Anda di halaman 1dari 226

LAMPIRAN PROPOSAL

PROPOSAL
PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN BARU PRAKTIK
MANAJEMEN KEPERAWATAN NERS DI RUANG MELATI RSI
NASHRUL UMMAH LAMONGAN

Nama Anggota:
ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.
CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
SRI MERISKA M, S.Kep. NURMIATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru ini telah disetujui dan


diterima untuk memenuhi tugas praktek Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Dian Husada Mojokerto Departemen Manajemen Keperawatan di
Ruang Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan pada :

Hari : Kamis
Tanggal : 10 Februari 2022

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik


STIKES Dian Husada Mojokerto Ruang Melati RSI Nashrul Ummah
Lamongan

Luthfiah Nur Aini, S.Kep., Ns., M.Kep M. Fakih Efendi, S.Kep.Ns,S.Pd.I


NPP. 10.02.035 NIK. 000010

Kepala Ruangan
Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan

Sukirno,S.Kep.Ns
NIK.080003
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dan belajar banyak langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya (Nursalam, 2007). Salah satunya adalah pada saat penerimaan
pasien baru, penerapan dalam masalah penerimaan pasien baru sudah dilakukan,
namun dalam pelaksanaannya belum optimal.
Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang komprhensif melibatkan klien dan keluarga, dimana sangat mempengaruhi
mutu kualitas pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien dapat dimulai
dengan adanya suatu upaya perencanaan tentang kebutuhan asuhan keperawatan
sejak masuk sampai pasien pulang. Penerimaan pasien baru yang belum dilakukan
sesuai standart maka besar kemungkinan akan menurunkan mutu suatu kualitas
pelayanan yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kepercayaan pasien
terhadap pelayanan suatu Rumah sakit.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
tekanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses penerimaan
pasien baru sesuai standart. Dengan harapan adanya faktor pengelolaan yang
optimal sehingga mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penerimaan pasien baru diharapkan pasien baru di
Ruang Melati RSI NASHRUL UMMAH Lamongan mampu melakukan
adaptasi ruangan dengan lebih baik, sehingga tingkat kecemasan pasien
dapat berkurang.
2. Tujuan Khusus
1) Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik
2) Menjelaskan tentang orientasi ruangan
3) Menjelaskan tentang perawatan (termasuk sentralisasi obat)
4) Menjelaskan tentang medis (dokter yang menangnurmiati)
5) Menjelaskan tentang tata tertib ruangan.
6) Melakukan / melengkapi pengkajian pasien baru

1.3 Manfaat
1. Bagi Klien
1) Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2) Menurunnya tingkat kecemasan pasien.
2. Bagi Perawat
A. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
B. Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik
C. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
3. Bagi Institusi
Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB II
MATERI PENERIMAAN PASIEN BARU

2.1 Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien
baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa
hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan
(Nursalam, 2007).

2.2 Tujuan
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik
2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan klien
3. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS

2.3 Tahapan penerimaan pasien baru


I. Tahap pra penerimaan pasien baru
1. Menyiapkan kelengkapan administrasi
2. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4. Menyiapkan format pengkajian
5. Menyiapkan informed consent sentralisasi obat.
6. Menyiapkan nursing kit
7. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
8. Menyiapkan lembar hak dan kewajiban pasien
9. Menyiapkan kartu penunggu
10. Menyiapkan kuesioner kepuasan pasien

II. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru


1. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ PP / perawat
yang diberi delegasi.
2. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
3. Perawat menunjukkan kamar /tempat tidur klien dan mengantar ke
tempat yang telah ditetapkan.
4. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur
(apabila pasien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan
posisi yang nyaman.
5. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
6. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
7. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi
ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal
visite), dan tata tertib ruangan.
8. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang
telah disampaikan
9. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangnurmiati inform concent sentralisasi obat.
10. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat
kepuasan pasien.

2.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
2. Dilakukan oleh kepala ruangan atau Perawat Primer dan atau perawat
asosiate yang telah diberi wewenang / delegasi.
3. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien
4. Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik

2.5 Peran perawat dalam penerimaan pasien baru


1. Kepala ruangan
Menerima pasien baru
2. Perawat Primer
1) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2) Menandatangnurmiati lembar penerimaan pasien baru
3) Melakukan pengkajian pada pasien baru
4) Mengorientasikan klien pada ruangan serta nurse station
5) Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung
jawab
6) Memberikan penjelasan tentang sentralisasi obat pada pasien
7) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru

3. Perawat Pelaksana/Associate
Membantu PP dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru

2.6 Alur Penerimaan Pasien Baru

Pasien

Poli/IRJ Ruang lain dengan indikasi IGD


alih rawat

Rawat Inap Ruang Melati

KRS

Sembuh/PP Meninggal Pindah Ruangan Dirujuk/pindah ke RS lain

Gambar : Alur Perencanaan Penerimaan Pasien Baru Ruang Melati RSI Nashrul
Ummah Lamongan
BAB III
KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Hari : Jum’at
Tanggal : 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan

3.2 Pengorgnurmiatisasian
Penanggung Jawab : Malindra, Sri Meriska
Kepala Ruangan (Karu) : Cholik Junaidi
Perawat Associate (PP) : Nebry Anggoro
Perawat Pelaksana (PA) : Tri Suci
Perawat UGD (PUGD) : Sri Meriska
Pasien : Nurmiati
Orangtua Pasien : Athirotul
3.3 Metode
1. Penjelasan
2. Diskusi / Tanya Jawab
3. Observasi
3.4 Media
1. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
2. Menyiapkan format pengkajian
3. Menyiapkan informed consent sentralisasi obat.
4. Menyiapkan nursing kit
5. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
6. Menyiapkan lembar hak dan kewajiban pasien
7. Menyiapkan kartu penunggu
8. Menyiapkan kuesioner kepuasan pasien
3.5 Alur Penerimaan Pasien Baru

Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan :

a. Menyiapkan format penerimaan pasien baru


b. Menyiapkan format pengkajian
c. Menyiapkan informed consent sentralisasi
obat
d. Menyiapkan nursing kit
e. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan
pengunjung ruangan
f. Menyiapkan lembar hak dan kewajiban
pasien
g. Menyiapkan kartu pengunjung
h. Menyiapkan kuisioner kepuasan pasien
i. Tempat tidur pasien baru

Pelaksanaan
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

Proses anamnesa, informasi tata tertib, informasi


sentralisasi obat oleh PP dibantu PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang


tercantum dalam lembar penerimaan pasien
baru
Post
Terminasi

Evaluasi

Bagan 3.1 : Alur Penerimaan Pasien Baru Ruang Melati RSI NU Lamongan
3.6 Meknurmiatisme penerimaan pasien baru
Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana
Pra 1. KARU Nurse 5 menit KARU
Penerimaan memberitahu PP Station PP
pasien baru bahwa akan ada pasien
baru
2. PP menyiapkan
hal-hal yang diperlukan
dalam penerimaan
pasien baru, diantaranya
lembar pasien masuk
RS, lembar pengkajian,
lembar informed
consent, status pasien,
nursing kit, lembar tata-
tertib pasien, dan
lembar kepuasan
pasien.
3. PP meminta
bantuan PA untuk
mempersiapkan tempat
tidur pasien baru
4. KARU
menanyakan kembali
pada PP tentang
kelengkapan untuk
penerimaan pasien baru.
5. PP menyebutkan
hal-hal yang telah
dipersiapkan
Pelaksanaan a. KARU dan PP Kamar 20 KARU
penerimaan menyambut pasien dan Pasien menit PP
pasien baru keluarga dengan PA
memberi salam serta Pasien dan
memperkenalkan diri keluarga
dan PP pada
klien/keluarga
b. PP menunjukkan
tempat tidur pasien
yang akan ditempati.
c. Di tempat tidur
pasien, PP melakukan
proses awal dengan
dibantu oleh PA.
d. Kemudian PP
mengisi lembar pasien
masuk serta
menjelaskan mengenai
beberapa hal yang
tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru.
e. Ditanyakan
kembali pada pasien
dan keluarga mengenai
hal-hal yang belum
dimengerti.
f. PP dan PA kembali
ke Nurse Station.

Post 1. KARU Nurse 5 menit KARU


penerimaan memberikan reward Station PP
pasien baru pada PP dan PA PA
2. PP melaksanakan
intervensi keperawatan.

3.6 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang antara lain :
menyiapkan format penerimaan pasien baru, format pengkajian,
informed consent sentralisasi obat, nursing kit, lembar tata tertib pasien
dan pengunjung ruangan, lembar hak dan kewajiban pasien, kartu
pengunjung, kuisioner kepuasan pasien
b. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan
PA. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA
2. Evaluasi Proses
a. Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
b. Pasien baru diberi penjelasan tentang perawatan (termasuk
Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan dan orientasi
ruangan.
c. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga
d. PP melakukan anamnesis dengan dibantu oleh PA
3. Evaluasi Hasil
a. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
b. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis. Serta
tata tertib ruangan.
NASKAH ROLEPLAY PENERIMAAN PASIEN BARU DAN ORIENTASI
Pemeran
Narator : Ways Al Qorni
Kepala Ruangan (Karu) : Cholik Junaidi
Perawat Associate (PP) : Nebry anggoro
Perawat Pelaksana (PA) : Tri Suci
Perawat UGD (PUGD) : Sri meriska
Pasien : Nurmiati
Orangtua Pasien : Athirotul w
Pra penerimaan pasien baru
Di sebuah rumah sakit tepatnya di ruang rawat inap Melati RSI Nashrul
Ummah Lamongan. Perawat Pelaksana, Perawat Associate beserta Kepala
ruangan sedang berkumpul di Ruang perawat shift pagi 09.30 saat itu. Kepala
ruangan menerima telepon dari UGD mengabarkan bahwa akan ada pasien baru
dengan diagnose medis Susp. Peritonitis yang akan dipindah ke Ruang Melati.
(Kring...kring..kring bunyi telepon)
Karu : Selamat pagi, dengan Ruang Melati, saya Cholik kepala ruangan, ada
yang bisa saya bantu?
PUGD : Selamat pagi, saya dengan Sri meriska mohon ijin pak, nanti pukul
10.00 ada pasien yang akan masuk ruangan Melati. Pasien bernama
Ny. Nurmiati usia 25 tahun dengan diagnosa medis Susp
Peritonitis. Keluhan pasien nyeri perut lapang bidang, badan agak
demam temp 38ºC, mual dan muntah. Apakah ada kamar kelas III
untuk pasien BPJS yang masih kosong ?.
Karu : Sebentar mbak. (Sambil melihat data bed yang tersedia). Baik saya
konfirmasi bahwa ada kamar kosong untuk pasien atas nama Ny.
Nurmiati.
PUGD : Baik pak. Terima kasih.
Karu : Siap mbak, terima kasih kembali. Akan kami siapkan segera.
PUGD : Baik, pak. Selamat pagi.
Karu pun memberitahu kepada PP jika akan ada pasien baru yang akan
masuk ke ruangan melati kelas III.
Karu : Mbak Suci barusan saya dapat telepon dari UGD bahwa nanti pukul
10.00 akan ada pasien baru bernama Ny. Nurmiati dari UGD mau di
antar kesini, minta tolong dipersiapkan perlengkapan untuk penerimaan
pasien baru ya sama anamnesanya di siapkan juga ya. Untuk kamarnya
juga disiapkan kamar kelas III untuk pasien menggunakan asuransi
BPJS.
PP : iya pak.
Karu pun pergi meninggalkan Ruang perawat dan menuju ruangannya. PP
menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru diantaranya
kelengkapan administrasi, lembar pasien masuk RS, lembar pengkajian, lembar
inform consent sentralisasi obat, nursing kit, lembar tata tertib pasien, lembar
serah terima dari ruangan lain.
(sambil mengecek kelengkapan berkas-berkasnya di Ruang perawat).
Setelah itu PP meminta tolong juga kepada Perawat Associate untuk
mempersiapkan tempat tidur untuk pasien baru.
PP : Pak Nebry, begini nanti pukul 10.00 akan ada pasien baru, ayo kita siapkan
tempat tidurnya ya di kelas III untuk pasien yang menggunakan BPJS
PA : Baik bu.
Perawat Associate pun meninggalkan ruang perawat dan pergi ke ruangan
kelas III untuk mempersiapkan tempat tidur pasien. 10 menit kemudian PP pergi
ke ruangan kelas III tepatnya di bed pasien dan bertemu perawat Associate yang
sudah di dalam sebelumnya untuk memastikan apakah sudah siap dan
membicarakan berkas kelengkapan penerimaan pasien baru.
PP : bagaimana bu berkas-berkasnya sudah siap?
PA : iya sudah, ini juga nursing kits nya yang akan di butuhkan. (sambil
menunjuk nursing kits) dan gimana pak untuk tempat tidur dan berkas
lainya juga sudah siap?
PP : ini sudah siap bu, tempat tidurnya yang ini dan saya cek ulang berkas –
berkas sudah siap(sambil menunjuk bed di depannya)
PA : Baiklah, terima kasih.
Kepala Ruangan pun menuju kelas III tepatnya di bed pasien dan
menanyakan kembali kepada PP tentang kelengkapan penerimaan pasien baru.
Karu : Bagaimana mbak Suci dengan kelengkapannya?
PA : Ini sudah lengkap kelengkapannya pak, sudah saya teliti tadi bersama pak
Nebry.
Karu : (sambil membuka buka dan mengecek berkas-berkas kelengkapan)
PA : Ini juga pak nursing kits nya sudah siap jika dibutuhkan (sambil menunjuk
nursing kits)
Karu : Baik bagus, kalau begitu kita tunggu mungkin sebentar lagi pasiennya
akan datang (sambil melihat jam tangan). Terima kasih bantuannya ya.
PP dan PA : iya pak.
Pelaksanaan penerimaan pasien baru
Pasien Ny. Nurmiati datang ke ruang kelas III ke bednya dengan memakai
Brankart diantar oleh perawat UGD beserta orang tua pasien. Kepala ruangan, PP
dan perawat Associate menyambut kedatangan pasien dan keluarga beserta
perawat UGD.
PUGD : Selamat pagi pak, saya Sri meriska dari UGD mau mengantarkan pasien
pak.
Karu : Selamat pagi, atas nama Ny. Nurmiati ya?
PUGD : Iya pak.
Karu : Perkenalkan bu, saya kepala ruangan disini, nama saya Cholik. Dan ini
perawat Nebry dan ini perawat Suci (sambil menunjuk mereka satu
persatu)
Pasien dan keluarga : Iya pak.
PP meminta tolong kepada perawat asosiate untuk membantu memindah
pasien ke tempat tidurnya.
PA : pak, minta tolong bantuannya Ny. Nurmiati dipindah ke bednya ya.
PP : baik bu... (sambil membantu Ny. Nurmiati pindah dari brankart ke bednya
dengan di bantu PP)

Setelah membantu pasien pindah, kepala ruangan PP dan PA serta perawat


UGD melaksanakan serah terima pasien. PP menerima obat, alat, data
pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan khusus kemudian
mendokumentasikan pada lembar serah terima pasien dari ruangan lain.
PUGD : Baiklah mbak dan pak nebry ini saya jelaskan kembali, untuk pasiennya
bernama Ny. Nurmiati, jenis kelamin perempuan, usia 25 tahun, pasien
mengeluh nyeri perut lapang bidang, demam, mual dan muntah. (Perawat
UGD membacakan hasil laborat, sambil menekankan hasil abnormal)
lab. Tgl 10 feb 2022 HB.10gr/dl Lekosit. 20.000, pasien memakai infus
Asering 1500 cc/24 jam 18tpm, injeksi yang sudah masuk di IGD
Ceftriaxone 1 vial, Omeprazole 1 vial, Antrain 1 amp dan Odr 1 amp,
tidak ada tanda – tanda alergi obat antibiotic dan anti nyeri Obat masuk
jam 08.00, program terapi selanjutnya Ceftriaxone 2x1 gram,
Omeprazole 2x6,25 mg dan Ondansentron 2x4 mg , Antrain 3x1000mg,
TTV terakhir : TD = 130/70 mmHg, N = 90 x/mnt, RR = 20 x/mnt, S =
38oC dan ini bu untuk berkas dari ruang UGD tadi (sambil menyerahkan
kelengkapan yang disebutkan tadi).
PP : Baiklah akan saya dokumentasikan di lembar serah terima.
Perawat UGD dan PP pun meninggalkan ruangan pasien. Di ruang perawat
datang orang tua pasien dengan membawa obat-obat Ny. Nurmiati dan bertemu
PA dan menandatangnurmiati lembar penerimaan pasien baru dan persetujuan
sentralisasi obat.
Ibu pasien : permisi bu (masuk dan duduk)
PP : Oh iya, masuk, silahkan duduk. Jadi begini bu, Ny. Nurmiati kan sudah
dipindahkan ke ruangan melati, jadi mengenai obat-obat Ny. Nurmiati
akan dikelola oleh perawat ya bu, jadi nanti kalau sudah waktunya Ny.
Nurmiati minum obat atau di suntik perawat yang akan memberikan
buk. Bagaimana bu apakah ibu sudah paham? Kalau setuju ibu
silahkan tanda tangan disini ya (perawat memberikan inform consent,
sentralisasi obat) dan juga tanda tangan di lembar penerimaan pasien
baru ya bu?
Ibu pasien : baik bu (membaca sambil membubuhkan tanda tangan). Oh , iya, ini
bu obatnya (menyerahkan obat-obatan Ny. Nurmiati)
PP : iya bu saya terima
Ibu pasien meninggalkan nurse station dan kembali ke ruangan
Ny.Nurmiati. Siangnya PP dan perawat associate menuju bed pasien untuk
melakukan anamnesa dan pengkajian Ny. Nurmiati. Tapi sebelumnya PP
mengorientasikan pada Ny. Nurmiati mengenai fasilitas ruangan, perawat yang
bertanggung jawab dan sentralisasi obat, dokter yang bertanggung jawab serta
jadwal visitenya dan tata tertib ruangan. Perawat Associate dan perawat Primer
memasuki ruangan NY. Nurmiati.
PP : Selamat siang Bu Nur
Pasien : Siang
PA : Saya dan rekan saya akan melakukan asuhan keperawatan kepada mbak
dimana kami akan bertanya kepada Bu nur, tapi sebelumnya saya akan
mengorientasikan kepada Bu Nur dan keluarga mengenai fasilitas
ruangan, perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat, dokter
yang bertanggung jawab serta jadwal visitnya dan tata tertib ruangan.
Tujuannya untuk menjaga kenyamanan ibu dan keluarga. Waktunya
sekitar 20 - 25 menit dan dilakukan ditempat ini. Apakah Bu nur siap ?
Pasien : iya monggo
PP : pertama mengenai fasilitasi ruangan ini di sebelah kanan atau kiri ada
lemari kecil, bisa dipakai untuk menyimpan pakaian ganti keluarga, di
bagian sana ada kamar mandi jadi bisa mandi dan buang air disana,
tempat tidur ini bagian bawahnya ada pemutarnya yang sebelah kanan
untuk menaikkan bagian kaki dan sebelah kiri untuk menaikkan kepala,
diatas tempat tidur ada bell, jika membutuhkan sesuatu dapat menekan
bell kami akan datang (kemudian sambil membacakan dan menjelaskan
formulir penerimaan pasien baru yang tersedia). Ada 2 perawat yang
akan merawat mbak selama dirawat sini dan menyuntikkan obat ya buk,
dan dokter yang bertanggungjawab atas mas itu dokter Muwardi
Sp.Bedah, jadwal visitnya setiap pagi, dokter akan datang memeriksa ibu
dan melihat perkembangan ibu. Ketiga tata tertib ruangan ini tidak
diperkenankan merokok dan mohon bantuan untuk menjaga kebersihan
ruangan ini dan jam kunjung disini dibatasi. Jam kunjung pagi dari
09.00-11.00, jam kunjung sore dari 14.00-17.00. Jam kunjung malam
dari 06.00-19.30 karena masih dalam suasana pandemi jadi kunjungan
untuk sementara masih di tiadakan. Penunggu maksimal 2 orang, jadi
apabila ada kerabat yang menjenguk tidak disarankan, di depan
disediakan tempat duduk untuk bersantai. Sebelum dilanjutkan ada yang
ingin ditanyakan, bu ?
Pasien dan Keluarga : tidak ada.
PP : baiklah, lanjut ke pengkajian ya bu saya yang akan melakukannya . saya
mau tanya terlebih dahulu, keluhan yang dirasakan sekarang apa ?
Pasien : saya masih merasa pusing dan mual, nyeri perut sudah berkurang sehabis
di suntik obat di UGD, tapi nyeri perut masih pak.
PP : (sambil mencatat keluhan pasien). apakah ibu dulu punya riwayat asam
lambung ? atau ada riwayat penyakit yang lain, yang perlu saya ketahui ?
Pasien : tidak ada pak
PP : ibu ada alergi obat atau makanan, tidak?
Pasien : tidak pak
PP : baiklah buk sudah selesai . sebelumnya bagaimana perasaanya sudah
diorientasi ?
Pasien : senang sus.
PP : baiklah ada yang ingin ditanyakan lagi mbak ?
Pasien : tidak sus, sudah cukup.
PP : kalau begitu kami permisi dulu ya buk.
PP dan perawat associate pun meninggalkan ruangan pasien.
Post penerimaan pasien baru
Karu datang dan memberikan reward (ucapan) pada Perawat Pelaksana dan
perawat associate di Ruang perawat yang sedang melaksanakan intervensi
keperawatan untuk Ny. Nurmiati.
Karu : Bagaimana tadi persiapan penerimaan dan orientasinya ?
PP : Tadi sudah di lakukan, sudah beres pak.
Karu : Baik, terima kasih ya atas bantuannya, untuk kedepannya semoga lebih
baik lagi ya
Karu pun meninggalkan Ruang perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih bahasa :
Dika Sukmana. Jakarta
---. 2003. Kumpulan materi kuliah Manajemen Keperawatan : Disampaikan pada
perkuliahan PSIK FK Unair (tidak dipublikasikan).
Contoh :
LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU

Nama : Ny. Nurmiati No. Reg : 012.345


Alamat : Lamongan Dx Medis : Susp Peritonitis
No. Telp : 08123456789 Tanggal : 10 Februari 2022
Penjelasan tentang :
1.  Memperkenalkan diri
2.  Perkenalkan perawat yang bertanggung jawab
3.  Perkenalkan dokter yang bertanggung jawab
4.  Penjelasan akan aturan RS (tata tertib)
a. Fasilitas e. Jadwal dokter visite
b. Jam berkunjung f. Waktu makan
c. Penunggu pasien
d. Waktu kegiatan perawatan (pemberian obat)
5.  Perkenalkan ruangan/lingkungan
a. Kamar mandi d. Tata usaha
b. Musholla e. Farmasi
c. Ruang perawat f. Spoelhok
6. Penjelasan
 sistem sentralisasi obat
7. Perkenalan
 pasien baru dengan pasien lain yang sekamar
8.  Dilarang membawa barang berharga
9.  Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang
telah disampaikan

Saya menyetujui dan bersedia mematuhi tata tertib dan konsekuensinya


selama saya dirawat di Ruang Melati sesuai dengan yang telah dijelaskan.
Keterangan : isi dengan ”” jika sudah dilakukan

Lamongan,10 Februari 2022

Perawat Pasien/Keluarga

(Nebry A) (Athirotul w)
SERAH TERIMA PASIEN PINDAHAN Nomor 0 0 0 0 0 7
Rekam
Medis

No.
0 0 0 0 1 2 3 4 5

Registrasi

Nama : Ny. Nurmiati Dokter IGD : dr. Damar


Umur : 25 Tahun ____________________________
Dari : UGD Dokter Consul : dr. Muwardi
R,Sp.B
____________________________
Ke : Melati
___________________________
Tanggal : 10 Februari
2022
___________________________
DIAGNOSA :
Susp Peritonitis
KEADAAN PENDERITA :
Nyeri perut, demam, mual dan muntah
TERAPI DAN SISA OBAT :
Asering 1500 cc/24 jam 18 tpm,
omeprazole 2x6,25 mg , antrain 3x 1000mg
ondansentron 1x4 mg, Ceftriaxone 2x1000mg
DIET :
Sementara Puasa sampai dilihat dokter bedah
…………………………………………………………………………
LAMPIRAN :  RONGENT USG EKG CT – SCAN
ECHO EEG PA  LAB
LAIN-LAIN :
…………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..

Perawat yang memindahkan Keluarga Pasien Perawat yang menerima

(Sri meriska) (Nebry anggoro)


Athirotul W
Tanda tangan / nama terang Tanda tangan / nama terang Tanda tangan / nama terang

Contoh :
Kuesioner Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Perawat

No. Responden : 00.00.07


Tanggal MRS : 10 februari 2022
1. Perawat bersikap sopan dan ramah ketika melaynurmiati anda
ya  tidak  kadang-kadang
2. Perawat memperkenalkan diri kepada anda
ya  tidak  kadang-kadang
3. Perawat menjelaskan peraturan/tata tertib rumah sakit saat anda masuk
rumah sakit pertama kali
ya  tidak  kadang-kadang
4. Perawat menjelaskan tempat-tempat yang penting (kamar mandi, ruang
perawat, tata usaha, dll) untuk kelancaran perawatan
ya  tidak  kadang-kadang
5. Perawat menjelaskan tujuan perawatan pada anda
ya  tidak  kadang-kadang

6. Kepala ruangan/perawat menunjukkan tentang perawat yang bertanggung


jawab pada anda
ya  tidak  kadang-kadang
7. Perawat memperhatikan keluhan anda
ya  tidak  kadang-kadang
8. Perawat memberikan keterangan tentang masalah yang dihadapi anda
ya  tidak  kadang-kadang
9. Perawat memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan
ya  tidak  kadang-kadang
10. Perawat meminta persetujuan kepada anda/keluarga sebelum melakukan
tindakan
ya  tidak  kadang-kadang
11. Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan sebelum
melakukan tindakan
ya  tidak  kadang-kadang
12. Perawat menjelaskan resiko/bahaya tindakan pada anda sebelum
melakukan tindakan
ya  tidak  kadang-kadang
13. Perawat memantau keadaan anda secara rutin
ya  tidak  kadang-kadang
14. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya
diri
ya  tidak  kadang-kadang
15. Perawat selalu berhati-hati dalam melakukan tindakan
ya  tidak  kadang-kadang
16. Perawat menilai kembali keadaan anda setelah melakukan tindakan
keperawatan
ya  tidak  kadang-kadang
Kritik dan Saran :
……………………………………………………………..

