperawatan tim primer. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut:

TEAM MEDIS DAN KEPALA SARANA RS


TEAM LAIN RUANGAN

PERAWAT PRIMER

Pasien / Klien

PERAWAT PERAWAT PERAWAT


ASSOCIATE ASSOCIATE ASSOCIATE
PERAWAT
ASSOCIATE
Gambar 4.1 Diagram Sistem Asuhan Keperawatan Primer (Marquis & Histon, 1988:138)

119
4.2.2 Pelaksanaan
Uji coba penerapan model asuhan keperawatan profesional
dilaksanakan pada minggu pertama pada tanggal 7 – 9 April 2017. Masing-
masing anggota kelompok berperan sebagai kepala ruangan, PP, PA.
Namun pada tanggal 7-9 April 2017 hanya dilaksanakan shift pagi saja dan
tanggal 10 April sampai seterusnya sudah dilakukan pembagian shift sesuai
jadwal.
Begitu juga pada minggu kedua pada tanggal 10 – 23 April 2017
pelaksanaan MAKP dilaksanakan oleh kelompok yang sudah terjadwal pada
shift pagi, sore dan malam (jadwal peran, uraian tugas dan jadwal dinas
terlampir). Pada minggu keempat dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
MAKP hampir seluruh pasien mengatakan puas terhadap pelayanan
keperawatan yang kami berikan.
4.2.3 Hambatan
a. Tingkat ketergantungan pasien bervariasi, misalnya pasien total care
yang seharusnya mendapatkan 1 Perawat Asosiate, tidak terpenuhi yang
dikarenakan keterbatasan ketenagaan.
b. Pergantian peran setiap 1-2 hari sekali, menyebabkan kurang
maksimalnya dalam menerapkan tugas pokok dan fungsi sesuai
perannya.
4.2.4 Dukungan
a. Kepala ruangan dan staf mendukung pelaksanaan model asuhan
keperawatan profesional tim primer
b. Adanya SDM yang dapat diandalkan
c. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung
d. Adanya kepercayaan pasien terhadap perawat

4.3 Penerimaan Pasien Baru


4.3.1 Persiapan
Tahap persiapan penerimaan pasien baru termasuk pada tahap pra
penerimaan pasien baru, meliputi:
a. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan

120
b. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
c. Menyiapkan lembar serah terima pasien dari ruangan lain (obat, data
pemeriksaan penunjang yang dibawa)
d. Menyiapkan format pengkajian
e. Menyiapkan inform consent sentralisasi obat, persetujuan dilakukan
perawatan, penolakan tindakan perawatan.
f. Menyiapkan nursing kit
g. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan, hak
dan kewajiban pasien, alur sentralisasi obat, orientasi ruangan dalam
bentuk flip chard.
4.3.2 Pelaksanaan
Role play penerimaan pasien baru dilaksanakan tanggal 11 April
2016 pukul 10.00 – 11.00 WIB. Acara dihadiri, 1 pembimbing ruangan, 1
pembimbing pendidikan dan 12 mahasiswa STIKES PEMKAB Jombang,
dengan perincian pelaksanaan:
a. Kepala ruangan mendapat telepon bahwa akan ada pasien baru dari
IGD (Instalasi gawat darurat).
b. Kepala ruangan mengecek ada atau tidak bed yang kosong sesuai
dengan ruangan yang dipesan.
h. Kepala ruangan meminta tolong PP untuk mempersiapkan
kelengkapan penerimaan pasien baru (kamar sesuai pesanan,
menyiapkan lembar penerimaan pasien baru, lembar serah terima
pasien dari ruangan lain, inform consent (sentralisasi obat, lembar
persetujuan tindakan keperawatan, lembar penolakan tindakan
keperawatan), menyiapkan format pengkajian, menyiapkan nursing
kit, menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan,
hak dan kewajiban pasien, alur sentralisasi obat, orientasi ruangan
dalam bentuk flip chard.
c. Perawat Primer meminta Perawat Associete untuk mempersiapkan
kelengkapan bed pasien dan membantu mempersiapkan stetoskope,
tensimeter, termometer dan lembar pengkajian.

