PROPOSAL
PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN BARU PRAKTIK
MANAJEMEN KEPERAWATAN NERS DI RUANG MELATI RSI
NASHRUL UMMAH LAMONGAN
Nama Anggota:
ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.
CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
SRI MERISKA M, S.Kep. NURMIATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.
Hari : Kamis
Tanggal : 10 Februari 2022
Kepala Ruangan
Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan
Sukirno,S.Kep.Ns
NIK.080003
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penerimaan pasien baru diharapkan pasien baru di
Ruang Melati RSI NASHRUL UMMAH Lamongan mampu melakukan
adaptasi ruangan dengan lebih baik, sehingga tingkat kecemasan pasien
dapat berkurang.
2. Tujuan Khusus
1) Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik
2) Menjelaskan tentang orientasi ruangan
3) Menjelaskan tentang perawatan (termasuk sentralisasi obat)
4) Menjelaskan tentang medis (dokter yang menangnurmiati)
5) Menjelaskan tentang tata tertib ruangan.
6) Melakukan / melengkapi pengkajian pasien baru
1.3 Manfaat
1. Bagi Klien
1) Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2) Menurunnya tingkat kecemasan pasien.
2. Bagi Perawat
A. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
B. Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik
C. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
3. Bagi Institusi
Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB II
MATERI PENERIMAAN PASIEN BARU
2.1 Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien
baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa
hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan
(Nursalam, 2007).
2.2 Tujuan
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik
2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan klien
3. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
3. Perawat Pelaksana/Associate
Membantu PP dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru
Pasien
KRS
Gambar : Alur Perencanaan Penerimaan Pasien Baru Ruang Melati RSI Nashrul
Ummah Lamongan
BAB III
KEGIATAN
3.2 Pengorgnurmiatisasian
Penanggung Jawab : Malindra, Sri Meriska
Kepala Ruangan (Karu) : Cholik Junaidi
Perawat Associate (PP) : Nebry Anggoro
Perawat Pelaksana (PA) : Tri Suci
Perawat UGD (PUGD) : Sri Meriska
Pasien : Nurmiati
Orangtua Pasien : Athirotul
3.3 Metode
1. Penjelasan
2. Diskusi / Tanya Jawab
3. Observasi
3.4 Media
1. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
2. Menyiapkan format pengkajian
3. Menyiapkan informed consent sentralisasi obat.
4. Menyiapkan nursing kit
5. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
6. Menyiapkan lembar hak dan kewajiban pasien
7. Menyiapkan kartu penunggu
8. Menyiapkan kuesioner kepuasan pasien
3.5 Alur Penerimaan Pasien Baru
Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru
PP menyiapkan :
Pelaksanaan
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru
Evaluasi
Bagan 3.1 : Alur Penerimaan Pasien Baru Ruang Melati RSI NU Lamongan
3.6 Meknurmiatisme penerimaan pasien baru
Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana
Pra 1. KARU Nurse 5 menit KARU
Penerimaan memberitahu PP Station PP
pasien baru bahwa akan ada pasien
baru
2. PP menyiapkan
hal-hal yang diperlukan
dalam penerimaan
pasien baru, diantaranya
lembar pasien masuk
RS, lembar pengkajian,
lembar informed
consent, status pasien,
nursing kit, lembar tata-
tertib pasien, dan
lembar kepuasan
pasien.
3. PP meminta
bantuan PA untuk
mempersiapkan tempat
tidur pasien baru
4. KARU
menanyakan kembali
pada PP tentang
kelengkapan untuk
penerimaan pasien baru.
5. PP menyebutkan
hal-hal yang telah
dipersiapkan
Pelaksanaan a. KARU dan PP Kamar 20 KARU
penerimaan menyambut pasien dan Pasien menit PP
pasien baru keluarga dengan PA
memberi salam serta Pasien dan
memperkenalkan diri keluarga
dan PP pada
klien/keluarga
b. PP menunjukkan
tempat tidur pasien
yang akan ditempati.
c. Di tempat tidur
pasien, PP melakukan
proses awal dengan
dibantu oleh PA.
d. Kemudian PP
mengisi lembar pasien
masuk serta
menjelaskan mengenai
beberapa hal yang
tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru.
e. Ditanyakan
kembali pada pasien
dan keluarga mengenai
hal-hal yang belum
dimengerti.
f. PP dan PA kembali
ke Nurse Station.
3.6 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang antara lain :
menyiapkan format penerimaan pasien baru, format pengkajian,
informed consent sentralisasi obat, nursing kit, lembar tata tertib pasien
dan pengunjung ruangan, lembar hak dan kewajiban pasien, kartu
pengunjung, kuisioner kepuasan pasien
b. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan
PA. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA
2. Evaluasi Proses
a. Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
b. Pasien baru diberi penjelasan tentang perawatan (termasuk
Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan dan orientasi
ruangan.
c. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga
d. PP melakukan anamnesis dengan dibantu oleh PA
3. Evaluasi Hasil
a. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
b. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis. Serta
tata tertib ruangan.
NASKAH ROLEPLAY PENERIMAAN PASIEN BARU DAN ORIENTASI
Pemeran
Narator : Ways Al Qorni
Kepala Ruangan (Karu) : Cholik Junaidi
Perawat Associate (PP) : Nebry anggoro
Perawat Pelaksana (PA) : Tri Suci
Perawat UGD (PUGD) : Sri meriska
Pasien : Nurmiati
Orangtua Pasien : Athirotul w
Pra penerimaan pasien baru
Di sebuah rumah sakit tepatnya di ruang rawat inap Melati RSI Nashrul
Ummah Lamongan. Perawat Pelaksana, Perawat Associate beserta Kepala
ruangan sedang berkumpul di Ruang perawat shift pagi 09.30 saat itu. Kepala
ruangan menerima telepon dari UGD mengabarkan bahwa akan ada pasien baru
dengan diagnose medis Susp. Peritonitis yang akan dipindah ke Ruang Melati.
(Kring...kring..kring bunyi telepon)
Karu : Selamat pagi, dengan Ruang Melati, saya Cholik kepala ruangan, ada
yang bisa saya bantu?
PUGD : Selamat pagi, saya dengan Sri meriska mohon ijin pak, nanti pukul
10.00 ada pasien yang akan masuk ruangan Melati. Pasien bernama
Ny. Nurmiati usia 25 tahun dengan diagnosa medis Susp
Peritonitis. Keluhan pasien nyeri perut lapang bidang, badan agak
demam temp 38ºC, mual dan muntah. Apakah ada kamar kelas III
untuk pasien BPJS yang masih kosong ?.
Karu : Sebentar mbak. (Sambil melihat data bed yang tersedia). Baik saya
konfirmasi bahwa ada kamar kosong untuk pasien atas nama Ny.
Nurmiati.
PUGD : Baik pak. Terima kasih.
Karu : Siap mbak, terima kasih kembali. Akan kami siapkan segera.
PUGD : Baik, pak. Selamat pagi.
Karu pun memberitahu kepada PP jika akan ada pasien baru yang akan
masuk ke ruangan melati kelas III.
Karu : Mbak Suci barusan saya dapat telepon dari UGD bahwa nanti pukul
10.00 akan ada pasien baru bernama Ny. Nurmiati dari UGD mau di
antar kesini, minta tolong dipersiapkan perlengkapan untuk penerimaan
pasien baru ya sama anamnesanya di siapkan juga ya. Untuk kamarnya
juga disiapkan kamar kelas III untuk pasien menggunakan asuransi
BPJS.
PP : iya pak.
Karu pun pergi meninggalkan Ruang perawat dan menuju ruangannya. PP
menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru diantaranya
kelengkapan administrasi, lembar pasien masuk RS, lembar pengkajian, lembar
inform consent sentralisasi obat, nursing kit, lembar tata tertib pasien, lembar
serah terima dari ruangan lain.
(sambil mengecek kelengkapan berkas-berkasnya di Ruang perawat).
Setelah itu PP meminta tolong juga kepada Perawat Associate untuk
mempersiapkan tempat tidur untuk pasien baru.
PP : Pak Nebry, begini nanti pukul 10.00 akan ada pasien baru, ayo kita siapkan
tempat tidurnya ya di kelas III untuk pasien yang menggunakan BPJS
PA : Baik bu.
Perawat Associate pun meninggalkan ruang perawat dan pergi ke ruangan
kelas III untuk mempersiapkan tempat tidur pasien. 10 menit kemudian PP pergi
ke ruangan kelas III tepatnya di bed pasien dan bertemu perawat Associate yang
sudah di dalam sebelumnya untuk memastikan apakah sudah siap dan
membicarakan berkas kelengkapan penerimaan pasien baru.
PP : bagaimana bu berkas-berkasnya sudah siap?
PA : iya sudah, ini juga nursing kits nya yang akan di butuhkan. (sambil
menunjuk nursing kits) dan gimana pak untuk tempat tidur dan berkas
lainya juga sudah siap?
PP : ini sudah siap bu, tempat tidurnya yang ini dan saya cek ulang berkas –
berkas sudah siap(sambil menunjuk bed di depannya)
PA : Baiklah, terima kasih.
Kepala Ruangan pun menuju kelas III tepatnya di bed pasien dan
menanyakan kembali kepada PP tentang kelengkapan penerimaan pasien baru.
Karu : Bagaimana mbak Suci dengan kelengkapannya?
PA : Ini sudah lengkap kelengkapannya pak, sudah saya teliti tadi bersama pak
Nebry.
Karu : (sambil membuka buka dan mengecek berkas-berkas kelengkapan)
PA : Ini juga pak nursing kits nya sudah siap jika dibutuhkan (sambil menunjuk
nursing kits)
Karu : Baik bagus, kalau begitu kita tunggu mungkin sebentar lagi pasiennya
akan datang (sambil melihat jam tangan). Terima kasih bantuannya ya.