Lamongan, 10 Februari 2022


(Athoritul w)
Contoh :
TATA TERTIB BERKUNJUNG / MENJAGA PASIEN RSI NASHRUL
UMMAH LAMONGAN

1. Jam/waktu berkunjung:
- Pagi : pukul 10.00 s/d 14.00 WIB
- Sore : pukul 16.00 s/d 20.00 WIB
- Mengunjungi pasien di luar jam berkunjung, wajib mengajukan ijin
kepada kepala ruangan.
2. Penjaga Pasien jika diperlukan, di ijinkan max 2 orang.
3. Pengunjung tidak diperkenankan / dilarang membawa anak di bawah usia 5
(lima) tahun untuk mencegah penularan penyakit pada anak sehat.
4. Untuk kepentingan kesembuhan / ketenangan pasien diharapkan tidak
menimbulkan kegaduhan dan ikut menjaga kebersihan dan kerapian/
ketertiban kamar pasien, beserta lingkungannya.
5. Pasien dan penunggu pasien tidak diperbolehkan;
- Membawa peralatan elektronik (TV, Radio, Tape Recorder, Kipas Angin,
dll).
- Untuk kenyamanan dan kesehatan bersama, maka pasien dan penjaga
pasien/ pengunjung dilarang merokok di lingkungan Rumah Sakit.
- Penjaga / pasien diharapkan tidak membawa barang berharga. Rumah
Sakit tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan yang terjadi.

Lamongan, 10 Februari 2022


KOP RSI Nashrul Ummah Lamongn
NO. RM : 00.00.07 RM.

Telp. (022) 6654852 – 6652774 – 6654397 Fax: 66544875


NAMA :Ny. Nurmiati (L/P) 05
TGL LAHIR : 10-02-1995

ASESMEN AWAL KEPERAWATAN RAWAT INAP


(Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruangrawat)

Tanggal : 10 Februari 2022 Jam : 10.00 WIB Umum/Asuransi/BPJS


Sumber data Auto AnamnesaAlloAnamnesa …………………………
Rujukan  Tidak  Ya,  RS………………....... Puskesmas…………………………
 Dokter…………….. Bidan…………………………………..
Diagnosis dirujuk………………………………………………………
Cara Masuk Pernah Dirawat Di RS.Lamongan
RS Tidak
Jalan kaki  Ya Diagnosa : ………………………. Ruangan :……………………
Kursiroda Kapan : ……………………….
Brankar
Digendong
Asal Masuk : IGD Poliklinik…………………….
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri perut, mual muntah 4x sejak semalam (09/2/22) . Pasien demam suhu 38
C ................................................................................................................................................................
...
Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini
……………………………………………………………………………….......................................
RIWAYAT IMUNISASI
 BCG  Polio ................kali  Hepatitis B...........kali  DPT ............kali
 Campak…….kali  Lainnya: ………………………………………….
RIWAYAT PERSALINAN
Spontan  Vacum Forceps  SC
Ditolong oleh  Dokter  Bidan  Lainnya.............
BB: .............gram PB:………..cm
Keadaan saat lahir Segera menangis  Tidak segera menangis
RIWAYAT OPERASITidak Ya, jenisnya........................... Kapan
…………………………
RIWAYAT TRANSFUSITidak  Ya , Berapa kali : ……. Golongandarah
…….
ReaksiTranfusi Ya, reaksi yang timbul .................................................
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran Compos Mentis Apatis  Sommnolen 
Soporous/Koma...........................
KeadaanUmum : cukup .BeratBadan : 60 Kg
Tanda-Tanda Vital TD : 130/ mmHg HR : 90 x/i Teratur Tidak teratur
RR : 20 x/i Suhu : 39⁰C

Luka………………………………………..
IsokorNurmiatisokor………………….
Sumbatan………………………………….
Benjolan………………………………….
Benjolan………………………………….
Benjolan………………………………….
tegang ………………………………….
k Normal …………………………………..
LemahBawahKuatLemah
BaikDehidrasiLuka yaTidak

Ya Tidak
Murmur Gallop

RIWAYAT ALERGI
TidakYa
Jenis Alergi Obat : ……………. ReaksiAlergi : ………………………………………
Makanan : …………… ReaksiAlergi : ………………………………………
Lain-lain : …………… ReaksiAlergi : ………………………………………
Gelangtandaalergidipasang (bewarnamerah)
ASESMEN NYERI
1. MetodeFlacc Scale(Untukusia 3 bulan - 6 tahun)
Score Nilai
Kategori
0 1 2 Score
Menyeringai,
Face Tidak ada ekspresi mengerutkan dahi, Dagu gemetar, gerutu
(Wajah) khusus, senyum tampak tidak tertarik berulang (sering)
(kadang-kadang)
Menendang, kaki
Leg (Kaki) Posisi normal atau santai Gelisah, tegang
tertekuk
Berbaring tenang, posisi Menggeliat, tidak bisa
Activity Kaku atau tegang
normal, gerakan mudah diam, tegang
Merintih, merengek,
Cry Terus menangis,
Tidak menangis kadang-kadang
(Menangis) berteriak
mengeluh,
Dapat ditenangkan
Consolability
dengan sentuhan, Sering mengeluh,
(Kemampua Rileks
pelukan, bujukan, dapat sulit dibujuk
n Consol)
dialihkan
Skala 0 = Nyaman, Skala 1 – 3 = Kurangnyaman, Skala 4 – 6 =
NyeriSedang,
Skala 7 – 10 = NyerihebatTotal Score
HasilSkrining

Bila usia> 6– 18 TahuntahunmenggunakanNumeric Scale (lihatpanduanpengkajiannyeri)


2. MetodeWong Baker Paint ScaledanNumeric Paint Scale(Untuk usia >6 tahun)
Nyeri Tidak □Ya,Sifat□Akut □Kronis

1. Kualitas nyeri :  Nyeri tumpul  Nyeri tajam  Panas/terbakar


2. Menjalar :  Tidak  Ya, ke Belakang perut
3. Skor nyeri :5
4. Frekuensi nyeri :  Jarang  Hilang timbul  Terus Menerus
5. Lamanya nyeri : …………….
6. Lokasi nyeri : Lapang Perut

Hasilskrining :

3. MetodeWong Baker Paint ScaledanNumeric Paint Scale(UntukpasienDewasa)


Nyeri  Tidak Ya,SifatAkut Kronis

1. Kualitas nyeri :  Nyeri tumpul  Nyeri tajam  Panas/terbakar


2. Menjalar :  Tidak  Ya, ke …………………………
3. Skor nyeri : …………….
4. Frekuensi nyeri :  Jarang  Hilang timbul  Terus Menerus
5. Lamanya nyeri : …………….
6. Lokasi nyeri : …………….
7. Faktor-faktor pemicu / yang memperberat
……………………………………………………………………………………
8. Faktor-faktor yang mengurangi / menghilangkan nyeri
……………………………………………………………………………………

HasilSkrining :

SKRINING GIZI
(Ceklis skor sesuai dengan jawaban, total skor adalah jumlah skor yang dilingkari)
No Parameter Skor
1. Apakah pasien tampak kurus?
Tidak 0
Ya 1
2. Apakah terdapat penyakit atau keadaan berikut yang mengakibatkan pasien berisiko
mengalami
malnutrisi ?
Diare kronik (lebihdari 2 minggu)
Penyakit Jantung Bawaan
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Kanker
Penyakit hati kronik
Penyakit Ginjal kronik
TB Paru
Luka bakar luas
Kelainan anatomi daerah mulut yang menyebabkan kesulitan makan (misal: bibir
sumbing)
Trauma
Kelainan metabolic bawaan
Retardasi mental
Keterlambatan perkembangan
Rencana/paskaoperasi mayor (misal: laparotomi, Torakotomi)
Terpasang stoma
Lain-lain (berdasarkanpertimbangandokter) ……………
Tidak 0
Ya (≥ 2 kriteria) 2
3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut?
Diare ≥ 5 kali/haridanataumuntah> 3 kali/haridalamsemingguterakhir
Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
Tidak 0
Ya ( ≥ 1 kriteria) 1
4. Apakah terdapat penurunan berat badan atau tidak ada penambahan berat badan (bayi< 1 tahun)
selama beberapa minggu/bulan terakhir?
Tidak 0
Ya 1
Total skor 0
Hasil total skor :
0 : Berisiko rendah, ulangi skrining setiap 7 hari
1-3 : Berisiko menengah, dirujuk ke Tim Terapi Gizi (TTG),monitor asupan makan setiap 3 hari
≥ 3: Berisiko tinggi, dirujuk ke Tim Terapi Gizi (TTG), monitor asupan makan setiap hari
Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan diagnosis / kondisi khusus dilakukan pengkajian lanjut oleh Tim
Terapi Gizi (TTG).
Sudah dilaporkan ke Tim Terapi Gizi: □Ya, tanggal & jam ..................□Tidak
PENILAIANRISIKO JATUH(Skala Humpty Dumpty)
Parameter Kriteria Skor
Usia Dibawah 3 tahun 4
3 - <7 tahun 3
7 - <13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis terkait neurologis 4
Perubahan dalam oksigenisasi (masalah saluran nafas, dehidrasi, 3
anemia, anorexia, sinkop/sakit kepala, dll)
Gangguan tingkah laku dan kejiwaan 2
Diagnosis lain 1
Gangguan Tidak sadar terhadap keterbatasan 3
Kognitif Lupa keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1
Faktor 1. Riwayat jatuh dari TT saat bayi/anak 4
Lingkungan 2. Bayi (≤ 1 bulan) atau balita (≤ 3 tahun) yang menggunakan tempat
tidur besar
1. Pasien menggunakan alat bantu 3
2. Bayi (≤ 1 bulan) atau balita (≤ 3 tahun) yang menggunakan box
3. Furniture atau pencahayaan yang kurang baik
Pasien berada di tempat tidur 2
Area rawat jalan 1
Respon tubuh Dalam 24 jam 3
terhadap Dalam 48 jam 2
sedasi, >48 jam 1
anastesi, bedah
Penggunaan Bermacam-macam obat yang digunakan obat sedative (kecuali pasien 3
obat ICU, yang menggunakan sedasi dan paralisis) hipnotik, barbiturate,
fenotiazin, antidepresan, laksans/diuretika, narkotik
Salah satu dari pengobatan diatas 2
Pengobatan lain 1
Total Score 8
HASIL PENGKAJIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA
Gerakan kasar/motorik kasar : ..........................................................................................................
Gerakan halus/motorik halus : ..........................................................................................................
Komunikasi/ berbicara : ..........................................................................................................
Sosial & kemandirian : .........................................................................................................
Gangguan tumbuh kembang :  Ya  Tidak
Bila terdapat masalah tumbuh kembang lapor ke DPJP
Sudah dilaporkan ke DPJP : Tgl ……………………… Jam:…………WIB
STATUS PSIKOLOGIS
CemasTakut Marah SedihKecendrungan bunuh diriLain-lain
Anak kandungYaTidak Penelantaran fisik / mentalYa Tidak
Penurunan prestasi sekolah YaTidak
Gangguan tumbuh kembang YaTidak
Kekerasan fisik Tidak pernah Pernah Jelaskan :
……………………………………………...
Bila terdapat masalah psikologis, pasien dikonsulkan ke psikiater/psikolog melalui DPJP

STATUS SOSIAL EKONOMI


SaudaraKandung, jumlah 2 org  Tiri, jumlah : …… org
Pendidikan saat iniBelum sekolah SD SMP  SMA Perguruan Tinggi
Tinggal bersamaOrangtua Lainnya, sebutkan hubungannya………………..Nama :
……………………...

SKRINING FAKTOR RISIKO PASIEN PULANG


Rencana tanggal pasien pulang :Apakah orang tua/keluarga tahu rencana pulangnya? YaTidak
Prakiraan lama rawat : 6 hari Prakiraan tanggal pulang : 31 Agustus
2021
No FaktorRisikoPasienPulang Ya Tidak Keterangan
1 Apakah pasien perlu pelayanan Home Care? 
2 Apakah pasien perlu pemasangan implan? 
3 Apakah pasien telah dilakukan pemasangan alat? 
4 Apakah pasien perlu dirujuk ke Tim Terapis? 
5 Apakah pasien perlu dirujuk ke ahli gizi? 
6 Apakah ketika pulang masih ada perawatan 
Lanjutan yang harus dilakukan di rumah?
7 Lain-lain 
KEBUTUHAN EDUKASI
Edukasi diberikan kepada
□ Pasien Keluarga (Hubungan dengan pasien ...Ibu kandung.......................)
Bahasa sehari-hari Indonesia , aktif/ pasif Daerah, jelaskan.. Jawa
Kebutuhan edukasi
Proses penyakit Pengobatan dan tindakan
Diet dan Nutrisi Rehabilitasi
Manajemen Nyeri
Lain-lain………………………………………………
MASALAH KEPERAWATAN
Nyeriakut/kronisResikoinfeksi
 HipertermiKejangberulang
PolanafastidakefektifDefisit volume cairan
KetidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhanGangguanpertukaran gas
□GangguanmobilitasfisikBersihanjalannafas
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….

Lamongan, 10 februari 2022


Perawat yang melakukan asesmen Perawat Penanggung Jawab Pasien

(Tri Suci I) (Nebry Anggoro S)


Nama jelas& Tanda tangan Nama jelas& Tanda tangan
PROPOSAL

PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT PRAKTIK MANAJEMEN


KEPERAWATAN DI RUANG MELATI RSI NU LAMONGAN

Di Sususn Oleh :
ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.
CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. SRI MERISKA M, S.Kep.
NURMIATI, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2022
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO
DI RUANG MELATI RSI NU LAMONGAN

BAB I
PROPOSAL
KEGIATAN PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT
1.1 Pendahuluan
Dewasa ini harga obat/alat kesehatan sangatlah tinggi dan mahal, diluar
jangkauan masyarakat terutama bagi klien yang dirawat di rumah sakit yang
mayoritas menggunakan berbagai merek obat paten bagi setiap klien.Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat.Respon yang
ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya (Nursalam, 2007).Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat
pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan
oleh perawat.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian
pada pasien.Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit
dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik.
Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau
timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat
yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena
itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar - benar
dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara
material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien
terhadap perawat juga semakin meningkat.
Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan salah satu peran
perawat, oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu digalakkan lagi
sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalisir.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat secara maksimal

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mampu mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek samping
obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan di Melati RSI Nashrul
Ummah Lamongan
2. Menyeragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta
mengamankan obat - obat yang dikelola di Melati RSI Nashrul Ummah
Lamongan.
3. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi di Melati RSI
Nashrul Ummah Lamongan.
4. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolahan sentralisai obat di Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan.
5. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan keperawatan
yang telah diberikan di Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
1.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
2. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
3. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat.
1.3.3 Bagi institusi
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolahan sentralisaisi obat
2. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN SENTRALISASI OBAT
2.1 Pengorgnurmiatisasian
Penanggung Jawab : Tri Suci Imbarwati
Kepala ruangan : Nebry Anggoro
Perawat Primer : Ardytama K
Perawat Pelaksana : Ways Al Qorni
Pasien : Cholik J
Keluarga Pasien : Athirohtul W

2.2 Sasaran
Klien dan Keluarga yang MRS Di Ruang Melati RSI NU Lamongan
2.3 Pelaksanaan
Hari : Jum’at
Tanggal : 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan
2.4 Instrumen
1. Informed consent / surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat.
2. Format serah terima obat dari farmasi.
3. Format pemberian obat oral dan injeksi.
4. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat.

2.5 Mekanisme kegiatan


No Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana
1 Persiapan PP ke Karu Kantor 5 menit PP
1. PP Perawat/nur
mengucapkan salam se station
dan melaporkan
kegiatan sentralisasi
kepada Karu untuk
pasien baru yang
belum disentralisasi
obat
2. Karu
menanyakan Karu
persiapan
sentralisasi obat
3. PP menyebutkan hal- PP
hal yang sudah
disiapkan
4. Karu memeriksa Karu
kelengkapan
administrasi
sentralisasi obat
(meliputi : informed
consent, format
pemberian obat oral
dan injeksi, lembar
serah terima obat)

2 Pelaksan 1. Karu, PP dan PA ke Nurse 10 Karu,


aan kamar pasien untuk StationKam menit PP,PA
melaksanakan ar pasien
sentralisasi obat
2. Karu memberi
salam pada klien/ Karu
keluarga dan
mempersilahkan PP
untuk menjelaskan
tentang sentralisasi
obat
3. PP menjelaskan
tentang tujuan,
manfaat sentralisasi PP,
obat serta inform keluarga
concent, format pasien
serah terima, format
pemberian obat.
4. Dan PP
menjelaskan tentang
obat dan memberi
kesempatan
keluarga bertanya.
5. PP meminta
persetujuan pada
keluarga untuk
dilakukan PP
sentralisasi obat.
6. PP dan keluarga
pasien menghitung
jumlah obat dibantu
PA kemudian PP dan PA
didokumentasikan.
7. Karu,PP dan PA
kembali ke nurse
station sambil
menbawa obat- Karu,PP,
obatan yang telah PA
disentralisasikan.
8. PP dan PA
menyiapkan obat
sesuai program
terapi: PP dan PA
 Obat oral
 Obat injeksi
3 Evaluasi Karu mengecek Nurse 5 menit Karu
kembali kelengkapan Station
dokumentasi obat ,
inform consent dan
memberi reward kepada
PP dan PA

2.6 Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dilakukan pada saat klien MRS Di Ruang Melati RSI NU
Lamongan
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
3) Penyusunan proposal
2. Evaluasi Proses
1) Kelancaran kegiatan
2) Peran serta perawat yang bertugas
3. Evaluasi hasil
1. Klien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada
petugas
2. Mampu mengelola obat klien dengan tepat dan benar
3. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi
4. Klien dan keluarga merasa puas dengan pengelolahan sentralisasi obat
BAB III
MATERI SENTRALISASI OBAT

3.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam,2012)

3.2 Tujuan
3.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolahan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat secara maksimal.
3.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek samping
obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan.
2. Menyeragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta
mengamankan obat-obat yang dikelola.
3. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
4. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolahan sentralisai obat.
5. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan keperawatan
yang telah diberikan.

3.3 Manfaat
3.3.1 Bagi klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat.
3.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
2. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien.
3. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat.
3.3.3 Bagi institusi
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolahan sentralisaisi obat
2. Terciptanya model asuhan keperawatan professional

3.4 Pengorganisasian peran


1. Kepala ruangan
1) Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan mal praktek
2) Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi
3) Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi
2. Perawat Associate
1) Menjelaskan tujuan dilaksanakan sentralisasi obat
2) Menjelaskan manfaat dilaksanakan sentralisasi obat
3) Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
3. Perawat Pelaksana
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien
dirawat.

3.5 Pelaksanaan
Kegiatan Sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu kedua sampai dengan
minggu ketiga selama mahasiswa praktek di Ruang Melati. Ruangan yang
digunakan dalam mengelola sentralisai obat adalah ruang nurse station dan ruang
perawatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dengan
klien dan keluarga dengan komunikasi terapeutik untuk menyakinkan klien agar
bersedia mengikuti pengelolaan sentralisasi obat.
3.6 Metode Sentralisasi Obat

Metode yang digunakan pada sentralisasi obat yaitu dengan metode one
days one dose (1 hari 1 dosis)
3.7 Teknik Pengelolahan Sentralisasi Obat
Teknik pengelolahan sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana
seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi
diserahkan sepenuhnya kepada perawat.Penanggung jawab penggelolahan obat
adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf
yang ditunjuk.Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat
dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat tersebut.
3.7.1 Penerimaan Obat
1. Obat yang telah diresepkan dan dibeli oleh keluarga pasien diserahkan
kepada perawat disertai dengan lembar serah terimah obat yang mana
sebelumnya mengisi dan menandatangnurmiati surat persetujuan
sentralisasi obat ( informed consent)
2. Perawat menuliskan nama klien, nomer registrasi, jenis obat, jumlah dan
sediaan obat ( bila perlu) dalam kartu control dan diketahui atau
ditandatangnurmiati oleh klien/ keluarga dalam buku penerimaan obat
pasien/keluarga selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan obat tersebut
akan habis
3. Obat yang telah diserahkan oleh klien/ keluarga selanjutnya disimpan
perawat di dalam kotak obat.
3.7.2 Pembagian Obat
1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam buku daftar
pemberian obat
2. Obat-obatan yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian
obat dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diistruksi
dokter(status rekam medik)
3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping obat . Usahakan tempat obat kembali
ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek
samping setelah minum obat.
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang
ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat yang hampir
habis akan diinformasikan kepada pasien/keluarga dan kemudian
dimintakan kepada dokter penanggung jawab klien.
3.7.3 Penambahan Obat Baru
1. Bila terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku obat
masuk dan sekaligus dilakukan dalam kartu sediaan obat.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja), maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku obat masuk dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga/klien dengan control obat.
3.7.4 Obat Khusus
1. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup
mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau
sewaktu saja
2. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan kartu obat khusus
yang dilakukan oleh Perawat Associate
3. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian
dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga
setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat
pemberian obat.
3.7.5 Pengembalian Obat
Bila klien pulang dan obat masih sisa maka untuk obat resep umum dapat
ditukarkan oleh klien/keluarga ke depo farmasi, dan untuk obat resep askes jika
ada sisa obat tetap disimpan di ruangan.
3.8 Alur Pelaksanaan Sentralisai Obat

Resep Dokter
Diberikan

Perawat / Petugas
Menyerahkan

farmasi

Umum BPJS

perawat /petugas menginformasikan Ruangan


tagihan

Keluarga
Membayar saat pulang

Farmasi
mendistribusikan obat ke

Ruangan

Pasien

Gambar 2 : Alur pelaksanaan sentralisasi obat di ruang melati RSI NU


Lamongan
3.9 Evaluasi
3.9.1 Evaluasi Struktur
Sebelum pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan inform consent.
Pelaksanaanya yang bertanggung jawab adalah kepala ruangan yang
didelegasikan kepada PA yang bertugas.
3.9.2 Evaluasi Proses
Kelancaran proses sesuai dengan rencana dan alur yang ada. Perawat yang
bertugas sesuai perannya.
3.9.3 Evaluasi Hasil
1. Klien menerima sentralisasi obat
2. Perawat Mampu mengelola obat klien : pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai dengan prinsip 6T + 1 W dan mendokumentasikan hasil
pengelolahan sentralisasi obat.

