PELAKSANAAN
118
4.1.3 Hambatan
Pada minggu pertama, menjalani peran dalam praktik manajemen
kelompok mengalami hambatan karena harus adaptasi terhadap tugas pokok
dan fungsi yang setiap hari berubah sesuai peran masing-masing.
4.1.4 Dukungan
Kepala ruangan, pembimbing ruangan dan perawat memfasilitasi
kebutuhan yang diperlukan. Memberikan arahan disaat mahasiswa tidak
mengerti dengan tugas yang harus dikerjakan. Memberi arahan sesuai
dengan tugas kelompok di ruangan. Memberikan saran yang bersifat positif
saat mahasiswa melakukan praktek manajemen keperawatan dan pemberian
asuhan keperawatan. Serta setiap hari ikut mendiskusikan masalah yang
dihadapi oleh kelompok.
PERAWAT PRIMER
Pasien / Klien
119
4.2.2 Pelaksanaan
Uji coba penerapan model asuhan keperawatan profesional
dilaksanakan pada minggu pertama pada tanggal 7 – 9 April 2017. Masing-
masing anggota kelompok berperan sebagai kepala ruangan, PP, PA.
Namun pada tanggal 7-9 April 2017 hanya dilaksanakan shift pagi saja dan
tanggal 10 April sampai seterusnya sudah dilakukan pembagian shift sesuai
jadwal.
Begitu juga pada minggu kedua pada tanggal 10 – 23 April 2017
pelaksanaan MAKP dilaksanakan oleh kelompok yang sudah terjadwal pada
shift pagi, sore dan malam (jadwal peran, uraian tugas dan jadwal dinas
terlampir). Pada minggu keempat dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
MAKP hampir seluruh pasien mengatakan puas terhadap pelayanan
keperawatan yang kami berikan.
4.2.3 Hambatan
a. Tingkat ketergantungan pasien bervariasi, misalnya pasien total care
yang seharusnya mendapatkan 1 Perawat Asosiate, tidak terpenuhi yang
dikarenakan keterbatasan ketenagaan.
b. Pergantian peran setiap 1-2 hari sekali, menyebabkan kurang
maksimalnya dalam menerapkan tugas pokok dan fungsi sesuai
perannya.
4.2.4 Dukungan
a. Kepala ruangan dan staf mendukung pelaksanaan model asuhan
keperawatan profesional tim primer
b. Adanya SDM yang dapat diandalkan
c. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung
d. Adanya kepercayaan pasien terhadap perawat
120
b. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
c. Menyiapkan lembar serah terima pasien dari ruangan lain (obat, data
pemeriksaan penunjang yang dibawa)
d. Menyiapkan format pengkajian
e. Menyiapkan inform consent sentralisasi obat, persetujuan dilakukan
perawatan, penolakan tindakan perawatan.
f. Menyiapkan nursing kit
g. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan, hak
dan kewajiban pasien, alur sentralisasi obat, orientasi ruangan dalam
bentuk flip chard.
4.3.2 Pelaksanaan
Role play penerimaan pasien baru dilaksanakan tanggal 11 April
2016 pukul 10.00 – 11.00 WIB. Acara dihadiri, 1 pembimbing ruangan, 1
pembimbing pendidikan dan 12 mahasiswa STIKES PEMKAB Jombang,
dengan perincian pelaksanaan:
a. Kepala ruangan mendapat telepon bahwa akan ada pasien baru dari
IGD (Instalasi gawat darurat).
b. Kepala ruangan mengecek ada atau tidak bed yang kosong sesuai
dengan ruangan yang dipesan.
h. Kepala ruangan meminta tolong PP untuk mempersiapkan
kelengkapan penerimaan pasien baru (kamar sesuai pesanan,
menyiapkan lembar penerimaan pasien baru, lembar serah terima
pasien dari ruangan lain, inform consent (sentralisasi obat, lembar
persetujuan tindakan keperawatan, lembar penolakan tindakan
keperawatan), menyiapkan format pengkajian, menyiapkan nursing
kit, menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan,
hak dan kewajiban pasien, alur sentralisasi obat, orientasi ruangan
dalam bentuk flip chard.
c. Perawat Primer meminta Perawat Associete untuk mempersiapkan
kelengkapan bed pasien dan membantu mempersiapkan stetoskope,
tensimeter, termometer dan lembar pengkajian.