PP dan PA : iya pak.
Pelaksanaan penerimaan pasien baru
Pasien Ny. Nurmiati datang ke ruang kelas III ke bednya dengan memakai
Brankart diantar oleh perawat UGD beserta orang tua pasien. Kepala ruangan, PP
dan perawat Associate menyambut kedatangan pasien dan keluarga beserta
perawat UGD.
PUGD : Selamat pagi pak, saya Sri meriska dari UGD mau mengantarkan pasien
pak.
Karu : Selamat pagi, atas nama Ny. Nurmiati ya?
PUGD : Iya pak.
Karu : Perkenalkan bu, saya kepala ruangan disini, nama saya Cholik. Dan ini
perawat Nebry dan ini perawat Suci (sambil menunjuk mereka satu
persatu)
Pasien dan keluarga : Iya pak.
PP meminta tolong kepada perawat asosiate untuk membantu memindah
pasien ke tempat tidurnya.
PA : pak, minta tolong bantuannya Ny. Nurmiati dipindah ke bednya ya.
PP : baik bu... (sambil membantu Ny. Nurmiati pindah dari brankart ke bednya
dengan di bantu PP)
Perawat Pasien/Keluarga
(Nebry A) (Athirotul w)
SERAH TERIMA PASIEN PINDAHAN Nomor 0 0 0 0 0 7
Rekam
Medis
No.
0 0 0 0 1 2 3 4 5
Registrasi
Contoh :
Kuesioner Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Perawat
1. Jam/waktu berkunjung:
- Pagi : pukul 10.00 s/d 14.00 WIB
- Sore : pukul 16.00 s/d 20.00 WIB
- Mengunjungi pasien di luar jam berkunjung, wajib mengajukan ijin
kepada kepala ruangan.
2. Penjaga Pasien jika diperlukan, di ijinkan max 2 orang.
3. Pengunjung tidak diperkenankan / dilarang membawa anak di bawah usia 5
(lima) tahun untuk mencegah penularan penyakit pada anak sehat.
4. Untuk kepentingan kesembuhan / ketenangan pasien diharapkan tidak
menimbulkan kegaduhan dan ikut menjaga kebersihan dan kerapian/
ketertiban kamar pasien, beserta lingkungannya.
5. Pasien dan penunggu pasien tidak diperbolehkan;
- Membawa peralatan elektronik (TV, Radio, Tape Recorder, Kipas Angin,
dll).
- Untuk kenyamanan dan kesehatan bersama, maka pasien dan penjaga
pasien/ pengunjung dilarang merokok di lingkungan Rumah Sakit.
- Penjaga / pasien diharapkan tidak membawa barang berharga. Rumah
Sakit tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan yang terjadi.
Luka………………………………………..
IsokorNurmiatisokor………………….
Sumbatan………………………………….
Benjolan………………………………….
Benjolan………………………………….
Benjolan………………………………….
tegang ………………………………….
k Normal …………………………………..
LemahBawahKuatLemah
BaikDehidrasiLuka yaTidak
Ya Tidak
Murmur Gallop
RIWAYAT ALERGI
TidakYa
Jenis Alergi Obat : ……………. ReaksiAlergi : ………………………………………
Makanan : …………… ReaksiAlergi : ………………………………………
Lain-lain : …………… ReaksiAlergi : ………………………………………
Gelangtandaalergidipasang (bewarnamerah)
ASESMEN NYERI
1. MetodeFlacc Scale(Untukusia 3 bulan - 6 tahun)
Score Nilai
Kategori
0 1 2 Score
Menyeringai,
Face Tidak ada ekspresi mengerutkan dahi, Dagu gemetar, gerutu
(Wajah) khusus, senyum tampak tidak tertarik berulang (sering)
(kadang-kadang)
Menendang, kaki
Leg (Kaki) Posisi normal atau santai Gelisah, tegang
tertekuk
Berbaring tenang, posisi Menggeliat, tidak bisa
Activity Kaku atau tegang
normal, gerakan mudah diam, tegang
Merintih, merengek,
Cry Terus menangis,
Tidak menangis kadang-kadang
(Menangis) berteriak
mengeluh,
Dapat ditenangkan
Consolability
dengan sentuhan, Sering mengeluh,
(Kemampua Rileks
pelukan, bujukan, dapat sulit dibujuk
n Consol)
dialihkan
Skala 0 = Nyaman, Skala 1 – 3 = Kurangnyaman, Skala 4 – 6 =
NyeriSedang,
Skala 7 – 10 = NyerihebatTotal Score
HasilSkrining
Hasilskrining :
HasilSkrining :
SKRINING GIZI
(Ceklis skor sesuai dengan jawaban, total skor adalah jumlah skor yang dilingkari)
No Parameter Skor
1. Apakah pasien tampak kurus?
Tidak 0
Ya 1
2. Apakah terdapat penyakit atau keadaan berikut yang mengakibatkan pasien berisiko
mengalami
malnutrisi ?
Diare kronik (lebihdari 2 minggu)
Penyakit Jantung Bawaan
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Kanker
Penyakit hati kronik
Penyakit Ginjal kronik
TB Paru
Luka bakar luas
Kelainan anatomi daerah mulut yang menyebabkan kesulitan makan (misal: bibir
sumbing)
Trauma
Kelainan metabolic bawaan
Retardasi mental
Keterlambatan perkembangan
Rencana/paskaoperasi mayor (misal: laparotomi, Torakotomi)
Terpasang stoma
Lain-lain (berdasarkanpertimbangandokter) ……………
Tidak 0
Ya (≥ 2 kriteria) 2
3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut?
Diare ≥ 5 kali/haridanataumuntah> 3 kali/haridalamsemingguterakhir
Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
Tidak 0
Ya ( ≥ 1 kriteria) 1
4. Apakah terdapat penurunan berat badan atau tidak ada penambahan berat badan (bayi< 1 tahun)
selama beberapa minggu/bulan terakhir?
Tidak 0
Ya 1
Total skor 0
Hasil total skor :
0 : Berisiko rendah, ulangi skrining setiap 7 hari
1-3 : Berisiko menengah, dirujuk ke Tim Terapi Gizi (TTG),monitor asupan makan setiap 3 hari
≥ 3: Berisiko tinggi, dirujuk ke Tim Terapi Gizi (TTG), monitor asupan makan setiap hari
Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan diagnosis / kondisi khusus dilakukan pengkajian lanjut oleh Tim
Terapi Gizi (TTG).
Sudah dilaporkan ke Tim Terapi Gizi: □Ya, tanggal & jam ..................□Tidak
PENILAIANRISIKO JATUH(Skala Humpty Dumpty)
Parameter Kriteria Skor
Usia Dibawah 3 tahun 4
3 - <7 tahun 3
7 - <13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis terkait neurologis 4
Perubahan dalam oksigenisasi (masalah saluran nafas, dehidrasi, 3
anemia, anorexia, sinkop/sakit kepala, dll)
Gangguan tingkah laku dan kejiwaan 2
Diagnosis lain 1
Gangguan Tidak sadar terhadap keterbatasan 3
Kognitif Lupa keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1
Faktor 1. Riwayat jatuh dari TT saat bayi/anak 4
Lingkungan 2. Bayi (≤ 1 bulan) atau balita (≤ 3 tahun) yang menggunakan tempat
tidur besar
1. Pasien menggunakan alat bantu 3
2. Bayi (≤ 1 bulan) atau balita (≤ 3 tahun) yang menggunakan box
3. Furniture atau pencahayaan yang kurang baik
Pasien berada di tempat tidur 2
Area rawat jalan 1
Respon tubuh Dalam 24 jam 3
terhadap Dalam 48 jam 2
sedasi, >48 jam 1
anastesi, bedah
Penggunaan Bermacam-macam obat yang digunakan obat sedative (kecuali pasien 3
obat ICU, yang menggunakan sedasi dan paralisis) hipnotik, barbiturate,
fenotiazin, antidepresan, laksans/diuretika, narkotik
Salah satu dari pengobatan diatas 2
Pengobatan lain 1
Total Score 8
HASIL PENGKAJIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA
Gerakan kasar/motorik kasar : ..........................................................................................................
Gerakan halus/motorik halus : ..........................................................................................................
Komunikasi/ berbicara : ..........................................................................................................
Sosial & kemandirian : .........................................................................................................
Gangguan tumbuh kembang : Ya Tidak
Bila terdapat masalah tumbuh kembang lapor ke DPJP
Sudah dilaporkan ke DPJP : Tgl ……………………… Jam:…………WIB
STATUS PSIKOLOGIS
CemasTakut Marah SedihKecendrungan bunuh diriLain-lain
Anak kandungYaTidak Penelantaran fisik / mentalYa Tidak
Penurunan prestasi sekolah YaTidak
Gangguan tumbuh kembang YaTidak
Kekerasan fisik Tidak pernah Pernah Jelaskan :
……………………………………………...
Bila terdapat masalah psikologis, pasien dikonsulkan ke psikiater/psikolog melalui DPJP
Di Sususn Oleh :
ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.
CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. SRI MERISKA M, S.Kep.
NURMIATI, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.
BAB I
PROPOSAL
KEGIATAN PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT
1.1 Pendahuluan
Dewasa ini harga obat/alat kesehatan sangatlah tinggi dan mahal, diluar
jangkauan masyarakat terutama bagi klien yang dirawat di rumah sakit yang
mayoritas menggunakan berbagai merek obat paten bagi setiap klien.Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat.Respon yang
ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya (Nursalam, 2007).Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat
pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan
oleh perawat.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian
pada pasien.Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit
dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik.
Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau
timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat
yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena
itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar - benar
dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara
material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien
terhadap perawat juga semakin meningkat.
Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan salah satu peran
perawat, oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu digalakkan lagi
sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalisir.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat secara maksimal
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
1.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
2. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
3. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat.
1.3.3 Bagi institusi
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolahan sentralisaisi obat
2. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN SENTRALISASI OBAT
2.1 Pengorgnurmiatisasian
Penanggung Jawab : Tri Suci Imbarwati
Kepala ruangan : Nebry Anggoro
Perawat Primer : Ardytama K
Perawat Pelaksana : Ways Al Qorni
Pasien : Cholik J
Keluarga Pasien : Athirohtul W
2.2 Sasaran
Klien dan Keluarga yang MRS Di Ruang Melati RSI NU Lamongan
2.3 Pelaksanaan
Hari : Jum’at
Tanggal : 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan
2.4 Instrumen
1. Informed consent / surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat.
2. Format serah terima obat dari farmasi.
3. Format pemberian obat oral dan injeksi.
4. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat.
3.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam,2012)
3.2 Tujuan
3.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolahan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat secara maksimal.
3.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek samping
obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan.
2. Menyeragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta
mengamankan obat-obat yang dikelola.
3. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
4. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolahan sentralisai obat.
5. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan keperawatan
yang telah diberikan.
3.3 Manfaat
3.3.1 Bagi klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat.
3.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
2. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien.
3. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat.
3.3.3 Bagi institusi
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolahan sentralisaisi obat
2. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
3.5 Pelaksanaan
Kegiatan Sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu kedua sampai dengan
minggu ketiga selama mahasiswa praktek di Ruang Melati. Ruangan yang
digunakan dalam mengelola sentralisai obat adalah ruang nurse station dan ruang
perawatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dengan
klien dan keluarga dengan komunikasi terapeutik untuk menyakinkan klien agar
bersedia mengikuti pengelolaan sentralisasi obat.
3.6 Metode Sentralisasi Obat
Metode yang digunakan pada sentralisasi obat yaitu dengan metode one
days one dose (1 hari 1 dosis)
3.7 Teknik Pengelolahan Sentralisasi Obat
Teknik pengelolahan sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana
seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi
diserahkan sepenuhnya kepada perawat.Penanggung jawab penggelolahan obat
adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf
yang ditunjuk.Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat
dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat tersebut.
3.7.1 Penerimaan Obat
1. Obat yang telah diresepkan dan dibeli oleh keluarga pasien diserahkan
kepada perawat disertai dengan lembar serah terimah obat yang mana
sebelumnya mengisi dan menandatangnurmiati surat persetujuan
sentralisasi obat ( informed consent)
2. Perawat menuliskan nama klien, nomer registrasi, jenis obat, jumlah dan
sediaan obat ( bila perlu) dalam kartu control dan diketahui atau
ditandatangnurmiati oleh klien/ keluarga dalam buku penerimaan obat
pasien/keluarga selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan obat tersebut
akan habis
3. Obat yang telah diserahkan oleh klien/ keluarga selanjutnya disimpan
perawat di dalam kotak obat.
3.7.2 Pembagian Obat
1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam buku daftar
pemberian obat
2. Obat-obatan yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian
obat dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diistruksi
dokter(status rekam medik)
3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping obat . Usahakan tempat obat kembali
ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek
samping setelah minum obat.
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang
ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat yang hampir
habis akan diinformasikan kepada pasien/keluarga dan kemudian
dimintakan kepada dokter penanggung jawab klien.
3.7.3 Penambahan Obat Baru
1. Bila terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku obat
masuk dan sekaligus dilakukan dalam kartu sediaan obat.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja), maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku obat masuk dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga/klien dengan control obat.
3.7.4 Obat Khusus
1. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup
mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau
sewaktu saja
2. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan kartu obat khusus
yang dilakukan oleh Perawat Associate
3. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian
dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga
setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat
pemberian obat.
3.7.5 Pengembalian Obat
Bila klien pulang dan obat masih sisa maka untuk obat resep umum dapat
ditukarkan oleh klien/keluarga ke depo farmasi, dan untuk obat resep askes jika
ada sisa obat tetap disimpan di ruangan.
3.8 Alur Pelaksanaan Sentralisai Obat
Resep Dokter
Diberikan
Perawat / Petugas
Menyerahkan
farmasi
Umum BPJS
Keluarga
Membayar saat pulang
Farmasi
mendistribusikan obat ke
Ruangan
Pasien
Nama : Athirotul
Umur : 30 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lamongan
Untuk : ( ) Diri Sendiri ( ) Istri ( ) Suami
( ) Anak ( √) Orang ( ) lainnya
Tua
Nama Pasien : Tn.Cholik
Umur : 60 Th
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Laras Liris Lamongan
Ruang : Melati 5
No.reg :
(Ways Al qorni)
FORMAT SERAH TERIMA OBAT
Nama pasien : Tn.Cholik Ruangan : Melati 5
Umur : 60 Th No. Register : -
No Nama Obat Dosis Jumlah TT / Nama terang TT / Nama Terang yang keterangan
yang menyerahkan diserahkan
1 Ondansetron 2x1 2 Ampul
2 Ranitidine 2x1 2 Ampul
3 Asering 1500cc/24 jam 3
1. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SURAT PERSETUJUAN
SENTRALISASI OBAT(INFORMED CONSENT)
1) Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri,
anak, istri, suami,orang tua, dan lain-lain.
2) Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien
yang bersangkutan.
3) Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4) Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent
(yaitu diawal klien MRS).
5) Format ditandatangnurmiati oleh perawat yang menerangkan dan klien
yang menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-
saksi.
Anggota:
Hari :
Tanggal :
Kepala Ruangan
Melati RSI NASHRUL UMMAH Lamongan
Sukirno, S.Kep.Ns
NIK. 080003
BAB I
KEGIATAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA
1. Latar Belakang
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme
pelayanan keperawatan. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat
dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran
dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang
lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya
adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien. Timbang terima
merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh Perawat Associate
antar shift secara tulisan dan lisan.
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik,
maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan
karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian
tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan
keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan pasien. Kegiatan timbang
terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan
kualitasnya. Nursalam (2012), menyatakan timbang terima adalah suatu cara
dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Menurut handover adalah waktu dimana terjadi perpindahaan atau transfer
tanggung jawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain di
Rumah Sakit.
2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Bertujuan untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan.
2) Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi perawat
2. Menjelaskan tentang orang yang akan bertugas selanjutnya
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
4. Menjelaskan tentang medis (dokter yang menangnurmiati dan jadwal
kunjungan)
5. Meningkatkan observasi terhadap pasien
6. Melakukan/melengkapi pengkajian pasien.
3. Manfaat
1) Bagi Klien
Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan dan menghindari kesalahan tindakan selanjutnya kepada
klien
2) Bagi perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik,
c. Meningkatkan kemampuan komunikasi perawat
3) Bagi institusi
a. Terciptanya model asuhan keperawatan profesional
b. Terlaksananya standar timbang terima pasien untuk meningkatkan
kepuasan pasien.
4. Pengorganisasian
Pelaksanaan timbang terima
Hari / Tanggal : Jum’at, 18 Februari 2022
Pukul : 09.00 WIB
Pelaksana : Karu, PA, PP
Tempat : Ruang Melati
Sasaran : Pasien di ruangan Melati
Materi : Perkenalkan diri dan perawat yang bertanggung jawab, menanyakan
perkembangan atau kondisi saat ini kepada pasien, menanyakan
keluhan saat ini kepada pasien, penjelasan tentang terapi obat apa
yang akan dilakukan selanjutnya kepada pasien, perkenalkan diri
kepada pasien untuk perawat jaga selanjutnya.
Metode : penjelasan, diskusi dan tanya jawab
Media : 1. Lembar observasi atau lab pasien
2. Lembar dokumentasi pemberian obat
3. Lembar status pasien
5. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Penerimaan timbang terima, identitas, diagnosa
klien
Hari/tanggal : Jum’at, 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Di Ruang Melati RSI NU Lamongan
6. Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan timbang terima Lembar observasi
atau lab, Lembar dokumentasi pemberian obat, Lembar status pasien
7. Mekanisme Kegiatan
Topik : Timbang Terima
Sasaran : perawat dinas sebelumnya ke perawat dinas
selanjutnya
Hari/tanggal : Jum’at / 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
- Persiapan - Karu memberitahu ke 5 menit Ruangan Karu
perawat bahwa sebentar pasien PP
lagi timbang terima
dengan perawat yang
shif selanjutnya.
- Karu, PP, PA dan
perawat yang shif
selanjutnya
menyiapkan hal-hal
yang diperlukan dalam
timbang terima pasien.
- Karu memantau
timbang terima
- Pelaksanaan - PP dan PA 15 menit Ruangan Karu
menyampaikan hal apa pasien PP
saja yang di butuhkan PA
pasien selanjutnya dan
menyampaikan
tindakan apa saja yang
di lakukan sebelumnya
- PP dan PA
menunjukkan dan
menjelaskan data
pasien kepada perawat
yang akan shift
selanjutnya yang
tercantum dalam
lembar status pasien,
status lab pasien dan
status pemberian obat
pasien
- Karu juga memantau
timbang terima
- PP menanyakan
kembali pada pasien
keluhan yang sekarang
terjadi
- PP berdiskusi kepada
perawat yang shift
selanjutnya apakah ada
pertanyaan seputar
pasien atau tidak
- Penutup - Karu memeberikan 5 menit Nurse Karu
Kesimpulan
Pelaksanaan timbang terima menurut nursalam (2011) pasien bertujuan
untuk menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum, menyampaikan
hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya, tersusunnya
reancana kerja oleh dinas berikutnya.