3.10 Skenario Role Play


DIALOG SKENARIO ROLE PLAY SENTRALISASI OBAT
Narator/Sutradara : Endang Ristyowati
Penanggung jawab : Tri suci I
Kepala ruangan (Karu) : Nebry Anggoro
Perawat Primer (PP ) : Ardytama K
Perawat Pelaksana (PA) : Ways Al Qorni
Pasien (Px) : Cholik J
Keluarga Pasien (KP) : Athirotul W

Setelah melakukan anamnesa, Perawat Associate kembali ke nurse station


dan meminta ijin kepada karu untuk melaksakan sentralisasi obat pasien.
PP : “selamat siang Pak”
Karu : “iya selamat siang, ada apa pak?”
PP : “pak, bagaimana jika sekarang dilakukan sentralisasi obat untuk
pasien Tn.Cholik tadi?”
Karu : “oh, ya silahkan. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan
instrumennya?”
PP : “instrumen yang dibutuhkan diantaranya ;
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari atau kotak sentralisasi obat, tempat obat dan nampan
(kita sudah memiliki)
3. Tanda bukti serah terima dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi”
Karu : “untuk formatnya bisa saya lihat?”
PP : “ini pak” (menunjukkan format)
Karu : “baik, saya rasa persiapannya sudah lengkap dan bisa dilakukan
sekarang, jangan lupa nanti minta tanda tangan dan memberi tahu
jadwal obat yang akan di berikan,obatnya apa aja,dan untuk berapa
hari obatnya nanti di jelaskan ya”
PP : “baik pak, nanti saya akan jelaskan terima kasih atas ijinnya”
Perawat Associate memanggil perawat pelaksana
PP : “saudara ways?”
PA : “iya pak”
PP : “bagaimana jika segera dilakukan sentralisasi obat pada pasien baru
Tn.C?’
PA : “ya pak, apa yang harus saya lakukan sekarang?”
PP : “kita bagi tugas, saya siapkan lembar persetujuannya dan pak ways
yang memanggil keluarga pasien”
PA : “baik pak, segera saya lakukan”
PP : “terima kasih banyak”
PA : “sama-sama” (jalan menuju ruangan)
Setelah itu Perawat Pelaksana berjalan menuju ruang kelas III
PA : “selamat siang dengan keluarga pasien Tn.Cholik?”
KP : “Iya sus, saya Saudara dari Tn.C, ada apa ya?”
PA : “sesuai dengan prosedur keselamatan dan kenyamanan pasien selama
dirawat di Ruang Melati, maka saya akan meminta persetujuan untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat
adalah untuk menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan.
KP : “Baik, saya setuju. Selanjutnya bagaimana sus? Kami belum memiliki
obat apapun sus.”
PA : “baik pak, nanti akan kami jelaskan lebih rinci di ruangan, sekarang
mbak ikut saya ke ruangan, Kepala tim perawatan yang akan
menjelaskannya”
KP : “baiklah....” (sambil mengikuti PP ke Nurse station)
Di nurse station telah ada PP yang sudah siap dengan data-data yang harus dijelaskan
kepada keluarga pasien.
PP : “silahkan duduk mbak...”(sambil mengikuti PP ke Nurse station)
KP : “iya terima kasih” (sambil duduk)
PP : “iya mbak, tolong disimak baik-baik dan jika ada yang kurang
dimengerti silahkan ditanyakan. Sesuai dengan prosedur standart
keselamatan dan kenyamanan pasien kami akan melaksanakan
prosedur sentralisasi obat. Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat,
yaitu seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat. Tujuan dari pengelolaan obat
adalah untuk menggunakan obat secara bijaksana dan mengindari
pemborosan. sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi. Apakah mbak setuju? Nah di sini Tn.C mendapatkan obat
injeksinya ondansentron 2x1 jumlahnya 2amp obat ini berfungsi
untuk muntah,Rnurmiatitidine 2x1 jumlahnya 2amp obat ini untuk
mual,dan infusnya asering 1500cc/24 jam jumlahnya 3. Jadi nanti
jadwal pemberiannya Tn.C akan dapat 3x suntikan dari masing-
masing obat dengan waktu yang berbeda dan 3x penggantian infus ya
mbak? Sampai di sini apakah ada yang mau di tanyakan mbak? “
KP : “apakah setiap pembelian obat saya harus datang langsung ke apotek
pak?”
PP : “tidak mbak, tetapi alurnya yaitu resep yang sudah dituliskan oleh
dokter akan diantrikan oleh petugas obat untuk diantrikan ke apotik,
kemudian dari apotik jika obat sudah siap maka akan diantarkan ke
ruangan. Setelah itu ruangan menyimpannya dengan baik di ruang
obat tersendiri. Dan di taruk sesuai no bed Tn.C Sehingga obat tidak
mungkin tertukar dengan obat orang lain, dan mbak tidak perlu
bingung dengan masalah obat.”
KP : “oh, jadi begitu ya pak, terima kasih atas bantuan dan penjelasannya.”
PP : “sama-sama mbak, apakah ada yang perlu ditanyakan?”
KP : “sudah sangat jelas pak, terima kasih”
PP : “jika sudah mengerti, saya bantu untuk mengisi berkas format
persetujuan. Ini berkasnya, silahkan dibaca terlebih dahulu.” (sambil
menyerahkan berkas)
KP : “iya terima kasih” (sambil melihat berkas dan menyetujuanya)”
Keluaraga pasien mengisi format persetujuan sentralisasi obat
PP : “sudah mbak ? jika sudah silahkan mbak bertandatangan di format
pernyataan serah terima ini.”
KP : “iya pak, saya setuju dan saya tanda tangan sebelah sini pak.”
PP : “iya mbak benar... baik mbk bisa kembali keruangan dan
menemnurmiati Tn.C nanti ditunggu 15-20 menit untuk kedatangan
obatnya lalu saat tindakan pemberian obat nanti di antar oleh
perawat”
Keluarga pasien keluar dari nurse station dan selang 20 menit resep obat sudah
datang diruangan Melati
PP : “pak ways tolong ini obat untuk Tn.C diatur dalam rak obat pasien
dan diberikan obat untuk siang ini”
PA : “baik pak”
Perawat Primer melimpahkan wewenang mengelola obat dan mendistribusikan
obat pasien kepada perawat pelaksana
PA : “permisi selamat siang pak ?”
PX : “iya sus”
PA : “perkenalkan nama saya perawat Ways, saya perawat pelaksana yang
bertugas pada dinas siang ini. Saya akan memberikan obat injeksi
kepada Tn.Cholik benar ??, sesuai dengan standar aturan keselamatan
pasien, maka sebelum memberikan obat saya akan menanyakan
identitas terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk menjaga hak pasien
dalam penerimaan obat yaitu 6 Benar :
Benar obat, Benar pasien, Benar dosis, Benar rute, Benar waktu,
Benar dokumentasi. Maka dari itu saya akan menanyakan identitas
bapak terlebih dahulu apakah sesuai dengan gelang yang bapak
gunakan. Jadi bapak sebutkan nama dan alamat bapak saya cocokkan
dengan yang tertera digelang. Bisa dipahami pak ?”
PX : “iya sus, nama saya Cholik alamat Laras Liris Lamongan”
PA : “baik bapak identitas yang bapak sebutkan sudah sesuai dengan yang
tertera di gelang bapak. Selanjutnya saya akan menginjeksi obat ini
pada selang infus bapak, saya harap bapak rileks saat saya suntikkan
obatnya. Obat akan terasa sedikit sakit saat memasuki pembuluh
darah bapak. Nanti kalau ada yang ditanyakan lagi atau butuh bantuan
keperawatan bapak bisa memanggil saya diruang keperawatan”
PX : “baik sus terima kasih”
PA : “baik pak kalau begitu saya permisi dulu, selamat siang dan selamat
beristirahat”
Perawat Pelaksana menuju nurse station
PA : “Pak Ardy saya sudah memberikan obat injeksi kepada Tn.C sesuai
standart keamanan pasien dan sentralisasi obat pasien sudah saya
rapikan di loker obat pasien”
PP : “baik pak ways terima kasih sudah bekerja dengan baik.”
“pak nebry tindakan sentralisasi obat pasien Tn.C sudah dilaksanakan
sesuai prosedur keselamatan pasien”
Karu : “baik pak, terima kasih sudah bekerja dengan baik sesuai standart
operasional prosedur”
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Athirotul
Umur : 30 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lamongan
Untuk : ( ) Diri Sendiri ( ) Istri ( ) Suami
( ) Anak ( √) Orang ( ) lainnya
Tua
Nama Pasien : Tn.Cholik
Umur : 60 Th
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Laras Liris Lamongan
Ruang : Melati 5
No.reg :

Menyatakan (setuju/tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi


obat, setelah mendapat penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitu
pengaturan pemakaian obat yang diatur/dikoordinasi oleh perawat sesuai
ketentuan dosis yang diberikan dokter.
Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat
yang bertugas saat itu.
3. Obat dari apotek diserahkan kepada perawat.
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku
serah terima dan ditandatangnurmiati oleh keluarga/pasien dan perawat
yang menerima.
5. Obat akan disimpan di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat
akan diberikan pada pasien/keluarga.
Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang
dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas
tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
Lamongan, 10 Februari 2022
Perawat yang menerangkan, Yang menyetujui,

(.....Ardytama K..........) (…...Athirotul W….....)


Saksi 1 : Perawat Pelaksana

(Ways Al qorni)
FORMAT SERAH TERIMA OBAT
Nama pasien : Tn.Cholik Ruangan : Melati 5
Umur : 60 Th No. Register : -

No Nama Obat Dosis Jumlah TT / Nama terang TT / Nama Terang yang keterangan
yang menyerahkan diserahkan
1 Ondansetron 2x1 2 Ampul
2 Ranitidine 2x1 2 Ampul
3 Asering 1500cc/24 jam 3
1. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SURAT PERSETUJUAN
SENTRALISASI OBAT(INFORMED CONSENT)
1) Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri,
anak, istri, suami,orang tua, dan lain-lain.
2)  Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien
yang bersangkutan.
3) Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4) Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent
(yaitu diawal klien MRS).
5) Format ditandatangnurmiati oleh perawat yang menerangkan dan klien
yang menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-
saksi.

2.     PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PEMBERIAN OBAT


1) Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.
2) Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis,
dan cara pemberian.
3) Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.
4) Kolom jumlah sediaan awal diisi jumlah obat yang diterima dari kelg/depo
farmasi
5) Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta nama
perawat atau paraf.
6) Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih
ada setelah pemberian beserta nama perawat/paraf.

3.    PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN TANDA BUKTI SERAH TERIMA


OBAT
1) Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima
obat.
2) Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.
3) Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama
obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4) Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh keluarga.
5) Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang
menerima.
BAB IV
PENUTUP

Demikianlah proposal ini disusun, kami yakin bahwa terlaksananya semua


agenda Role Play Sentralisasi Obat, sepenuhnya menuntut partisipasi dan
kerjasama semua pihak, atas dasar itulah kami mengajak semua pihak untuk dapat
terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya pemberdayaan
kesehatan masyarakat demi mengurangi beban pemerintah dan meningkatkan
pembangunan daerah melalui pelayanan prima melalui manajemen keperawatan.
Atas perhatian dan kerja samanya, kami sampaikan terimakasih.
PROPOSAL
PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG MELATI
RSI NASHRUL UMMAH
LAMONGAN
Periode 31 Januari - 28 Februari 2022
Disusun Sebagai Syarat Dalam Mencapai Kompetensi Manajemen Keperawatan

Anggota:

ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.


CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. SRI MERISKA M, S.Kep.
NURMIATI, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal pelaksanaan Timbang Terima ini telah disetujui dan diterima


untuk memenuhi tugas praktek Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian
Husada Mojokerto Departemen Manajemen Keperawatan di Ruang Melati RSI
NASHRUL UMMAH Lamongan pada :

Hari :
Tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik


STIKES Dian Husada Mojokerto Ruang Melati RSI NASHRUL
UMMAH Lamongan

Luthfiah Nur Aini,S.Kep., Ns., M.Kep M. Fakih efendi,S.Kep.Ns,S.Pd.I


NPP : 10.02.035 NIK. 000010

Kepala Ruangan
Melati RSI NASHRUL UMMAH Lamongan

Sukirno, S.Kep.Ns
NIK. 080003
BAB I
KEGIATAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA

1. Latar Belakang
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme
pelayanan keperawatan. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat
dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran
dan fungsi mandiri perawat.  Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang
lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya
adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien. Timbang terima
merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh Perawat Associate
antar shift secara tulisan dan lisan.
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik,
maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan
karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian
tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan
keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan pasien. Kegiatan timbang
terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan
kualitasnya. Nursalam (2012), menyatakan timbang terima adalah suatu cara
dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Menurut handover adalah waktu dimana terjadi perpindahaan atau transfer
tanggung jawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain di
Rumah Sakit.

2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Bertujuan untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan.
2) Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi perawat
2. Menjelaskan tentang orang yang akan bertugas selanjutnya
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
4. Menjelaskan tentang medis (dokter yang menangnurmiati dan jadwal
kunjungan)
5. Meningkatkan observasi terhadap pasien
6. Melakukan/melengkapi pengkajian pasien.

3. Manfaat
1) Bagi Klien
Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan dan menghindari kesalahan tindakan selanjutnya kepada
klien
2) Bagi perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik,
c. Meningkatkan kemampuan komunikasi perawat
3) Bagi institusi
a. Terciptanya model asuhan keperawatan profesional
b. Terlaksananya standar timbang terima pasien untuk meningkatkan
kepuasan pasien.
4. Pengorganisasian
Pelaksanaan timbang terima
Hari / Tanggal : Jum’at, 18 Februari 2022
Pukul : 09.00 WIB
Pelaksana : Karu, PA, PP
Tempat : Ruang Melati
Sasaran : Pasien di ruangan Melati
Materi : Perkenalkan diri dan perawat yang bertanggung jawab, menanyakan
perkembangan atau kondisi saat ini kepada pasien, menanyakan
keluhan saat ini kepada pasien, penjelasan tentang terapi obat apa
yang akan dilakukan selanjutnya kepada pasien, perkenalkan diri
kepada pasien untuk perawat jaga selanjutnya.
Metode : penjelasan, diskusi dan tanya jawab
Media : 1. Lembar observasi atau lab pasien
2. Lembar dokumentasi pemberian obat
3. Lembar status pasien

5. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Penerimaan timbang terima, identitas, diagnosa
klien
Hari/tanggal : Jum’at, 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Di Ruang Melati RSI NU Lamongan

6. Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan timbang terima Lembar observasi
atau lab, Lembar dokumentasi pemberian obat, Lembar status pasien

7. Mekanisme Kegiatan
Topik : Timbang Terima
Sasaran : perawat dinas sebelumnya ke perawat dinas
selanjutnya
Hari/tanggal : Jum’at / 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
- Persiapan - Karu memberitahu ke 5 menit Ruangan Karu
perawat bahwa sebentar pasien PP
lagi timbang terima
dengan perawat yang
shif selanjutnya.
- Karu, PP, PA dan
perawat yang shif
selanjutnya
menyiapkan hal-hal
yang diperlukan dalam
timbang terima pasien.
- Karu memantau
timbang terima
- Pelaksanaan - PP dan PA 15 menit Ruangan Karu
menyampaikan hal apa pasien PP
saja yang di butuhkan PA
pasien selanjutnya dan
menyampaikan
tindakan apa saja yang
di lakukan sebelumnya
- PP dan PA
menunjukkan dan
menjelaskan data
pasien kepada perawat
yang akan shift
selanjutnya yang
tercantum dalam
lembar status pasien,
status lab pasien dan
status pemberian obat
pasien
- Karu juga memantau
timbang terima
- PP menanyakan
kembali pada pasien
keluhan yang sekarang
terjadi
- PP berdiskusi kepada
perawat yang shift
selanjutnya apakah ada
pertanyaan seputar
pasien atau tidak
- Penutup - Karu memeberikan 5 menit Nurse Karu

pengarahan pada PP, Station PP

PA dan perawat lainnya


- PP selanjutnya
merencanakan
intervensi keperwatan
PENUTUP

Kesimpulan
Pelaksanaan timbang terima menurut nursalam (2011) pasien bertujuan
untuk menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum, menyampaikan
hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya, tersusunnya
reancana kerja oleh dinas berikutnya.
Saran
Pelaksanaan timbang terima pasien seharusnya semua perawat yang dinas
selanjutnya harus ada dan mengikiuti timbang terima dan perawat dinas
sebelumnya harus menjelaskan secara detail kondisi perkembangan pasien dan
tindakan apa saja yang harus di lakukan selanjutnya.
1. Alur Timbang Terima

Perawat jaga dinas Perawat jaga baru


sebelumnya yang akan dinas
selanjutnya

Pasien

2. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
1) Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar lab
pasien, lembar observasi, lembar obat pasien dan lembar status
pasien.
2. Proses
1) Pasien disambut oleh perawat dinas sebelumnya dan perawat
dinas baru
2) Katim melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan
dibantu oleh perawat lainnya
3) Pasien ditanya keluhan yang terjadi sekarang
4) Perawat melakukan komunikasi teraupetik dengan pasien
3. Hasil
1) Hasil timbang terima pasien didokumentasikan dengan benar
2) Pasien mengetahui tentang perawat dinas selanjutnya
3) Pasien sudah tau tindakan selanjutnya dengan perawat siapa
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Menurut
handover adalah waktu dimana terjadi perpindahaan atau transfer tanggung jawab
tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain di Rumah Sakit.

2. Tujuan timbang terima


1. Menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum
2. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya
3. Tersusunnya dinas kerja untuk dinas selanjutnya

3. Langkah-langkah
1. Tahap Timbang Terima
a. Kedua kelompok dinas dalam keadaan sudah siap
b. Dinas yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-
hal apa yang disampaikan
c. Perawat Associate menyampaikan kepada katim/penanggung jawab dinas
selanjutnya meliputi :
- kondisi atau keadaan pasien secara umum
- tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbang terima
- rencana kerja untuk dinas yang menerima timbang terima
- penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru
- Perawat Associate, katim, dan anggota kedua dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan pasien.
2. Tahap pelaksanaan Timbang terima
a. Timbang terima dilakukan pada setiap pergantian dinas dengan waktu yang
cukup panjang agar tidak terburu-buru
b. Pelaksanaan timbang terima harus dihadiri oleh semua perawat kecuali
dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan pasien
c. Perawat yang terlibat dalam pergantian dinas harus diberitahukan untuk
mengetahui informasi dari dinas selanjutnya
d. Timbang terima umumnya dilakukan dipagi hari, namun timbang terima
juga harus dilakukan pada setiap pergantian dinas/shift
e. Timbang terima pada dinas pagi memungkinkan tim untuk membahas
penerimaan pasieb rawat inap dan merencakan apa yang akan dikerjakan.
f. Timbang terima antar dinas, harus dilakukan secara menyeluruh agar
peralihan ini menjamin perawatan pasien sehingga dapat dipertahankan jika
perawat absen untuk waktu yang lama, misalnya selama ahir pekan atau saat
mereka pergi berlibur

4. Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima


1. Identitas pasien
2. Diagnosa medis pasien
3. Dokter yang menangnurmiati
4. Kondisi umum pasien saat ini
5. Masalah keperawatan
6. Intervensi yang sudah dilakukan
7. Intervensi yang belum dilakukan
8. Tindakan kolaborasi
9. Rencana umum dan persiapan lain
10. Tanda tangan dan nama terang

Naskah Roleplay Timbang Terima


Pemeran Roleplay
1) KARU : Sri meriska
2) PP (Pagi) : Endang Rsityowati
3) PA (Pagi) : Nurmiati
4) PP (Malam) : Athirotul w
5) PA (Malam) : Malindra
6) Pasien 1 : Ardytama
7) Pasien 2 : Nebry
8) Narator : Ways al qorni
9) Penanggung jawab : Nurmiati, Athirotul w

1. Pre Timbang Terima


Di nurse station kepala ruangan membuka timbang terima dan sekaligus
mendata perawat yang dinas malam dan dinas pagi
KARU : Assalamualaikum Wr.Wb pertama-tama marilah kita ucapkan puji
syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat serta karuniya kita
dapat berkumpul di Ruang Melati RSI NU Lamongan secara sehat
ini hari Kamis, 10 Feb 2022 dalam keadaan sehat untuk melakukan
timbang terima.
Pada hari ini akan dilakukan kegiatan timbang terima yang rutin
kita lakukan pada setiap pergantian shift, namun sebelumnya saya
akan mendata perawat terlebih dahulu.
Untuk yang dinas malam PP Thiroh, PA Malindra?
PP Thiroh (malam) : ada bu
PA malindra (malam) : ada bu
KARU : untuk yang akan dinas pagi, PP Endang ?
PP endang (pagi) : Hadir Bu
KARU : PA Nurmiati?
PA mia (pagi) : Hadir bu
KARU : Jumlah pasien saat ini adalah 5 orang dengan tingkat
ketergantungan : minimal care 3 orang, partial care 2 orang,
dan total care 0 orang. Untuk selanjutnya kepada Perawat
Pelaksana yang dinas malam dipersilahkan untuk
menyampaikan dan menjelaskan kondisi masing-masing
pasien saat ini kepada perawat pelaksana yang dinas pagi.
Perawat yang berdinas malam menyampaikan data-data pasien sesuai
dengan keadaan yang ada dan sesuai dengan data yang dicatat, dan
perawat yang berdinas pagi mencatat apa yang disampaikan terkait data
pasien
PP thiroh (Malam) : Assalamualaikum Wr. Wb terimakasih untuk
kesempatan yang diberikan kepada kami untuk menjelaskan
kondisi pasien saat ini. Identitas untuk pasien dengan
tingkat ketergantungan partial care yang pertama, Nama
Tn.ardi dengan diagnosa medis post laparotomi appendiks,
dokter yang menangnurmiati adalah dokter muwardi.
Kondisi umum pasien saat ini lemah dan memerlukan
keperawatan. Pasien juga mengeluh masih merasakan lemas
dan pusing mungkin efek obat drip analgesik. Masalah
keperawatan intoleransi aktivitas. Implementasi yang sudah
dilakukan adalah pemberian obat dengan cara injeksi,
intervensi yang belum dilakukan adalah melakukan
tindakan relaksasi distraksi. Keadaan luka sedikit berair dan
ada rembesan pus.
KARU : Mungkin ada klarifikasi dari bu endang selaku PP pagi ?
bisa ditanyakan langsung.
PP endang (pagi) : Apakah sudah konsul ke dpjp ?
PP thiroh (malam) : belum. Karena dijadwalkan dokter nanti pagi visite.
PP endang (pagi) : Baik
PP Thiroh (malam) : Baik saya lanjutkan. Pasien dengan tingkat
ketergantungan yang kedua adalah Tn. Nebri dengan
diagnosa medis post fraktur radius dexstra, dokter yang
menangnurmiati adalah dokter Bemby. Kondisi umum
pasien saat ini lemah dan masalah keperawatan nyeri akut.
Pasien masih mengeluh nyeri dibagian lengannya dan dari
pihak perawat sudah memberikan obat untuk
menghilangkan rasa nyerinya. Masalah keperawatannya
nyeri. Tindakan yang belum dilakukan adalah melakukan
relaksasi untuk sedikit mengurangi rasa nyeri dan terapi
sesuai jam dan dosis yang diberikan dokter.
PP Endang (pagi) : Skala nyerinya berapa?
PP Thiroh (malam): untuk skala nyeri 5. Ada yang ditanyakan lagi?
PP Endang (pagi) : Tidak, bisa dilanjutkan.
PP Thiroh (malam) : Selanjutnya adalah pasien dengan tingkat
ketergantungan minimal care. Yang pertama adalah Tn.
Cholik dengan diagnosa medis post HIL dokter yang
menangnurmiati adalah dr.Muwardi, keadaan umum saat
ini baik dan masalah keperawatannya gangguan mobilitas
fisik. Keluhan pasien adalah merasa lapar. Tindakan yang
sudah dilakukan adalah melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital. Yang belum dilakukan adalah membantu pasien
makan dan membantu pasien mengganti pakaian.
Pasien minimal yang berikutnya adalah Tn. ways dengan
diagnosa medis post Hydrocel dekstra, dokter yang
menangnurmiati adalah dokter muwardi. Keadaan umum
pasien baik, pasien tidak mengeluhkan apa-apa dan pasien
sedang dalam persiapan rencana pulang.
PP Endang (pagi): untuk persiapan pulang apa saja yang sudah dipersiapkan ?
PP Thiroh (malam):Sudah dijelaskan mengenai jadwal kontrol, cara
mengkonsumsi obat, admisintrasi dan pemberian leaflet.
PP Thiroh (malam): Saya akan melanjutkan menyampaikan data terkait
pasien. Pasien yang pertama dengan tingkat ketergantungan
partial care adalah Tn.Ardi dengan diagnosa post
apendiktomi laparatomy, dokter yang menangnurmiati
adalah dokter muwardi, kondisi umum pasien saat ini lemah
dan masalah keperawatannya nyeri akut dengan skala nyeri
5. Pasien masih merasa nyeri pada bagian abdomen kanan
bawah. Perawat sudah membantu pasien dengan
memposisikan pasien yang benar untuk sedikit mencegah
rasa nyerinya bertambah. Dari perawat belum memberikan
obat untuk menghilangkan rasa nyerinya.
PP Endang (pagi) : kenapa belum diberikan obat ?
PP Thiroh (malam): karena obatnya belum diresepkan dokter dan belum
sesuai jamnya. Ada yang ditanyakan lagi
PP Endang (pagi) : Tidak, silahkan dilanjutkan
PP Thiroh (malam): karena Pasien partial care yang kedua adalah Tn. nebri
dengan diagnosa medis fraktur radius dekstra, dokter yang
menangnurmiati adalah dr.bemby dengan kondisi umum baik
dan untuk masalah keperawatan nyeri. Pasien merasa tegang
dan cemas. Perawat sudah menjelaskan ke pasien tentang
tujuan tindakan yang akan dilakukan dan perawat sudah
mengatur posisi tidur pasien.
Selanjutnya pasien partial care pertama adalah tn. Ardi
secar umum baik dan untuk masalah keperawatan ansietas
serta pergantian perban yang terlihat kotor. Pasien partial
care yang kedua adalah Tn. nebri dengan diagnosa fraktur
radius dekstra, dokter yang menangnurmiati adalah dr.
Bemby dengan kondisi umum baik dan untuk masalah
keperawatan ansietas dan nyeri akut dengan skala 5. Pasien
merasa cemas dan nyeri dibagian tangan bagian kanan
sudah dilakukan injeksi obat untuk mengurangi rasa
nyerinya.
Demikian yang dapat kami sampaikan tentang keadaan
pasien.
KARU : terimakasih untuk perawat primer malam yang telah menyampaikan
kondisi dari semua pasien saat ini, selanjutnya langsung saja
kita ke ruangan pasien.