121
d. Karu, PP dan PA menyambut kedatangan pasien di bad yang telah di
siapkan, kemudian Karu memperkenalkan diri kepada pasien dan
keluarganya serta memperkenalkan yang lainnya.
e. Kemudian Karu mendelegasikan PA untuk memindah pasien ke
tempat bad yang telah disediakan. Dan mengajak keluarga beserta
perawat IGD ke nurse station untuk dilakukan penerimaan pasien
baru dan pemberian inform consent.
f. Setelah semua berkumpul, Karu mendelegasikan ke PP untuk
melakukan timbang terima pasien baru dengan perawat IGD dan PP
mendelegasikan PA untuk melakukan pemeriksaan tanda tanda vital
dan pengkajian ulang. Setelah PP melakukan timbang terima
penerimaan pasien baru dengan perawat IGD, kemudian PP
memberikan inform consent kepada keluarga tentang sentralisasi
obat, persetujuan tindakan keperawatan serta memberikan informasi
tentang tata tertib, hak dan kewajiban pasien dan orientasi ruangan.
g. PP menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan
h. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani lembar informed consent.
4.3.3 Hambatan
Proses penerimaan pasien baru berjalan dengan lancar namun
terdapat sedikit kendala yaitu PP dalam memberikan penjelasan kurang
dimengerti oleh keluarga pasien sehingga keluarga pasien masih bertanya
kembali terkait informasi yang telah dijelaskan. Selain itu penerimaan
pasien baru sudah sistematis, sesuai dengan format.
4.3.4 Dukungan
Keluarga dan perawat IGD bersedia melakukan tahap penerimaan
pasien baru kepada mahasiswa. Selain itu perawat ruangan juga sangat
mendukung pelaksanaan penerimaan pasien baru.
122
4.4 TIMBANG TERIMA
4.4.1 Persiapan
Persiapan timbang terima mulai direncanakan pada minggu kedua.
Persiapan yang dilakukan antara lain:
a. Membuat proposal timbang terima keperawatan setelah terbentuk
penanggung jawab.
b. Menyusun skenario pelaksanaan timbang terima keperawatan.
c. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima keperawatan.
d. Jadwal pelaksanaan timbang terima keperawatan.
e. Menyusun format timbang terima keperawatan beserta petunjuk
teknis pengisian.
4.4.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan secara penuh pada
minggu ke dua, yaitu saat penerapan dinas 24 jam menjadi 3 shift,
dilaksanakan setiap pergantian shift (pagi ke sore, sore ke malam, malam
ke pagi). Timbang terima dilaksanakan jam 07.00 dinas malam ke dinas
pagi, jam 14.00 dari dinas pagi ke dinas sore dan jam 21.00 dari dinas sore
ke dinas malam.
a. Timbang terima dihadiri oleh Karu, PP, PA shift pagi dan PP, PA
shift sore di nurse station dengan diawali pembukaan oleh Karu.
b. Karu mempersilahkan kepada PP dan PA pagi untuk memulai
timbang terima pasien kepada PP dan PA sore (Timbang terima
dilakukan dengan menyampaikan: identitas pasien, diagnosis medis,
keluhan utama, masalah keperawatan pasien, data fokus, intervensi
yang sudah dan belum dilaksanakan, serta pesan khusus dengan
menggunakan status pasien). Selama proses timbang PP/PA siang
berhak memotong penjelasan dan menanyakan hal yang belum jelas.
c. Setelah semua pasien dilakukan timbang terima, kemudian Karu
bersama PP dan PA melakukan validasi data dengan mendatangi
pasien satu persatu dan dibuka oleh Karu.
d. Setelah validasi data selesai, Karu mengajak perawat kembali ke
nurse station dan melakukan klarifikasi. Setelah itu PP dan kepala
123
ruangan menandatangani lembar timbang terima dan di akhiri
dengan doa bersama.
Bimbingan senantiasa diberikan oleh pembimbing akademik dan
klinik untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap sehingga
pelaksanaan timbang terima bisa berjalan lancar, sesuai teori yang dapat
diaplikasikan dan mudah diterapkan.
Kegiatan timbang terima yang dihadiri oleh pembimbing akademik
dan pembimbing klinik dilaksanakan pada tanggal 11 April 2016 jam 11.00
WIB antara Karu, PP, PA shift pagi dan PP, PA shift sore.