121
d. Karu, PP dan PA menyambut kedatangan pasien di bad yang telah di
siapkan, kemudian Karu memperkenalkan diri kepada pasien dan
keluarganya serta memperkenalkan yang lainnya.
e. Kemudian Karu mendelegasikan PA untuk memindah pasien ke
tempat bad yang telah disediakan. Dan mengajak keluarga beserta
perawat IGD ke nurse station untuk dilakukan penerimaan pasien
baru dan pemberian inform consent.
f. Setelah semua berkumpul, Karu mendelegasikan ke PP untuk
melakukan timbang terima pasien baru dengan perawat IGD dan PP
mendelegasikan PA untuk melakukan pemeriksaan tanda tanda vital
dan pengkajian ulang. Setelah PP melakukan timbang terima
penerimaan pasien baru dengan perawat IGD, kemudian PP
memberikan inform consent kepada keluarga tentang sentralisasi
obat, persetujuan tindakan keperawatan serta memberikan informasi
tentang tata tertib, hak dan kewajiban pasien dan orientasi ruangan.
g. PP menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan
h. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani lembar informed consent.
4.3.3 Hambatan
Proses penerimaan pasien baru berjalan dengan lancar namun
terdapat sedikit kendala yaitu PP dalam memberikan penjelasan kurang
dimengerti oleh keluarga pasien sehingga keluarga pasien masih bertanya
kembali terkait informasi yang telah dijelaskan. Selain itu penerimaan
pasien baru sudah sistematis, sesuai dengan format.
4.3.4 Dukungan
Keluarga dan perawat IGD bersedia melakukan tahap penerimaan
pasien baru kepada mahasiswa. Selain itu perawat ruangan juga sangat
mendukung pelaksanaan penerimaan pasien baru.

122
4.4 TIMBANG TERIMA
4.4.1 Persiapan
Persiapan timbang terima mulai direncanakan pada minggu kedua.
Persiapan yang dilakukan antara lain:
a. Membuat proposal timbang terima keperawatan setelah terbentuk
penanggung jawab.
b. Menyusun skenario pelaksanaan timbang terima keperawatan.
c. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima keperawatan.
d. Jadwal pelaksanaan timbang terima keperawatan.
e. Menyusun format timbang terima keperawatan beserta petunjuk
teknis pengisian.
4.4.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan secara penuh pada
minggu ke dua, yaitu saat penerapan dinas 24 jam menjadi 3 shift,
dilaksanakan setiap pergantian shift (pagi ke sore, sore ke malam, malam
ke pagi). Timbang terima dilaksanakan jam 07.00 dinas malam ke dinas
pagi, jam 14.00 dari dinas pagi ke dinas sore dan jam 21.00 dari dinas sore
ke dinas malam.
a. Timbang terima dihadiri oleh Karu, PP, PA shift pagi dan PP, PA
shift sore di nurse station dengan diawali pembukaan oleh Karu.
b. Karu mempersilahkan kepada PP dan PA pagi untuk memulai
timbang terima pasien kepada PP dan PA sore (Timbang terima
dilakukan dengan menyampaikan: identitas pasien, diagnosis medis,
keluhan utama, masalah keperawatan pasien, data fokus, intervensi
yang sudah dan belum dilaksanakan, serta pesan khusus dengan
menggunakan status pasien). Selama proses timbang PP/PA siang
berhak memotong penjelasan dan menanyakan hal yang belum jelas.
c. Setelah semua pasien dilakukan timbang terima, kemudian Karu
bersama PP dan PA melakukan validasi data dengan mendatangi
pasien satu persatu dan dibuka oleh Karu.
d. Setelah validasi data selesai, Karu mengajak perawat kembali ke
nurse station dan melakukan klarifikasi. Setelah itu PP dan kepala

123
ruangan menandatangani lembar timbang terima dan di akhiri
dengan doa bersama.
Bimbingan senantiasa diberikan oleh pembimbing akademik dan
klinik untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap sehingga
pelaksanaan timbang terima bisa berjalan lancar, sesuai teori yang dapat
diaplikasikan dan mudah diterapkan.
Kegiatan timbang terima yang dihadiri oleh pembimbing akademik
dan pembimbing klinik dilaksanakan pada tanggal 11 April 2016 jam 11.00
WIB antara Karu, PP, PA shift pagi dan PP, PA shift sore.
4.4.3 Hambatan
Pelaksanaan timbang terima berjalan lancar namun masih ada sedikit
hambatan yaitu saat proses timbang terima di nurse station PP dan PA sore
kurang aktif bertanya sehingga proses timbang terima terlihat sunyi. Namun
proses pelaksanaan timbang terima sudah berjalan sesuai dengan prosedur.
4.4.4 Dukungan
Dukungan positif selalu diberikan baik oleh pembimbing akademik,
klinik maupun kepala ruangan saat pelaksanaan timbang terima
keperawatan. Bimbingan dan arahan selalu diberikan secara langsung
ataupun tidak langsung.