2. Pelaksanaan
Selanjutnya KARU, PP dan PA menuju ke ruang pasien. Saat berada
diruangan pasien, PA pagi menyiapkan dokumen pasien serta nurse kit
dan bersama dengan KARU serta PP pagi untuk melakukan validasi.
Karu : Assalamu’alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Tn. W, seperti biasa bapak
kita disini akan melakukan kegiatan timbang terima yang rutin
dilakukan setiap pergantian sift yang tujuannya untuk
mengkomunikasikan keadaan pasien sekarang dan menyampaikan
informasi penting antar shift jaga. Perkenalkan PP yang akan
bertugas didinas pagi. Ada perawat Endang sebagai PP, ada
perawat nurmiati sebagai PA. Jadi untuk perawat Thiroh dan
perawat malindra yang jaga malam sudah selesai waktu dinasnya.
Kalau bapak ada perlu bantuan bisa memanggil mereka atau ke
saya. Kepada perawat Endang silahkan untuk validasi pasien.
PP Endang : Baik bu..
PP Endang (Pagi) : Assalamu’alaikum bapak, selamat pagi, perkenalkan nama
saya adalah perawat Endang, dan ini rekan saya perawat
nurmiati, saya adalah perawat yang berdinas pagi pada hari
ini, benar ini dengan Tn. ardi?
Pasien 1 (Ardi) : Iya, benar sus.
PP Endang (pagi) : Baik bapak, apa yang bapak rasakan saat ini? apakah
bapak masih merasa lemas dan pusing?
Pasien 1 (Ardi) : masih sus
PP Endang (pagi) : Bapak sudah bisa belajar untuk miring kanan dan kiri,
duduk dan berjalan
Pasien 1 (Ardi) : Belum sus, saya takut. Saya juga pusing sus.
PP Endang (pagi) : Baik pak, nanti kalau tidak pusing, coba bapak untuk
belajar miring kanan miring kiri ya pak, sama belajar duduk
serta berjalan. Nanti kalau mau berjalan jangan langsung
berdiri, duduk dulu sebentar terus berdiri biar bapak tidak
pusing. Bagaimana pak sudah mengerti?
Pasien 1 (Ardi) : Iya sus
PP Endang (Pagi) : Apakah ada yang ditanyakan lagi?
Pasien 1 (Ardi) : Sus, ini kok luka saya masih belum kering ya serta berair?
PP Endang (Pagi) : Baik pak, saya lihat dulu ya. Suster tolong ambilkan saya
headscone.
PA Nurmiati (Pagi) : Baik sus, ini handsconenya.
PP Endang (Pagi) : Terimakasih sus. Permisi ya pak saya lihat dulu lukanya.
Pasien 1 (Ardi) : Iya sus
PP Endang (Pagi) : Baik pak, nanti akan segera dilakukan perawatan luka ya
oleh suster nurmiati.
Pasien 1 (Ardi) : Iya sus.
PP Endang (Pagi) : Nanti tolong ya sus luka pada pasien Tn. Ardi dirawat luka
biar tidak terjadi infeksi.
PP Nurmiati (Pagi) : Iya sus
PP Endang (Pagi) : Baik pak, saya pamit dulu. Nanti kalau ada perlu apa-apa
bisa menghubungi perawat mia. Terimakasih.
Pasien 1 (Ardi) : Iya sus.
Berlanjut Ke bed pasien lain
PP Endang (pagi) : Assalamu’alaikum ibu, selamat pagi, perkenalkan
nama saya adalah perawat Endang dan ini rekan saya Perawat
nurmiati. Saya adalah perawat yang berdinas pagi hari ini
mulai pukul 07.00 sampai jam 14.00 nanti. . Benar ini dengan
tn.nebry?
Pasien 2 (Nebry) : Iya benar sus
PP Endang (pagi) : Apa yang bpk rasakan saat ini?
Pasien 2 (Nebry) : Nyeri sus, pada bigian lengan
PP Endang (pagi) : Oh, iyah. Jika saya kasih pilihan antara rentang 1 sampai
10, untuk 1 itu tidak nyeri dan 10 itu nyeri sekali, nyeri
yang ibu rasakan itu di rentang berapa sekarang?
Pasien 2 (Nebry) : Di rentang 5 sus.
PP Endang (pagi) : Baik , saya beritahu cara agar nyeri yang bpk rasakan
tidak terlalu terasa. Ini tujuaanya untuk mengalihkan fokus
bpk, biar bpk tidak terfokus ke nyerinya saja. Nah caranya
itu bpk tarik nafas dalam dari hidung terus keluarkan
melalui mulut. Lakukan seperti itu berulang kali jika
nyerinya datang. Dan untuk nanti siang akan dilakukan
injeksi ke bpk biar meredakan nyerinya, untuk saat ini
lakukan aja teknik yang saya ajarkan untuk mengurangi
nyeri pak. Bagaimana bpk megerti? Apa ada yang perlu
ditanyakan lagi?
Pasien 2 (Nebry) : Iya sus mengerti, sudah tidak ada yang saya tanyakan lagi.
PP Endang (Pagi) : Baik pak kalau begitu, terimakasih.
Post Timbang Terima
Demikian KATIM dan PA (pagi) melakukan validasinya. Selanjutnya
mereka masuk ke nurse station lagi untuk merencanakan kegiatan
selanjutnya.
KARU : baik terimakasih atas kerjasamanya kita tadi sudah
melakukan kegiatan timbang terima saya harap dengan
adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas bisa jelas
dan terstruktur. Saya ucapkan selamat beristirahat untuk
Perawat Thiroh dan Perawat malindra.
Perawat Thiroh : Iya bu terimakasih..
& malindra.
KARU : Dan saya ucapkan selamat bekerja untuk Peawat Endang
dan Perawat Nurmiati, semoga apa yang telah kita lakukan
ini memberi banyak keuntungan bagi kita dan kepuasan
bagi pasien dan keluarga semua dan kita diberikan
kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masig
Demikian saya akhiri wassalamualaikum wr.wb
Perawat Endang, Nurmiati, : Waalaikumsalam wr.wb
Thiroh dan malindra.
FORM TIMBANG TERIMA
Dokter Keluhan Background Intervensi
Identitas Diagnosa Diagnosa Intervensi
No. yg KU pasien yang sudah Ttd
Pasien Medis Kep selanjutnya
merawat dilakukan
1. Tn. Ardi Dokter Post Intoleransi Pasien Post Kondisi pemberian Konsultasi
muwardi Laparotomi aktivitas mengeluh laparotomi umum obat dengan dpjp
apendiks masih pasien saat cara injeksi,
merasakan ini lemah intervensi
lemas dan dan yang belum
pusing memerlukan dilakukan
serta luka keperawatan adalah
berair penuh. melakukan
tindakan
relaksasi
distraksi
2. Tn. Dokter post fraktur Nyeri akut Pasien post fraktur Kondisi sudah melakukan
Nebry Bemby radius masih humerus umum memberikan relaksasi
dekstra mengeluh pasien saat obat untuk sedikit
nyeri ini lemah. analgesik mengurangi
dibagian injeksi rasa nyeri dan
lengannya antrain terapi sesuai
melalui iv jam dan dosis
yang
diberikan
dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam (2012) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek


KeperawatanProfesional, Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam (2008).Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek
Keperawatan Profesional, Jakarta : Salemba Medika.
Naswir (2009).Mekanisme Distribusi Obat di Rumah Sakit, Jakarta:EGC.
Nursalam (2012) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek
KeperawatanProfesional, Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam (2007).Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek
Keperawatan Profesional, Jakarta : Salemba Medika.

Gillies (1989), Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem.Edisi


Terjemahan. Alih Bahas
PROPOSAL
PELAKSANAAN SUPERVISI PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG MELATI
RSI NASHRUL UMMAH
LAMONGAN

Nama Anggota:
ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.
CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. SRI MERISKA M, S.Kep.
NURMIATI, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal pelaksanaan Supervisi ini telah disetujui dan diterima untuk


memenuhi tugas praktek Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian
Husada Mojokerto Departemen Manajemen Keperawatan di Ruang Melati RSI
NASHRUL UMMAH Lamongan pada :

Hari : Jum’at
Tanggal : 11 Februari 2022

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik


STIKES Dian Husada Mojokerto Ruang Melati RSI Nashrul Ummah
Lamongan

Luthfiah Nur Aini, S.Kep., Ns., M.Kep M.fakih Efendi,S.Kep,Ns.S.Pd.I


NPP. 10.02.035 NIK.000010

Kepala Ruangan
Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan

Sukirno,S.Kep.,Ns
NIK. 080003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran akan
kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan masyarakat pada
pelayanan keperawatan. Keadaan tersebut menuntun perawat pada suatu bentuk
persaingan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan
keperawatan, hal mana membuat perawat harus meningkatkan pelayanan
keperawatan yang paripurna. Pelayanan yang berkualitas haruslah didukung oleh
sumber-sumber yang memadai, antara lain sumber daya manusia yang bermutu,
standar pelayanan termasuk pelayanan keperawatan yang berkualitas, disamping
fasilitas yang sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan senantiasa
memenuhi harapan konsumen dan sesuai dengan standar yang berlaku maka
diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Melalui
pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat melaksanakan asuhan yang
berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan salah satu bentuk
kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu
pelayanan masyarakat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa mampu
mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan peran Perawat
primer maupun perawat associate.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan perawat.
3. Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan
keperawatan
4. Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat
5. Meningkatkan kinerja Perawat Primer dan perawat associate

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang disupervisi dan
meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
supervisior dan Perawat primer dan Associate yang disupervisi.
2. Meningkatkan kemampuan Perawat primer dan perawat associate dalam
menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang
dilakukan perawat.

1.3.2 Bagi Institusi


Membantu menyusun pedoman atau petunjuk tentang pelaksanaan tindakan
keperawatan sehingga tercipta pelayanan keperawatan profesional.

1.3.3 Bagi Pasien


Pasien mendapat pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan
mutu pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Huber, 2000). Supervisi
keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan,
masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu
setiap saat (Nursalam, 2014).

2.2 Unsur Pokok Supervisi


2.2.1 Pelaksana
Pelaksana atau yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi adalah
atasan, yakni mereka yang memiliki kelebihan dalam orgnurmiatisasi. Kelebihan
yang dimaksud sering dikaitkan dengan status yang lebih tinggi (supervisor) dan
karena itu fungsi supervisi memang dimiliki oleh atasan. Namun untuk
keberhasilan supervisi, yang lebih diutamakan adalah kelebihan pengetahuan atau
keterampilan. Menurut Ali Zaidin, dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar
Kepemimpin dalam Keperawatan, membagi tingkatan atas kelas manajer dalam
melakukan supervisi, yaitu sebagai berikut.
1. Manajer Puncak (Top Mananger)
Manajer puncak bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dari hasil
kegiatan serta proses manajamen orgnurmiatisasi. Tugas utamanya menetapkan
kebijaksanaan (policy), memberi petunjuk atau pengarahan umum berkaitan
dengan tujuan, misalnya, Kakanwil Depkes Provinsi, Kadinkes Daerah, Direktur
RS, dan sebagainya.
2. Manajer menengah (Middle Manager)
Manajer menengah ini memimpin sebagian manajer tingkat pertama.
Tugasnya menjabarkan kebijaksanaan top manajer ke dalam program-program.
Misalnya, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kasubdin Propinsi, dan
Kasubbag Dati II.
3. Manajer Tingkat Pertama (First Line Level Manager, Supervisior
Mananger)
Manajer tingkat bawah yang bertugas memimpin langsung para pelaksana
atau pekerja, yaitu melaksanakan supervisi sebagai mandor atau supervisor.
Misalnya, Kepala Seksi, Kepala Urusan.

2.2.2 Syarat
Untuk dapat melasaksanakan supervisi dengan baik diperlukan beberapa
sarat atau karakteristik yang harus dimiliki oleh pelaksana supervisi atau
supervisor (Azwar, 1996) adalah sebagai berikut. Sebaiknya pelaksana supervisi
adalah atasan langsung dari yang disupervisi, atau apabila tidak mungkin, dapat
ditunjuk staf khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang
jelas.
1. Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup untuk jenis pekerjaan yang disupervisi.
2. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi,
artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik supervisi.
3. Pelaksana supervisi harus mempunyai sifat edukatif, suportif, dan bukan
otoriter.
4. Pelaksana harus mempunyai waktu yang cukup, tidak tergesa-tergesa, dan
secara sabar berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
bawahan yang disupervisi.
5. Pelaksana supervisi yang baik memerlukan bekal kemampuan yang banyak.
Selain lima syarat atau karakteristik tersebut, juga dibutuhkan kemampuan
melakukan komunikasi, motivasi, pengarahan, bimbingan, dan
kepemimpinan.
Dalam pelaksanaan supervisi akan terdapat dua pihak yang melakukan
hubungan kegiatan yaitu pihak supervisor dan pihak yang disupervisi. Supervisor
melakukan kegiatan pelayanan profesional untuk membantu atau membimbing
pihak yang dilaynurmiati. Pihak yang disupervisi inilah yang menerima layanan
profesional berupa bantuan dan bimbingan agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan kegiatan secara efisien dan efektif (Sudjana,
2004).
Menurut WHO (1999) dalam buku Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer,
proses pengawasan pegawai yang baik harus meliputi hal berikut.
1. Tepat waktu, artinya untuk mempertahankan standar kerja, tindakan
pengawasan harus dilakukan pada saat yang tepat.
2. Sederhana, artinya tindakan pengawasan harus sederhana, bila tidak akan
memerlukan waktu lama untuk menerapkan dan menghasilkan efek yang
diinginkan.
3. Minimal, artinya pengawasan harus disediakan sedikit mungkin, yakni
sedikit yang diperlukan untuk menjamin pekerjaan akan diselesaikan dan
standar dipertahankan
4. Luwes, artinya pengawasan yang selalu kaku dapat menjadi seperti senjata
makan tuan, para pekerja akan mencoba menghindarinya.

2.2.3 Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan yang melakukan pekerjaan. Sasaran yang dilakukan oleh bawahan
disebut sebagai sasaran langsung.

2.2.4 Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda. Supervisi yang
dilakukan hanya sekali, bukan supervisi yang baik. Tidak ada pedoman yang pasti
seberapa sering supervisi dilakukan. Pegangan umum yang digunakan bergantung
pada derajat kesulitan pekerjaan yang dilakukan serta sifat penyesuaian yang akan
dilakukan.
Menurut Nursalam (2002), melakukan supervisi yang tepat harus bisa
menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan.
Sepanjang kontrol/supervisi penting bergantung bagaimana staf melihatnya.
1. Overcontrol. Kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang
diberikan. Staf tidak akan dapat memikul tanggung jawabnya.
2. Undercontrol. Kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
delegasi, di mana staf akan tidak produktif melaksanakan tugas limpah dan
berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan. Hal ini akan
berdampak terhadap pemborosan waktu dan anggaran yang sebenarnya dapat
dihindarkan. Berikan kesempatan waktu yang cukup kepada staf untuk berpikir
dan melaksanakan tugas tersebut.

2.3 Tujuan Supervisi


1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia.
2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para petugas
kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman, serta
mengatur pelatihan yang sesuai.
3. Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan atas
pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan kenaikan
jabatan dan pelatihan lebih lanjut.
4. Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi petugas
telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
5. Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan pada kinerja
tersebut.
6. Pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada klien dan keluarga yang
berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas (Nursalam, 2014).

2.4 Prinsip Supervisi


1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur orgnurmiatisasi.
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan
hubungan antarmanusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen
dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorgnurmiatisir dan dinyatakan
melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas, dan standar.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara supervisor
dan perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan, dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreativitas, dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat, dan manajer (Nursalam,
2014).

2.5 Teknik Supervisi


1. Proses supervisi keperawatan terdiri atas tiga elemen kelompok, yaitu:
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan
b. Fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai
pembanding untuk menetapkan pencapaian
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.
2. Area Supervisi
a. Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan kepada
klien.
b. Keterampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran dan
empati.
Area supervisi keperawatan mencakup aspek kognitif, sikap dan perilaku,
yang meliputi:
a. Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien;
b. Pendokumentasian asuhan keperawatan;
c. Penerimaan pasien baru;
d. Pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang;
e. Pengelolaan logistik dan obat;
f. Penerapan metode ronde keperawatan dalam menyelsaikan masalah
keperawatan klien;
g. Pelaksanaan timbang terima.
3. Cara supervisi.
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.
a. Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, yaitu supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, umpan balik, dan
perbaikan. Proses supervisi meleputi:
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi oleh supervisor;
2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement, dan
petunjuk;
3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang
bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih
kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan
oleh supervisor.
b. Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor
tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis (Nursalam, 2016).

2.6 Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi Keperawatan


Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah
mempertahankan keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen sumber
daya yang tersedia.
1. Manajemen pelayanan keperawatan.
Tanggung jawab supervisor adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktik keperawatan.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, kerja sama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
2. Manajemen anggaran.
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan dan
pengembangan. Supervisor berperan dalam hal berikut.
a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan
yang tersedia dan mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai tujuan
RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan anggaran
keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola (Nursalam,
2016).

2.7 Pendelegasian
Delegasi adalah pendelegasian penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan
melalui orang lain untuk menyelesaikan tujuan orgnurmiatisasi (Nurasalam,
2002). Unsur-unsur dalam proses delegasi meliputi R-A-A, yaitu:
a. Tanggung Jawab (responsibility), adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh seseorang pada jabatan tertentu.
b. Kemampuan (accountability), adalah kompeten dalam
memberikan pertanggungjawaban atas pelimpahan yang diberikan
kepadanya.
c. Kewenangan (authority), adalah hak atau wewenang untuk memutuskan
segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya.
2.8 Alur Supervisi
Kepala Bidang
Perawatan

PRA
Kepala per IRNA

Menetapkan kegiatan dan


tujuan serta instrument/alat Kepala Ruang
ukur
Supervisi

PELAKSANAAN Menilai kinerja perawat:


PP1 PP2
Responsibility-Accountability-
Authorithy (R-A-A)

PA PA

PASCA Pembinaan (3F)


Kinerja perawat dan
Penyampaian penilaian (fair) kualitas pelayanan
Feed back (umpan balik)
Follow up (tindak lanjut),
pemecahan masalahdan
reward
BAB III
RENCANA KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan Kegiatan
Hari/tanggal : Jum’at, 10 Februari 2022 Pukul : 15.00 WIB
Topik : Supervisi
Tempat : Nurse station

3.2 Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

3.3 Pelaksana Supervisi


1. Kepala Ruang:
a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada
klien di ruang perawatan;
b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan di rumah sakit;
c. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik
keperawatan di ruang perawatan sesuai dengan yang didelegasikan.
2. Pengawas keperawatan, bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan
kepada kepala ruangan yang ada di instalasinya.
3. Kepala seksi keperawatan, mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas
secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.

3.4 Langkah Supervisi Prasupervisi


a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b. Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai.
Pelaksanaan Supervisi
1. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen
yang telah disiapkan.
2. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
3. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan.
4. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data
sekunder.
a. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
b. Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.

Pasca supervisi (3F)


1. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair).
2. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil laporan
supervisi).
3. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.
3.5 Naskah Supervisi
1. KARU : Endang
2. PP : Tri suci
3. PA1 : Nurmiati
4. PA2 : Athiroh
5. Pasien : Ardytama
6. Orang tua pasien : Sri meriska

Di Ruang Melati RSI Nashrul Ummah Lamongan seorang pasien


akan diberikan obat injeksi intravena. Pada hari yang sama kepala ruangan
akan melakukan supervisi terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat. Di ruang keperawatan karu menyampaikan maksud dan tujuan
supervisi kepada Perawat Primer dan perawat asosiasi.
Karu : Assalamualaikum, Selamat sore, apa semuanya sudah lengkap?
PP : Waalaikumsalam, sudah bu
Karu : Ya sore ini saya akan menyampaikan tentang supervise, yang akan
dilakukan pada hari ini. Jadi tujuan untuk dilakukannya supervisi adalah
untuk memepelajari dan memperbaiki tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien kita.
PP : Ooh begitu bu, untuk supervisi tindakan apa bu yang akan dilakukan
supervisi?
Karu : Pada hari ini saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan pemberian
obat injeksi intravena. Untuk pasien kita hari ini adakah jadwal untuk
dilakukannya pemberian obat injeksi intravena?
PP : Untuk hari ini kita ada jadwal pemberian obat injeksi intravena kepada
pasien yang bernama Tn.A umur 28 th, dengan diagnose HIL D, Tn.A akan
diberikan injeksi Gentamycin dan injeksi cefotaxime . Jadi untuk PA1 minta
tolong untuk menyiapkan alat untuk pemberian obat injeksi intravena untuk
tn.A
PA1 : Baik bu, akan segera saya persiapkan
PP : mbk thiroh tolong dibantu juga ya
PA2 : siap bu, .
Karu : Baik pada hari ini kita akan melakukan supervisi untuk pemberian
obat injeksi intravena ya. Jadi untuk format penilaian yang akan dilakukan
pada supervisi hari ini adalah nanti saya akan melakukan beberapa
penilaian terhadap tindakan yang akan dilakukan dan nanti saya akan
memberikan penilaian terhadap beberapa instrument tindakan seperti
teknik pemberian obat injeksi intavena yang benar. Mungkin ini ada
beberapa format/instrument penilaian silahkan dibaca dulu(menyerahkan
map kepada PP)
PP : Iya bu (menerima map)
Karu : Ada yang ingin ditanyakan dari form tersebut?
PP : Tidak ada bu
Karu : Baikalah kalau begitu langsung saja, kepada PP untuk melakukan
tindakan tersebut untuk semuanya selamat bekerja.
Di Nurse Station
PP : mia thiroh tolong bantu saya untuk menyiapkan alat dan bahan untuk
pemberian obat injeksi intavena bagi Tn.A
PA1&PA2 : Baik bu.

PA1 dan PA 2 menyiapkan alat dan obat pasien yang akan diberikan melalui
injeksi intravena
Karu : Gimana perlengkapan untuk pemberian obat injeksi intavena?
Sudah lengkap?
PP : Sudah bu
Karu : Oke, kita ke pasien sekarang.
Setelah itu Karu, PP, PA1 dan PA2 menuju ke ruang perawaatan, PA 1
membawa lembar Tanda tangan pemberian obat PA 2 membawa
perlengkapan untuk injeksi.

PP : Selamat siang buk pak?


Ibu&Bapak : Siang. sus
PP : Gimana keadaan pak ?
Pasien : sudah mendingan sus, rasanya cuma agak ketak yang di perban.
Ibu : Dia sudah biasa mbk, nyeriny juga sudah berkurang.
PP : Syukur kalau begitu pak, nah bu hari ini saya akan memberikan obat
untuk Tn.A nah disini obatnya ada ceftriaxone dan gentamicin, obat ini
berfungsi untuk membunuh bakteri yang ada ditubuh suami ibu, cara
pemberiannya itu disuntikkan melalui selang infusnya. Bagaimana bu apa
diperbolehkan? Bagaimna pak tidak apa2! Rasanya tdak akan sakit pak!?
Pasien : iyah gak papa sus..
Ibu : Ya silahkan mba.
PP : Apa ada yang ditanyakan sebelumnya?
Ibu&pasien : Tidak ada bu.
PP : Nah sekarang saya akan memberikan obatnya buk. Mungkin nanti
reaksinya akan sedikit perih di tangan suami ibu (membawa peralatan
kedekat pasien). Sebelumnya saya akan minta 2 buah tanda tangan bapak
atau ibu untuk bukti sudah diberikannya kedua obat antibiotic ini.
Ibu : oiya..dimna yang perlu saya tanda tangani
PA 1 : ini buk tanda tangan di sini ( sambil menyodorkan lembar pemberian obat
dan meminta tanda tangan di kolom yang ada)
PP : terima kasih banyak buk
Ibu : sama sama, terima kasih sudah dirawat dengan baik suami saya.
PP : iyah buk. ( PP mempersiapkan diri dengan PA 2, PP melakukan cuci tangan
dengan handrup serta mengambil obat yang sudah disiapkan di baki obat,
mengusap tempat yang akan disuntik dengan alcohol swab kemudian di suntikkan
obatnya).

Kemudian PP memberiakan obat kepada pasien tn.A melalui injeksi


intravena.
PP : pak obatnya akan saya suntikkan yah
Pasien : iyah buk silahkan.

Setelah selesai pemberian obatnya


PP : Ibu saya sudah selesai memberikan obatnya
Ibu : Iya bu.
Karu : Gimana buk sebelumnya ada yang perlu ditanyakan kembali?
Ibu : Tidak ada sus.
Karu : Baiklah kalau begitu bu, jika ada apa-apa silahkan hubungi kami di ruang
jaga perawat buk. Kalau begitu kami permisi dulu .
Ibu&pasien : Iya sus.

Di Nurse Station
Karu : Ya tadi saya sudah melakukan penilaian tentang hasil kerja pemberian
obat injeksi intravena untuk tn.A, secara keseluruhan prosedur pemberian
obatnya sudah baik. Namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan sedikit ya.
PP : Apa itu bu?
Karu : Dalam pemberian obat tadi kurangnya interaksi kepada pasien, sehingga
menyebabkan pasien sedikit trauma, setidaknya kita dapat berinteraksi
sehingga pasien tidak merasa takut atau trauma ketika berahadapan dengan
kita.
PP : Ya bu, saya menyadari akan hal itu, dan nanti kami akan
memperbaikinya.
Karu : Ya bagus sekali, dalam hal ini interaksi dan komunikasi teraupetik sangat
dibutuhkan apalagi jika pasien kita anak-anak, dan untuk semuanya sangat
bagus sekali yang kalian lakukan hari ini pertahankan terus ya, jangan lupa
juga jika pasien HBsAg atau HIV mohon saat tindakan kalian semua
memakai sarung tangan ..Jangan lupa ..dan sepertinya hanya itu yang bisa
saya sampaikan, untuk kurang dan lebihnya mohon maaf, saya tutup
pertemuan sore ini. Wassalamualikum Wr.Wb

PP dan PA kembali ke ruangan dan karu mendokumentasinkan hasil dari


supervise hari ini.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Huber, 2000). Supervisi
keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan,
masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu
setiap saat (Nursalam, 2014). Tujuan supervise yaitu Pemenuhan dan peningkatan
pelayananan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan,
keterampilan, dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.

4.2 Saran
Diharapkan kegiatan supervisi dapat meningkatkan kinerja perawat dan dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan.


Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan
Profesional (Edisi Pertama). Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Perawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2016). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Sudjana. (2004). Penelitian Hasil Proses Belaja Mengajar. Bandung: Rosda.
LAMPIRAN SOP SUPERVISI
SOP SUPERVISI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Dikeluarkan Oleh

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan


peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar dapat
PENGERTIAN melaksanakan tugas kegiatan yang telah di tetapkan secara efisien
dan efektif (huber,2000).
Memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga
TUJUAN dengan bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang cukup
untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang
baik (Suarli, 2009).
PERSIAPAN 1. Kelompok dalam keadaan siap
PERAWAT 2. Kelompok yang bertugas menyiapakan alat untuk melakukan
tindakan sesuai dengan SOP
PERSIAPAN 1. Alat tulis
ALAT 2. SOP
3. Format penilaian supervisi
PERSIAPAN Pasien dalam kondisi stabil dan tenang
PASIEN
1. Persiapan
a. Supervisior mempersiapkan format supervisi yang diperlukan
b. Perawat yang bertugas menyiapkan alat untuk melakukan
tindakan sesuai dengan SOP yang dipilih
2. Pelaksanaan
a. Salam pembukaan dan menjelaskan kegiatan supervisi
b. PP menerima penjelasan terkait kegiatan dan tujuan
suppervisi
PROSEDUR c. Supervisior menjelaskan tujuan supervisi.
d. Supervisior menjelaskan format penilaian yang akan
digunakan.
e. PP mempersiapkan diri terhadap kegiatan supervisi
f. Supervisior melakukan pengawasan dan koordinasi
g. PP mempersiapkan kegiatan supervisi (lembar-lembar
dokumentasi keperawatan)
h. Supervisior menilai berdasarkan format Supervisi
i. Supervisior mencatat jika ditemukan ada hal-hal yang perlu
didiskusikan bersama PP.
j. Supervisior memberikan masukan berupa saran atau
pembetulan dari tindakan yang dilakukan
k. PP menerimana saran dan kritik perbaikan
EVALUASI 1. Menginformasikan hasil dari penilaian.
2. Melakukan evaluasi hasil bimbingan
3. Memberikan solusi dan feed back
4. Memberikan reinforcement dan reward.
5. Melakukan dokumentasi hasil supervisi
LAMPIRAN FORMAT SUPERVISI 1

INSTRUMEN SUPERVISI INJEKSI INTRAVENA

Hari/Tanggal : Jum’at, 11 Februari 2022 Supervisor : Karu


Yang disupervisi : PP Ruangan : Melati
Aspek Dilakukan

Penilaian Parameter Bobot Ya Tidak Keterangan


Persiapan A. Menyiapkan alat steril

1 Alkohol swab 1
. √
2 Bak injeksi 1
. √
3 Spuit sesuai kebutuhan 1
. √
B. Menyiapkan alat nonsteril

1 Sarung tangan 1
.

2 Alkohol 70% 1 √
.
3 Pengalas 1 √
. √
4 Lembar pemberian obat 1
. √
5 Alat tulis 1
.
6 Buku injeksi 1 √
.
7 Jam tangan dengan 1
. detikan
C. Menyiapkan bahan-bahan √

1 Obat. 3
.
D. Menyiapkan pasien √
1 Memberi penjelasan
. kepada 2
pasien tentang prosedur
yang
akan dilakukan.

2 Mengatur posisi pasien 1


. yang
nyaman.

Pelaksanaa Pelaksanaan injeksi intravena:


n √
1. Cuci tangan kemudian 3
menggunakan
sarung tangan.
2. Memasukkan obat dalam 3 √
spuit.
3. Pastikan infus dalam 2
keadaan menetes √
lancar tidak ada tanda-tanda
flebitis,
kemudian klem atau
pengatur tetesan
dimatikan.
4. Melakukan desinfeksi 3
dengan alkohol

70% pada daerah yang akan
diinjeksi.
5. Obat dimasukkan. 3
6. Lihat ekspresi wajah wajah 2
pasien. √
7. Pengatur tetesan dibuka 2
kembali,
kemudian tetesan diatur √
sesuai √
dengan kebutuhan yang
sudah
ditentukan.
8. Pasien dirapikan, alat-alat 1
dibereskan.

Aspek Dilakukan
Penilaian Ya Tidak
Parameter Bobot Keterangan
9. Melepas sarung tangan dan 1 √
cuci
tangan.
1 Mencatat dan memberi 2
0. tanda pada √
format pemberian injeksi
dan buku
injeksi.

Sikap Sikap perawat pada waktu 1 √


injeksi:
1. Komunikasi 1
2. Kerja sama 3 √

3. Tanggung jawab 3 √
4. Kewaspadaan
Evaluasi Evaluasi: 2


1 Mengevaluasi lokasi
. penyuntikan dan √
kelancaran tetesan. 1
2 Mengevaluasi kenyamanan 1
. posisi.
3 Mengobservasi √
. kemungkinan flebitis.
Total Nilai 40 35 5

Kriteria:
Baik : 35–40
Cukup : 30–35 Kurang : < 30
Lamongan, 10 Februari 2022
Kepala ruangan
LAMPIRAN FORMAT SUPERVISI 2
CONTOH FORMAT LAPORAN SUPERVISI

MASALAH YANG PENYEBAB REKOMENDASI/SARAN


DITEMUKAN
Tidak melihat ekspresi Terfokus melihat jalan Setelah sedikit obat masuk
pasien saat pemberian obatnya sambil dimasukkan obatya
obatnya sambil melihat ekspresi
pasien dan bercakap cakap.
Tidak mengobservasi Langsung meninggalkan Diberitahukan ke pasien
kemungkinan flebitis dan pasien apabila terjadi kemerahan
alergi atau bagian bekas injeksi
sakit melaporkan ke
perawatnya
Tindakan injeksi tidak Pasien tidak memiliki jangan lupa juga jika pasien
memakai sarung tangan penyakit menular HBsAg atau HIV mohon saat
tindakan kalian semua
memakai sarung tangan.

Lamongan, 11 Februari 2022

Tanda Tangan Tanda Tangan

Perawat Yang Di Supervisi Supervisi


PROPOSAL
DISCHARGE PLANNING KEPERAWATAN PRAKTIK PROFESI
MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MELATI
RSI NU LAMONGAN

Kelompok :

ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.


CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. SRI MERISKA M, S.Kep.
NURMIATI, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal pelaksanaan Discharge Planning ini telah disetujui dan diterima


untuk memenuhi tugas praktek Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian
Husada Mojokerto Departemen Manajemen Keperawatan Di Ruang Melati RSI NU
Lamongan pada :

Hari : Jum’at
Tanggal : 18 Februari 2022
Jam : 09.00 WIB

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik


STIKES Dian Husada Mojokerto Ruang Melati RSI NASHRUL
UMMAH Lamongan

Luthfiah Nur Aini S.Kep.,Ns.,M.Kep M. Fakih efendi, Skep.Ns,S.Pd.I


NPP. 10.02.035 NIK.000010

Kepala Ruangan
Melati RSI NASHRUL UMMAH Lamongan
Sukirno, S.Kep.Ns
NIK. 08003

PROPOSAL
KEGIATAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING

1. Pendahuluan
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dilakukan secara
berkesinambungan sampai dengan pasien pulang. Untuk itu diperlukan adanya
suatu perencanaan klien pulang (Discharge planning), yang bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian klien dalam melakukan perawatan di rumah serta
dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki
dan mempertahankan status kesehatan. Dalam pelaksanaan dan
pendokumentasian perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif
dan tepat antara klien dan perawat sehingga diharapkan tujuan dari discharge
planning dapat tercapai.
Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri
dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan (Raden dan Tafft, 1990). Perencanaan pasien pulang
bertujuan untuk memandirikan pasien saat di rumah. Dalam pelaksanaan dan
pendokumentasian perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif
dan tepat antara pasien dan perawat sehingga diharapkan tujuan dari
discharge planning dapat tercapai.
Pelaksanaan discharge planning di Ruang Melati atas RSI
NASHRUL UMMAH Lamongan sudah dilakukan pada semua pasien yang
akan pulang dengan menggunakan kartu DP. Proses pelaksanaan DP
dilakukan di nurse station dengan cara memanggil keluarga dan pasien. Kartu
DP sudah ada dengan isi sesuai dengan standart yang telah ditetapkan RS,
meliputi: Identitas pasien, tanggal kontrol, aturan diet, obat, perawatan luka di
rumah, aktifitas dan istirahat, perawatan umum, dan hasil pemeriksaan yang
dibawa pulang. Dalam DP tidak ada leaflet dan penjelasan terkait perawatan
lanjutan selama pasien dirumah.
Fokus discharge planning adalah masalah pasien, yaitu pencegahan,
terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya. Dengan
dilaksanakannya discharge planning, diharapkan pasien dan keluarga
memiliki kesiapan fisik, psikologis dan sosial terhadap kesehatannya,
tercapainya kemandirian pasien dan keluarga, terlaksananya perawatan pasien
yang berkelanjutan, ketrampilan dan sikap pasien serta keluarga menjadi
meningkat dalam memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan pasien.
Selebihnya discharge planning diharapkan dapat mendukung upaya
mengurangi angka kekambuhan dan komplikasi.

2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa
dan perawat Di Ruang Melati RSI NU Lamongan mampu menerapkan
discharge planning.
2) Tujuan Khusus
1. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.
2. Mengidentifikasi masalah pasien.
3. Memprioritaskan masalah pasien yang utama.
4. Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada pasien
perawatan di rumah.
5. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan.
6. Mendokumentasikan discharge planning.

3. Manfaat
1) Bagi Pasien
5. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah
setelah pulang dari rumah sakit.
6. Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan perawatan
di rumah.
7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pasien dalam
memperbaiki dan mempertahankan status kesehatannya.

2) Bagi Mahasiswa Perawat


a. Terjadinya pertukaran informasi antara mahasiswa manageman Dian
Husada sebagai perawat dan pasien sebagai penerima pelayanan.
b. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana dalam discharge
planning pada penyembuhan pasien.
c. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada pasien
saat di rumah.
d. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji kebutuhan
pasien secara komprehansif untuk menentukan perencanaan pulang bagi
pasien secara tepat.
e. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan ilmu yang dimiliki
serta mengaplikasikannya.

4. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Tri suci
Penanggung jawab : Ardytama
Perawat primer : Ardytama
Perawat Associate : Nurmiati
Pasien : Cholik
Keluarga : Malindra
Narator : Endang
Pembimbing klinik : M.Fakih efendi,Skep.Ns.S.Pd.I
Pembimbing Institusi: Luthfiah Nur Aini S.Kep.,Ns.,M.Kep

5. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Perencanaan pulang pada pasien (Discharge
planning )
Hari/tanggal : Jum’at, 18 februari 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Di Ruang Melati RSI NU Lamongan

6. Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan
tanya jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perawatan klien oleh keluarga setelah keluar dari rumah
sakit.

7. Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning kepada
klien dan keluarganya diantaranya : status pasien, kartu discharge planning,
lembar discharge planning, leaflet, sarana dan prasarana perawatan.

8. Mekanisme Kegiatan
Topik : Perencanaan pasien pulang (Discharge planning )
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/tanggal : Jum’at, 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksanaan


Persiapan 1. Katim mengucapkan 5 menit Nurse Katim
salam kemudian Station
mengingatkan Karu
bahwa ada pasien yang
akan pulang.
2. Karu mempersiapkan
Katim untuk Karu
pelaksanaan discharge
planning.
3. Katim sudah mengkaji
sebelumnya untuk Katim
menentukan masalah
keperawatan pada
klien dan sudah siap
dengan status klien
dan format discharge
planning.
4. Katim menyebutkan
masalah klien dan hal- Katim
hal yang perlu
diajarkan pada klien
dan keluarga.
5. Karu memeriksa
kelengkapan Karu
administrasi.
Pelaksanaan 3 Karu membuka acara 30 Bed Karu
discharge planning. menit Patien
4 Katim dibantu PA Katim dan
menyampaikan PA
pendidikan kesehatan,
aturan diet yang
dibutuhkan, kebutuhan
keteraraturan minum
obat, tanggal dan
tempat kontrol,
aktivitas dan istirahat.
5 Katim menanyakan
kembali kepada klien
dan keluarga tentang
materi yang telah Katim
disampaikan
6 Katim memberi
reinforcement kepada
klien
7 Katim mengucapkan Katim
terima kasih
8 Katim dibantu PA
melakukan Katim
pendokumentasian
Katim dan
PA
Penutup 1. Karu mengevaluasi, 5 menit Kantor Karu, Katim
memberikan pujian kepala dan PA
dan masukan atau ruangan
saran kepada Katim
dan PA
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pelaksanaan discharge plnurmiating bertujuan untuk mempersiapkan pasien
yang akan pulang agar siap secara fisik, psikologis dan sosial ketika sudah berada
kembali dilingkungannya melalui penjelasan yang diberikan perawat dan tim
kesehatan lain yang meliputi obat – obat yang harus diminum, aturan diit, pola
aktivitas dan kegiatan, waktu dan tempat kontrol, serta beberapa pantangan yang
mungkin harus dijalnurmiati selama dirumah.

2. Saran
Pelaksanaan discharge plnurmiating sebaiknya selalu dilaksanakan oleh
Katim/PP dan PA sesuai alur discharge plnurmiating, dan pelaksanaannya juga dapat
dimulai pada saat mulai rawat inap pertama dan dilanjutkan selama proses perawatan
sehingga pada saat pulang Katim hanya tinggal mengulas dan mengulang kembali
setiap hal yang disampaikan sejak pasien mulai MRS.

SAP DISCHARGE PLANNING


PADA KLIEN Ny. THIROH ANANDA DENGAN DIAGNOSA MEDIS DM
DI RUANG MELATI RSI NU LAMONGAN

Topik : Perencanaan pasien pulang (Discharge planning)


Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/tanggal : Jum’at, 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 WIB

1. Tujuan Discharge planning :


1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pelaksanaan Discharge planning klien mampu
mengetahui dan melakukan perawatan secara mandiri di rumah.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan perencanaan pulang klien dan keluarga mengetahui
tentang pengobatan, kontrol, kebutuhan nutrisi, aktivitas dan istirahat serta
perawatan diri secara mandiri.

2. Materi
Pengobatan, kontrol, kebutuhan nutrisi, aktivitas dan istirahat serta
perawatan diri.

3. Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan
tanya jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam perawatan klien oleh keluarga setelah keluar dari rumah sakit.
4. Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning diantaranya
status pasien, kartu discharge planning, lembar discharge planning, leaflet, sarana
dan prasarana perawatan.

5. Proses Pelaksanaan Penyuluhan


Kegiatan Klien Dan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan
Keluarga
Pembukaan 1 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. mendengarkan
Pelaksanaan 8 menit 1. Menanyakan apakah keluarga Menjawab pertanyaan
sudah mengetahui tentang : diit, penyuluh
obat-obatan, aktifitas istirahat,
perawatan luka, perencanaan
kontrol Mendengarkan
2. Menyampaikan materi tentang :
diit, obat-obatan, aktifitas
istirahat, perencanaan kontrol Bertanya
3. Memberi kesempatan bertannya Menjawab salam
4. Menanyakan kembali materi
yang telah disampaikan
Penutup 1 menit 3. Mengucapkan terima kasih 1. Mendengarkan
4. Menutup dengan salam 2. Menjawab salam

6. Alur Discharge Planning


Dokter dan tim
Katim dibantu PA
kesehatan

Keadaan pasien :

Klinis dan pemeriksaan


lain
Tingkat
ketergantungan pasien

Discharge Planning

Penyelesaian Program HE :
administrasi 1. Kontrol dan Lain-lain
obat/perawatan
Gizi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri

Monitor oleh : keluarga


dan petugas kesehatan

7. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
1) Persiapan dilakukan saat pasien masuk Ruang Melati.
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan pembimbing ners.
3) Menyusun proposal
4) Menetapkan kasus.
5) Pengorganisasian peran.
6) Penyusunan leaflet, kartu discharge planning.
2. Proses
1) Kelancaran kegiatan.
2) Peran serta perawat yang bertugas
3. Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga.

TINJAUAN PUSTAKA

 Pengertian
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses
terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan
asuhan keperawatan yang berkesinambungan dari saat klien dirawat hingga
akan pulang ke rumah (Raden dan Traft, 1990).

 Bagian dari Discharge Planning


Menurut Rich O’Boyle (1999) discharge planning terdiri dari :
1. Memastikan klien berada di lokasi yang aman setelah klien
pulang.
2. Memutuskan perawatan klien lanjut yang dibutuhkan,
asisten yang dibutuhkan atau peralatan spesial yang diperlukan
kemudian.
3. Mengatur pelayanan keperawatan di rumah (home care).
4. Memilih tenaga kesehatan atau Puskesmas terdekat yang
akan memonitor kesehatan klien dan keperluan medis lainnya setelah tiba
di rumah.
5. Memberi pelajaran singkat kepada keluarga yang akan
menjaga klien di rumah tentang keterampilan yangdiperlukan untuk
merawat klien.

 Tujuan Discharge Planning


Menurut Jipp dan Sirass (1998) discharge planning bertujuan untuk :
D. Menyiapkan klien secara fisik, psikologisdan sosial.
E. Menyiapkan kemandirian klien.
F. Meningkatkan kemandirian yang berkelanjutan pada klien.
G. Membantu rujukan klien pada sistem pelayanan yang lain.
H. Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, keterampilan
dan sikap dalam mempertahankan status kesehatan klien.

 Jenis Discharge Planning


1. Conditional discharge ( pulang sementara untuk cuti).
Keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat
komplikasi. Klien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada
pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya).
Cara ini merupakan akhir dari hubungan klien dengan rumah sakit, namun
apabila klien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat
dilakukan kembali.
3. Judical discharge (pulang paksa),.
Kondisi klien ini diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak
memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dekat dipantau dengan
melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat.

 Komponen Discharge Planning


1. Perawatan di rumah; meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan
kesehatan (health education) mengenai : diet, mobilisasi, waktu dan
tempat kontrol. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tingkat
pemahaman klien dan keluarga mengenai perawatan selama klien di
rumah nanti.
2. Obat-obatan yang masih dikonsumsi klien dan dosisnya; penjelasan
mengenai obat-obatan klien yang masih harus diminum, dosis, cara
pemberian dan waktu yang tepat untuk minum obat.
3. Obat-obatan yang dihentikan; meskipun ada obat-obatan yang tidak
diminum lagi oleh klien, obat-obatan tersebut tetap dibawa oleh klien atau
dan ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut.
4. Hasil pemeriksaan; hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil
pemeriksaaan selama MRS dibawakan ke klien waktu pulang.
5. Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol, dll.

 Tindakan Keperawatan Pada Waktu Discharge Planning


7) Mengkaji kebutuhan klien (fisiologis, psikologis, social dan cultural).
8) Mengembangkan rencana keperawatan yang sudah diterapkan dan
mendokumentasikan strategi discharge.
9) Memberi pendidikan kepada keluarga dan klien (Patrice.1999).

 Peran Perawat Dalam Discharge Planning


1. Kepala Ruangan :
a. Membuka acara discharge planning kepada pasien
b. Menyetujui dan menandatangnurmiati format discharge planning
2. Perawat Primer :
a. Membuat rencana discharge planning.
b. Membuat leaflet dan kartu discharge planning.
c. Memberikan konseling.
d. Memberikan pendidikan kesehatan.
e. Menyediakan format discharge planning.
f. Mendokumentasikan discharge planning.
g. Melaksanakan agenda discharge planning (pada awal perawatan
sampai dengan akhir perawatan).
3. Perawat Associate :
Ikut membantu melaksanakan discharge planning yang telah direncanakan
oleh Perawat Primer

PETUNJUK TEKNIS
PENGISIAN LEMBAR DISCHARGE PLANNING

1. No. Register : diisi sesuai nomor register klien.


2. Nama : diisi sesuai nama klien.
3. Jenis kelamin : diisi laki-laki/perempuan.
4. Alamat : diisi sesuai dengan alamat klien.
5. Ruang rawat : diisi sesuai dimana klien dirawat.
6. Tanggal MRS : diisi sesuai kapan klien masuk rumah sakit.
7. Diagnosa MRS : diisi oleh perawat berdasarkan diagnosa medis.
yang ditentukan oleh dokter.
8. Tanggal KRS : diisi sesuai tanggal ditetapkannya klien pulang
oleh dokter.
9. Diagnosa KRS : diisi oleh perawat berdasarkan diagnosa medis
yang ditentukan oleh dokter.
10. Diagnosa keperawatan : diisi berdasarkan diagnosa keperawatan selama
dirawat di RS.
11. Aturan diit : diisi berdasarkan anjuran ahli gizi.
12. Obat-obat yang masih diminum : diisi sesuai obat yang dibawa pulang
meliputi nama obat, jumlah, dosis, warna,aturan minum
13. Aktivitas dan istirahat : diisi perawat sesuai keadaan klien saat pulang,
tentang aktivitas dan istirahat waktu di rumah.
14. Perawatan luka : diisi perawat tentang jadwal perawatan luka (sesuai
dengan jadwal kontrol atau perlukah perawat melakukan home care).
15. Tanggal/tempat kontrol : diisi sesuai tempat kontrol dimana klien
kontrol
16. Yang dibawa pulang (hasil lab, foto, EKG, surat keterangan istirahat) : diisi
sesuai jumlah yang dibawa pulang
17. Dipulangkan dari RSI NASHRUL UMMAH Lamongan dengan keadaan :
diisi dengan tanda 
18. Lain-lain : diisi dengan hal-hal yang perlu diperhatikan klien namun
belum tercantum di atas.
Contoh Lembar ;
DISCHARGE PLANNING
No. Reg : Alamat :
Nama : Ruang Rawat :
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS : Tanggal KRS :
Diagnosa MRS : Diagnosa KRS :
Diagnosa Keperawatan :

Aturan Diet :

Obat-obat yang masih diminum, dosis, warna dan efek samping :

Aktifitas dan istirahat :

Perawatan Luka :  Ya  Tidak


Tanggal / tempat kontrol :

Yang dibawa pulang (hasil Lab, Foto, ECG, surat keterangan istirahat) :
 ……………………......................lembar
 ......................................................lembar
 ......................................................lembar
Dipulangkan dari RSI NASHRUL UMMAH Lamongan dengan keadaan
 Sembuh  Pulang paksa
 Meneruskan dengan obat jalan  Lari
 Pindah ke RS lain  Meninggal
Lain-lain : Lamongan,...............……..,2022

Klien / Keluarga Mengetahui DPJP

(............................. ) (Kepala ruangan) (..........................)


RESUME KEPERAWATAN
Nama : No. Reg. :
L/P Umur : Tanggal MRS/Jam :
Ruang/kelas : Tanggal KRS/Jam :
Penanggung Jawab :
Diagnosa Masuk ……………………………………………………………
Diagnosa Keluar….…………………………………………………………
Keadaan waktu masuk ……………………………………………………...
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Komplikasi …………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Tindakan yang diberikan
a. Tindakan medis
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
b. Tindakan keperawatan
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
c. Pemeriksaan penunjang
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Masalah keperawatan selama di RS ………………………………………..
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Masalah keperawatan yang perlu ditindaklanjuti di rumah ………………..
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Keadaan waktu KRS
 sembuh  membaik  belum sembuh  meninggal
Izin KRS
 diizinkan pulang  melarikan diri  pulang paksa  dirujuk ke

Lamongan,……………2022

Dokter Yang Merawat Katim,


(…………………………) (…………………………)

ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

1. Pelaksanaan Kegiatan :
Topik : Discharge pllanning perawatan klien dengan diagnosa medis
Diabetes Melitus
Hari/tanggal : Jum’at, 18 Februari 2022
Waktu : 09.00 wib
Tempat : Ruang Melati RSI NASHRUL UMMAH Lamongan
Pelaksana : Karu, PP, PA
Sasaran : Klien dan keluarga klien
2. Pengorgnurmiatisasian
Narator : Endang
Kepala Ruangan : Tri suci i
Perawat Primer/PP : Ardytama
Perawat Pelaksana/ PA : Nurmiati
Pasien : Cholik
Keluarga Pasien : Malindra