Saran
Pelaksanaan timbang terima pasien seharusnya semua perawat yang dinas
selanjutnya harus ada dan mengikiuti timbang terima dan perawat dinas
sebelumnya harus menjelaskan secara detail kondisi perkembangan pasien dan
tindakan apa saja yang harus di lakukan selanjutnya.
1. Alur Timbang Terima
Pasien
2. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
1) Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar lab
pasien, lembar observasi, lembar obat pasien dan lembar status
pasien.
2. Proses
1) Pasien disambut oleh perawat dinas sebelumnya dan perawat
dinas baru
2) Katim melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan
dibantu oleh perawat lainnya
3) Pasien ditanya keluhan yang terjadi sekarang
4) Perawat melakukan komunikasi teraupetik dengan pasien
3. Hasil
1) Hasil timbang terima pasien didokumentasikan dengan benar
2) Pasien mengetahui tentang perawat dinas selanjutnya
3) Pasien sudah tau tindakan selanjutnya dengan perawat siapa
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Menurut
handover adalah waktu dimana terjadi perpindahaan atau transfer tanggung jawab
tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain di Rumah Sakit.
3. Langkah-langkah
1. Tahap Timbang Terima
a. Kedua kelompok dinas dalam keadaan sudah siap
b. Dinas yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-
hal apa yang disampaikan
c. Perawat Associate menyampaikan kepada katim/penanggung jawab dinas
selanjutnya meliputi :
- kondisi atau keadaan pasien secara umum
- tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbang terima
- rencana kerja untuk dinas yang menerima timbang terima
- penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru
- Perawat Associate, katim, dan anggota kedua dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan pasien.
2. Tahap pelaksanaan Timbang terima
a. Timbang terima dilakukan pada setiap pergantian dinas dengan waktu yang
cukup panjang agar tidak terburu-buru
b. Pelaksanaan timbang terima harus dihadiri oleh semua perawat kecuali
dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan pasien
c. Perawat yang terlibat dalam pergantian dinas harus diberitahukan untuk
mengetahui informasi dari dinas selanjutnya
d. Timbang terima umumnya dilakukan dipagi hari, namun timbang terima
juga harus dilakukan pada setiap pergantian dinas/shift
e. Timbang terima pada dinas pagi memungkinkan tim untuk membahas
penerimaan pasieb rawat inap dan merencakan apa yang akan dikerjakan.
f. Timbang terima antar dinas, harus dilakukan secara menyeluruh agar
peralihan ini menjamin perawatan pasien sehingga dapat dipertahankan jika
perawat absen untuk waktu yang lama, misalnya selama ahir pekan atau saat
mereka pergi berlibur
2. Pelaksanaan
Selanjutnya KARU, PP dan PA menuju ke ruang pasien. Saat berada
diruangan pasien, PA pagi menyiapkan dokumen pasien serta nurse kit
dan bersama dengan KARU serta PP pagi untuk melakukan validasi.
Karu : Assalamu’alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Tn. W, seperti biasa bapak
kita disini akan melakukan kegiatan timbang terima yang rutin
dilakukan setiap pergantian sift yang tujuannya untuk
mengkomunikasikan keadaan pasien sekarang dan menyampaikan
informasi penting antar shift jaga. Perkenalkan PP yang akan
bertugas didinas pagi. Ada perawat Endang sebagai PP, ada
perawat nurmiati sebagai PA. Jadi untuk perawat Thiroh dan
perawat malindra yang jaga malam sudah selesai waktu dinasnya.
Kalau bapak ada perlu bantuan bisa memanggil mereka atau ke
saya. Kepada perawat Endang silahkan untuk validasi pasien.
PP Endang : Baik bu..
PP Endang (Pagi) : Assalamu’alaikum bapak, selamat pagi, perkenalkan nama
saya adalah perawat Endang, dan ini rekan saya perawat
nurmiati, saya adalah perawat yang berdinas pagi pada hari
ini, benar ini dengan Tn. ardi?
Pasien 1 (Ardi) : Iya, benar sus.
PP Endang (pagi) : Baik bapak, apa yang bapak rasakan saat ini? apakah
bapak masih merasa lemas dan pusing?
Pasien 1 (Ardi) : masih sus
PP Endang (pagi) : Bapak sudah bisa belajar untuk miring kanan dan kiri,
duduk dan berjalan
Pasien 1 (Ardi) : Belum sus, saya takut. Saya juga pusing sus.
PP Endang (pagi) : Baik pak, nanti kalau tidak pusing, coba bapak untuk
belajar miring kanan miring kiri ya pak, sama belajar duduk
serta berjalan. Nanti kalau mau berjalan jangan langsung
berdiri, duduk dulu sebentar terus berdiri biar bapak tidak
pusing. Bagaimana pak sudah mengerti?
Pasien 1 (Ardi) : Iya sus
PP Endang (Pagi) : Apakah ada yang ditanyakan lagi?
Pasien 1 (Ardi) : Sus, ini kok luka saya masih belum kering ya serta berair?
PP Endang (Pagi) : Baik pak, saya lihat dulu ya. Suster tolong ambilkan saya
headscone.
PA Nurmiati (Pagi) : Baik sus, ini handsconenya.
PP Endang (Pagi) : Terimakasih sus. Permisi ya pak saya lihat dulu lukanya.
Pasien 1 (Ardi) : Iya sus
PP Endang (Pagi) : Baik pak, nanti akan segera dilakukan perawatan luka ya
oleh suster nurmiati.
Pasien 1 (Ardi) : Iya sus.
PP Endang (Pagi) : Nanti tolong ya sus luka pada pasien Tn. Ardi dirawat luka
biar tidak terjadi infeksi.
PP Nurmiati (Pagi) : Iya sus
PP Endang (Pagi) : Baik pak, saya pamit dulu. Nanti kalau ada perlu apa-apa
bisa menghubungi perawat mia. Terimakasih.
Pasien 1 (Ardi) : Iya sus.
Berlanjut Ke bed pasien lain
PP Endang (pagi) : Assalamu’alaikum ibu, selamat pagi, perkenalkan
nama saya adalah perawat Endang dan ini rekan saya Perawat
nurmiati. Saya adalah perawat yang berdinas pagi hari ini
mulai pukul 07.00 sampai jam 14.00 nanti. . Benar ini dengan
tn.nebry?
Pasien 2 (Nebry) : Iya benar sus
PP Endang (pagi) : Apa yang bpk rasakan saat ini?
Pasien 2 (Nebry) : Nyeri sus, pada bigian lengan
PP Endang (pagi) : Oh, iyah. Jika saya kasih pilihan antara rentang 1 sampai
10, untuk 1 itu tidak nyeri dan 10 itu nyeri sekali, nyeri
yang ibu rasakan itu di rentang berapa sekarang?
Pasien 2 (Nebry) : Di rentang 5 sus.
PP Endang (pagi) : Baik , saya beritahu cara agar nyeri yang bpk rasakan
tidak terlalu terasa. Ini tujuaanya untuk mengalihkan fokus
bpk, biar bpk tidak terfokus ke nyerinya saja. Nah caranya
itu bpk tarik nafas dalam dari hidung terus keluarkan
melalui mulut. Lakukan seperti itu berulang kali jika
nyerinya datang. Dan untuk nanti siang akan dilakukan
injeksi ke bpk biar meredakan nyerinya, untuk saat ini
lakukan aja teknik yang saya ajarkan untuk mengurangi
nyeri pak. Bagaimana bpk megerti? Apa ada yang perlu
ditanyakan lagi?
Pasien 2 (Nebry) : Iya sus mengerti, sudah tidak ada yang saya tanyakan lagi.
PP Endang (Pagi) : Baik pak kalau begitu, terimakasih.
Post Timbang Terima
Demikian KATIM dan PA (pagi) melakukan validasinya. Selanjutnya
mereka masuk ke nurse station lagi untuk merencanakan kegiatan
selanjutnya.
KARU : baik terimakasih atas kerjasamanya kita tadi sudah
melakukan kegiatan timbang terima saya harap dengan
adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas bisa jelas
dan terstruktur. Saya ucapkan selamat beristirahat untuk
Perawat Thiroh dan Perawat malindra.
Perawat Thiroh : Iya bu terimakasih..
& malindra.
KARU : Dan saya ucapkan selamat bekerja untuk Peawat Endang
dan Perawat Nurmiati, semoga apa yang telah kita lakukan
ini memberi banyak keuntungan bagi kita dan kepuasan
bagi pasien dan keluarga semua dan kita diberikan
kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masig
Demikian saya akhiri wassalamualaikum wr.wb
Perawat Endang, Nurmiati, : Waalaikumsalam wr.wb
Thiroh dan malindra.
FORM TIMBANG TERIMA
Dokter Keluhan Background Intervensi
Identitas Diagnosa Diagnosa Intervensi
No. yg KU pasien yang sudah Ttd
Pasien Medis Kep selanjutnya
merawat dilakukan
1. Tn. Ardi Dokter Post Intoleransi Pasien Post Kondisi pemberian Konsultasi
muwardi Laparotomi aktivitas mengeluh laparotomi umum obat dengan dpjp
apendiks masih pasien saat cara injeksi,
merasakan ini lemah intervensi
lemas dan dan yang belum
pusing memerlukan dilakukan
serta luka keperawatan adalah
berair penuh. melakukan
tindakan
relaksasi
distraksi
2. Tn. Dokter post fraktur Nyeri akut Pasien post fraktur Kondisi sudah melakukan
Nebry Bemby radius masih humerus umum memberikan relaksasi
dekstra mengeluh pasien saat obat untuk sedikit
nyeri ini lemah. analgesik mengurangi
dibagian injeksi rasa nyeri dan
lengannya antrain terapi sesuai
melalui iv jam dan dosis
yang
diberikan
dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Nama Anggota:
ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.
CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. SRI MERISKA M, S.Kep.
NURMIATI, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.
Hari : Jum’at
Tanggal : 11 Februari 2022
Kepala Ruangan
Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan
Sukirno,S.Kep.,Ns
NIK. 080003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran akan
kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan masyarakat pada
pelayanan keperawatan. Keadaan tersebut menuntun perawat pada suatu bentuk
persaingan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan
keperawatan, hal mana membuat perawat harus meningkatkan pelayanan
keperawatan yang paripurna. Pelayanan yang berkualitas haruslah didukung oleh
sumber-sumber yang memadai, antara lain sumber daya manusia yang bermutu,
standar pelayanan termasuk pelayanan keperawatan yang berkualitas, disamping
fasilitas yang sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan senantiasa
memenuhi harapan konsumen dan sesuai dengan standar yang berlaku maka
diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Melalui
pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat melaksanakan asuhan yang
berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan salah satu bentuk
kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu
pelayanan masyarakat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa mampu
mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan peran Perawat
primer maupun perawat associate.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan perawat.
3. Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan
keperawatan
4. Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat
5. Meningkatkan kinerja Perawat Primer dan perawat associate
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang disupervisi dan
meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
supervisior dan Perawat primer dan Associate yang disupervisi.
2. Meningkatkan kemampuan Perawat primer dan perawat associate dalam
menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang
dilakukan perawat.
2.2.2 Syarat
Untuk dapat melasaksanakan supervisi dengan baik diperlukan beberapa
sarat atau karakteristik yang harus dimiliki oleh pelaksana supervisi atau
supervisor (Azwar, 1996) adalah sebagai berikut. Sebaiknya pelaksana supervisi
adalah atasan langsung dari yang disupervisi, atau apabila tidak mungkin, dapat
ditunjuk staf khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang
jelas.
1. Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup untuk jenis pekerjaan yang disupervisi.
2. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi,
artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik supervisi.
3. Pelaksana supervisi harus mempunyai sifat edukatif, suportif, dan bukan
otoriter.
4. Pelaksana harus mempunyai waktu yang cukup, tidak tergesa-tergesa, dan
secara sabar berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
bawahan yang disupervisi.
5. Pelaksana supervisi yang baik memerlukan bekal kemampuan yang banyak.
Selain lima syarat atau karakteristik tersebut, juga dibutuhkan kemampuan
melakukan komunikasi, motivasi, pengarahan, bimbingan, dan
kepemimpinan.
Dalam pelaksanaan supervisi akan terdapat dua pihak yang melakukan
hubungan kegiatan yaitu pihak supervisor dan pihak yang disupervisi. Supervisor
melakukan kegiatan pelayanan profesional untuk membantu atau membimbing
pihak yang dilaynurmiati. Pihak yang disupervisi inilah yang menerima layanan
profesional berupa bantuan dan bimbingan agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan kegiatan secara efisien dan efektif (Sudjana,
2004).
Menurut WHO (1999) dalam buku Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer,
proses pengawasan pegawai yang baik harus meliputi hal berikut.
1. Tepat waktu, artinya untuk mempertahankan standar kerja, tindakan
pengawasan harus dilakukan pada saat yang tepat.
2. Sederhana, artinya tindakan pengawasan harus sederhana, bila tidak akan
memerlukan waktu lama untuk menerapkan dan menghasilkan efek yang
diinginkan.
3. Minimal, artinya pengawasan harus disediakan sedikit mungkin, yakni
sedikit yang diperlukan untuk menjamin pekerjaan akan diselesaikan dan
standar dipertahankan
4. Luwes, artinya pengawasan yang selalu kaku dapat menjadi seperti senjata
makan tuan, para pekerja akan mencoba menghindarinya.
2.2.3 Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan yang melakukan pekerjaan. Sasaran yang dilakukan oleh bawahan
disebut sebagai sasaran langsung.
2.2.4 Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda. Supervisi yang
dilakukan hanya sekali, bukan supervisi yang baik. Tidak ada pedoman yang pasti
seberapa sering supervisi dilakukan. Pegangan umum yang digunakan bergantung
pada derajat kesulitan pekerjaan yang dilakukan serta sifat penyesuaian yang akan
dilakukan.
Menurut Nursalam (2002), melakukan supervisi yang tepat harus bisa
menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan.
Sepanjang kontrol/supervisi penting bergantung bagaimana staf melihatnya.
1. Overcontrol. Kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang
diberikan. Staf tidak akan dapat memikul tanggung jawabnya.
2. Undercontrol. Kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
delegasi, di mana staf akan tidak produktif melaksanakan tugas limpah dan
berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan. Hal ini akan
berdampak terhadap pemborosan waktu dan anggaran yang sebenarnya dapat
dihindarkan. Berikan kesempatan waktu yang cukup kepada staf untuk berpikir
dan melaksanakan tugas tersebut.
2.7 Pendelegasian
Delegasi adalah pendelegasian penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan
melalui orang lain untuk menyelesaikan tujuan orgnurmiatisasi (Nurasalam,
2002). Unsur-unsur dalam proses delegasi meliputi R-A-A, yaitu:
a. Tanggung Jawab (responsibility), adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh seseorang pada jabatan tertentu.
b. Kemampuan (accountability), adalah kompeten dalam
memberikan pertanggungjawaban atas pelimpahan yang diberikan
kepadanya.
c. Kewenangan (authority), adalah hak atau wewenang untuk memutuskan
segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya.
2.8 Alur Supervisi
Kepala Bidang
Perawatan
PRA
Kepala per IRNA
PA PA
3.2 Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
PA1 dan PA 2 menyiapkan alat dan obat pasien yang akan diberikan melalui
injeksi intravena
Karu : Gimana perlengkapan untuk pemberian obat injeksi intavena?
Sudah lengkap?
PP : Sudah bu
Karu : Oke, kita ke pasien sekarang.
Setelah itu Karu, PP, PA1 dan PA2 menuju ke ruang perawaatan, PA 1
membawa lembar Tanda tangan pemberian obat PA 2 membawa
perlengkapan untuk injeksi.
Di Nurse Station
Karu : Ya tadi saya sudah melakukan penilaian tentang hasil kerja pemberian
obat injeksi intravena untuk tn.A, secara keseluruhan prosedur pemberian
obatnya sudah baik. Namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan sedikit ya.
PP : Apa itu bu?
Karu : Dalam pemberian obat tadi kurangnya interaksi kepada pasien, sehingga
menyebabkan pasien sedikit trauma, setidaknya kita dapat berinteraksi
sehingga pasien tidak merasa takut atau trauma ketika berahadapan dengan
kita.
PP : Ya bu, saya menyadari akan hal itu, dan nanti kami akan
memperbaikinya.
Karu : Ya bagus sekali, dalam hal ini interaksi dan komunikasi teraupetik sangat
dibutuhkan apalagi jika pasien kita anak-anak, dan untuk semuanya sangat
bagus sekali yang kalian lakukan hari ini pertahankan terus ya, jangan lupa
juga jika pasien HBsAg atau HIV mohon saat tindakan kalian semua
memakai sarung tangan ..Jangan lupa ..dan sepertinya hanya itu yang bisa
saya sampaikan, untuk kurang dan lebihnya mohon maaf, saya tutup
pertemuan sore ini. Wassalamualikum Wr.Wb
4.1 Kesimpulan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Huber, 2000). Supervisi
keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan,
masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu
setiap saat (Nursalam, 2014). Tujuan supervise yaitu Pemenuhan dan peningkatan
pelayananan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan,
keterampilan, dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
4.2 Saran
Diharapkan kegiatan supervisi dapat meningkatkan kinerja perawat dan dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
1 Obat. 3
.
D. Menyiapkan pasien √
1 Memberi penjelasan
. kepada 2
pasien tentang prosedur
yang
akan dilakukan.
Aspek Dilakukan
Penilaian Ya Tidak
Parameter Bobot Keterangan
9. Melepas sarung tangan dan 1 √
cuci
tangan.
1 Mencatat dan memberi 2
0. tanda pada √
format pemberian injeksi
dan buku
injeksi.
√
1 Mengevaluasi lokasi
. penyuntikan dan √
kelancaran tetesan. 1
2 Mengevaluasi kenyamanan 1
. posisi.
3 Mengobservasi √
. kemungkinan flebitis.
Total Nilai 40 35 5
Kriteria:
Baik : 35–40
Cukup : 30–35 Kurang : < 30
Lamongan, 10 Februari 2022
Kepala ruangan
LAMPIRAN FORMAT SUPERVISI 2
CONTOH FORMAT LAPORAN SUPERVISI
Kelompok :
Hari : Jum’at
Tanggal : 18 Februari 2022
Jam : 09.00 WIB
Kepala Ruangan
Melati RSI NASHRUL UMMAH Lamongan
Sukirno, S.Kep.Ns
NIK. 08003
PROPOSAL
KEGIATAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING
1. Pendahuluan
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dilakukan secara
berkesinambungan sampai dengan pasien pulang. Untuk itu diperlukan adanya
suatu perencanaan klien pulang (Discharge planning), yang bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian klien dalam melakukan perawatan di rumah serta
dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki
dan mempertahankan status kesehatan. Dalam pelaksanaan dan
pendokumentasian perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif
dan tepat antara klien dan perawat sehingga diharapkan tujuan dari discharge
planning dapat tercapai.
Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri
dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan (Raden dan Tafft, 1990). Perencanaan pasien pulang
bertujuan untuk memandirikan pasien saat di rumah. Dalam pelaksanaan dan
pendokumentasian perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif
dan tepat antara pasien dan perawat sehingga diharapkan tujuan dari
discharge planning dapat tercapai.