4.5 SENTRALISASI OBAT


4.5.1 Persiapan
a. Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek sentralisasi obat.
b. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent
beserta petunjuk teknis, lembar serah terima obat beserta petunjuk
teknis, daftar pemberian obat beserta petunjuk teknis dan kotak
sentralisasi obat.
c. Menyiapkan proposal dan skenario pelaksanaan sentralisasi obat.
4.5.2 Pelaksanaan
a. Kegiatan Sentralisasi obat dilakukan pada minggu ke tiga yang
bekerjasama dengan perawat ruangan. Kegiatan Role play Sentralisasi

124
Obat dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 April 2015 pukul 11.00
WIB pada pasien yang baru masuk.
b. PP menjelaskan tentang maksud dari sentralisasi obat, serta
menunjukkan prosedur sentralisasi obat melalui flip chard.
c. PP menjelaskan prosedur sentralisasai obat :
1) Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat
yang bertugas saat itu.
2) Setelah pencatatan resep perawat kemudian menyerahkan ke
petugas farmasi/apotik.
3) Pihak apotik menyerahkan obat kepada farmasi
4) Obat sudah di siapkan berdasarkan waktu pemberian obat dari
advis dokter.
5) Obat disimpan di depo ruangan.
6) Setiap hari perawat akan memberikan obat sesuai dengan advice
dokter.
7) Jika pasien pulang dan obat masih ada sisa maka akan
diserahkan kembali ke apotik.
d. PP meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk menandatangani
informed consent sentralisasi obat.
e. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
f. PP melakukan pencatatan pada daftar pemberian obat serta menyimpan
obat di kotak obat yang telah tersedia.
4.5.3 Hambatan
Selama melaksanakan kegiatan sentralisasi obat tidak ada hambatan
yang berarti karena adanya koordinasi yang baik antara apotik dan ruangan.
Namun dalam penjelasan tentang sentralisasi obat tidak semua keluarga
dapat memahami dengan mudah.

4.5.4 Dukungan
Pelaksanaan sentralisasi obat mendapatkan dukungan penuh oleh
seluruh perawat Ruang Wijaya Kusuma C untuk mengelola pemberian

125
injeksi terhadap pasien C3, serta kelengkapan fasilitas yang diberikan oleh
perawat Wijaya Kusuma C Maupun dari kampus.

4.6 SUPERVISI

4.6.1 Persiapan

Supervisi meliputi konsep supervisi, materi supervisi dan administrasi,


penunjang yang meliputi instrumen supervisi lengkap dengan parameter
penilaian laporan hasil kegiatan supervisi serta pendokumentasian hasil
supervisi. Pada tahap ini kelompok menyiapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menetapkan kegiatan dokumentasi keperawatan sebagai kegiatan


supervisi oleh kepala ruangan.

b. Menetapkan alokasi waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervisi


tentang dokumentasi.

c. Penanggung jawab supervisi menyusun proposal kegiatan dokumentasi,


materi supervisi dan mekanisme supervisi, instrument dan format
lainnya yang berhubungan dengan kegiatan supervisi dokumentasi.

d. Konsultasi proposal supervisi tentang dokumentasi kepada pembimbing


akademik dan pembimbing klinik.

4.6.2 Pelaksanaan

Roleplay supervisi dengan tindakan injeksi IV di ruang Wijaya


Kusuma C3 dilakukan pada Tn. K dengan diagnosa medis vomiting pada
hari kamis, 20 April 2016 pukul 11.20 yang dihadiri oleh supervisor dan
pembimbing, dengan rincian pelaksanaan :

1. PA menyiapkan alat-alat yang akan digunakan yang dibantu oleh PP

2. Setelah semua siap, PP memberikan masukan dan arahan sebelum PA


melakukan tindakan injeksi.

3. PA melakukan tindakan injeksi IV dengan bolus pada IV kateter.

4. Karu sebagai supervisor melakukan penilaian

126
5. Setelah PA melakukan tindakan injeksi, Karu dan PP memberikan
evaluasi terhadap PA.

4.6.3 Hambatan

Kegiatan supervisi tidak terdapat hambatan yang berarti karena kerja


sama yang baik antara anggota kelompok. Akan tetapi perlu di tingkatkan
lagi supaya supervise lebih hidup seperti supervise yang sesunguhnya.

4.6.4 Dukungan

a. Keluarga Tn. Kaharwanto sangat kooperatif selama Tn.D dirawat.

b. Karu, PP, PA, telah berlatih untuk mengoptimalkan penampilan saat


roleplay.