Perawat primer merencanakan dan mendelegasikan tindakan keperawatan


kepada Perawat pelaksana
Setelah 5 hari dirawat pasien Tn. Cholik dengan diagnosa Diabetes Melitus
sdah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik, dan sudah
mendapat persetujuan dari dokter.
Untuk itu Perawat primer diRuang Melati akan melakukan tindakan
Discharge Planning.
Discharge Planning Tahap Persiapan di ruang Karu
PP : “ Assalamualikum bu”
Karu : “Waalikumsalam, ada apa ?”
PP : “Oya ini bu, ini berkas Tn. Cholik sudah saya siapkan yang rencana
pulang hari ini, oh ya bu, untuk keadaan pasien saat ini sudah baik dan
untuk persiapan discharge planning pada pasien tn. cholik sudah siap.
Status pasien dan format discharge planning sudah dipersiapkan. Dan
Yang perlu diinformasikan kepada pasien dan keluraga mengenai
penyakit pasien, aktivitas istirahat, obat, diet makanan saat pasien
dirumah, dan surat kontrol”
Karu : “Oya…. Saya lihat dulu berkas-berkasnya”
PP : “Baik bu ini berkas-berkasnya beserta format discharge
planningnya”
Karu : “Baik semua sudah lengkap, Mari kita keruangan pasien untuk
memberikan Discharge Planning pada Tn. cholik”
Setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, Karu beserta PP dan PA ke
ruangan pasien untuk melakukan discharge planning.
Tahap pelaksanaan
Karu : “Assalamualikum tn. cholik bagaimana kabar bapak hari ini?”
Pasien : “Waalaikumsalam bu. Alhamdulillah semakin baik sudah tidak ada
keluhan bu”
Karu : “Alhamdulilah, hari ini ada kabar gembira untuk bapak. Jadi
hari ini bapak diperbolehkan untuk pulang. Namun sebelum
pulang keluarga harus mengurus administrasi”
Keluarga : “Iya bu, nanti kami segera urus”.
Karu : “Baik bu, ada satu hal lagi yang perlu dilakukan terkait
dengan kepulangan bapak cholik hari ini. Ini nanti perawat
Ardi dan nurmiati yang akan menyampaikan hal-hal yang
terkait dengan perawatan bapak dirumah, bagaimana apakah
ibu bersedia?”
Pasien : “ Iya Bu, boleh. Silahkan”
PP : “Baik ibu disini saya akan menyampaikan beberapa hal, yaitu yang
pertama terkait dengan bapak ; bapak cholik harus mematuhi diet
yang sudah ditetapkan yaitu rendah lemak, rendah glukosa/gula
atau minuman manis, ini untuk mengendalikan lemak darah, gula
darah dan kolesterol. (hindari asin, jeroan, masakan bersantan).
Jika hiperglikemi bapak (kadar gula darah naik) tanda-tandanya
seperti mulut dan kulit terasa kering, sering merasa kehausan,
pusing, penglihatan menjadi buram/kabur, buang air kecil
meningkat, nafas terengah-engah dan bau nafas tak sedap. Coba
bapak makan makanan apa yang perlu dihindari”
Pasien : “Itu pak, rendah lemak, rendah glukosa/gula atau minuman
manis, ini untuk mengendalikan lemak darah, gula darah dan
kolesterol. (hindari asin, jeroan, masakan bersantan).
PP : “Betul sekali pak, sekarang yang kedua. Tentang istirahat dan
aktivitas, bapak harus istirahat yang cukup sekitar 8 jam dalam
sehari dan untuk aktivitas harus ringan-ringan dahulu, paham pak
coba apa yang kedua?”
Pasien : “Istirahat yang cukup sekitar 8 jam dalam sehari dan untuk
aktivitas harus ringan-ringan ia kan?
PP : “Tepat sekali pak, tolong keluarga untuk selalu mengawasi
pasien iyah buk"
Keluarga : “Baik sus, keluarga akan selalu mengawasinya”
PP : “Bagus bu, nah sekarang perawat bu nurmiati akan menjelaskan
tentang obat dan surat kontrol.”
PA : “Untuk selanjutnya bu tentang terapi obat atau Minum obat
secara teratur ya pak (Menjelaskan tentang obat dimulai minum
dan berapa kali : Metformin dosis 3x500 mg peroral, efek
samping nyeri otot, lemas perasaan dingin ditangan dan kaki,
kadang disebagian orang BAB menjadi cair tapi tidak diare yang
keluar sering pak. Glikosrazol dosis 2x100 mg peroral, efek
samping mual muntah dan perut kembung. Metronidazole 3x500
mg peroral, efek samping perasaan mual-muntah dan penurunan
nafsu makan. Miniaspi 1x80 mg peroral, efek samping mual-
muntah, meningkatkan asam lambung),Sucralfat syrp 3x1 menjaga
asam lambung, dan untuk bapak jangan menghentikan terapi obat
tanpa konsultasi dengan dokter dan bapak harus selalu cek gula
darah di faskes terdekat atau perawat bidan praktek minimal 2 hari
sekali, malahan harusnya 1hari sekali dan jika kondisi memburuk
atau bila terjadi kegawatan maka bapak harus segera dibawa ke
RS atau mencari bantuan untuk segera ke yankes terdekat dengan
rumah.
PA : “Bagaimana ada yang ditanyakan bapak ibu ?”
Pasien dan keluarga : “Tidak ada sus”
PA : “Coba bapak ulangi lagi, tentang obat tadi pak”
Pasien : “Minum obat secara teratur dan jangan menghentikan terapi obat
tanpa konsultasi dengan dokter dan selalu cek gula darah minimal
2hari sekali, dan untuk obatnya dan yang diminum sehari 1 kali
sampai 3 kali, nanti obatnya ada aturan minumnya kan buk..??”
PA : “ ada pak..Bagus sekali ,nah sekarang akan menjelaskan tentang surat
kontrol Ini bu untuk surat kontrolnya, hari rabu untuk bapak harus
kontrol tanggal 16 februari 2022 jam 08:00 WIB pagi ya pak,
tempat di poli Bedah RSI NASHRUL UMMAH Lamongan
dengan dokter muwardi, jangan lupa ya bu surat kontrol ini harus
dibawa”,
Pasien dan Keluarga : “Ya sus”
PA : “Bagaimana bapak ibu sudah jelas?”
Pasien dan keluarga : “Sudah sus, jadi saya kontrol hari rabu tanggal 16 februari
2022 besok ya sus, dan jadwal kontrol buka jam 08.00 di poli
bedah”
PA : “Betul bpak ibu”
PP : “Baik bu, saya kira semua sudah disampaikan dan bapak serta
ibu sudah paham. Tentang apa yang disampaikan oleh kami, dan
bapak sudah mengerti. Dan kami mohon maaf apabila selama
perawatan disini ada yang kurang dan terimakasih banyak sudah
mempercayakan pelayanan kesehatan bapak di rumah sakit kami
pak. Semoga bapak serta ibu dan keluarga selalu diberikan
kesehatan.”
Pasien dan keluarga : “Iya sus, sama – sama, tidak apa-apa. Terima kasih banyak
saya sudah dirawat dengan baik”
PP : “Iya pak sama-sama kalau begitu kami permisi terlebih dahulu
ya pak, assalamualaikum”
Pasien dan keluarga : “Waalaikumsalam”
Setelah tidak ada yang perlu dijelaskan lagi PP dan PA mengajak salah satu
keluarga pasien untuk ikut ke Ners station guna menggurus administrasi dan
keluarga disuruh untuk menandatangani lembar discharge planning yang sudah
dilakukan, dan PP mempersilahkan perawat pelaksana untuk melakukan pelepasan
infus dan lain-lain.
Tahap Penutup
Karu : “Terima kasih banyak atas kerjasama rekan-rekan semua, saya
kira untuk kegiatan discharge planning pada pagi hari ini cukup
bagus, namun saya harap untuk kedepannya lebih ditingkatkan
lagi untuk kenyamanan dan kepuasan pasien dan keluarga”
PP dan PA : “Baik bu”.
Karu : “Baik selamat bertugas kembali, dan tetap jaga diri dan
semangat”
PP dan PA : “Baik bu”

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pelaksanaan discharge plnurmiating bertujuan untuk mempersiapkan pasien
yang akan pulang agar siap secara fisik, psikologis dan sosial ketika sudah berada
kembali dilingkungannya melalui penjelasan yang diberikan perawat dan tim
kesehatan lain yang meliputi obat - obat yang harus diminum, aturan diit, pola
aktivitas dan kegiatan, waktu dan tempat kontrol, serta beberapa pantangan yang
mungkin harus dijalnurmiati selama dirumah.
2 Saran
Pelaksanaan discharge plnurmiating sebaiknya selalu dilaksanakan oleh
Katim dan PA sesuai alur discharge plnurmiating, dan pelaksanaannya juga dapat
dimulai pada saat mulai rawat inap pertama dan dilanjutkan selama proses perawatan
sehingga pada saat pulang Katim hanya tinggal mengulas dan mengulang kembali
setiap hal yang disampaikan sejak pasien mulai MRS.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
2. Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
3. https://idscribd.com/doc/285471499/Manajemen Keperawatan. Diakses pada 25,
Agustus 2021.
4. https://idscribd.com/doc/299832026/Manajemen Keperawatan. Diakses pada 25,
Agustus 2021.

FORMAT DISCHARGE PLANNING


No. Reg : 00 00 07 Alamat : Lamongan
Ruang Rawat : Melati 5
Nama : Tn. cholik
Jenis Kelamin : Laki laki
Tanggal MRS : 07 Februari 2022 Tanggal KRS : 10 Februari 2022
Diagnosa MRS : DM Abses pedis D Diagnosa KRS : DM gangren pedis D
Diagnosa Keperawatan :
Ketidakstabilan Kadar glukosa darah b/d hiperglikemia d/d pusing atau lemas

Aturan Diet : Rendah gula dan lemak

Obat-obat yang masih diminum, dosis, dan efek samping :


1. Metformin dosis 3x500 mg peroral, kadang sisebagian orang BAB menjadi cair,
efek samping nyeri otot, lemas perasaan dingin ditangan dan kaki.
2. Sucralfat syrp 3x1 menjaga asam lambung
3. Glikosrazol dosis 2x100 mg peroral, efek samping mual muntah dan perut kembung
4. Metronidazole 3x250 mg peroral, efek samping perasaan mual-muntah dan
penurunan nafsu makan
5. Miniaspi 1x80 mg peroral, efek samping mual-muntah
Aktifitas dan istirahat : Istirahat yang cukup dan aktivitas yang ringan-ringan dahulu

Perawatan Luka : ٧ Ya  Tidak


Tanggal / tempat kontrol :
Rabu, 16 Februari 2022, Jam 08:00, Dipoli Bedah RSI NASHRUL UMMAH Lamongan
dengan dokter muwardi Sp.B
Yang dibawa pulang (hasil Lab, Foto, ECG, surat keterangan istirahat) :
 Laboratorium Terlampir
 Radiologi Terlampir
 ......................................................lembar
Dipulangkan dari RSI NASHRUL UMMAH Lamongan dengan keadaan
 Sembuh/Membaik  Pulang paksa
 Meneruskan dengan obat jalan  Lari
 Pindah ke RS lain  Meninggal
Lain-lain : Lamongan, 10 Februari 2022

Klien / Keluarga Perawat, DPJP

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


MANAJEMEN KEPERAWATAN
RESUME KEPERAWATAN
Nama : Tn. Cholik No. Reg. : 00989xx
L/P Umur : Laki/ 50th Tanggal MRS/Jam : 7 Februari 2022/09:00
Ruang/kelas : Melati 5. 3/III Tanggal KRS/Jam :10 februari 2022/14:00
Penanggung Jawab : Arditama

Diagnosa Masuk : DM abses pedis D


Diagnosa Keluar : DM gangrene pedis D
waktu masuk :
K/U cukup, GCS 4-5-6
TD 155/76, N 80x/menit, S 36,7 C, RR 27x/menit, Spo2 98% kadar gula
darah 368,
Keluhan : Pasien mengatakan lemas, pusing dan nafas terengah-engah.
Komplikasi
Riwayat DM
Tindakan yang diberikan
Tindakan medis : operasi Debridement DM pedis
1. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium, Radiologi dan EKG
2. Pemberian obat :
- Metformin dosis 3x500 mg peroral.
- Sucralfat syrp 3x1 sdm.
- Glikosrazol dosis 2x100 mg peroral.
- Metronidazole 3x250 mg peroral.
- Miniaspi 1x80 mg peroral.
- Inj Novorapid 3x6 unit/sc
d. Tindakan keperawatan
1. Monitor keadaan umum pasien dan ttv
2. Memberikan O2 nasal 4 lpm dan infus Nacl 15 tpm
3. Monitor kadar glukosa darah
4. Monitor intake dan output cairan
5. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
6. Berikan lingkungan yang nyaman
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
e. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Radiologi
EKG
g. Masalah keperawatan selama di RS
Ketidakstabilan Kadar glukosa darah b/d hiperglikemia d/d pusing atau lemas
h. Masalah keperawatan yang perlu ditindaklanjuti di rumah
1. Kontrol tepat waktu
2. Selalu cek gula darah
3. Diet rendah gula dan lemak
4. Minum obat teratur
5. Istirahat yang cukup dan aktivitas yang ringan-ringan dahulu
6. Bila terjadi kegawatan segera menuju RS terdekat

i. Keadaan waktu KRS


 sembuh  membaik  belum sembuh  meninggal
j. Izin KRS
 diizinkan pulang  melarikan diri  pulang paksa  dirujuk ke

Lamongan, 10 februari 2022

Dokter Yang Merawat PP


(dr.H. Muwardi romli,Sp.B) (Ardytama )

PROPOSAL
PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG MELATI
RSI NU LAMONGAN

Anggota:

ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.


CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. SRI MERISKA M, S.Kep.
NURMIATI, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DIAN HUSADA MOJOKERTO
2022

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan
makin meningkat pula. Dalam bidang kesehatan, pasien pun di era sekarang ini
lebih dapat membandingkan karena mudah mengerti banyak hal. Pelayanan
kesehatan yang prima tentu akan banyak melahirkan kepercayaan-kepercayaan
dari masyarakat. Tidak ada kata tidak bagi segenap pelayanan kesehatan untuk
terus mempelajari mengenai konsep dan implementasi peningkatan mutu
pelayanan kesehatan yang terkini.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan dirasakan
suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Kualitas layanan yang prima
akan menciptakan pelanggan yang sesungguhnya (true customer) yaitu
pelanggan yang puas, bangga memilih orgnurmiatisasi layanan kesehatan
bahkan dengan senang hati menjadi pelanggan layanan orgnurmiatisasi
kesehatan tersebut, setelah mereka merasakan pengalaman mutu layanan
kesehatan yang mereka terima (Ghufron, 2007).
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian
pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde
keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien
akan keperawatan yang dilakukan oleh Perawat Associate ataupun perawat
pelaksana, konselor, kepala ruang, dan seluruh tim keperawatan beserta tenaga
kesehatan lain seperti fisioterapi, laboratorium, radiologi, ahli gizi, dengan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Ronde keperawatan
akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam lagi
masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu
proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan
tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian
konsep teori kedalam praktik keperawatan (Nursalam 2011).
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana konsep pelaksanaan ronde keperawatan ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui konsep ronde keperawatan.
1.4 Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan
tepat dan benar
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Pelaksanaan Ronde Keperawatan


2.1.1 Definisi Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh Perawat Associate dan atau konselor, kepala
ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan tim kesehatan
(Nursalam 2011).
Ronde Keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan
perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde
keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurse dengan anggota
stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien ( Clement,2011).
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.

2.2 Karakteristik Ronde Keperawatan


 Klien dilibatkan secara langsung
 Klien merupakan fokus kegiatan
 Perawat Asosiet, Perawat Associate dan konsuler melakukan
diskusi bersama
 Kosuler memfasilitasi kreatifitas
 Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat
asosiet
 Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.

2.3 Tujuan Ronde Keperawatan


Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
 Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah klien.
 Meningkatkan validitas data klien.
 Menilai kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
 Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
perawatan.

2.4 Manfaat Ronde Keperawatan


 Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat
ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan
keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008)
dengan adanya ronde keperawatan akan menguji pengetahuan
perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan
pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara
menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008)
peninkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan
keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat
untuk tumbuh dan berkembang secara profesional.
 Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi
kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak.
Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi
kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau keberhasilan
dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan
oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan
parameter penilaian atau teknik intervensi.
 Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan
mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi
percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008).
 Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu
mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat
yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat
di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde
keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada
pasien (Clement, 2011).

2.5 Tahapan Ronde Keperawatan


1. Tahapan ronde keperawatan (Ramnurmiati, 2010) adalah :
 Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning
(perencanaan), orientation (orientasi).
 Rounds,meliputi: introduction (pendahuluan), interaction
(interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
 Post-rounds meliputi debriefing ( Tanya jawab), feedback
(saran), reflection ( saran), reflection ( refleksi) , preparation
(persiapan).
2. Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:
 Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde.
b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
 Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh Perawat Associate dalam hal
ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan
danrencana tindakan yang akan/ telah dilaksanakan
danmemilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh Perawat Associate/ perawat
konselor/ kepala ruangan tentang masalah klien serta
tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah
dan yang akan ditetapkan.
 Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien
tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
 Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan
adalah sebagai berikut.
a. Struktur
- Persyaratan administratif (informed consent, alat
dan lainnya).
- Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan
ronde keperawatan.
- Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
- Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde
sesuai peran yang telah ditentukan.
c. Hasil
- Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
- Masalah klien dapat teratasi.
- Perawat dapat :
1. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
2. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
3. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
4. Meningkatkan kemampuan menentukan
diagnosis keperawatan.
5. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
6. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan
7. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
8. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

2.6 Hal Yang Dipersiapkan Dalam Ronde Keperawatan


 Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka).
 Menentukan tim ronde keperawatan.
 Mencari sumber atau literatur.
 Membuat proposal.
 Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian
 Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?Apa data yang
mendukung ?; Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?

2.7 Komponen Terlibat Dalam Ronde Keperawatan


Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah
Perawat Associate dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate,
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya.
1. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
- Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
- Menjelaskan masalah keperawata utama.
- Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
- Menjelaskan tindakan selanjutnya.
- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2. Peran Ketua Tim Lain dan Konselor
a. Perawat Associate (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota
tim).
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah
peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang
bisa disebutkan antara lain :
- Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
- Menjelaskan masalah keperawatan utama
- Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan
dilakukan
- Menjelaskan tindakan selanjtunya
- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b. Peran Perawat Associate (ketua tim)
- Memberikan justifikasi
- Memberikan reinforcement
- Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi
keperawatan serta tindakan yang rasional
- Mengarahkan dan koreksi
- Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
2.8 Mekanisme kegiatan ronde keperawatan
WAK TAH KEGIATAN PELAKSA TEMPA KEG.
TU AP NA T PASIEN
1 hari Pra Pra ronde : Penanggung Ruang
sebelu m Ronde 1. Menentukan Jawab Perawata n
ronde kasus dan topik
2. Menentukan tim
ronde
keperawatan
3. Menentukan
literatur
4. Membuat
proposal
5. Mempersiapka n
pasien
6. Diskusi
pelaksana
Pembukaan :
1. Salam
pembuka
2. Memperkenalk an
tim ronde
5 menit Ronde 3. Menyampaikan
identitas dan
masalah pasien Karu Nurse
4. Menjelaskan station
tujuan ronde
30 Penyajian masalah : PP Nurse Mendengar
menit 1. Memberi salam station kan
dan
memperkenalk
an pasien dan
keluarga kepada
tim ronde
2. Menjelaskan
riwayat penyakit
dan keperawatan
pasien
3. Menjelaskan
masalah dan
rencana
tindakan yang
telah
dilaksanakan
dan serta
menetapkan
prioritas yang Karu, PP,
perlu di Perawat,
diskusikan Konselor Ruang Memberika
Validasi data : keperawa n respon
4. Mencocokkan tan dan
dan menjelaskan menjawab
kembali data pertanyaan
yang telah
disampaikan
5. Diskusi antara
anggota tim
dan pasien
tentang masalah
keperawatan
tersebut
6. Pemberian
justifikasi olelh
Perawat
Associate atau
konselor atau
kepala ruangan
tentang maslah
pasien serta
rencana
tindakan yang
akan dilakukan
7. Menetukan
tindakan
keperawatan
pada masalah
prioritas yang
ditetapkan
10 Pasca 1. Evaluasi daan Karu,
menit Ronde rekomendasi supervisor,
intervensi perawat Nurse
keperawatan konselor station
2. Penutup
2.9 Alur Ronde
Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
Tahap pra…………………PP

PENETAPAN PASIEN

PERSIAPAN PASIEN :
Informed consent
Hasil pengkajian/validasi data

Apa diagnose
keperawatan?
Apa data yang mendukung?
Tahap pelaksanaan di nurse station…… Bagaimana intervensi yang
PENYAJIAN MASALAH dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?

VALIDASI DATA

Lanjutan – diskusi di nurse


station

Pasca Ronde keperawatan……..


Diskusi PP, Konselor, KARU

Kesimpulan dan
Rekomendasi Solusi masalah
Keterangan
1. Pra Ronde
a. Menetukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
b. Menetukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian
f. Diskusi : Apakah diagnosis keperawatan? Apa ada yang
mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Dan
Paka hambatan yang ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas
yang perlu di diskusikan
b. Diskusi antara anggota tim dengan kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh Perawat Associate atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis, intervensi
keprawatan selanjutnya

2.9.1 PERAN MASING-MASING ANGGOTA TIM


1. Peran Perawat Associate dan Perawat Associate
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
b. Menjelaskan diagnose keperawatan.
c. Menjelaskna intervensi yang dilakukan.
d. Menjelaskan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional (alas an ilmiah) dari tindakan yang
diambil.
f. Menggali masalah-maslah pasien yang belum terkaji.
2. Peran perawat konselor
a. Memberikan justifikasi.
b. Memeberikan reinformcoment.
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
dan rasional tindakan.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari

2.9.2 KRITERIA EVALUASI


1. Struktur
a. Persyaratan administrasi (informed consent, alat dan lainnya).
b. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan
ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.

2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang sudah ditentukan.

3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
2) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
3) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose
keperawatan.
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien.
6) Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana
asuhan keperawatan.
7) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
2.10 Dokumentasi Ronde keperawatan Analisa SWOT
APA YANG JADI MASALAH
PENYAJIAN
MASALAH CROSS CEK DATA YANG ADA

APA YANG MENYEBABKAN MASALAH


TERSEBUT
BAGAIMANA PENDEKATAN

DISKUSI KARU, PP, PERAWAT


KONSELOR

Tahap Ronde pada bed pasien


VALIDASI DATA

ANALISA DATA

PENETAPAN MASALAH &


RENCANA TINDAKAN

INTERVENSI KEPERAWATAN MASALAH TERATASI

DISKUSI & EVALUASI


HASIL RONDE
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Roleplay pelaksanaan ronde keperawatan
NASKAH ROLEPLAY
Pemain peran
Narator : Nurmiati
Penanggung jawab : Ways alqorni, Nebry Anggoro
Karu : Cholik
Dokter : Nebry
Perawat Primer : Sri meiriska
Perawat Associate 1 : malindra
Perawat Associate 2 : Athiroh
Pasien : Ardytama
Keluarga pasien : Tri suci
Ahli Gizi : Endang

Di sebuah ruangan rawat inap melati, RSI Nashrul Ummah


Lamongan akan dilakukan ronde keperawatan. Terdapat pada pasien
yang akan dilakukan ronde keperawatan adalah Tn.Ardi, usia 50 tahun
dengan diagnose medis Ca.Colon Stadium II, telah dilakukan reseksi usus
dan pembuatan kantung colostomy .
Kemudian Perawat Primer melaporkan ke Kepala Ruangan tentang
masalah pada Tn.Ardi
PP : Assalamualaikum.
Karu : Waalaikumsalam. Iya ada apa?
PP : Begini pak saya ingin melaporkan tentang masalah pada Tn.Ardi.
Karu : Iya silahkan..
PP : Jadi begini pak, Tn.Ardi usia 50 tahun dengan diagnose medis Ca.
Colon,pasien tersebut sudah di rawat selama 3 hari telah di
lakukan tindakan pemasangan colostomy, pasien tersebut
mengeluhkan, mual, muntah, tampak lemas, kurang nutrisi.
Berdasarkan pemeriksaan TTV dengan hasil TD;90/60
mmHg.RR:26x/menit, S: 36,5, N: 100x/ menit, hasil lab :
natrium 100 meq/dl (miliekuivalen/desiliter). Sekaranag pasien
terpasang cairan infus NaCl 0,9% 20tpm. Berdasarkan hasil
pengkajian kami untuk diagnosa keperawatannya yaitu : Defisit
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan hipovolumi
cairan..Setelah mendapatkan tindakan keperawatan selama MRS,
Tn.Ardi belum mengalami perubahan dan kami ingin melakukan
tindakan ronde keperawatan, jadi bagaimana menurut bapak?
Karu : Baiklah kalau begitu untuk kebaikan pasien juga silahkan rencanakan
tindakan ronde keperawatannya.
PP : Baik pak kalau begitu, Saya permisi dulu. Terimakasih pak.
Karu : Iya sama-sama.
PP : Assalamualaikum.
Karu : Waalaikumsalam.
Tahap pra ronde keperawatan :
Perawat Primer menemui pasien untuk memberikan informed concent. Diruang
pasien….
Pp : “Assalamu’alaikum. Perkenalkan saya perawat meriska yang
akan merawat bapak hari ini. Pak.Ardi, bagaimana keadaannya?
Pasien :Begini sus sudah 2 malam ini saya tidak bisa tidur nyenyak. Saya juga
sering mual-mual nih sus bau kotoran dari kantung di perut saya.
Kalau malam hanya bisa tidur sebentar dan sering terbangun.
PP : Begini pak kalau begitu saya mau meminta persetujuan Bapak dan Ibu.
Keluarga pasien: Persetujuan apa ya, sus ?
PP : Begini pak bu, untuk menindak lanjuti masalah penyakit yang masih
dirasakan bapak, maka saya dan teman-teman yang lain
berencana untuk mengadakan ronde keperawatan. Ronde
keperawatan ini adalah suatu pemecahan masalah keperawatan
yang belum terselesaikan yang nantinya permasalahan ini akan
diberikan solusi oleh dokter ahli dan tim medis lainnya. Tujuan
dari tindakan ronde keperawatan ini adalah untuk menyelesaikan
permasalahan yang masih dirasakan bapak saat ini. Untuk itu
saya meminta ijin kepada bapak, untuk mengadakan ronde
keperawatan besok pagi dan mohon bapak untuk mengisi
formulir persetujuan tindakan ronde keperawatan yang akan
kami lakukan besok pagi..
Pasien : Oh, begitu... terus bagaimana Sus ?
PP : Bapak tidak perlu khawatir dengan kondisi bapak saat ini, intinya demi
kebaikan kondisi bapak agar masalah yang bapak rasakan saat
ini segera teratasi.
Keluarga pasien : Benar begitu Sus ?

PP : Insya’allah Bu. Bagaimana, apakah bapak bersedia ?


Pasien : Oh, kalau begitu saya bersedia Sus.
PP : Baik, kalau begitu Bapak /Ibu tanda tangan disini. (sambil memberikan
surat izin persetujuan dan bolpoint)
Keesokan harinya Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien,
kemudian PP menuju keruangan perawat untuk memberitahukan
kegiatan ronde di Nurse Station .
PP : Assalamu’alaikum Seperti yang sudah direncanakan, hari ini kita akan
melakukan tahap pra ronde keperawatan, dimana pasien yang
akan kita pilih adalah Tn.Ardi
PA1 : Iya bu, saya rasa memang bagus kalau Tn.Ardi menjadi pasien yang
dirondekan.
Karu : Kalau begitu Perawat meriska silahkan untuk memeriksa kelengkapan
dokumentasi untuk tindakan ronde keperawatan yang akan di
laksanakan besok pagi pukul 10.00 WIB.
PP : Iya pak. Semua nya sudah siap pak.
Karu : Ya sudah kalau begitu.
Tahap Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Pada pukul 10.00 WIB, dilaksanakan rapat ronde keperawaatan di
Ruang rapat Ronde keperawatan. ( dihadiri oleh DPJP,Ahli gizi, tim
keperawatan dan kepala ruangan)
Karu : Assalamu’alaikum, selamat pagi bapak dan ibu. Di pagi hari ini, kita
akan melaksanakan ronde keperawatan, sebagaimana yang
sudah direncanakn sebelumnya. Saya perkenalkan dulu... ini
Perawat meriska sebagai kepala tim diruang ini... langsung saja,
silahkan buk membacakan data pasien Tn.Ardi
PP : Baik, terima kasih..(membacakan PPT)
Setelah selesai membacakan data Tn.Ardi
Karu : Baik, terimakasih atas penjelasanya . Untuk mendapatkan data-data
yang lebih akurat terkait pasien, menurut saya kita langsung
saja menuju ruangan pasien untuk memvalidasi data. Apakah
yang lain setuju ?
Semua : setuju pak.
Tim ronde keperawatan bersama karu, dokter, dan ahli gizi,
melakukan Validasi Data. Di Ruangan Pasien...
Karu : Assalamu’alaikum... Selamat pagi Tn.Ardi.. Gimana keadaanya pagi
hari ini ?
Pasien : Selamat pagi pak. Saya masih merasakan mual, dan mencium bau tak
sedap.
Dokter : Baiklah saya periksa dulu ya Tn.Ardi (Dokter pun memeriksa keadaan
Tn.Ardi).
Karu : Ada keluhan lain pak, yang bapak rasakan ?
Pasien : Gini sus. Saya sudah beberapa hari ini tidak nafsu makan dan minum.
Ahli gizi : Kalau bapak merasa mual bapak bisa makan sedikit-sedikit tetapi
sering,banyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan ya pak,
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bapak, jangan lupa banyak
minum air putih ya pak..
Pasien : iya sus, terimakasih atas sarannya..
Karu : Baik pak.. apa yang bapak keluhkan sudah kami catat.. Nanti untuk
kelanjutannya kami akan informasikan kembali. Kami permisi
dulu ya pak. Selamat pagi..
Paien : Iya sus.. Selamat pagi. Terimakasih..