Pelaksanaan discharge planning di Ruang Melati atas RSI
NASHRUL UMMAH Lamongan sudah dilakukan pada semua pasien yang
akan pulang dengan menggunakan kartu DP. Proses pelaksanaan DP
dilakukan di nurse station dengan cara memanggil keluarga dan pasien. Kartu
DP sudah ada dengan isi sesuai dengan standart yang telah ditetapkan RS,
meliputi: Identitas pasien, tanggal kontrol, aturan diet, obat, perawatan luka di
rumah, aktifitas dan istirahat, perawatan umum, dan hasil pemeriksaan yang
dibawa pulang. Dalam DP tidak ada leaflet dan penjelasan terkait perawatan
lanjutan selama pasien dirumah.
Fokus discharge planning adalah masalah pasien, yaitu pencegahan,
terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya. Dengan
dilaksanakannya discharge planning, diharapkan pasien dan keluarga
memiliki kesiapan fisik, psikologis dan sosial terhadap kesehatannya,
tercapainya kemandirian pasien dan keluarga, terlaksananya perawatan pasien
yang berkelanjutan, ketrampilan dan sikap pasien serta keluarga menjadi
meningkat dalam memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan pasien.
Selebihnya discharge planning diharapkan dapat mendukung upaya
mengurangi angka kekambuhan dan komplikasi.
2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa
dan perawat Di Ruang Melati RSI NU Lamongan mampu menerapkan
discharge planning.
2) Tujuan Khusus
1. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.
2. Mengidentifikasi masalah pasien.
3. Memprioritaskan masalah pasien yang utama.
4. Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada pasien
perawatan di rumah.
5. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan.
6. Mendokumentasikan discharge planning.
3. Manfaat
1) Bagi Pasien
5. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah
setelah pulang dari rumah sakit.
6. Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan perawatan
di rumah.
7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pasien dalam
memperbaiki dan mempertahankan status kesehatannya.
4. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Tri suci
Penanggung jawab : Ardytama
Perawat primer : Ardytama
Perawat Associate : Nurmiati
Pasien : Cholik
Keluarga : Malindra
Narator : Endang
Pembimbing klinik : M.Fakih efendi,Skep.Ns.S.Pd.I
Pembimbing Institusi: Luthfiah Nur Aini S.Kep.,Ns.,M.Kep
5. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Perencanaan pulang pada pasien (Discharge
planning )
Hari/tanggal : Jum’at, 18 februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Di Ruang Melati RSI NU Lamongan
6. Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan
tanya jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perawatan klien oleh keluarga setelah keluar dari rumah
sakit.
7. Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning kepada
klien dan keluarganya diantaranya : status pasien, kartu discharge planning,
lembar discharge planning, leaflet, sarana dan prasarana perawatan.
8. Mekanisme Kegiatan
Topik : Perencanaan pasien pulang (Discharge planning )
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/tanggal : Jum’at, 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
1. Kesimpulan
Pelaksanaan discharge plnurmiating bertujuan untuk mempersiapkan pasien
yang akan pulang agar siap secara fisik, psikologis dan sosial ketika sudah berada
kembali dilingkungannya melalui penjelasan yang diberikan perawat dan tim
kesehatan lain yang meliputi obat – obat yang harus diminum, aturan diit, pola
aktivitas dan kegiatan, waktu dan tempat kontrol, serta beberapa pantangan yang
mungkin harus dijalnurmiati selama dirumah.
2. Saran
Pelaksanaan discharge plnurmiating sebaiknya selalu dilaksanakan oleh
Katim/PP dan PA sesuai alur discharge plnurmiating, dan pelaksanaannya juga dapat
dimulai pada saat mulai rawat inap pertama dan dilanjutkan selama proses perawatan
sehingga pada saat pulang Katim hanya tinggal mengulas dan mengulang kembali
setiap hal yang disampaikan sejak pasien mulai MRS.
2. Materi
Pengobatan, kontrol, kebutuhan nutrisi, aktivitas dan istirahat serta
perawatan diri.
3. Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan
tanya jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam perawatan klien oleh keluarga setelah keluar dari rumah sakit.
4. Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning diantaranya
status pasien, kartu discharge planning, lembar discharge planning, leaflet, sarana
dan prasarana perawatan.
Keadaan pasien :
Discharge Planning
Penyelesaian Program HE :
administrasi 1. Kontrol dan Lain-lain
obat/perawatan
Gizi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri
7. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
1) Persiapan dilakukan saat pasien masuk Ruang Melati.
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan pembimbing ners.
3) Menyusun proposal
4) Menetapkan kasus.
5) Pengorganisasian peran.
6) Penyusunan leaflet, kartu discharge planning.
2. Proses
1) Kelancaran kegiatan.
2) Peran serta perawat yang bertugas
3. Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses
terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan
asuhan keperawatan yang berkesinambungan dari saat klien dirawat hingga
akan pulang ke rumah (Raden dan Traft, 1990).
PETUNJUK TEKNIS
PENGISIAN LEMBAR DISCHARGE PLANNING
Aturan Diet :
Yang dibawa pulang (hasil Lab, Foto, ECG, surat keterangan istirahat) :
……………………......................lembar
......................................................lembar
......................................................lembar
Dipulangkan dari RSI NASHRUL UMMAH Lamongan dengan keadaan
Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
Lain-lain : Lamongan,...............……..,2022
Lamongan,……………2022
1. Pelaksanaan Kegiatan :
Topik : Discharge pllanning perawatan klien dengan diagnosa medis
Diabetes Melitus
Hari/tanggal : Jum’at, 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 wib
Tempat : Ruang Melati RSI NASHRUL UMMAH Lamongan
Pelaksana : Karu, PP, PA
Sasaran : Klien dan keluarga klien
2. Pengorgnurmiatisasian
Narator : Endang
Kepala Ruangan : Tri suci i
Perawat Primer/PP : Ardytama
Perawat Pelaksana/ PA : Nurmiati
Pasien : Cholik
Keluarga Pasien : Malindra
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pelaksanaan discharge plnurmiating bertujuan untuk mempersiapkan pasien
yang akan pulang agar siap secara fisik, psikologis dan sosial ketika sudah berada
kembali dilingkungannya melalui penjelasan yang diberikan perawat dan tim
kesehatan lain yang meliputi obat - obat yang harus diminum, aturan diit, pola
aktivitas dan kegiatan, waktu dan tempat kontrol, serta beberapa pantangan yang
mungkin harus dijalnurmiati selama dirumah.
2 Saran
Pelaksanaan discharge plnurmiating sebaiknya selalu dilaksanakan oleh
Katim dan PA sesuai alur discharge plnurmiating, dan pelaksanaannya juga dapat
dimulai pada saat mulai rawat inap pertama dan dilanjutkan selama proses perawatan
sehingga pada saat pulang Katim hanya tinggal mengulas dan mengulang kembali
setiap hal yang disampaikan sejak pasien mulai MRS.
DAFTAR PUSTAKA
PROPOSAL
PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG MELATI
RSI NU LAMONGAN
Anggota:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan
makin meningkat pula. Dalam bidang kesehatan, pasien pun di era sekarang ini
lebih dapat membandingkan karena mudah mengerti banyak hal. Pelayanan
kesehatan yang prima tentu akan banyak melahirkan kepercayaan-kepercayaan
dari masyarakat. Tidak ada kata tidak bagi segenap pelayanan kesehatan untuk
terus mempelajari mengenai konsep dan implementasi peningkatan mutu
pelayanan kesehatan yang terkini.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan dirasakan
suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Kualitas layanan yang prima
akan menciptakan pelanggan yang sesungguhnya (true customer) yaitu
pelanggan yang puas, bangga memilih orgnurmiatisasi layanan kesehatan
bahkan dengan senang hati menjadi pelanggan layanan orgnurmiatisasi
kesehatan tersebut, setelah mereka merasakan pengalaman mutu layanan
kesehatan yang mereka terima (Ghufron, 2007).
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian
pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde
keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien
akan keperawatan yang dilakukan oleh Perawat Associate ataupun perawat
pelaksana, konselor, kepala ruang, dan seluruh tim keperawatan beserta tenaga
kesehatan lain seperti fisioterapi, laboratorium, radiologi, ahli gizi, dengan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Ronde keperawatan
akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam lagi
masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu
proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan
tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian
konsep teori kedalam praktik keperawatan (Nursalam 2011).
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana konsep pelaksanaan ronde keperawatan ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui konsep ronde keperawatan.
1.4 Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan
tepat dan benar
BAB 2
TINJAUAN TEORI
PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
Informed consent
Hasil pengkajian/validasi data
Apa diagnose
keperawatan?
Apa data yang mendukung?
Tahap pelaksanaan di nurse station…… Bagaimana intervensi yang
PENYAJIAN MASALAH dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?
VALIDASI DATA
Kesimpulan dan
Rekomendasi Solusi masalah
Keterangan
1. Pra Ronde
a. Menetukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
b. Menetukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian
f. Diskusi : Apakah diagnosis keperawatan? Apa ada yang
mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Dan
Paka hambatan yang ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas
yang perlu di diskusikan
b. Diskusi antara anggota tim dengan kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh Perawat Associate atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis, intervensi
keprawatan selanjutnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang sudah ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
2) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
3) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose
keperawatan.
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien.
6) Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana
asuhan keperawatan.
7) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
2.10 Dokumentasi Ronde keperawatan Analisa SWOT
APA YANG JADI MASALAH
PENYAJIAN
MASALAH CROSS CEK DATA YANG ADA
ANALISA DATA
4.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui konsep
pelaksaan ronde dalam keperawatan dan khususnya mahasiswa keperawatan
dan tenaga kesehatan semoga lebih tau dan dapat melaksanakan ronde dalam
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Marguis & Huston, (2000), Leadership role and management in nursing: theory
and application, Philadelphia: Lippincott.
