Anda di halaman 1dari 10

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 17.04.

03
RUMAH SAKIT TK. IV L.B MOERDANI

PANDUAN
HAK PASIEN DAN KELUARGA UNTUK
MENDAPATKAN INFORMASI TENTANG
ASUHAN MEDIS DAN TINDAKAN

RUMAH SAKIT TK. IV


L.B MOERDANI MERAUKE
DAFTAR ISI

BAB I DEFENISI

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan ....................................................................................... 2

C. Pengertian................................................................................... 2

BAB II RUANG LINGKUP .......................................................................... 5

BAB III TATALAKSANA ............................................................................ 6

BAB IV DOKUMENTASI............................................................................... 13
PEDOMAN

HAK PASIEN DAN KELUARGA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI ASUHAN


MEDIS DAN TINDAKAN DAN DAPAT BERPARTISIPASI DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

BAB I
DEFINISI

1. Umum

a. Bahwa tindakan kedokteran yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi untuk
meningkatkan atau memulihkan kesehatan seseorang (pasien) hanya merupakan
suatu upaya yang tidak wajib diterima oleh seorang (pasien) yang bersangkutan.
Karena sesungguhnya dalam pelayanan kedokteran, tidak seorangpun yang dapat
memastikan keadaan hasil akhir dari diselenggarakannya pelayanan kedokteran
tersebut (uncertainty result), dan karena itu tidak etis jika sifatnya jika
penerimaannya dipaksakan. Jika seseorang karena satu dan lain hal, tidak dapat
atau tidak bersedia menerima tindakan kedokteran yang ditawarkan, maka
sepanjang penolakan tersebut tidak membahayakan orang lain, harus dihormati.

b. Bahwa hasil dari tindakan kedokteran akan lebih berdaya guna dan berhasil guna
apabila terjalin kerjasama yang baik antara dokter dan pasien sehingga dapat
saling mengisi dan melengkapi. Dalam rangka menjalin kerjasama yang baik ini
perlu diadakan ketentuan yang mengatur tentang perjanjian antara dokter atau
dokter gigi dengan pasien. Pasien menyetujui (consent) atau menolak, adalah
merupakan hak pribadinya yang tidak boleh dilanggar, setelah mendapat informasi
dari dokter atau dokter gigi terhadap hal-hal yang akan dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi sehubungan dengan pelayanan kedokteran yang diberikan kepadanya.
2. Pengertian.

a. Informasi adalah pesan ( ucapan atau exspresi ) atau kumpulan pesan yang
terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan
atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan . hal ini dapat
dicatat sebagai tanda- tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang.(
wikipedia bahasa indonesia )
b. Kondisi kesehatan adalah perihal kebugaran dan kebaikan keadaan badan
seseorang.
c. Diangnosis adalah identifikasi mengenai sesuatu evaluasi, disini berarti upaya
yang dilakukan untuk menegakkan atau mengetahui jenis penyakit yang diderita
oleh seseorang atau masalah kesehatan yang diderita oleh masyarakat.
d. Rencana asuhan adalah catatan yang berisi tentang intervensi dan rencana
keperawatan. Pengkajian dan pengidentifikasian masalah yang sistematis,
penentuan tujuan, serta strategi pelaksaan pemecahan masalah.
e. Partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan (dalam
mengambil keputusan).
f. Informed Consent terdiri dari kata Informed yang berarti telah mendapatkan
informasi dan consent berarti persetujuan (ijin). Yang dimaksud dengan Informed
Consent dalam profesi kedokteran adalah pernyataan setuju (consent) atau ijin dari
seseorang (pasien) yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan
(voluntary) terhadap tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya
sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang
kedokteran yang dimaksud.

3.Tujuan

Agar pasiendan keluarganya dapat berpartisipasi dalam membuat keputusan


,mereka mendapat informasi tentang kondisi medis ,setelah dilakukan asesmen, termasuk
diagnosis pasti dan rencana asuhan .pasien dan keluarga mengerti hal yang harus
diputuskan tentang asuhan dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam membuat
keputusan.sebagai tambahan pasien dan keluarga harus mengerti tentang proses asuhan,
tes pemeriksaan, prosedur dan tindakan yang harus mendapat persetujuan ( consent )
dari mereka.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Pasien / keluarga
2. PPA ( profesional pemberi asuhan )
3. DPJP ( dokter penanggung jawab pasien )
4. Perawat
5. Bidan
6. Ahli gizi
7. Fisioterapi
8. Radiografer
9. Analis
10. Apoteker
11. Penata anestesi
12. Psikologis klinis
BAB III

TATA LAKSANA

Pasien / keluarga diberitahu tentang semua aspek asuhan medis dan tindakan,
hal ini harus diterapkan kepada semua pasien baik rawat jalan, rawat inap, maupun
dalam hal tindakan-tindakan khusus seperti tindakan operatif, anastesi, transfusi darah,
serta tindakan lainnya, agar pasien dan keluarga dapat berpartisipasi dalam membuat
keputusan.

Pelaksananya adalah staf rumah sakit yang terlatih dalam bahasa yang dipahami
oleh pasien atau keluarga.