Post Ronde Keperawatan di ruang rapat.


Setelah melakukan validasi data diruangan pasien, Tim ronde
keperawatan akan melanjutkan ke tahap diskusi, rekomendasi dan
kesimpulan di ruang rapat.
Karu : Baik, tadi kita sudah sama-sama mengetahui keadaan pasien tersebut,
dan mencatat perkembangan kesehatan pasien yang terbaru.
Apakah ada yang perlu ditanyakan ?
Dokter : Ada pak, saya ingin bertanya apakah tidak ada perkembangan setelah
di berikan cairan NaCl 0,9% dalam 20tpm, sebelum kita
melakukan ronde keperawatan kepada pasien ?
PP : Tidak ada dok
Ahli Gizi : saya juga ingin bertanya, Apakah sebelumnya pada saat makan
pasien merasa mual ?
PP : Iya bu, pasien merasa mual setiap kali makan.
Karu : Mungkin ada yang perlu di tanyakan lagi?
Semua : Tidak ada bu.
Karu : Baik, jika sudah tidak ada yang ditanyakan, lalu bagaimana untuk
tindakan selanjutnya ? Ada yang punya usul ?
Ahli Gizi : Ada pak, dari bagian gizi kami akan memberikan asupan
TKTP(Tinggi Kalori Tinggi Protein), lebih banyak asupan sayur,
buah- buahan, susu, telur, jangan memberikan makanan
mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang
terdapat pada daging hewan dan akan kami usahakan dengan
konsistensi lembek sampai cair.
Karu : Baiklah, untuk masalah cairannya bagaimana ?
Dokter : Kita lihat dari pemeriksaan lab natrium selanjutnya untuk mengetahui
apakah masih rendah apa ada perubahan. Sementara itu tetap
memberikan cairan NaCl 0,9%, atau bisa digantikan dengan
cairan asam amino ( futrolit) untuk menambah nafsu makan dan
memberikan support elektrolit.
Karu : Baiklah kira-kira apakah ada tambahan lain dok?
PP : Untuk tetesannya berapa dok?
Dokter : Untuk tetesannya tetap 20tetes/ menit.
PP : . Bagaimna kalau kantong colostomy diganti mengingat sudah 3 hari
post operasi dan sekaligus melihat bagaimna bentuk lukanya. Untuk
isinya jika sudah terisi 1/4 atau 1/3 kantong isinya dibuang biar tidak bau,
selanjutnya saat membilas kita menggunakan air hangat, bagaimna..??
Karu dan Dokter : boleh2 bagus itu.
Karu : Baik.. bagaimna Ada lagi dok?
Semua : Tidak ada ( dokter dan ahli gizi)
Karu : Baiklah sesuai kegiatan ronde kita hari ini, saya akan menyimpulkan
hasil dari ronde keperawatan yang telah kita lakukan.
untuk meningkatkan status nutrisi pada Tn.Ardi, dari tim gizi
akan memberikan diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
konsistensi lembek sampai cair, untuk terapi pemberian cairan
sesuai advis dokter, yaitu cairan asam amino futrolit 20 tpm, dan
mengganti kantong colostomy Tn.Ardi serta pembersihannya
saran dari mbk meiriska. Apakah ada yang ingin menambahkan
kesimpulan ?
Semua : Tidak ada.
Karu : Baiklah kalau tidak ada, kita tutup saja ronde keperawatan hari ini.
Terima kasih kepada dokter, kepada ahli gizi, dan rekan-rekan
yang terlibat dalam pelaksanaan ronde keperawatan pada Tn.Ardi
hari ini. Untuk suster meriska, mohon untuk melengkapi
dokumentasi Tn.Ardi dan bisa diserahkan ke saya besok pagi
yaa, jangan lupa perubahan terapi segera dig anti dilembar injeksi
dan Catatan perkembangan, untuk gizi segera hub.i central dapur
untuk penggantian diit saran dri ahli gizi… untuk penggantian
kantong disegerakan, jangan lupa kaji luka warna dan bentukan
ujung stomache.
PP : baik pak, nanti saya selesaikan dokumentasinya
Karu : kalau begitu, saya akhiri.. Selamat siang. Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Semua : Iya sama-sama. Waalaikumsalam Wr. Wb.
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, semua tim
ronde keperawatan kembali menjalankan tugas masing-masing.
Keesokan harinya PP menemui karu untuk menyerahkan berkas
dokumentasi hasil dari ronde keperawatan pada Tn.Ardi yang kemarin
sudah dilaksanakan.
PP : assalamualaikum pak..
Karu : waalaikumsalam, ada apa sus ?
PP : begini pak, saya mau menyerahkan berkas dokumentasi hasil dari ronde
keperawatan pada Tn.Ardi yang kemarin sudah kita laksanakan.
Karu : ohhh iya sus, terima kasih. Nanti saya cek lagi hasil
dokumentasinya
PP : sama-sama bu.. kalau begitu saya permisi dulu.
Assalamualaikum
Karu : iya, silahkan. Waalaikumsalam
Perawat Primer kembali ke ners station untuk kembali
melanjutkan pekerjaannya. Sekian.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh Perawat Associate dan atau konselor, kepala
ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan tim kesehatan
(Nursalam 2011). Tahap pelaksanaan ronde yaitu Pa ronde, pelaksanaan ronde,
dan pasca ronde.

4.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui konsep
pelaksaan ronde dalam keperawatan dan khususnya mahasiswa keperawatan
dan tenaga kesehatan semoga lebih tau dan dapat melaksanakan ronde dalam
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Marguis & Huston, (2000), Leadership role and management in nursing: theory
and application, Philadelphia: Lippincott.
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
PSIK. 2003. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan
Ners. Surabaya.
Herdiningtyas Regina. Naskah roleplay
keperawatan.
https://www.academia.edu/28304332/Naskah_Ronde_Keperawatan. Diakses
pada 00.59.
Januarta enggar. 2017. Tugas praktek menajemen roleplay ronde
keperawatan.https://www.academia.edu/29713483/SKENARIO_ronde_kepera
watan.
.docx. sDiakses pada 01.01
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS CA COLON
DI RUANG MELATI RSI NASHRUL UMMAH
LAMONGAN

ANGGOTA :

ARDYTAMA KUSUMA Y, S.Kep. NEBRI ANGGORO S, S.Kep.


CHOLIK JUNAIDI, S.Kep. WAYS AL QORNI, S.Kep.
ATHIROTUL WARDAH, S.Kep. ENDANG RISTYOWATI, S.Kep.
MALINDRA NURUL A, S.Kep. SRI MERISKA M, S.Kep.
NURMIATI, S.Kep. TRI SUCI IMBARWATI, S.Kep.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


DIAN HUSADA MOJOKERTO
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022
LAPORAN PENDAHULUAN CA COLON
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Kanker kolon merupakan kanker yang menyerang bagian usus
besar, yakni bagian akhir dari sistem pencernaan. Sebagian besar kasus
kanker kolorektal dimulai dari sebuah benjolan/polip kecil, dan
kemudian membesar menjadi tumor (Yayasan Kanker Indonesia, 2018).
Kanker kolon adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus
besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) (Komite
Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).

B. ETIOLOGI
Sebagian orang memang memiliki risiko tinggi terkena kanker
kolorektal. Beberapa faktor risiko tersebut ada yang tidak bisa diubah,
seperti usia lebih dari 50 tahun, riwayat menderita polip, riwayat
menderita infeksi usus besar (colitis ulcerative atau penyakit Chron),
dan memiliki anggota keluarga yang mempunyai riwayat polip atau
kanker usus besar. Faktor risiko lain adalah pola hidup yang tidak sehat
yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal di usia muda
dibawah 40 tahun. Salah satunya adalah mengonsumsi daging merah
dan daging olahan secaraberlebihan.
Oleh sebab itu, untuk mencegah timbulnya kanker kolorektal,
batasi makanan tinggi lemak termasuk daging merah. Merokok juga
merupakan faktor risiko terjadinya kanker kolorektal. Diperkirakan,
satu dari lima kasus
kanker usus besar di Amerika Serikat dihubungkan dengan rokok.
Merokok berhubungan dengan kenaikan risiko terbentuknya adenoma
dan peningkatan risiko perubahan adenoma menjadi kanker usus besar.
Faktor risiko tinggi lain adalah pengonsumsian alkohol. Usus
mengubah alkohol menjadi asetildehida yang meningkatkan risiko
kanker kolorektal. Lebih baik konsumsi buah dan sayur yang
mengandung probiotik, karena kandungan seratnya akan mengikat sisa
makanan dan membuat feses lebih berat sehingga mudah dibuang
(Kemenkes RI,2019).
C. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi kanker kolon menurut (Yayasan Kanker Indonesia,
2018):
1) Perubahan pada pola buang air besar termasuk diare, atau konstipasi
atau perubahan pada lamanya saat buang air besar, dimana pola ini
berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan. Kadang-kadang
perubahan pola itu terjadi sebagai perubahan bentuk dari feses atau
kotoran dari hari ke hari (kadang- kadang keras, lalu lunak,
danseterusnya)
2) Pendarahan pada buang air besar atau ditemukannya darah di feses,
seringkali hanya dapat dideteksi dilaboratorium
3) Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram,
gas atau rasa sakit yangberulang
4) Perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah buang
airbesar
5) Rasa cepat lelah, lesu lemah atauletih
6) Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan
sebabnya

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan kanker
kolorektal adalah sebagai berikut (Sayuti & Nouva, 2018)
1. Pemeriksaan laboratorium klinis
Pemeriksaan laboratorium terhadap karsinoma kolorektal bisa
untuk menegakkan diagnosa maupun monitoring perkembangan atau
kekambuhannya. Pemeriksaan terhadap kanker ini antara lain
pemeriksaan darah, Hb, elektrolit, dan pemeriksaan tinja yang
merupakan pemeriksaan rutin. Anemia dan hipokalemia
kemungkinan ditemukan oleh karena adanya perdarahan kecil.
Perdarahan tersembunyi dapat dilihat dari pemeriksaantinja. Selain
pemeriksaan rutin diatas, dalam menegakkan diagnosa karsinoma
kolorektal dilakukan juga skrining CEA (Carcinoma Embrionic
Antigen). Carcinoma Embrionic Antigen merupakan pertanda serum
terhadap adanya karsinoma kolon dan rektum. Carcinoma Embrionic
Antigen adalah sebuah glikoprotein yang terdapat pada permukaan
sel yang masuk ke dalam peredaran darah, dan digunakan sebagai
marker serologi untuk memonitor status kanker kolorektal dan untuk
mendeteksi rekurensi dini dan metastase ke hepar. Carcinoma
Embrionic Antigen terlalu insensitif dan nonspesifik untuk bisa
digunakan sebagai skrining kanker kolorektal. Meningkatnya nilai
CEA serum, bagaimanapun berhubungan dengan beberapa parameter.
Tingginya nilai CEA berhubungan dengan tumor grade 1 dan 2,
stadium lanjut dari penyakit dan adanya metastase ke organ dalam.
Meskipun konsentrasi CEA serum merupakan faktor prognostik
independen. Nilai CEA serum baru dapat dikatakan bermakna pada
monitoring berkelanjutan setelahpembedahan.
2. Pemeriksaan laboratorium PatologiAnatomi
Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi pada kanker
kolorektal adalah terhadap bahan yang berasal dari tindakan biopsi
saat kolonoskopi maupun reseksi usus. Hasil pemeriksaan ini adalah
hasil histopatologi yang merupakandiagnosa definitif. Dari
pemeriksaan histopatologi inilah dapat diperoleh karakteristik
berbagai jenis kanker maupun karsinoma di kolorektal ini.
3. Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan yaitu foto polos
abdomen atau menggunakan kontras. Teknik yang sering
digunakan adalah dengan memakai double kontras barium enema,
yang sensitifitasnya mencapai 90% dalam mendeteksi polip yang
berukuran >1 cm. Teknik ini jika digunakan bersama-sama
sigmoidoskopi, merupakan cara yang hemat biaya sebagai
alternatif pengganti kolonoskopi untuk pasien yang tidak dapat
mentoleransi kolonoskopi, atau digunakan sebagai pemantauan
jangka panjang pada pasien yang mempunyai riwayat polip atau
kanker yang telah di eksisi. Risiko perforasi dengan menggunakan
barium enema sangat rendah, yaitu sebesar 0,02 %. Jika terdapat
kemungkinan perforasi, maka sebuah kontras larut air harus
digunakan daripada barium enema. Computerised Tomography
(CT) scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Endoscopic
Ultrasound (EUS) merupakan bagian dari teknik pencitraan yang
digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut pasien dengan
kanker kolon, tetapi teknik ini bukan merupakan skriningtes.
4. Kolonoskopi
Kolonoskopi dapat digunakan untuk menunjukan gambaran seluruh
mukosa kolon dan rektum. Prosedur kolonoskopi dilakukan saluran
pencernaan dengan menggunakan alat kolonoskopi, yaitu selang
lentur berdiameter kurang lebih 1,5 cm dan dilengkapi dengan
kamera. Kolonoskopi merupakan cara yang paling akurat untuk dapat
menunjukkan polip dengan ukuran kurang dari 1 cm dan keakuratan
dari pemeriksaan kolonoskopi sebesar 94%, lebih baik daripada
barium enema yang keakuratannya hanya sebesar 67%. Kolonoskopi
juga dapat digunakan untuk biopsi, polipektomi, mengontrol
perdarahan dan dilatasi dari striktur. Kolonoskopi merupakan
prosedur yang sangat aman dimana
komplikasi utama (perdarahan, komplikasi anestesi dan perforasi)
hanya muncul kurang dari 0,2% pada pasien. Kolonoskopi
merupakan cara yang sangat berguna untuk mendiagnosis dan
manajemen dari inflammatory bowel disease, non akut divertikulitis,
sigmoid volvulus, gastrointestinal bleeding, megakolon non toksik,
striktur kolon dan neoplasma. Komplikasi lebih sering terjadi pada
kolonoskopi terapi daripada diagnostik kolonoskopi, perdarahan
merupakan komplikasi utama dari kolonoskopi terapeutik, sedangkan
perforasi merupakan komplikasi utama dari kolonoskopidiagnostik.

E. PATOFISIOLOGI
Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang
berkembang dari polip adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan
meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di rektum dan kolon
sigmoid. Polip tumbuh dengan lambat, sebagian besar tumbuh dalam
waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas. Ketika polip
membesar, polip membesar di dalam lumen dan mulai menginvasi
dinding usus. Tumor di usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar,
serta menyebabkan nekrosis dan ulkus. Sedangkat tumor pada usus kiri
bermula sebagai massa kecil yang menyebabkan ulkus pada suplai
darah (Black & Hawks,2014).
Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke dalam
lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang
berdekatan. Kanker kolorektal menyebar dengan perluasan langsung ke
sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding luar usus Struktur
yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung, duodenum,
usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding
abdominal juga dapat dikenai oleh perluasan. Metastasis ke kelenjar
getah bening regional sering berasal dari penyebaran tumor. Tanda ini
tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh sudah dikenai namun
kelenjar regional masih normal. Sel-sel kanker dari tumor primer dapat
juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area
sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal.
“Penyemaian” dari tumor ke area lain dari rongga peritoneal dapat
terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau selama pemotongan
pembedahan (Black & Hawks,2014).

F. PATHWAY
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
- Pembedahan (Operasi)
- Penyinaran (Radioterapi)
- Kemotherapy
- Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
- Penatalaksanaan keperawatan
 Dukungan adaptasi da kemandirian
 Meningkatkan kenyamanan
 Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
 Mencegah komplikasi
 Memberikan informasi tentang proses/ konsisi penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan
- Penatalaksanaan Diet
 Cukup mengkonsumsi serat sayur-sayuran dan buah buahan
 Kacang – kacangan (lima porsi setiap hari)
 Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik
 Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan
 Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga teratur

Prinsip tatalaksana kanker kolon (Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015)

Stadium Terapi

 Eksisi lokal atau polipektomisederhana


Stadium 0 (TisN0M0)  Reseksi en-bloc segmental untuk lesi yang tidak
memenuhi syarat eksisilokal
Stadium I (T1-  Wide surgical resection dengan anastomosis
2N0M0) tanpa kemoterapi adjuvan

Stadium II  Wide surgical resection dengananastomosis


(T3N0M0, T4a-
bN0M0)
 Terapi adjuvan setelah pembedahan pada pasien
dengan risiko tinggi
Stadium III (T
apapunN1-2  Wide surgical resection dengananastomosis
M0)

 Terapi adjuvan setelah pembedahan


 Reseksi tumor primer pada kasus kanker kolorektal
metastasis yang dapatdireseksi
Stadium IV (T apapun, N  Kemoterapi sistemik pada kasus kanker
apapun, M1) kolorektal dengan metastasis yang tidakdapat
direseksi dan tanpa gejala

H. KOMPLIKASI
Kompikasi terjadi sehubungan pertumbuhan pada lokasi tumor atau melalui
penyebaran metastase yang termasuk
a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsil atau
lengkap
b. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan
penyebaran langsung
c. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar colon yang menyebabkan hemoragi
d. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses
e. Perootonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok
f. Pembentukan abses

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PengkajianKeperawatan
Pengkajian keperawatan merupakan catatan tentang hasil pengkajian
yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari pasien,
membuat data dasar tentang pasien, dan membuat catatan tentang
respons kesehatan pasien. Pengkajian yang komprehensif atau
menyeluruh, sistematis yang logis akan mengarah dan mendukung
pada identifikasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dapat
diperoleh dari data subyektif melalui wawancara dan dari data obyektif
melalui observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
(Dinarti & Yuli Muryanti,2017):
1) PengumpulanData
a) Identitas pasien : Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
alamat, tempattinggal
b) Riwayat penyakit sekarang : Pada pengkajian ini yang perlu dikaji
adanya keluhan pada area abdomen terjadipembesaran
c) Riwayat penyakit dahulu : Adakah riwayat penyakit dahulu yang
diderita pasien dengan timbulnya kankerkolon.
d) Riwayat penyakit keluarga : Adakah anggota keluarga yang
mengalami penyakit seperti yang dialami pasien, adakah anggota
keluarga yang mengalami penyakit kronislainnya
e) Riwayat psikososial dan spiritual : Bagaimana hubungan pasien
dengan anggota keluarga yang lain dan lingkungan sekitar
sebelum maupun saat sakit, apakah pasien mengalami
kecemasan, rasa sakit, karena penyakit yang dideritanya, dan
bagaimana pasien menggunakan koping meknurmiatisme untuk
menyelesaikan masalah yangdihadapinya.
2) Riwayat bio- psiko- sosial-spiritual
a. PolaNutrisi
Biasanya mual dan muntah juga sering dirasakan oleh klien
setelah dilakukan operasi, maka dari itu akan menimbulkan
penurunan berat badan pada klien tapi itu hanya pada awal-
awal post operasi tetapi lama kelamaan sudahterbiasa
b. PolaEliminasi
Kebiasaan BAB, BAK, frekwensi, warna BAB, BAK,
adakah keluar darah atau tidak, keras, lembek, cair. Biasanya
fasesnya terlihat cair atau lunak karena dipasang kolostomi
di bagian area abdomen
c. Pola personalhygiene
Kebiasaan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan
sabun atau tidak, menyikat gigi.
d. Pola istirahat dantidur
Biasanya kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, merasa
gelisah dan ansietas, tidak tiduran semalaman karena akibat
reaksi nyeri sudah pembedahan
e. Pola aktivitas danlatihan
Kegiatan sehari-hari, olaraga yang sering dilakukan,
aktivitas diluar kegiatan olaraga, misalnya mengurusi urusan
adat di kampung dan sekitarnya.
f. Kebiasaan yang mempengaruhikesehatan
Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum-minuman keras,
ketergantungan dengan obat-obatan ( narkoba ).
g. Hubunganperan
Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetangga,
teman- teman sekitar lingkungan rumah, aktif dalam
kegiatan adat ?
h. Pola persepsi dan konsepdiri
Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap
keluarga, kebersamaan dengan keluarga.
i. Pola nilaikepercayaan
Kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa, keyakinan
terhadap
agama yang dianut, mengerjakan perintah agama yang di
anut dan patuh terhadap perintah danlarangan-Nya.
j. Pola reproduksi danseksual
Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan
dengan keluarga besarnya dan lingkungansekitar.
3) Riwayat pengkajian nyeri
P : Provokatus paliatif: Apa yang
menyebabkan gejala? Apa yang biasa
memperberat dan mengurangi nyeri?
Q : QuaLity-quantity: Bagaimana gejala dirasakan,
sejauh mana gejala dirasakan?
R : Region – radiasi: Dimana gejala dirasakan dan apakah
gejala yang dirasakanmenyebar?
S : Skala – severity: Berapa tingkat keparahan dirasakan?
T : Time: Kapan gejala mulai timbul? Seberapa
sering gejala dirasakan?
4) Pemeriksaan fisik
- Kepala dan leher : Dengan tehnik inspeksi danpalpasi
- Rambut dan kulit kepala : Pendarahan, pengelupasan,
perlukaan, penekanan
- Telinga : Perlukaan, darah, cairan, bau
- Mata : Perlukaan, pembengkakan, replek pupil, kondisi
kelopak mata, adanya benda asing, skelera putih?
- Hidung : Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan
anatomi akibat trauma?
- Mulut : Benda asing, gigi, sianosis, kering?
- Bibir : Perlukaan, pendarahan, sianosis, kering?
- Rahang : Perlukaan, stabilitas?
- Leher : Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran
kelenjar tiroid
5) Pemeriksaan dada
1. Inspeksi : Bentuk simetris kanan kiri, inspirasi dan
ekspirasi pernapasan, irama, gerakkan cuping hidung,
terdengar suara napastambahan.
2. Palpasi : Pergerakkan simetris kanan kiri, taktil premitus
sama antara kanan kiri dindingdada.
3. Perkusi : Adanya suara-suara sonor pada kedua paru,
suara redup pada batas paru danhepar.
4. Auskultasi : Terdengar adanya suara visikoler di kedua
lapisan paru, suara ronchi danwheezing
6) Kardiovaskuler
1. Inspeksi: Bentuk dadasimetris
2. Palpasi: Frekuensinadi,
3. Parkusi: Suarapekak
4. Auskultasi: Irama regular, systole/murmur
7) System pencernaan /abdomen
1. Inspeksi : Pada inspeksi perlu diperliatkan, apakah
abdomen membuncit atau datar, tapi perut menonjol
atau tidak,
lembilikus menonjol atau tidak, apakah ada benjolan
benjolan /massa.
2. Palpasi : Adakah nyeri tekan abdomen, adakah massa
( tumor, teses) turgor kulit perut untuk mengetahui
derajat bildrasi pasien, apakah tupar teraba, apakah
lienteraba?
3. Perkusi : Abdomen normal tympnurmiatik, adanya
massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak
( hepar, asites, vesika urinaria,tumor).
4. Auskultasi : Secara peristaltic usus dimana nilai
normalnya 5- 35 kalipermenit.
8) Pemeriksaan extremitas atas dan bawahmeliputi:
1. Warna dan suhukulit
2. Perabaan nadidistal
3. Depornitas extremitasalus
4. Gerakan extremitas secara aktif danpasif
5. Gerakan extremitas yang tak wajar adanyakrapitasi
6. Derajat nyeri bagian yangcidera
7. Edema tidak ada, jari-jari lengkap danutuh
8. Reflekpatella

9) Pemeriksaanpelvis/genitalia
1. Kebersihan, pertumbuhanrambut
2. Kebersihan, pertumbuhan rambut pubis, terpasang
kateter, terdapat lesi atautidak.

b. DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077)
2. Resiko infeksi (D.0142)
3. Resiko defisit nutrisi (D.0032)

c. Intervensi
Dx I : Nyeri Akut (D.0077)
Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatandi harapkan
nyeri yang di rasakan pasien menurun
Kriteria Hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Anoreksia menurun
Intervensi
Observasi :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang mempserberat dan memperingan
nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Dx II : Resiko Infeksi (D.0142)


Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan derajat infeksi
menurun
Kriteria Hasil :
- Demam menurun
- Kemerahan menurun
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun
- Kadar sel darah putih membaik
Intervensi :
Observasi
- Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada daerah edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan
lingkungan klien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Anjurkan cara memeriksa luka
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

Dx III : Resiko kekurangan nutrisi (D.0032)