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
PSIK. 2003. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan
Ners. Surabaya.
Herdiningtyas Regina. Naskah roleplay
keperawatan.
https://www.academia.edu/28304332/Naskah_Ronde_Keperawatan. Diakses
pada 00.59.
Januarta enggar. 2017. Tugas praktek menajemen roleplay ronde
keperawatan.https://www.academia.edu/29713483/SKENARIO_ronde_kepera
watan.
.docx. sDiakses pada 01.01
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS CA COLON
DI RUANG MELATI RSI NASHRUL UMMAH
LAMONGAN
ANGGOTA :
B. ETIOLOGI
Sebagian orang memang memiliki risiko tinggi terkena kanker
kolorektal. Beberapa faktor risiko tersebut ada yang tidak bisa diubah,
seperti usia lebih dari 50 tahun, riwayat menderita polip, riwayat
menderita infeksi usus besar (colitis ulcerative atau penyakit Chron),
dan memiliki anggota keluarga yang mempunyai riwayat polip atau
kanker usus besar. Faktor risiko lain adalah pola hidup yang tidak sehat
yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal di usia muda
dibawah 40 tahun. Salah satunya adalah mengonsumsi daging merah
dan daging olahan secaraberlebihan.
Oleh sebab itu, untuk mencegah timbulnya kanker kolorektal,
batasi makanan tinggi lemak termasuk daging merah. Merokok juga
merupakan faktor risiko terjadinya kanker kolorektal. Diperkirakan,
satu dari lima kasus
kanker usus besar di Amerika Serikat dihubungkan dengan rokok.
Merokok berhubungan dengan kenaikan risiko terbentuknya adenoma
dan peningkatan risiko perubahan adenoma menjadi kanker usus besar.
Faktor risiko tinggi lain adalah pengonsumsian alkohol. Usus
mengubah alkohol menjadi asetildehida yang meningkatkan risiko
kanker kolorektal. Lebih baik konsumsi buah dan sayur yang
mengandung probiotik, karena kandungan seratnya akan mengikat sisa
makanan dan membuat feses lebih berat sehingga mudah dibuang
(Kemenkes RI,2019).
C. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi kanker kolon menurut (Yayasan Kanker Indonesia,
2018):
1) Perubahan pada pola buang air besar termasuk diare, atau konstipasi
atau perubahan pada lamanya saat buang air besar, dimana pola ini
berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan. Kadang-kadang
perubahan pola itu terjadi sebagai perubahan bentuk dari feses atau
kotoran dari hari ke hari (kadang- kadang keras, lalu lunak,
danseterusnya)
2) Pendarahan pada buang air besar atau ditemukannya darah di feses,
seringkali hanya dapat dideteksi dilaboratorium
3) Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram,
gas atau rasa sakit yangberulang
4) Perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah buang
airbesar
5) Rasa cepat lelah, lesu lemah atauletih
6) Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan
sebabnya
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan kanker
kolorektal adalah sebagai berikut (Sayuti & Nouva, 2018)
1. Pemeriksaan laboratorium klinis
Pemeriksaan laboratorium terhadap karsinoma kolorektal bisa
untuk menegakkan diagnosa maupun monitoring perkembangan atau
kekambuhannya. Pemeriksaan terhadap kanker ini antara lain
pemeriksaan darah, Hb, elektrolit, dan pemeriksaan tinja yang
merupakan pemeriksaan rutin. Anemia dan hipokalemia
kemungkinan ditemukan oleh karena adanya perdarahan kecil.
Perdarahan tersembunyi dapat dilihat dari pemeriksaantinja. Selain
pemeriksaan rutin diatas, dalam menegakkan diagnosa karsinoma
kolorektal dilakukan juga skrining CEA (Carcinoma Embrionic
Antigen). Carcinoma Embrionic Antigen merupakan pertanda serum
terhadap adanya karsinoma kolon dan rektum. Carcinoma Embrionic
Antigen adalah sebuah glikoprotein yang terdapat pada permukaan
sel yang masuk ke dalam peredaran darah, dan digunakan sebagai
marker serologi untuk memonitor status kanker kolorektal dan untuk
mendeteksi rekurensi dini dan metastase ke hepar. Carcinoma
Embrionic Antigen terlalu insensitif dan nonspesifik untuk bisa
digunakan sebagai skrining kanker kolorektal. Meningkatnya nilai
CEA serum, bagaimanapun berhubungan dengan beberapa parameter.
Tingginya nilai CEA berhubungan dengan tumor grade 1 dan 2,
stadium lanjut dari penyakit dan adanya metastase ke organ dalam.
Meskipun konsentrasi CEA serum merupakan faktor prognostik
independen. Nilai CEA serum baru dapat dikatakan bermakna pada
monitoring berkelanjutan setelahpembedahan.
2. Pemeriksaan laboratorium PatologiAnatomi
Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi pada kanker
kolorektal adalah terhadap bahan yang berasal dari tindakan biopsi
saat kolonoskopi maupun reseksi usus. Hasil pemeriksaan ini adalah
hasil histopatologi yang merupakandiagnosa definitif. Dari
pemeriksaan histopatologi inilah dapat diperoleh karakteristik
berbagai jenis kanker maupun karsinoma di kolorektal ini.
3. Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan yaitu foto polos
abdomen atau menggunakan kontras. Teknik yang sering
digunakan adalah dengan memakai double kontras barium enema,
yang sensitifitasnya mencapai 90% dalam mendeteksi polip yang
berukuran >1 cm. Teknik ini jika digunakan bersama-sama
sigmoidoskopi, merupakan cara yang hemat biaya sebagai
alternatif pengganti kolonoskopi untuk pasien yang tidak dapat
mentoleransi kolonoskopi, atau digunakan sebagai pemantauan
jangka panjang pada pasien yang mempunyai riwayat polip atau
kanker yang telah di eksisi. Risiko perforasi dengan menggunakan
barium enema sangat rendah, yaitu sebesar 0,02 %. Jika terdapat
kemungkinan perforasi, maka sebuah kontras larut air harus
digunakan daripada barium enema. Computerised Tomography
(CT) scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Endoscopic
Ultrasound (EUS) merupakan bagian dari teknik pencitraan yang
digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut pasien dengan
kanker kolon, tetapi teknik ini bukan merupakan skriningtes.
4. Kolonoskopi
Kolonoskopi dapat digunakan untuk menunjukan gambaran seluruh
mukosa kolon dan rektum. Prosedur kolonoskopi dilakukan saluran
pencernaan dengan menggunakan alat kolonoskopi, yaitu selang
lentur berdiameter kurang lebih 1,5 cm dan dilengkapi dengan
kamera. Kolonoskopi merupakan cara yang paling akurat untuk dapat
menunjukkan polip dengan ukuran kurang dari 1 cm dan keakuratan
dari pemeriksaan kolonoskopi sebesar 94%, lebih baik daripada
barium enema yang keakuratannya hanya sebesar 67%. Kolonoskopi
juga dapat digunakan untuk biopsi, polipektomi, mengontrol
perdarahan dan dilatasi dari striktur. Kolonoskopi merupakan
prosedur yang sangat aman dimana
komplikasi utama (perdarahan, komplikasi anestesi dan perforasi)
hanya muncul kurang dari 0,2% pada pasien. Kolonoskopi
merupakan cara yang sangat berguna untuk mendiagnosis dan
manajemen dari inflammatory bowel disease, non akut divertikulitis,
sigmoid volvulus, gastrointestinal bleeding, megakolon non toksik,
striktur kolon dan neoplasma. Komplikasi lebih sering terjadi pada
kolonoskopi terapi daripada diagnostik kolonoskopi, perdarahan
merupakan komplikasi utama dari kolonoskopi terapeutik, sedangkan
perforasi merupakan komplikasi utama dari kolonoskopidiagnostik.
E. PATOFISIOLOGI
Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang
berkembang dari polip adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan
meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di rektum dan kolon
sigmoid. Polip tumbuh dengan lambat, sebagian besar tumbuh dalam
waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas. Ketika polip
membesar, polip membesar di dalam lumen dan mulai menginvasi
dinding usus. Tumor di usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar,
serta menyebabkan nekrosis dan ulkus. Sedangkat tumor pada usus kiri
bermula sebagai massa kecil yang menyebabkan ulkus pada suplai
darah (Black & Hawks,2014).
Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke dalam
lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang
berdekatan. Kanker kolorektal menyebar dengan perluasan langsung ke
sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding luar usus Struktur
yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung, duodenum,
usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding
abdominal juga dapat dikenai oleh perluasan. Metastasis ke kelenjar
getah bening regional sering berasal dari penyebaran tumor. Tanda ini
tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh sudah dikenai namun
kelenjar regional masih normal. Sel-sel kanker dari tumor primer dapat
juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area
sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal.
“Penyemaian” dari tumor ke area lain dari rongga peritoneal dapat
terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau selama pemotongan
pembedahan (Black & Hawks,2014).