4.7 DISCHARGE PLANNING

4.7.1 Persiapan

a. Menentukan penanggung jawab discharge planning

b. Penanggung jawab menyusun proposal, menyiapkan format


discharge planning, leaflet gagal ginjal, kartu discharge planning. dan
kartu kontrol.

c. Penanggung jawab menyeleksi dan menyiapkan kasus kelolaan


yang akan dilakukan discharge planning (pasien dengan gagal ginjal).

d. Penanggung jawab mengadakan pendekatan dan kontrak


kesepakatan pelaksanaan discharge planning dengan keluarga pasien
sehari sebelumnya dan melakukan konfirmasi ulang 1 jam sebelum
pelaksanaan.

e. Penanggung jawab mempersiapkan pasien dan tempat


dilaksanakannya discharge planning serta kelengkapan yang sudah
disusun.

127
4.7.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan discharge planning dimulai pada minggu ke-3 yang


dilaksanakan oleh Karu, PP dan PA.

Roleplay discharge planning di ruang Wijaya Kusuma C3 dilakukan


pada keluarga Tn. K dengan diagnosa medis vomiting, pada hari Kamis, 20
April 2016 pukul 11.00 yang dilaksanakan oleh Karu, PP dan PA, dengan
rincian pelaksanaan :

a. Karu mendelegasikan kepada PP untuk kontrak waktu sehari sebelum


pasien pulang untuk dilakukan discharge planning.

b. PP memberikan HE (Health Education) kepada keluarga pasien yang


akan pulang, sejak awal hari rawat sampai dengan hari rawat terakhir.
HE yang diberikan meliputi : diet, obat-obatan, aktivitas dan istirahat,
kelengkapan kontrol, waktu dan tempat kontrol serta hal-hal yang perlu
diperhatikan klien saat telah diperbolehkan pulang ke rumah.

c. Health education yang diberikan selain secara lisan diberikan juga


secara tertulis menggunakan leaflet.

d. Setelah pasien dan keluarga mendapatkan health education, keluarga


pasien menandatangani form discharge planning. Lalu PP menyerahkan
kartu discharge planning beserta surat kontrol dan kelengkapannya (jika
ada, hasil pemeriksaan penunjang), obat-obat yang harus diminum di
rumah.

e. Pelaksanaan discharge planning didokumentasikan dalam format


tersendiri.

f. Setelah pasien pulang, PP lapor kepada Karu bahwa teah dilakukan


discharge planning.

4.7.3 Hambatan

Pasien sudah memenuhi syarat sebagai pasien yang akan di


discharge planning.Tetapi dalam pelaksanaan role play discharge planning

128
ada sedikit hambatan karena keluarga pasien kurang memahami dalam
penggunaan bahasa.

4.7.4 Dukungan

Keluarga sangat kooperatif dan sering mengajukan pertanyaan


terkait penyakit yang dialami pasien saat ini. Pelaksanaan discharge
planning dapat berjalan dengan baik dengan dukungan dan masukan-
masukan teman-teman dalam proses latihan.

4.8 RONDE KEPERAWATAN

4.8.1 Persiapan

a. Menetukan penanggung jawab Ronde Kpererawatan

b. Penanggung jawab menyusun proposal, menyiapkan lembar persetujuan


untuk dilakukan ronde keperawatan.

c. Menentukan pasien yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.

d. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.

e. Menentukan materi ronde keperawatan.

f.Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan termasuk


menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde
keperawatan.

g. Menyiapkan skenario pelaksanaan ronde keperawatan.

h. Menjelaskan tujuan pelaksanaan ronde keperawatan.

i. Meminta informed consent kepada keluarga klien.

j. Menentukan jadwal pertemuan dengan tim ronde.

4.8.2 Pelaksanaan

Sehari sebelum dilakukan ronde keperawatan, PP memberikan


undangan kepada tim yang akan menghadiri ronde keperawatan dan
menyiapakan inform consent kepada keluarga pasien yang akan dilakukan

129
ronde keperawtan. Pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan adalah
Tn. A dengan diagnosa Medis Anemi Gravis + suspek SLE. Pada hari
kedua, tim sudah berkumpul untuk melakukan roleplay. Roleplay dipimpin
oleh moderator. Roleplay ronde keperawatan dilakukan pada hari Kamis, 20
April 2017 pukul 11.00 – 12.00 WIB pada pasien Tn. A dengan diagnose
medis AnemiGravis + suspek SLE. Hb pasien masih rendah setelah
dilakukan pemberian transfusi WE 3 kolf dan dalam beberapa hari masih
belum menunjukkan perubahan. Tiga hari terakhir pasien mengalamimata
kabur, pusing, bengkak pada kaki dan terdapat warna kebiruan di wajah
pasien. Sehingga PP mengusulkan untuk dilakukan ronde keperawatan.