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi diharapkan status nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil :
- Berat badan atau IMT meningkat
- Frekuensi makan meningkat
- Perasaaan cepat kenyang Intervensi :
Observasi
- Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta
kebutuhan kalori
Terapeutik
- Timbang berat badan bayi secara rutin
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi nafas
- Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tugor kulit menurun, membran mukosa
kering , volume urin menurun,)
Edukasi
- Ajarkan membuat catatan harian tentang pengeluaran di
sengaja, muntah/ aktivitas yang berlebihan)
- Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi jika perlu
- Informasikan hasil pemantauan
d. Implementasi
Implementasi ialah suatu kategori perilaku keperawatan diaman
tindakan yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik dan
mencapai tujuan dan keriteria hasil yang baik. Implementasi
meliputi membentu, melakukan sebuah kinerja kehidupan sehari-
hari, memberikan arahan, mengevaluasi, mencatat serta
melakukan pertukaran informasi yang baik dengan perawatan
kesehatan.
Komponen implementasi dari proses keperawatan memiliki lima
tahapan yaitu mengkaji ulang klien, menelaah dan memodifikasi
rencana asuhan yag telah ada, mengidentifikasi area dimana
bantua dibutuhkan, mengimplemetasikan intervensi dan
mengkomunikasikan intervensi keperawatan.

e. Evaluasi
Evaluasi ialah sutu tindakan intelektual untuk melengkapi suatu
proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari tindakan
keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
rencana intervensi dan implementasinya.
Tujuanya yaitu untuk melihat seberapa besar kemampuan klien
dalam mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
melihat respon klien terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan
a. Pasien menunjukan resiko infeksi menurun
b. Pasien menunjukkan nyeri berkurang
c. Pasien menunjukan peningkatan asupan nutrisi
DAFTAR PUSTAKA

Diyono, Mulyanti, 2013. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan,


Dilengkapi Contoh Studi Kasus Dengan Aplikasi Nanda Nic Noc
Fossum, T.W. (2002) Small Nurmiatimal Surgery, ed 2nd Mosby, St. Lois
London.
Hingornurmiati, M., dan Sebag-Montefiore, D., 2011. Oxford Desk Reference
Oncology. United States: Oxford
Jakarta : EGC pp 367-378
Johns Hopkins Medicine Colon Cancer Centre, 2015. Colorectal Cancer
Overview. Available from
Kumar, Vinay, Cotran, et al. 2007. Buku Ajar Patologi Anatomi Edisi 7 Vol.
2.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC: Jogja: Mediaction Publishing.
Philandelphia sydney. Toronto.
Wendy, Y.M., 2013. Carsinoma Colorektal. Available from:
http://yuhardika.com/2013/05/carsinoma-colorektal.html [Accessed on 22 April 2015.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2,
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D DENGAN SEPSIS
DI RUANG MELATI RSI NU LAMONGAN

ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Ardi
Umur /usia : 50 Thn,
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Sudah Menikah
Alamat : Lamongan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Diagnosa Medis : Ca Colon post colostomy

B. RIWAYAT PENYAKIT
a.Keluhan utama
Klien mengatakan mual, muntah, lemas nyeri pada perutnya
b.Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan pada awalnya bulan Juli 2021 sering mengalami sakit
pinggang. Namun dianggap sakit pinggang biasa oleh pasien, dan tidak kunjung
sembuh. Lalu pasien memeriksakan diri di RSI NASHRUL UMMAH Lamongan
diantar oleh anaknya. Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan lengkap
oleh dokter. Setelah hasil pemeriksaan keluar ditemukan ada tumor sebesar kepalan
tangan di usus besar. Pasien disarankan untuk opname, dan pada tanggal 7 Februari
2022 dilakukan pembedahan (operasi). Tn A terhitung sudah 3 hari dirawat dan
menjalani perubahan BAB memakai kantung kolostomy, Tn.A mengeluhkan mual,
muntah, lemas dan tidak nafsu makan, sambil mencium bau tak sedap.
c.Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat DM dan tidak mempunyai riwayat penyakit
hipertensi.
d.Riwayat Keluarga
Keluarga pasien mengatakan angota keluarga yang lain tidak ada yang memiliki
penyakit yang sama dengan pasien dan tidak ada yang menderita penyakit kronis
lainnya seperti asma, jantung.
POLA SEHARI-HARI
1.Pola persepsi kesehatan
SMRS : keluarga mengatakan sehat, dan dapat melakukan aktivitas sehari- hari
dengan normal
MRS :pasien mengatakan pasien keadaannya lemah
2.Pola Nutrisi
SMRS : pasien makan 3x sehari dengan porsi sedang, nasi, lauk,sayur. Minum
kurang lebih 8L/hari. BB 58kg
MRS : pasien mengatakan tidak nafsu makan porsi makan sedikit, habis 5 – 6
sendok makan setiap 1 porsi makanan dari RS, minum setelah makan setengah aqua
gelas. Pasien muntah 5 – 6x setiap hari setelah makan. BB 56kg
3.Pola Eliminasi
SMRS :BAK : sering 5-6 kali 1300cc BAB : 1 kali sehari tiap pagi
MRS : BAK : 3 kali urin berwarna kuning sekitar 850cc. BAB : pasien BAB sering
selang beberapa jam setelah makan.
4.Pola Istirahat Tidur
SMRS : pasien tidur selama 6-7 jam/hari, tidak pernah tidur siang MRS :Pasien
mengatakan tidur sebentar sering terbangun
5.Pola Aktivitas-latihan
SMRS : pasien mengatakan pasien merupakan pedagang buah di pasar MRS :
pasien mengatakan tubuhnya lemah, sehingga pemenuhan ADL pasien dibantu oleh
perawat dan keluarga.
6.Pola kognitif persepsi-sensori
SMRS :pasien mengatakan tidak mengalami gangguan apapun
MRS :pasien mengatakan mengalami nyeri padaperutnya, yang membuat pasien
merasa tidak nyaman
7.Pola konsep diri
SMRS :Pasien merasa sangat bersyukur kepada Allah karena masih diberi hidup
hingga saat ini, pasien ingin selalu sehat supaya tidak merepotkan anaknya
MRS :Pasien merasa tidak enak kepada anaknya karena merepotkan dan pasien
ingin cepat sembuh
8.Pola hubungan – peran
SMRS :Pasien mengatakan dia berperan sebagai kakek dan ayah bagi anak-
anaknya. Pasien mengatakan akrab dan berhubungan baik dengan keluarga dan
masyarakat sekitar lingkungan
MRS :Pasien mengatakan tidak dapat berperan sebagai kakek dan tidak bisa
berdagang seperti biasanya. Komunikasi pasien dengan tetangga juga terhambat
karena pasien dirawat di RS
9.Pola Reproduksi Seksual
Pasien saat ini sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak
10. Pola penanganan masalah stress
SMRS :Pasien mengatakan jika mempunyai masalah bercerita pada keluarganya
MRS :Pasien mengutarakan keluhan sakitnya pada keluarga dan perawat.
11. Pola nilai-kepercayaan
SMRS :pasien mrngatakan sholat 5 waktu
MRS :pasien mengatakan tidak bisa menjalankan ibadah seperti biasanya

C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum/ keadaan umum : Klien Lemas
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 90/60 mmHg N : 100 x/menit RR ; 26x/menit
S : 37,5°𝐶
1.Penilaian nyeri :
P : bekas luka operasi colostomy Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada abdomen sebelah kiri S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
2.Pemeriksaan Fisik :
Kepala : rambut klien berwarna hitam, tampak lepek, tidak ada luka pada kepala,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Mata : konjungtiva anemis, mata simetrs anatara kanan dan kiri, mata cowong
Hidung : tidak ada sekret, tidak ada polip
Telinga : simetris anatara kanan dan kiri, tidak ada serumen
Mulut : mikosa bibir kering, terlihat pucat, tidak sianosis
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada neri telan
Integumen : warna kulit sawo matang, tugor kulit > 2 detik, kulit tempak kering
Pemeriksaan dada : Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi, warna
kulit sama, tidak ada benjolan atau nyeri tekan, paru sonor, jantung redup, tidak ada
suara tambahan
Abdomen : bentuk abdomen simetris, ada bekas luka operasi colostomy pada perut
sebelah kiri dengan warna dasar luka kemerahan, terdapat nyeri tekan
Genetalian : terpasang cateter
Muskuloskletal
Bagian tangan kanan tidak ada lesi, tidak nyeri tekan, tidak odema
Bagian tangan kiri tidak ada lesi tidak nyeri dan tidak odema
Bagian kaki kanan tidak ada lesi, tidak terdapat nyeri tekan, tidak odem

5 5

5 5

Bagian kaki kiri tidak ada luka, tidak nyeri dan tidak odema
7/ 2/ 2022 hasil Laborat
Hb : 18,9mg/dl Hbsag : Negatif
Leukosit : 18.000 HIV : Non reaktif
Trombosit : 125.000 Gda : 398 mg/dl
Natrium : 100 mq/dl
Kalium : 3,1 mq/dl
8/ 2/ 2022 9/ 2//2022 10/ 2/2022 11/02/2022
Gda : 222 Gda : 208 Gda : 199 Gda : 178
D. ANALISA DATA
No. Analisa Data Etiologi Masalah

1. DS : Faktor psikologis Defisit nutrisi


pasien mengatakan mual (mis,stres,ketengganan
pada saat kemo, merasa untuk makan)
ingin muntah, dan tidak
nafsu makan

DO :
- KU lemas
- Nafsu makan
menurun (Klien
makan hanya
habis 3 sendok
setiap 1 porsi
makanan yang
diberikan di rumah
sakit)
- Klien tampak mual
- BB menurun dari
58kg menjadi
56kg

2. DS :pasien mengatakan Kekuranggan intake Hipovolemia


merasa lemas cairan
DO :
- terpasang infus NaCl
0,9% 20tpm
- hasil lab :
natrium 100 meq/dl
(miliekuivalen/desiliter)
HB meningkat :
18,9 gm/dL
TD : 90/60 mmHg N :
100 x/menit RR ;
26x/menit
S : 37,5°𝐶
- KU lemas
- Kesadaran
composmentis
- Tugor kulit > 2
detik
- Mukosa bibir
kering
- Konjungtiva
anemis
- Volume urin
menurun 850cc/24
jam (sebelum
MRS 1300c/24
jam)
- Minum sedikit
- Muntah 5- 6 kali
sehari
3. DS : Pasien mengatakan Malnutrisi Resiko Infeksi
memiliki riwayat DM
dan tidak mempunyai
riwayat penyakit
hipertensi.
DO :
7/ 2/ 2022 hasil Laborat
Hb : 18,9mg/dl
Hbsag : Negatif
Leukosit : 18.000
HIV : Non reaktif
Trombosit : 125.000
Gda : 398 mg/dl
Natrium : 100 mq/dl
Kalium : 3,1 mq/dl
8/ 2/ 2022 9/ 2//2022
10/ 2/2022
11/02/2022
Gda : 222 Gda : 208
Gda : 199
Gda : 178
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Kode Diagnosa
1 Defisit nutrisi Berhubungan dengan Faktor psikologis D. 0119
(mis,stres,ketengganan untuk makan)
2 Hipovolemia berhubungan dengan Kekuranggan D. 0023
intake cairan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi D. 0142


F. INTERVENSI KEPERAWATAN
No No dx Kriteria & Intervensi
. Tujuan

Tujuan : Setelah Manajemen nutrisi I.03119


1. 1 dilakuakan
tindakan Observasi
keperawatan
2x24 jam status - identifikasi faktor yang mempengaruhi
nutrisi terpenuhi asupan gizi (mis.
pengetahuan,ketersediaan
Kriteria hasil : makanan,agama/kepercayaan, budaya,
- Porsi makan mengunyah tidak adekuat, gangguan lit
yang menelan,penggunaan obat-obatan atau
dihabiskan pascaoperasi)
meningkat - identifikasi perubahan berat badan
- Bb atau IMT - identifikasi kelainan pada kulit (mis.
meningkat memar yang berlebihan,luka yang sulit
- Frekuensi sembuh,dan pendarahan)
makan - identifikasi kelainan pada rambut(mis.
kering,tipis,kasar, dan mudah patah)
- identifikasi pola makan (mis.
kesukaan/ketidaksukaan
makanan,konsumsimakanan cepat
saji,makanan terburu-buru
- identifikasi kelainan pada
kuku(mis,berbentuk sendok,retak,mudah
patah dan
meningkat bergerigi)
- Nafsu makan - identifikasi kemampuan menelan (mis.
meningkat fungsi motorik wajah,refleks
menelan,dan refleks gag)
- identifikasi kelainan rongga mulut(mis.
peradangan,gusi berdarah,bibir kering
dan retak,luka)
- identifikasi kelainan eleminasi (mis.
diare,darah,lendir dan eleminasi yang
tidak teratur)
- monitor mual dan mudah
- monitor asupan oral
- monitor warna konjungtiva
- monitor hasil laboratorium(mis,kadar
kolestrol,albumin
serum,transferrin,kreatinin,hemoglobin,
hematokrit dan elektrolit darah)
Terapeutik
- timbang berat badan
- ukur antropometrik komposisi
tubuh(mis,indeks massa
tubuh,penggukuran pinggang,dan
ukuran lipatan kulit)
- hitung perubahan berat badan
- atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- informasikan hasil pemantauan,jika
perlu
2. 2 Tujuan : Pemantauan Cairan I.03121
Setelah dilakukan
tindakan Observasi
keperawatan - Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2x24 jam
diharapkan - Monitir frekuensi nafas
keseimbangan - Monitor TD
cairan meninkat - Monitor BB
Kriteria Hasil : - Monitor elastisitas tugor kulit
- asupan cairan - Monitor jumlah, wrna dan berat jenis
meningkat urine
- haluan urin - Monitor kadar albumin dan protein
menigkat total
- asites - Monitor intake dan out put cairan
menurun - Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun,tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, volume
urin menurun,hematokrit meningkat,
haus, lemah, konsentrasi urine
meningkat, bb menurun dalam waktu
singkat)
Terapeutik

- Atur interval waktu pemantauan


sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasika hasill pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauann jika perlu
3. 3 Setelah dilakukan - pantau bentuk luka ( jaringan, warna,
asuhan adakah area disekeliling luka memerah ruam
keperawatan lebam dan timbul bintik bintik tidak).
selama 2x 24 jam - control area luka.
diharapkan tidak - tingkatkan asupan nutrisi.
adanya tanda - - ciptakan lingkungan luka yang bersih.
tanda infeksi pada - identifikasi tanda tanda infeksi.
jaringan luka dan - edukasi pencegahan infeksi
daerah luka
disekitranya.
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No. No Hari/tgl Implementasi Evaluasi
.
Dx
1. 1. Kamis, S : klien mengatakan masih
10 Feb - mengidentifikasi faktor tidak nafsu makan, masih
yang mempengaruhi sering mual dan muntah
2022 asupan gizi (mis. O :
09.00 pengetahuan,ketersediaan - BB menurun, - klien
makanan,agama/kepercay tampak lemas
WIB aan, budaya, mengunyah - turgor kulit > 2 detik
tidak adekuat, gangguan A :
lit menelan,penggunaan Masalah belum teratasi P :
obat-obatan atau Intervensi dilanjutkan
pascaoperasi) - Mengidentifikasi

- mengidentifikasi asupan gizi

perubahan berat badan - Mengidentifikasi pola

09.30 - mengidentifikasi pola makan

makan (mis. - Memonitor berat

WIB kesukaan/ketidaksukaan badan

makanan,konsumsi
makanan cepat
saji,makanan terburu-buru
- memonitor mual dan
muntah
10.30 - memonitor asupan oral
WIB - menimbang berat badan
secara berkala
- menjelaskantujuan
pemantauan
- memberikan caian sesuai
advis NaCl 09%

2. Kamis, - memonitor TTV S : klien merasa tubuhnya


10 Feb - memonitor BB lemas
2022 - memonitor elastisitas O:
tugor kulit - mukosa bibir kering
- memonitor jumlah, - turgor kulit > 2 detik
warna dan berat jenis - kulit kering
08.00 urine - konjungtiva anemis
WIB - memonitor kadar - TTV :
albumin dan protein TD : 90/60 mmHg N : 100
total x/menit RR ; 26x/menit
- memonitor intake dan S : 37,5°𝐶
output cairan
08.45 - memberikan caian infus
WIB NaCl 09% 20tpm A:
- Identifikasi tanda- Masalah belum teratasi P :
tanda hipovolemia (mis. Intervensi dilanjutkan
frekuensi nadi - Memonitor ttv
meningkat, nadi - Memonitor
teraba lemah, tekanan elastisitas turgor
darah menurun. kulit pada sekitaran
10.00 - Membersihkan kantong kantong colostomy.
WIB colostomy. - Memoitor intake
dan output cairan.
2. 1 Jumat, 11 - mengidentifikasi faktor S : klien mengatakan nafsu
Februari yang mempengaruhi makan mulai meningkat,
2022 asupan gizi (mis. mual dan muntah berkurang
12.00 pengetahuan,ketersediaan O:
WIB makanan,agama/kepercay - BB belum meningkat,
aan, budaya, mengunyah - klien tampak lebih
tidak adekuat, gangguan lit bertenaga
menelan,penggunaan obat- - turgor kulit < 2 detik
obatan atau A :
pascaoperasi) Masalah teratasi sebagian
- mengidentifikasi P:
perubahan berat badan Intervensi dilanjutkan
- mengidentifikasi pola - Mengidentifikasi
makan (mis. asupan gizi
kesukaan/ketidaksukaan - Mengidentifikasi pola
makanan,konsumsi makan
12.00 makanan cepat - Memonitor berat
WIB saji,makanan terburu-buru
- memonitor mual dan
muntah
- memonitor asupan oral
- memonitor warna
konjungtiva
- menimbang berat badan
- menjelaskan tujuan
pemantauan
- memberikan caian sesuai
advis NaCl 09%
13.00 badan
WIB

2. Jumat, - Memonitor TTV S : klien merasa tubuhnya


11 - Memonitor konsitensi lebih bertenaga
Februari BAB
2022 - elastisitas tugor kulit O:
- Memonitor jumlah, - mukosa bibir lembab
wrna dan berat jenis - turgor kulit < 2 detik
Urine - kulit masih tampak
12.30 - Memonitor kadar kering
WIB Elektrolit, albumin dan protein - konjungtiva anemis
Total - TTV :
- Memonitor intake dan TD : 100/70 mmHg
out put cairan N : 100 x/menit
- mengidentifikasi RR ; 24x/menit
tanda-tanda S : 37,5°𝐶
hipovolemia (mis.
frekuensi nadi A:
meningkat, nadi Masalah teratasi sebagian
teraba lemah, tekanan P:
darah menurun. Intervensi dilanjutkan
- Memonitor ttv
- Memonitor
elastisitas turgor
kulit
- Memoitor intake
dan output cairan
- Konsistensi lembek
sampai cair BAB warna
kuning bercampur hijau
agak tua.

3. 3 Kamis, - pantau bentuk luka ( jaringan, S : pasien menyeringai saat


10 feb warna, adakah area dilepas kantong kolostomy,
2022 disekeliling luka memerah merasa nyaman saat dig anti
ruam lebam dan timbul bintik kantong baru dan
bintik tidak). mengatakan jika tidak
- control area luka. berbau lagi.
- tingkatkan asupan nutrisi. O : - luka bentukan
- ciptakan lingkungan luka stomache menonjol uk.3 – 4
yang bersih. cm.
- identifikasi tanda tanda - warna pink dan merah
infeksi. ( bukan merah merona).
- edukasi pencegahan infeksi - tidak ada iritan atau
( jika kantong kolostomy terisi memerah disekitar stomache
1/4 atau 1/3 segera buang isi dan pada area luar kantong
dan hub.i perawat, kemudian kolostomy.
bilas dengan air hangat). - sisa makanan yang keluar
cair kuning kadang ada buih
dan masih terlihat bentukan
nasi yang tidak sempurna
hancur.
A : resiko infeksi teratasi
P : rencanakan penggantian
kantung tiap 3 hari setelah
diganti baru, jaga kantong
kolostomy jika terisi 1/4
atau 1/3 segera buang isi
dan hub.i perawat,
kemudian bilas dengan air
hangat.
SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Ny. S
Umur : 49th
Jenis Kelamin : Perempuan
No. KTP 01100650003
Alamat : Lamongan
Untuk :

Nama Klien : Tn.A

Umur : 50 th

Diri Sendiri Suami Isteri

Anak Orang Tua Lainnya


Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lamongan
Ruangan : Melati 5.3
No RM : 00 07 77
Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah :
Memberikan persetujuan dan telah mendapatkan penjelasan yang sejelasna tentang
dilakukan Ronde Keperawatan dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan
dikemudian hari atas tindakan tersebut. Demikian lah persetujuan ini diberikan agar
dipergunakan sebagaii mana mestinya

Perawat yang menerangkan

Sri Meriska

Lamongan, 10 Februari 2022

Nama jelas
Saksi –saksi : Tanda tangan
1. :
2. :
FORMAT DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN

DATA PASIEN Nama : Tn A


No RM : 00.07.77
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 50 th
Tanggal lahir : 05 Januari 1972 Diagnosa Medis : Ca Colon
Keluhan Utama :
Klien mengatakan mual, merasa ingin muntah dan tidak nafsu
makan
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengatakan pada awalnya bulan Juli 2021 sering
mengalami sakit pinggang. Namun dianggap sakit pinggang
biasa oleh pasien, dan tidak kunjung sembuh. Lalu pasien
memeriksakan diri di RSI Nashrul Ummah Lamongan diantar
oleh anaknya. Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan
lengkap oleh dokter. Setelah hasil pemeriksaan keluar ditemukan
ada tumor sebesar kepalan tangan di usus. Pasien disarankan
untuk opname, dan pada tanggal 7 februari 2022 dilakukan
pembedahan (operasi). Tn A terhitung sudah 3 hari dirawat dan
menjalani pemasangan kantung kolostomy, Tn.A mengeluhkan
mual, muntah, lemas dan tidak nafsu makan
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi
tapi memiliki riwayat DM.
Tindakan keperawatan :
- mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
(mis.pengetahuan,ketersediaan makanan,agama/kepercayaan,
budaya, mengunyah tidak adekuat, gangguan sulit
menelan,penggunaan obat-obatan atau pascaoperasi)
- mengidentifikasi perubahan berat badan
- mengidentifikasi pola makan (mis. kesukaan/ketidaksukaan
makanan,konsumsi makanan cepat saji,makanan terburu-
buru
- memonitor mual dan muntah
- memonitor asupan oral
- menimbang berat badan secara berkala
- menjelaskan tujuan pemantauan
- memberikan caian sesuai advis NaCl 09%
Masalah 1. Defisit nutrisi Berhubungan dengan Faktor
keperawatan yang psikologis(mis,stres,ketengganan untuk makan)
muncul
2. Hipovolemi berhubungan dengan kekurangan intake cairan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi

Rencana untuk 1. Manajemen nutrisi I.03119


mengatasi pasien Observasi
- identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis.
pengetahuan,ketersediaan makanan,agama/kepercayaan,
budaya, mengunyah tidak adekuat, gangguan lit
menelan,penggunaan obat-obatan atau pascaoperasi)
- identifikasi perubahan berat badan
- identifikasi kelainan pada kulit (mis. memar yang
berlebihan,luka yang sulit sembuh,dan pendarahan)
- identifikasi kelainan pada rambut(mis. kering,tipis,kasar, dan
mudah patah)
- identifikasi pola makan (mis. kesukaan/ketidaksukaan
makanan,konsumsimakanan cepat saji,makanan terburu-
buru
- identifikasi kelainan pada kuku(mis,berbentuk
sendok,retak,mudah patah dan bergerigi)
- identifikasi kemampuan menelan (mis. fungsi motorik
wajah,refleks menelan,dan refleks gag)
- identifikasi kelainan rongga mulut(mis. peradangan,gusi
berdarah,bibir kering dan retak,luka)
- identifikasi kelainan eleminasi (mis. diare,darah,lendir dan
eleminasi yang tidak teratur)
- monitor mual dan mudah
- monitor asupan oral
- monitor warna konjungtiva
- monitor hasil laboratorium(mis,kadar kolestrol,albumin
serum,transferrin,kreatinin,hemoglobin,hematokrit dan
elektrolit darah)
Terapeutik
- timbang berat badan
- ukur antropometrik komposisi tubuh(mis,indeks massa
tubuh,penggukuran pinggang,dan ukuran lipatan kulit)
- hitung perubahan berat badan
- atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- informasikan hasil pemantauan,jika perlu
2. Pemantauan Cairan I.03121
Observasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitir frekuensi nafas
- Monitor TD
- Monitor BB
- Monitor elastisitas tugor kulit
- Monitor jumlah, wrna dan berat jenis urine
- Monitor kadar elektrolit dan albumin serta protein total
- Monitor intake dan out put cairan
- Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
menurun,tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, volume urin
menurun,hematokrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, bb menurun dalam waktu singkat)
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi

Pasien
- Dokumentasika hasill pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauann jika
3. Pantau Resiko Infeksi (d. 0142)
- pantau bentuk luka ( jaringan, warna, adakah area disekeliling
luka memerah ruam lebam dan timbul bintik bintik tidak).
- control area luka.
- tingkatkan asupan nutrisi.
- ciptakan lingkungan luka yang bersih.
- identifikasi tanda tanda infeksi.
- edukasi pencegahan infeksi ( jika kantong kolostomy terisi 1/4
atau 1/3 segera buang isi dan hub.i perawat, kemudian bilas
dengan air hangat).
Pelaksanaan Memvalidasi ulang data tentang pasien atas nama Tn Ardi, seperti
ronde keluhan yang dirasakan Tn Ardi
yang

sudah
dilakukan
Evaluasi Kesimpulan :
- Untuk meningkatkan status nutrisi pada Tn.A tim gizi akan
memberikan diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein),di
jadikan lembek sampai cair.
- Untuk terapi pemberian cairan sesuai advis dokter, yaitu
diganti Asam amino Futrolit 20 tpm, dan mengganti kantung
colostomy serta menyarankan jika bersisi 1/4 atau 1/3
kantung agar segera melapor dan dibersihkan dengan air
hangat.
Rencana tindak lanjut :
- Memberikan diet TKTP lembek sampai cair
- Memberikan cairan asam amino Futrolit 20 tpm
- Dan memganti kantung colostomy

Lamongan, 10 februrai 2022


Perawat Primer

Sri meriska

Anda mungkin juga menyukai