F. PATHWAY
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
- Pembedahan (Operasi)
- Penyinaran (Radioterapi)
- Kemotherapy
- Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
- Penatalaksanaan keperawatan
Dukungan adaptasi da kemandirian
Meningkatkan kenyamanan
Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
Mencegah komplikasi
Memberikan informasi tentang proses/ konsisi penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan
- Penatalaksanaan Diet
Cukup mengkonsumsi serat sayur-sayuran dan buah buahan
Kacang – kacangan (lima porsi setiap hari)
Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik
Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan
Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga teratur
Stadium Terapi
H. KOMPLIKASI
Kompikasi terjadi sehubungan pertumbuhan pada lokasi tumor atau melalui
penyebaran metastase yang termasuk
a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsil atau
lengkap
b. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan
penyebaran langsung
c. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar colon yang menyebabkan hemoragi
d. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses
e. Perootonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok
f. Pembentukan abses
9) Pemeriksaanpelvis/genitalia
1. Kebersihan, pertumbuhanrambut
2. Kebersihan, pertumbuhan rambut pubis, terpasang
kateter, terdapat lesi atautidak.
b. DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077)
2. Resiko infeksi (D.0142)
3. Resiko defisit nutrisi (D.0032)
c. Intervensi
Dx I : Nyeri Akut (D.0077)
Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatandi harapkan
nyeri yang di rasakan pasien menurun
Kriteria Hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Anoreksia menurun
Intervensi
Observasi :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang mempserberat dan memperingan
nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
e. Evaluasi
Evaluasi ialah sutu tindakan intelektual untuk melengkapi suatu
proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari tindakan
keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
rencana intervensi dan implementasinya.
Tujuanya yaitu untuk melihat seberapa besar kemampuan klien
dalam mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
melihat respon klien terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan
a. Pasien menunjukan resiko infeksi menurun
b. Pasien menunjukkan nyeri berkurang
c. Pasien menunjukan peningkatan asupan nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Ardi
Umur /usia : 50 Thn,
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Sudah Menikah
Alamat : Lamongan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Diagnosa Medis : Ca Colon post colostomy
B. RIWAYAT PENYAKIT
a.Keluhan utama
Klien mengatakan mual, muntah, lemas nyeri pada perutnya
b.Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan pada awalnya bulan Juli 2021 sering mengalami sakit
pinggang. Namun dianggap sakit pinggang biasa oleh pasien, dan tidak kunjung
sembuh. Lalu pasien memeriksakan diri di RSI NASHRUL UMMAH Lamongan
diantar oleh anaknya. Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan lengkap
oleh dokter. Setelah hasil pemeriksaan keluar ditemukan ada tumor sebesar kepalan
tangan di usus besar. Pasien disarankan untuk opname, dan pada tanggal 7 Februari
2022 dilakukan pembedahan (operasi). Tn A terhitung sudah 3 hari dirawat dan
menjalani perubahan BAB memakai kantung kolostomy, Tn.A mengeluhkan mual,
muntah, lemas dan tidak nafsu makan, sambil mencium bau tak sedap.
c.Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat DM dan tidak mempunyai riwayat penyakit
hipertensi.
d.Riwayat Keluarga
Keluarga pasien mengatakan angota keluarga yang lain tidak ada yang memiliki
penyakit yang sama dengan pasien dan tidak ada yang menderita penyakit kronis
lainnya seperti asma, jantung.
POLA SEHARI-HARI
1.Pola persepsi kesehatan
SMRS : keluarga mengatakan sehat, dan dapat melakukan aktivitas sehari- hari
dengan normal
MRS :pasien mengatakan pasien keadaannya lemah
2.Pola Nutrisi
SMRS : pasien makan 3x sehari dengan porsi sedang, nasi, lauk,sayur. Minum
kurang lebih 8L/hari. BB 58kg
MRS : pasien mengatakan tidak nafsu makan porsi makan sedikit, habis 5 – 6
sendok makan setiap 1 porsi makanan dari RS, minum setelah makan setengah aqua
gelas. Pasien muntah 5 – 6x setiap hari setelah makan. BB 56kg
3.Pola Eliminasi
SMRS :BAK : sering 5-6 kali 1300cc BAB : 1 kali sehari tiap pagi
MRS : BAK : 3 kali urin berwarna kuning sekitar 850cc. BAB : pasien BAB sering
selang beberapa jam setelah makan.
4.Pola Istirahat Tidur
SMRS : pasien tidur selama 6-7 jam/hari, tidak pernah tidur siang MRS :Pasien
mengatakan tidur sebentar sering terbangun
5.Pola Aktivitas-latihan
SMRS : pasien mengatakan pasien merupakan pedagang buah di pasar MRS :
pasien mengatakan tubuhnya lemah, sehingga pemenuhan ADL pasien dibantu oleh
perawat dan keluarga.
6.Pola kognitif persepsi-sensori
SMRS :pasien mengatakan tidak mengalami gangguan apapun
MRS :pasien mengatakan mengalami nyeri padaperutnya, yang membuat pasien
merasa tidak nyaman
7.Pola konsep diri
SMRS :Pasien merasa sangat bersyukur kepada Allah karena masih diberi hidup
hingga saat ini, pasien ingin selalu sehat supaya tidak merepotkan anaknya
MRS :Pasien merasa tidak enak kepada anaknya karena merepotkan dan pasien
ingin cepat sembuh
8.Pola hubungan – peran
SMRS :Pasien mengatakan dia berperan sebagai kakek dan ayah bagi anak-
anaknya. Pasien mengatakan akrab dan berhubungan baik dengan keluarga dan
masyarakat sekitar lingkungan
MRS :Pasien mengatakan tidak dapat berperan sebagai kakek dan tidak bisa
berdagang seperti biasanya. Komunikasi pasien dengan tetangga juga terhambat
karena pasien dirawat di RS
9.Pola Reproduksi Seksual
Pasien saat ini sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak
10. Pola penanganan masalah stress
SMRS :Pasien mengatakan jika mempunyai masalah bercerita pada keluarganya
MRS :Pasien mengutarakan keluhan sakitnya pada keluarga dan perawat.
11. Pola nilai-kepercayaan
SMRS :pasien mrngatakan sholat 5 waktu
MRS :pasien mengatakan tidak bisa menjalankan ibadah seperti biasanya
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum/ keadaan umum : Klien Lemas
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 90/60 mmHg N : 100 x/menit RR ; 26x/menit
S : 37,5°𝐶
1.Penilaian nyeri :
P : bekas luka operasi colostomy Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada abdomen sebelah kiri S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
2.Pemeriksaan Fisik :
Kepala : rambut klien berwarna hitam, tampak lepek, tidak ada luka pada kepala,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Mata : konjungtiva anemis, mata simetrs anatara kanan dan kiri, mata cowong
Hidung : tidak ada sekret, tidak ada polip
Telinga : simetris anatara kanan dan kiri, tidak ada serumen
Mulut : mikosa bibir kering, terlihat pucat, tidak sianosis
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada neri telan
Integumen : warna kulit sawo matang, tugor kulit > 2 detik, kulit tempak kering
Pemeriksaan dada : Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi, warna
kulit sama, tidak ada benjolan atau nyeri tekan, paru sonor, jantung redup, tidak ada
suara tambahan
Abdomen : bentuk abdomen simetris, ada bekas luka operasi colostomy pada perut
sebelah kiri dengan warna dasar luka kemerahan, terdapat nyeri tekan
Genetalian : terpasang cateter
Muskuloskletal
Bagian tangan kanan tidak ada lesi, tidak nyeri tekan, tidak odema
Bagian tangan kiri tidak ada lesi tidak nyeri dan tidak odema
Bagian kaki kanan tidak ada lesi, tidak terdapat nyeri tekan, tidak odem
5 5
5 5
Bagian kaki kiri tidak ada luka, tidak nyeri dan tidak odema
7/ 2/ 2022 hasil Laborat
Hb : 18,9mg/dl Hbsag : Negatif
Leukosit : 18.000 HIV : Non reaktif
Trombosit : 125.000 Gda : 398 mg/dl
Natrium : 100 mq/dl
Kalium : 3,1 mq/dl
8/ 2/ 2022 9/ 2//2022 10/ 2/2022 11/02/2022
Gda : 222 Gda : 208 Gda : 199 Gda : 178
D. ANALISA DATA
No. Analisa Data Etiologi Masalah
DO :
- KU lemas
- Nafsu makan
menurun (Klien
makan hanya
habis 3 sendok
setiap 1 porsi
makanan yang
diberikan di rumah
sakit)
- Klien tampak mual
- BB menurun dari
58kg menjadi
56kg
makanan,konsumsi
makanan cepat
saji,makanan terburu-buru
- memonitor mual dan
muntah
10.30 - memonitor asupan oral
WIB - menimbang berat badan
secara berkala
- menjelaskantujuan
pemantauan
- memberikan caian sesuai
advis NaCl 09%
Umur : 50 th
Sri Meriska
Nama jelas
Saksi –saksi : Tanda tangan
1. :
2. :
FORMAT DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN
Pasien
- Dokumentasika hasill pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauann jika
3. Pantau Resiko Infeksi (d. 0142)
- pantau bentuk luka ( jaringan, warna, adakah area disekeliling
luka memerah ruam lebam dan timbul bintik bintik tidak).
- control area luka.
- tingkatkan asupan nutrisi.
- ciptakan lingkungan luka yang bersih.
- identifikasi tanda tanda infeksi.
- edukasi pencegahan infeksi ( jika kantong kolostomy terisi 1/4
atau 1/3 segera buang isi dan hub.i perawat, kemudian bilas
dengan air hangat).
Pelaksanaan Memvalidasi ulang data tentang pasien atas nama Tn Ardi, seperti
ronde keluhan yang dirasakan Tn Ardi
yang
sudah
dilakukan
Evaluasi Kesimpulan :
- Untuk meningkatkan status nutrisi pada Tn.A tim gizi akan
memberikan diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein),di
jadikan lembek sampai cair.
- Untuk terapi pemberian cairan sesuai advis dokter, yaitu
diganti Asam amino Futrolit 20 tpm, dan mengganti kantung
colostomy serta menyarankan jika bersisi 1/4 atau 1/3
kantung agar segera melapor dan dibersihkan dengan air
hangat.
Rencana tindak lanjut :
- Memberikan diet TKTP lembek sampai cair
- Memberikan cairan asam amino Futrolit 20 tpm
- Dan memganti kantung colostomy
Sri meriska