Kegiatan ronde diikuti 1 orang pembimbing pendidikan, 1 perawat


ahli (konselor), 1 orang ahli gizi, 1 orang dokter, dan 12 mahasiswa profesi
ners di IRNA Wijaya Kusuma C adapun yang berperan sebagai Karu, PP,
dan PA.

Setelah Karu membuka acara dan PP menyampaikan kondisi pasien,


dilanjutkan diskusi untuk membahas masalah yang terjadi pada klien dan
mendengar masukan ahli gizi, rehab medic, mahasiswa profesi ners (Karu,
PP, PA) dan konselor. Ada beberapa masukan dan saran yang disampaikan
oleh ahli gizi, dokter, mahasiswa profesi ners (Karu, PP, PA) dan konselor
antara lain:

1) Melakukan imobilisasi Rom Pasif setiap 2 jam untuk menghindari


terjadinya dekubitus dan kekakuan sendi.
2) Mengganti infus karena sudah lebih dari 3 hari pemasangan
3) Memodifikasi lingkungan agar pasien lebih nyaman.
4) Mengusulkan pada dokter untuk dilakukan foto thorax
5) Ahli gizi akan memberikan diet TKTPMB.

4.8.3 Hambatan

Tidak lengkapnya tim yang hadir saat proses ronde keperawatan.


Minimalnya pertanyaan yang diajukan, sehingga hanya masukan dan saran
yang diberikan untuk intervensi kepada pasien.

130
4.8.4 Dukungan

Pembimbing ruangan memberikan arahan dan masukan untuk


mempersiapkan roleplay ronde keperawatan. Ronde keperawatan dapat
berjalan lancar dengan kerjasama yang telah dilakukan mahasiswa profesi
ners di IRNA Wijaya Kusuma C.

4.9 DOKUMENTASI

4.9.1 Persiapan

Pada tahap persiapan roleplay dokumentasi keperawtan adalah


sebagai berikut :

a. Menentukan penanggungjawab dokumentasi keperawatan

b. Penanggung jawab membuat petunjuk teknis pengisian dokumentasi


yang meliputi penerimaan pasien baru, pengkajian keperawatan,
pemeriksaan penunjang, advice dokter, analisa data (disesuaikan
berdasarkan prioritas), asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi), observasi,
discharge planning, resume keperawatan, persetujuan sentralisasi obat,
daftar pemberian obat, persetujuan tindakan medis, penolakan tindakan
medis dan permintaan konsultasi.

c. Menyiapkan format pendokumentasian asuhan keperawatan.

4.9.2 Pelaksanaan

a. Melakukan penerimaan pasien baru yang datang dari ruangan lain dan
mencatat daftar nama obat dan alat yang diterima saat penerimaan
pasien baru

b. Mengkaji dan mengumpulkan data mengenai masalah yang terjadi pada


pasien meliputi keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, Pengkajian per sistem.

c. Menganalisa masalah yang terjadi pada pasien untuk menentukan

131
diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan
pada pasien.

d. Melakukan evaluasi terhadap masalah keperawatan yang muncul pada


pasien setiap hari

e. Melakukan sentralisasi obat pada pasien baru dengan menjelaskan


kepada keluarga tentang pengelolaan obat yang akan dilakukan perawat

f. Melakukan timbang terima setiap pergantian shift

g. Melakukan discharge planning pada pasien pulang dengan


menyampaikan aturan diet, obat-obatan yang masih diminum, aktivitas
dan istirahat, tanggal/tempat kontrol, yang dibawa pulang saat pulang
dari RS.

h. Melakukan resume pasien dalam menindaklanjuti masalah keperawatan


saat pasien pulang (dirumah).

i. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien serta tingkat


ketergantungannya pada pagi, siang dan malam mulai minggu pertama
sampai minggu kelima.

j. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah


kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
(terlampir).

k. Melakukan perhitungan jumlah tenaga yang bertugas pada shift pagi,


siang dan malam

4.9.3 Hambatan

1. Pada awal pelaksaaan MAKP terjadi perubahan, baik penambahan


maupun modifikasi.

2. Ada sebagian mahasiswa ners yang belum mengerti cara pengisian


format pada awal pelaksanaan MAKP.

132
4.9.4 Dukungan

Kepala ruangan dan perawat ruangan memfasilitasi kebutuhan yang


diperlukan serta memberikan masukan, kritikan yang bersifat membangun
saat mahasiswa melakukan praktek manajemen keperawatan dan pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien.

133

Anda mungkin juga menyukai