4.4.3 Hambatan
Pelaksanaan timbang terima berjalan lancar namun masih ada sedikit
hambatan yaitu saat proses timbang terima di nurse station PP dan PA sore
kurang aktif bertanya sehingga proses timbang terima terlihat sunyi. Namun
proses pelaksanaan timbang terima sudah berjalan sesuai dengan prosedur.
4.4.4 Dukungan
Dukungan positif selalu diberikan baik oleh pembimbing akademik,
klinik maupun kepala ruangan saat pelaksanaan timbang terima
keperawatan. Bimbingan dan arahan selalu diberikan secara langsung
ataupun tidak langsung.
124
Obat dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 April 2015 pukul 11.00
WIB pada pasien yang baru masuk.
b. PP menjelaskan tentang maksud dari sentralisasi obat, serta
menunjukkan prosedur sentralisasi obat melalui flip chard.
c. PP menjelaskan prosedur sentralisasai obat :
1) Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat
yang bertugas saat itu.
2) Setelah pencatatan resep perawat kemudian menyerahkan ke
petugas farmasi/apotik.
3) Pihak apotik menyerahkan obat kepada farmasi
4) Obat sudah di siapkan berdasarkan waktu pemberian obat dari
advis dokter.
5) Obat disimpan di depo ruangan.
6) Setiap hari perawat akan memberikan obat sesuai dengan advice
dokter.
7) Jika pasien pulang dan obat masih ada sisa maka akan
diserahkan kembali ke apotik.
d. PP meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk menandatangani
informed consent sentralisasi obat.
e. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
f. PP melakukan pencatatan pada daftar pemberian obat serta menyimpan
obat di kotak obat yang telah tersedia.
4.5.3 Hambatan
Selama melaksanakan kegiatan sentralisasi obat tidak ada hambatan
yang berarti karena adanya koordinasi yang baik antara apotik dan ruangan.
Namun dalam penjelasan tentang sentralisasi obat tidak semua keluarga
dapat memahami dengan mudah.
4.5.4 Dukungan
Pelaksanaan sentralisasi obat mendapatkan dukungan penuh oleh
seluruh perawat Ruang Wijaya Kusuma C untuk mengelola pemberian
125
injeksi terhadap pasien C3, serta kelengkapan fasilitas yang diberikan oleh
perawat Wijaya Kusuma C Maupun dari kampus.
4.6 SUPERVISI
4.6.1 Persiapan
4.6.2 Pelaksanaan
126
5. Setelah PA melakukan tindakan injeksi, Karu dan PP memberikan
evaluasi terhadap PA.
4.6.3 Hambatan
4.6.4 Dukungan
4.7.1 Persiapan
127
4.7.2 Pelaksanaan
4.7.3 Hambatan
128
ada sedikit hambatan karena keluarga pasien kurang memahami dalam
penggunaan bahasa.
4.7.4 Dukungan
4.8.1 Persiapan
4.8.2 Pelaksanaan
129
ronde keperawtan. Pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan adalah
Tn. A dengan diagnosa Medis Anemi Gravis + suspek SLE. Pada hari
kedua, tim sudah berkumpul untuk melakukan roleplay. Roleplay dipimpin
oleh moderator. Roleplay ronde keperawatan dilakukan pada hari Kamis, 20
April 2017 pukul 11.00 – 12.00 WIB pada pasien Tn. A dengan diagnose
medis AnemiGravis + suspek SLE. Hb pasien masih rendah setelah
dilakukan pemberian transfusi WE 3 kolf dan dalam beberapa hari masih
belum menunjukkan perubahan. Tiga hari terakhir pasien mengalamimata
kabur, pusing, bengkak pada kaki dan terdapat warna kebiruan di wajah
pasien. Sehingga PP mengusulkan untuk dilakukan ronde keperawatan.
4.8.3 Hambatan
130
4.8.4 Dukungan
4.9 DOKUMENTASI
4.9.1 Persiapan
4.9.2 Pelaksanaan
a. Melakukan penerimaan pasien baru yang datang dari ruangan lain dan
mencatat daftar nama obat dan alat yang diterima saat penerimaan
pasien baru
131
diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan
pada pasien.
4.9.3 Hambatan
132
4.9.4 Dukungan
133