Penjelasan yang diberikan secara lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih
dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa. Dalam keadaan demikian, sebaiknya
kepada pasien / keluarga disampaikan terlebih dahulu tindakan apa yang akan dilakukan
supaya tidak sampai terjadi salah pengertian. Misalnya, pemeriksaan dalam rectal atau
pemeriksaan dalam vaginal, mencabut kuku dan tindakan lain yang melebihi prosedur
pemeriksaan dan tindakan umum. Pada saat ini, belum diperlukan pernyataan
tertulis.Persetujuan secara lisan sudah mencukupi.

Namun, bila tindakan yang akan dilakukan mengandung risiko seperti tindakan
pembedahan atau prosedur pemeriksaan dan pengobatan yang invasif, sebaiknya
didapatkan informed consent secara tertulis. Seperti dikemukakan sebelumnya, oleh
kalangan kesehatan atau rumah sakit, surat pernyataan pasien atau keluarga inilah yang
disebut informed consent.

a. Dokter penanggung jawab pasien (DPJP).

1) DPJP bertanggung jawab kepada pasien / keluarga untuk memberikan penjelasan


mengenai semua aspek asuhan medis dan tindakan.

2) Pemberian penjelasan mengenai semua aspek asuhan medis dan tindakan


kepada pasien / keluarga dilaksanakan di RumahSakit Tk. IV L.B Moerdani.
3) DPJP menjelaskan dengan jelas sampai pasien tidak hanya dapat memahami dan
menerima atau menolak. Pasien/keluarga diberikan hak untuk mengajukan prihal
pertanyaan apa saja yang menyangkut keadaan pasien.baik tentang kompetensi,
pengalaman, jangka waktu bekerja DPJP, PPA ,PPJA.
4) Terhadap dokter yang melakukan tindakan medic tanpa adanya penjelasan
mengenai asuhan medis dan tindakan kepada pasien atau keluarga dapat dikenakan
sanksi administratif tanpa pencabutan surat ijin praktek.

b. Paramedis

1) Bertanggung jawab mengingatkan dokter, pasien, dan keluarga pasien tentang


pentingnya penjelasan mengenai asuhan medis dan tindakan. Dokumentasikan di
general consent dan informed consent.

2) Cek kelengkapan dalam status pasien setiap akan dilakukan tindakan.

3) Koordinasikan dengan staf terkait untuk kelengkapan dokumen general consent dan
informed consent.

c. Kepala instalasi,kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana, PPA lainnya

1) Pastikan seluruh staf di unit kerjanya memahami prosedur tentang pemberitahuan


mengenai asuhan medis dan tindakan kepada pasien dan keluarga.

2) Pastikan bahwa prosedur pemberitahuan tentang asuhan medis dan tindakan,


dilakukan di unit kerja masing-masing secara berlanjut dan berkesinambungan
sesuai ketentuan.
d. Prosedur pelaksanaan
1) Ucapkan salam dan perkenalkan diri jelaskan profesi / unit kerja

2) Pastikan identitas pasien

3) Jelaskan tugas yang akan dilakukan

4) Ciptakan suasana yang nyaman

5) Jelaskan materi yang berkaitan dengan persetujuan tindakan kepada


pasien/keluarga. Informasi yang diberikan memuat elemen.

a. Diaknosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) dan dasar diagnosis. Dokter
jaga IGD, dokter jaga ruangan, DPJP / dokter penanggung jawab pasien.
b. Rencana asuhan
c. Hasil asuhan yang diberikan
d. Dan kemungkinan hasil yang tidak terduga
e. Manfaat dan resiko tindakan.

f. kemungkinan hasil yang tidak terduga.

6) Lakukan verifikasi kepada pasien / keluarga bahwa mereka telah memahami materi
yang telah disampaikan.
7) Berikan formulir pemberian informasi untuk ditanda tanggani oleh pasien / keluarga.
8) Beri kesempatan pasien / keluarga untuk berunding sebelum memberikan
keputusan.
9) Setelah ada keputusan,berikan formulir persetujuan / penolakan tindakan
kedokteran sesuai keputusan.
10) Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu – waktu diperlukan
11) Tawarkan bantuan kembali “ apakah masih ada yang dapat saya bantu ? “
12) Ucapkan terima kasih dan semuanya dapat berjalan dengan baik.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Dokumentasi Persetujuan Tindakan Kedokteran.

a. Semua hal – hal yang sifatnya luar biasa dalam proses mendapatkan
persetujuan tindakan kedokteran harus dicatat dalam rekam medis.

b. Seluruh dokumen mengenai persetujuan tindakan kedokteran harus disimpan


bersama-sama rekam medis.

c. Format persetujuan tindakan kedokteran atau penolakan tindakan


kedokteran, menggunakan formulir dengan ketentuan sebagai berikut

Ditetapkan di : Merauke
Pada tanggal : 11 Januari 2022
Kepala Rumah Sakit TK. IV L.B Moerdani

dr. Beni Arjihans, M.Si.Med, Sp.B


Mayor Ckm Nrp 11070041761076

Anda mungkin juga menyukai